Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts Today

400 Unit Rusunawa Marunda Isinya Komplet

Written By Unknown on Kamis, 31 Januari 2013 | 09.35

Kamis, 31 Januari 2013 | 04:44 WIB

TEMPO.CO , Jakarta - Rencana Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk memenuhi Rumah Susun Marunda dengan perlengkapan rumah tangga menemukan titik terang. "Sudah ada pihak swasta yang janji untuk isi 400 unit," kata Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama di Balai Kota, Jakarta Pusat, Rabu, 29 Januari 2013.

Menurut Basuki, sebelumnya sudah ada 20 unit rusun yang siap huni dengan perlengkapan rumah tangga di dalamnya. "Kan jadi 420 unit," katanya, sambil tersenyum.

Ia menargetkan 500 unit rusun yang akan dipenuhi dengan perlengkapan rumah tangga, termasuk televisi dan kulkas di dalamnya. Unit rusun yang dilengkapi dengan perlengkapan rumah tangga ini hanya akan ada 500 unit, "Kan ibaratnya yang daftarnya saat masa promosi aja," ujar Basuki sambil tertawa.

Selanjutnya Basuki mengatakan, pemenuhan perlengkapan rumah tangga ini akan dilakukan secara bertahap.

Sebelumnya diberitakan, niat Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk memberikan rumah susun beserta isinya menemui batu sandungan. Ini disebabkan oleh para korban banjir tidak diperkenankan menerima bantuan di luar kebutuhan primer. "Televisi dan kulkas enggak termasuk," ujar Kepala Dinas Perumahan DKI Jakarta Novizal saat dihubungi Tempo, Senin, 28 Januari 2013.

Novizal mengatakan, dana tanggap darurat yang diambil dari anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) bisa digunakan untuk hal-hal yang benar-benar mendesak dan dibutuhkan. "Yang kalau enggak ada, bisa menimbulkan bahaya lain," katanya.

Kemudian, Novizal menyatakan pengadaan selain kebutuhan primer untuk para korban banjir harus dilakukan melalui lelang. "Maka itu, kami sekarang mencoba menawarkan kepada pihak donatur dari swasta yang ingin membantu melalui program corporate social responsibilities (CSR)," kata dia.

Namun Novizal mengatakan kebutuhan primer yang dibutuhkan oleh korban banjir sebagian besar sudah terpenuhi. Menurut dia, yang dibutuhkan oleh para korban banjir saat ini adalah tempat tinggal yang layak. "Kompor dan tempat tidur sudah ada yang menyumbang dari Dinas Sosial dan beberapa pihak swasta," kata Novizal.

TRI ARTINING PUTRI

Berita Populer

Irwansyah Bebas, Raffi Ahmad: Yah Lu Pulang...

Melongok Rumah Raffi Ahmad di Lebak Bulus

KPK Tangkap Tangan Tiga Pelaku Suap

Hary Tanoesoedibjo Ingin Satukan ISL dan IPL

KPK Sita 2 Plastik Penuh Duit Pecahan Rp 100 Ribu


09.35 | 0 komentar | Read More

Ini Pengakuan Penculik Anak Nassar

(dari kiri) Ayah tiri Nana, Nassar 'KDI', Siti Nurjanah atau Nana dan Muzdalifah menghadiri gelar perkara kasus penculikan nana di Polda Metro Jaya, Jakarta, Sabtu (26/1). Nana berhasil ditemukan anggota Resmob pada pukul 03.30 WIB tadi di Jalan S Parman, Narogong, Cilengsi, Bogor. TEMPO/Aditia Noviansyah

Kamis, 31 Januari 2013 | 06:01 WIB

TEMPO.CO , Jakarta: Fadelun Hariyanto, tersangka penculik anak pedangdut Nassar, membantah dirinya terkait jaringan terorisme. "Bukan," katanya, kepada Tempo di Markas Polda Metro Jaya, Rabu, 30 Januari 2013.

Dari balik jeruji tahanan, dia mengaku temuan potassium di kontrakannya di Cileungsi, Bogor bukan untuk diramu jadi bahan peledak. "Itu untuk belajar sablon," alasan dia.

Adapun temuan dildo atau alat bantu seks katanya adalah milik pribadi. "Itu barang milik pribadi saya," ujar Fadelun. Dia menolak menjelaskan lebih jauh. "Sudah saya serahkan kepada pengacara. Kaki saya sakit," dia berkata lagi sambil memegangi kakinya.

Fransisca Indrasari, kuasa hukum Nassar, juga menyatakan hal senada kliennya. "Dia beli (potassium) dari temannya di Bandung untuk belajar bisnis sablon."

Sehari-hari, menurut Fransisca, Fadelun bekerja di bidang reparasi komputer secara panggilan, dari rumah ke rumah, dan kantor ke kantor. "Sudah tiga tahun."

Pria 30 tahun itu mengaku ingin mendapat uang secara cepat sehingga terpikir untuk menculik. "Alasannya uang, faktor ekonomi semata. Dia pengen cepat dapat uang sehingga nekat lakukan hal itu," kata Fransisca.

Fadelun yang asli Jambi, telah bercerai dengan istrinya. Kini sang istri dan satu anak sudah pulang kampung ke Jawa Barat.

Seperti diberitakan sebelumnya, Siti Nurjanah, putri tiri penyanyi Nassar dan Musdalifah diculik Kamis 17 Januari lalu. Nana, panggilannya, diculik sekitar pukul 09.30 di sekolahnya, SDN 6 Tangerang.

Para pelaku menggunakan sepeda motor Yamaha Mio. Mereka lalu membawa korban ke rumah kontrakan di Jalan S. Parman, Narogong, Cileungsi, Bogor, Jawa Barat, yang selama ini digunakan pelaku untuk menyekap Nana. Sabtu pagi, 26 Januari, Fadelun berhasil dibekuk polisi. Sementara satu orang kawannya, Asep, masih buron.

Fadelun dijerat dengan Pasal 83 Undang-Undang Perlindungan Anak. Ancaman hukumannya adalah 15 tahun penjara. Dia belum disangkakan pasal terorisme karena barang-barang bukti yang ditemukan di kontrakannya masih diperiksa Densus 88.

Ada satu senjata api dan tujuh buku bertema jihad serta tiga plastik bahan kimia diduga potasium yang biasa dipakai untuk bahan peledak. Barang bukti lainnya, satu plastik hijau, lakban hitam, senjata softgun jenis revolver beserta nota pembelian senjata, dan jas hujan hijau lis kuning yang dipakai saat penculikan dan untuk membawa kabur korban. Selain itu, ada dua lembar foto korban, dokumen pengiriman ekspedisi, dan Yamaha Mio berpelat nomor B 6450 TUB.

Belakangan, Fadelun meminta maaf dan mengaku khilaf. Fransisca berharap permintaan maaf ini bisa meringankan hukuman kliennya.

ATMI PERTIWI

Terpopuler:
Melongok Rumah Raffi Ahmad di Lebak Bulus
Begini Cara Narkoba Raffi Masuk ke Indonesia
Kata BNN, Narkoba Jenis Baru Raffi Hanya Ada di AS
Ibu Raffi Datang ke BNN Naik Hummer
Kepala Rusun Marunda Menghilang
Malaysia Beritakan Raffi Terjerat Kasus Narkoba
Ahok Ubah Metode Menempati Rusun
Wanda Hamidah Protes, Minta Segera Pulang


09.35 | 0 komentar | Read More

'Benahi Tata Ruang, Solusi Jitu Masalah Ibu Kota'  

Warga membawa barang bantuan melintas di genangan banjir di Jalan Raya Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, Kamis (24/1). ANTARA/Yudhi Mahatma

Kamis, 31 Januari 2013 | 06:29 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Berbagai persoalan yang melanda wilayah Jakarta, tidak akan habis jika diurai satu persatu. Mulai dari banjir, sampah hingga transportasi. Pengamat tata kota, Marco Kusumawijaya dan pengamat kebijakan publik dari Universitas Indonesia Andrinof Chaniago sepakat hal utama yang harus dilakukan adalah membenahi tata ruang kota.

Menurut Marco salah satu hal yang mesti dicari solusinya adalah masalah banjir yang terjadi di Jakarta yang merupakan penyakit lama. "Tata kota yang mesti dibenahi, itu solusinya. Bukan angkutan umum," ujar dia dalam diskusi 100 Hari Jokowi-Ahok di Jakarta, Rabu 30 Januari 2013.

Marco menyebut kalau tata kota sudah rusak, maka akan mengalami kesulitan yang besar untuk mengatasi berbagai persoalan. Karena itu, Marco mengatakan harus ada perbaikan yang dilakukan dengan teknologi yang maju. "Partisipasi masyarakat sangat penting untuk bertukar pendapat. Tapi hampir 90 persen itu tidak dilakukan," ucapnya.

Menurut dia, percuma angkutan umum dibenahi, jika tata kota tidak dilakukan. "Di Singapura yang menggunakan transportasi publik 15-20 persen, hongkong 5 persen sedangkan Indonesia menargetkan 60 persen dalam mengurangi kemacetan. Itu tidak masuk akal, karena yang paling utama adalah pembenahan tata kota," katanya.

Pernyataan Marco ditimpali Andrinof. Menurut dia, problem kemacetan yang terjadi di Jakarta, tidak hanya karena kurangnya transportasi publik yang dimiliki melainkan karena tata kota yang kurang bagus. "Saya sepakat perkataan Marco, mesti dibenahi tata ruang. Itu solusinya,"ujar dia.

Namun demikian, ia juga patut mengacungi jempol kepada Jokowi-Ahok sebab kedua pemimpin ini tidak hanya duduk dibelakang meja tetapi terjun langsung ke lapangan untuk mengetahui apa yang terjadi sebenarnya. "Dilihat dari sudut pandang kebijakan publik, buat saya 100 hari memang penting. Tapi jangan sampai menjadi statistik," ucapnya.

ARDIANSYAH RAZAK BAKRI

Berita terpopuler lainnya:
Gadis Seksi di Operasi Tangkap Tangan KPK
Irwansyah Bebas, Raffi Ahmad: Yah Lu Pulang...
Melongok Rumah Raffi Ahmad di Lebak Bulus
KPK Tangkap Perantara Suap Politikus
Presiden PKS Jadi Tersangka Suap Impor Daging
KPK Tangkap Tangan Tiga Pelaku Suap
Skandal Suap PKS, Ada Wanita Sedang Bermesraan


09.35 | 0 komentar | Read More

Kata BNN, Narkoba Jenis Baru Raffi Hanya Ada di AS

Written By Unknown on Rabu, 30 Januari 2013 | 09.35

Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Badan Narkotika Nasional (BNN) Sumirat Dwiyanto memperlihatkan barang bukti hasil penangkapan Raffi Ahmad di Gedung BNN, Cawang, Jakarta, (27/1). Tempo/Dian Triyuli Handoko

Rabu, 30 Januari 2013 | 05:51 WIB

TEMPO.CO , Jakarta:  Juru bicara Badan Narkotika Nasional, Komisaris Besar Sumirat Dwiyanto, mengungkapkan zat baru, methylene dioxy meth cathinone (katinon), yang dikonsumsi Raffi Ahmad cs hanya ada di Singapura dan Amerika Serikat.

"Di beberapa negara zat ini sudah sebagai zat yang terlarang," ujar Sumirat di gedung BNN, Selasa, 29 Januari 2013. "Penyidik menerapkan pasal apa, jaringannya siapa, atau sumbernya dari mana, masih dalam perkembangan."

Menurut dia, BNN sampai saat ini masih melakukan pemeriksaan secara detail, termasuk dari mana zat baru katinon itu didapatkan.

Saat ini, BNN juga sedang berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan terkait kandungan zat baru tersebut. Menurut Sumirat, turunan dari methylene dioxy meth cathinone belum dijabarkan dalam Undang-Undang Narkotika di Indonesia. "Zat baru bukan narkoba jenis baru. Kami sedang koordinasikan karena Kemenkes, BPOM, dan instansi lainnya yang lebih kompeten," kata Sumirat.

Menurut Sumirat, efek atau pengaruh dari zat tersebut mendekati methylene dioxy meth ampetamine (MDMA) atau ekstasi. "Pengaruhnya mendekati atau sama dengan MDMA," ujarnya.

Nantinya, menurut Sumirat, pemeriksaan kandungan zat ini akan dipecah-pecah dan dijelaskan lebih lanjut oleh kepala laboratorium. "Masih kami lakukan pemeriksaan sambil kawan-kawan lab melakukan koordinasi dengan BPOM dan Kemkes, termasuk UI dan lainnya. Nanti akan diketahuin bahan-bahannya seperti apa," ujarnya.

BNN sebelumnya menyebut zat yang digunakan Raffi adalah narkotik jenis baru, karena jenisnya belum tercantum dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Padahal, dalam lampiran Undang-undang tersebut sudah tercantum ratusan jenis narkoba.

Sumirat mengatakan, ada dua orang yang positif menggunakan zat baru ini, satu di antaranya berinisial R. Sumirat menyebut R itu berprofesi sebagai pekerja seni. Belakangan, ia membenarkan R adalah Raffi. Sumirat mengangguk saat ditanya apakah R itu Raffi.

AFRILIA SURYANIS

Terpopuler lainnya:
Foto Wanda Berpesta Beredar di Twitter
Polisi: Narkoba Raffi Terkait Jaringan Besar
Wanda Suka Pulang Malam Saat Tinggal di Apartemen
Raffi Ahmad Minta Maaf kepada Ibu
Kasus Narkoba Raffi, Wanda Jadi Gosip Teman Kampus


09.35 | 0 komentar | Read More

Melongok Rumah Raffi Ahmad di Lebak Bulus

Kediaman Raffi Ahmad di Jalan Gunung Bolang RT 09 RW O4, Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Minggu (27/1). TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo

Rabu, 30 Januari 2013 | 05:56 WIB

TEMPO.CO , Jakarta: Rumah Raffi Ahmad yang berada di Jalan Gunung Balong Kavling VII Nomor 16 I, Lebak Bulus, Jakarta Selatan, tampak sepi pada Selasa malam, 29 Januari 2013. Berulang kali Tempo mengetuk pintu dan mengucapkan salam dari pintu garasi namun tak ada yang menjawab.

Rumah dua tingkat tersebut terletak di ujung Jalan Gunung Balong. Garasinya bisa menampung satu mobil. Selain itu, sebagian halamannya dipasangi batu alam dan bisa digunakan sebagai garasi. Muat untuk empat mobil. Dua mobil sedan yang ditutupi kain warna kuning dan hitam terparkir di sana. Salah satunya adalah sedan Chevrolet (Chevy) Camaro bernomor B 17 AFI.

Halaman mungil di rumah tanpa pagar itu tampak asri. Pekarangannya ditanami tiga pohon kamboja, tanaman rampat, dan beberapa tanaman perdu.

Seorang pembantu rumah tangga yang akhirnya keluar dari rumah Raffi Ahmad, mengatakan rumah itu memiliki empat kamar. "Tiga di lantai atas, satu di bawah," kata pria muda yang tak mau menyebutkan namanya itu, Selasa malam.

Selain itu, hanya ada dapur, garasi, dan ruang keluarga. "Enggak ada ruangan khusus yang bisa digunakan untuk acara, terbuka saja di dalam" katanya. Sayang, Tempo tak diizinkan melihat bagian dalam rumah Raffi. Soalnya, menurut pria ini, belum ada izin dari pemilik rumah.

Dia mengaku tak ada di rumah saat kediaman Raffi digerebek. "Saya baru datang dari Bandung sama Ibu (ibu Raffi, Amy Qanita)," katanya. Ojin, pembantu yang disebut-sebut berada di tempat penggerebekan tak tampak.

Saat ini pintu yang dijadikan akses keluar dan masuk adalah pintu garasi. Sementara pintu masuk utama rumah itu ditutup rapat. Posisinya yang terletak di sebelah garasi juga tertutup tembok batu. Sekilas rumah itu seperti tak punya pintu.

ANGGRITA DESYANI

Terpopuler:
Ini Racikan Narkoba Jenis Baru Raffi Cs
BNN: Tujuh Orang Positif Pakai Narkoba Jenis Baru
Kasus Narkoba Raffi, Wanda Jadi Gosip Teman Kampus
Tersandung Narkoba, Wanda Membela Diri di Facebook
BNN Bantah Akan Pulangkan Wanda Hamidah
Begini Efek Narkoba yang Dipakai Raffi Ahmad
Wanda Hamidah Sudah Sebulan Tinggalkan Apartemen
Nasib Raffi-Wanda Ditentukan Hari Ini


09.35 | 0 komentar | Read More

Rabu Siang Ini Mantan Siswa SMA 70 Ajukan Eksepsi  

Rabu, 30 Januari 2013 | 08:51 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Fitra Ramadhani, mantan siswa SMA Negeri 70 Jakarta yang terlibat tawuran hingga menyebabkan seorang siswa SMA Negeri 6 meninggal kembali menjalani persidangan. Sidang pada Rabu, 30 Januari 2013 di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan ini mengagendakan pembacaan eksepsi. Pada Selasa pekan lalu, Fitra sudah menjalani sidang dakwaan.

"Kami melihat ada beberapa dakwaan yang janggal," kata kuasa hukum Fitra, Nazarudin Lubis, ketika dihubungi pada Rabu, 30 Januari 2013 pagi.  Menurut Nazar, kronologi kejadian antara dakwaan primer dan sekunder tidak pas. "Kami melihat susunannya loncat-loncat dan tidak konsisten," ujarnya.

Dalam dakwaan primer disebutkan bahwa Fitra dan kawan-kawannya menyerang siswa-siswa SMA Negeri 6, tempat korban Alawy bersekolah, karena melihat mereka sedang duduk-duduk. Sedangkan pada dakwaan sekunder, Fitra menyerang karena ada provokasi dari kawan-kawannya.

Selain itu, Nazar juga mempermasalahkan waktu hasil visum yang menurut dia sudah terlambat dari waktu kejadian. "Lengkapnya akan kami bacakan saat sidang," ujarnya. Sidang sendiri akan digelar pada pukul 13.00 WIB.

Fitra didakwa dengan pasal berlapis. Dia didakwa melakukan penyerangan hingga menyebabkan orang lain meninggal. Kejadian ini terjadi pada Senin, 24 September 2012 lalu, di Bulungan, Jakarta Selatan.

SYAILENDRA

Berita Terpopuler Lainnya:
Status BBM Wanda Hamidah Sebelum Diciduk BNN
Tersandung Narkoba, Wanda Membela Diri di Facebook
Alasan BNN Masih Tahan Raffi dan Wanda
Begini Efek Narkoba yang Dipakai Raffi Ahmad
Raffi Ahmad Dapat Narkoba dari Kampung Ambon?


09.35 | 0 komentar | Read More

Ini Racikan Narkoba Jenis Baru Raffi Cs

Written By Unknown on Selasa, 29 Januari 2013 | 09.35

Selasa, 29 Januari 2013 | 07:23 WIB

TEMPO.CO, Jakarta -Juru Bicara Badan Narkotika Nasional (BNN) Komisaris Besar Sumirat mengatakan narkotik jenis baru yang ditemukan di rumah Raffi diracik dari bahan-bahan kimia. Zat narkotik jenis baru itu berbeda dengan narkotik pada umumnya yang menggunakan tetumbuhan memabukkan sebagai bahan dasar.

"Kalau yang ini (zat jenis baru) terbuat dari bahan-bahan kimia yang ada di sekitar kita," kata Sumirat di BNN, Senin 29 Januari 2013 malam.

Badan Narkotik menyebut zat yang digunakan Raffi adalah narkotik jenis baru karena jenisnya belum tercantum dalam Undang-undang nomor 35 tahun 2009 tentang narkotika. Padahal dalam lampiran Undang-undang tersebut tercantum ratusan jenis narkoba.

Hasil tes urine yang dilakukan terhadap pengguna zat baru itu tak pernah dilihat oleh BNN sebelumnya. Sumirat mengatakan hasil tes urine keluar dalam bentuk grafik. Setiap zat menampilkan grafik yang khas dan berbeda dengan zat lainnya. "Dari 17 orang kelihatan ada yang menggunakan obat flu, karena grafiknya khas obat flu," kata Sumirat.

Badan Narkotik belum pernah melihat grafik dari hasil tes urine pengguna zat baru tersebut. "Grafik tidak seperti biasanya," kata Sumirat. Grafik itu kemudian diteliti oleh laboratorium BNN. Badan Narkotik menyimpulkan zat baru itu murni terbuat dari bahan kimia, tanpa campuran narkotik alami.

Sumirat mengatakan ada tujuh orang yang menggunakan narkotik jenis baru ini, satu di antaranya berinisial R. Sumirat menyebut R itu berprofesi sebagai pekerja seni. Belakangan ia membenarkan R adalah Raffi. Sumirat mengangguk saat ditanya apakah R itu Raffi. Simak berita selebritas dan narkoba di sini.

ANANDA BADUDU


09.35 | 0 komentar | Read More

Nasib Raffi-Wanda Ditentukan Hari Ini  

Selasa, 29 Januari 2013 | 09:08 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Narkotika Nasional masih memeriksa selebriti Raffi Ahmad, 26 tahun, dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DKI Jakarta, Wanda Hamidah, 35 tahun. Bersama 15 orang lainnya, Raffi dan Wanda diduga ikut pesta narkoba di rumah Raffi pada Ahad dinihari, 27 Januari 2013.

"Semua masih kami periksa. Penyidik bilang pemeriksaan belum selesai," kata juru bicara BNN, Sumirat Dwiyanto. "Penentuan status Raffi, Wanda, dan belasan orang lain akan disampaikan pagi atau siang ini."

Sumirat menyatakan, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, penyidik harus menentukan status orang-orang yang diperiksa maksimal dalam enam hari. Jika tidak terlibat, akan dikembalikan kepada keluarga. Sedangkan pecandu akan direhabilitasi.

Adapun jika diketahui sebagai pemilik dan pengedar, akan ditetapkan sebagai tersangka. Pemilik akan dikenai hukuman 4-12 tahun penjara. Sedangkan pengedar, distributor, dan produsen dapat diancam dengan hukuman mati.

Kepala Laboratorium BNN Kuswardani menyatakan penyidik melakukan uji urine dan rambut kepada Raffi, Wanda, dan kawan-kawannya. "Kami tidak menggunakan sampel darah karena hasilnya sama saja dengan pemeriksaan urine." Pada kasus Raffi, Kuswardani melanjutkan, pembacaan data uji urine dan rambut lebih lama dari biasanya. Itu karena pada Raffi ditemukan zat yang merupakan stimulan yang terbentuk oleh turunan katinon atau mekatinon.

Zat baru itu belum digolongkan narkotik di Indonesia, tapi sudah diketahui bahwa senyawa ini mengakibatkan kecanduan (adiktif) seperti halnya narkotik dan psikotropika. "Efeknya membuat tubuh jadi segar," ujar Kuswardani.

Dari tes urine dan rambut, penyidik menemukan tujuh orang positif menggunakan zat baru turunan katinon. Sedangkan Sumirat mengatakan, dua di antara tujuh orang yang terbukti mengonsumsi katinon adalah R dan RJ. Keduanya merupakan pekerja seni. Karena tertolong baru, ujar dia, BNN akan berkoordinasi dengan sejumlah lembaga untuk membahas penggolongan zat itu.

Penyidik memeriksa urine Raffi dan 17 temannya beberapa jam setelah peringkusan Ahad lalu, yakni sekitar pukul 05.00. Air seni yang terambil selanjutnya diekstraksi untuk mengetahui zat yang dianggap mencurigakan. Untuk pengecekan sampel rambut, polisi mengambil 80-120 helai rambut di kepala orang yang terduga menggunakan obat terlarang. Jika kepalanya gundul, bisa dipakai rambut di ketiak, lengan, kaki, bahkan di kemaluan.

"Pemeriksaan ini membutuhkan waktu lama," kata Kuswardani. "Proses pemeriksaan rambut bisa memakan waktu lebih dari satu hari."

Di tempat berbeda, Ketua Umum Gerakan Nasional Anti-Narkotika, Henry Yosodiningrat, berpendapat, Raffi Ahmad dan kawan-kawan tetap bisa dijerat dengan Undang-Undang Narkotik. Alasannya, zat baru yang disebut BNN itu hanya turunan psikotropika.

"Penyidik jangan gegabah mengatakan ini tidak masuk undang-undang, sangat disayangkan," ujar Henry. "Seharusnya pejabat BNN berdiskusi dulu dengan para ahli sebelum memberikan pernyataan kepada publik." Simak berita narkoba dan selebriti lainnya di sini.

M. ANDI PERDANA | ANANDA BADUDU | M RIZKI | EFRI R | CORNILA DESYANA


09.35 | 0 komentar | Read More

Waspada, Jakarta Akan Hujan Sore

Selasa, 29 Januari 2013 | 09:32 WIB

TEMPO.CO, Jakarta--Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi wilayah Jakarta dan sekitarnya bakal diguyur hujan sedang menjelang sore hari nanti.

"Prediksinya hujan ringan mengarah ke hujan sedang, dan belum bisa dipastikan hujan deras sudah berakhir," ujar Kepala Bidang Informasi Meteorologi Publik BMKG pada Mulyono Prabowo saat dikonfirmasi, Selasa, 29 Januari 2012.

Adanya pertemuan udara dari bagian utara dan selatan di sekitar pulau Jawa bagian utara dan Kalimantan bagian selatan menyebabkan pulau Jawa dan Kalimantan masih berpotensi hujan hingga akhir Februari mendatang. Khusus Jabodetabek intensitas hujan sedang dan ringan bakal terjadi hampir merata setiap hari. "Kecuali untuk Jakarta Utara, kondisi hujan diprediksi lebih tinggi dari wilayah Jakarta lainnya," ujar dia.

Untuk wilayah Jakarta bagian utara, intensitas hujan deras diperkirakan melebihi lima wilayah lainnya di kawasan Jakarta, hujan sedang yang mengarah deras bakal menjadi pemandangan sehari-hari di wilayah yang paling lama menderita banjir saat bencana banjir merendam wilayah Ibu Kota Jakarta dua pekan lalu ini.

Selain pulau Jawa, Mulyono mengingatkan potensi hujan deras bakal terjadi untuk daerah Sumatera bagian selatan khususnya Lampung dan Sumatera bagian barat khususnya Riau, kemudian Kalimantan bagian selatan, Sulawesi bagian tengah dan Papua bagian utara. "Untuk ketiga wilayah itu karena terjadinya pertemuan udara dari Sulawesi bagian utara, Kalimantan bagian selatan hingga Maluku Utara," kata dia.

Mengutip data BMKG hari ini, Selasa, 29 Januari 2013, sebagian besar wilayah Jakarta berpotensi terjadinya hujan ringan dan sedang menjelang sore hari, hal yang sama terjadi untuk daerah penyangga ibu kota lainnya seperti Bekasi, Tangerang dan Depok, bahkan untuk Bogor hujan deras diprediksi turun menjelang sore hari.

JAYADI SUPRIADIN


09.35 | 0 komentar | Read More

Pluit, Diterjang Rob dan Dientak Amblesan Tanah  

Written By Unknown on Senin, 28 Januari 2013 | 09.35

Senin, 28 Januari 2013 | 09:07 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Di Pluit, penduduk tidak lagi perlu jalan jauh ke pantai untuk menemukan air laut. Sebab, bertahun-tahun lamanya, air lautlah yang mendatangi pemukiman masyarakat di Jakarta Utara itu. Air pasang dari arah laut seperti ini biasa disebut rob.

Majalah Tempo edisi 28 Januari 2013 mengulas soal kondisi Pluit yang kian kritis. Di paruh akhir Januari 2013 ini, rob begitu tinggi, bahkan hingga menenggelamkan tiga tanggul. Hanya tambak terakhir, dibangun pada 2008, yang masih sanggup menangkal kedatangan air laut. Lima tahun lalu, tinggi tanggul ini sekitar 4 meter atau 1,5 meter di atas rob paling tinggi. Namun, kali ini sisa tanggul yang tampak hanya sekitar 15 sentimeter di atas rob.

"Tahun depan mungkin sudah lewat airnya," ujar Arifin, warga Kampung Gedong Pompa, Kelurahan Penjaringan, Jakarta Utara.

Kondisi tanggul sedemikian rupa membuat masyarakat sekitar pemukiman padat Kampung Gedong Pompa berusaha memperbaikinya dengan cara yang ala kadar, seperti menambal beberapa bagian dinding yang retak dengan semen.

Mengapa rob di kawasan ini terus meninggi? Masalah utama Pluit ternyata tak terletak pada fenomena rob yang juga ditemui di sepanjang pantai utara Pulau Jawa itu. Ketinggian rob terasa di Pluit, kata anggota peneliti Jakarta Coastal Defence Strategy, Heri Andreas, karena daerah itu, juga Muara Baru, mengalami penurunan tanah 10-15 sentimeter per tahun. 

Dari alat GPS yang digabung dengan teknologi seperti sipat datar dan ekstensometer atau alat pemantau gerakan tanah, peneliti berkesimpulan bahwa penurunan tanah di kawasan Pluit, Muara Baru, dan Muara Angke selama 10 tahun pada 2000-2010 rata-rata 1,6 meter.

Berdasarkan data awal 1974-2000, bahkan ada daerah yang sudah turun hingga 4 meter. "Itu daerah yang sekarang kebanjiran sedalam empat meter," ujar dosen di Kelompok Keahlian Geodesi ITB itu. 

"Ketinggian Pluit memang hampir dua meter di bawah laut," kata Wali Kota Jakarta Utara Bambang Soegiyono. "Itulah sebabnya banjir di wilayah ini sulit surut."

ERWIN ZACHRI | ANTON WILLIAM | ANWAR SISWADI | AHMAD FIKRI | ITSMAN MP | CORNILA DESYANA


09.35 | 0 komentar | Read More

Ada Sindikat Narkoba Susupi Kalangan Artis  

Senin, 28 Januari 2013 | 09:09 WIB

TEMPO.CO, Jakarta -- Indonesia Police Watch memprediksi ada sindikat narkotika besar yang telah mensusupi kalangan selebtriti tanah air. Menurut Ketua Presidium Indonesia Police Watch Neta S Pane, jaringan ini masuk ke kegiatan-kegiatan atau pesta-pesta para artis yang cenderung hedonis. "Bandar besar jaringan narkotika di luar kalangan artis," kata Neta ketika dihubungi Ahad, 27 Januari 2013.

Neta menjelaskan, mereka menyasar kalangan artis karena perputaran uangnya relatif besar dan cepat. Awalnya, kata dia, jaringan ini memberikan narkoba secara gratis kepada para artis. Setelah mereka kecanduan, selebriti tanah air ini menjadi konsumen potensial dari sindikat narkoba.

Bagi artis yang kaya, kata Neta, akan terus dicekoki sehingga terus mengkonsumsi narkoba. "Ketika selebriti itu tidak mampu, akan dimanfaatkan menjadi pengedar narkoba untuk teman-temannya," ucap Neta. Terbukti beberapa artis ada ditangkap bukan hanya sebagai pecandu, melainkan juga sebagai pengedar. Lihat: Daftar artis yang pernah terjerat kasus narkoba.

Modus seperti ini selalu digunakan para bandar narkoba untuk menjerat artis. Neta berharap polisi tidak hanya menangkap pecandu atau pengedar narkotika skala kecil. "Bandar besar narkoba juga harus ditangkap," ujar Neta.

Sebelumnya, dalam penggerebekan di rumah Raffi Ahmad, kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan, BNN menangkap 17 orang. Selain Raffi, artis yang tertangkap adalah Irwansyah, Zaskia Sungkar, dan Wanda Hamidah. Di TKP ditemukan 2 linting ganja, 14 butir kapsul diduga berisi MDMA, serta disita lebih dari 17 ponsel.

SUNDARI


09.35 | 0 komentar | Read More

Narkoba di Kalangan Artis Jadi Gaya Hidup  

Senin, 28 Januari 2013 | 09:22 WIB

TEMPO.CO, Jakarta -- Deputi Penindakan Badan Narkotika Nasional, Benny Joshua Mamoto, mengatakan penggunaan narkoba di kalangan artis jadi gaya hidup. "Ini semacam gaya hidup," kata dia, Ahad, 27 Januari 2013.

Dia melanjutkan, berdasarkan pengalaman BNN, kebanyakan artis mengatakan mereka memakai narkoba untuk mendongkrak rasa percaya diri. "Kami temukan juga artis yang kurang pede tampil kalau tidak memakai itu."

Hingga kini, selain kasus Raffi cs sekarang, artis yang pernah ditangkap BNN karena narkoba adalah Andika Mahesa, vokalis Kangen Band. "Selain itu bukan BNN," katanya.

BNN menangkap 17 orang terkait pesta narkoba. Empat di antaranya, Raffi Ahmad, Irwansyah, Zaskia Sungkar, Wanda Hamidah. Bersama kawanan itu BNN menyita barang bukti ganja, MDMA, dan lebih dari 17 ponsel.

Juru bicara BNN, Sumirat Dwiyanto, mengatakan kini BNN masih menyelidiki peredaran narkoba di kalangan artis. "Itu yang sedang kami cari tahu."

ATMI PERTIWI


09.35 | 0 komentar | Read More

Penculik Anak Nassar Dikenal Tertutup

Written By Unknown on Minggu, 27 Januari 2013 | 09.35

(dari kiri) Ayah tiri Nana, Nassar 'KDI', Siti Nurjanah atau Nana dan Muzdalifah menghadiri gelar perkara kasus penculikan nana di Polda Metro Jaya, Jakarta, Sabtu (26/1). Nana berhasil ditemukan anggota Resmob pada pukul 03.30 WIB tadi di Jalan S Parman, Narogong, Cilengsi, Bogor. TEMPO/Aditia Noviansyah

Minggu, 27 Januari 2013 | 06:46 WIB

TEMPO.CO, Bogor - Seorang penculik anak Nassar, Siti Nurjanah, 11 tahun, Fadlun Haryanto, 29 tahun, berhasil diringkus polisi. Fadlun menderita luka tembak di bagian kaki karena hendak melarikan diri saat penggerebekan di rumah kontrakannya di kawasan Cileungsi, Bogor, Sabtu dini hari, Sabtu 26 Januari 2013.

Menurut keterangan tetangga dan anak pemilik kontrakan, Fadlun dikenal sebagai pribadi yang tertutup. "Orangnya pendiam, ngomongnya jarang, enggak gaul gituh," ujar Sumarni, warga sekitar.

Sementara anak ibu Hajjar Anih, pemilik rumah kontrakan Fadlun, Ina Rohamah, 55 tahun, mengatakan Fadlun dan istrinya sudah mengontrak hampir 2 tahun. "Dia orangnya yang agak tertutup, jarang sekali bersosialisasi dengan tetangga," kata Ina.

Di rumah kontrakan berukuran 3 x 6 meter ini sudah diberi tanda policeline. Saat pengerebekan tidak ada satupun tetangga yang tahu, karena pelaku ditangkap pukul 03.30 WIB. Tetangga mengenal Fadlun berprofesi sebagai tukang servis komputer panggilan.

Sementara istri Fadlun dikenal sering mengobrol dengan tetangga. Warga sekitar menyapanya dengan sebutan Mama Daffa, karena Fadlun memiliki anak berusia sekitar 3 tahun bernama Daffa. "Kalau istrinya orangnya manis, tidak pakai jilbab, dia agak gaul dan sering mengobrol," ujar Ina.

Namun 3 bulan terakhir Mama Daffa pergi meninggalkan Fadlun sendirian. Sejak itulah ada seseorang yang sering menginap. Tetangga pun tidak ambil pusing, karena diduga orang itu masih teman atau saudara Fadlun. "Selama ini saya tidak tahu kalau rumah kontrakan ibu saya dijadikan tempat persembunyian penculik anaknya Nassar, sama sekali tidak menyangka," kata Ina.

DEFFAN PURNAMA


09.35 | 0 komentar | Read More

Jokowi Bakal Audit Gedung-gedung di Jakarta

Minggu, 27 Januari 2013 | 06:59 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menyatakan akan mengaudit seluruh gedung yang ada di Ibu Kota. "Semuanya nanti akan kami audit," katanya di Muara Baru, Jakarta, Sabtu, 26 Januari 2013.

Menurut Jokowi, audit itu bakal dilakukan setelah banjir di Jakarta telat surut. Dia ingin agar seluruh gedung di Jakarta nantinya memiliki sumur resapan untuk menampung air hujan.

Jokowi menambahkan jika aturan itu nantinya akan diterapkan tanpa terkecuali di Ibu Kota. "Perumahan, mall, kantor, semua harus memiliki sumur resapan," kata dia.

Jokowi mengatakan bakal bersikap tegas terhadap gedung-gedung yang nantinya tidak mematuhi aturan tersebut. Dia menyatakan akan menerbitkan peraturan gubernur untuk mewajibkan sumur resapan itu. "Akan saya buat peraturan gubernurnya," katanya.

Adapun soal masa tanggap darurat di Ibu Kota, Jokowi belum berencana memperpanjang. Dia mengatakan akan mengevaluasi terlebih dahulu pelaksanaan masa tanggap darurat banjir di Jakarta. "Nanti kalau semua rampung baru akan dilakukan evaluasi," kata dia.

Dia juga berharap prediksi Jakarta bakal dilanda banjir 27 Januari mendatang tidak terjadi. "Moga-moga tidak ada (banjir), moga-moga tidak ada," ujarnya sambil mengulang-ulang ucapannya.

DIMAS SIREGAR


09.35 | 0 komentar | Read More

Penculik Anak Nassar Jaringan Teroris?

(dari kiri) Ayah tiri Nana, Nassar 'KDI', Siti Nurjanah atau Nana dan Muzdalifah menghadiri gelar perkara kasus penculikan nana di Polda Metro Jaya, Jakarta, Sabtu (26/1). Nana berhasil ditemukan anggota Resmob pada pukul 03.30 WIB tadi di Jalan S Parman, Narogong, Cilengsi, Bogor. TEMPO/Aditia Noviansyah

Minggu, 27 Januari 2013 | 08:18 WIB

TEMPO.CO, Bogor-–Polisi menyelidiki kemungkinan kelompok penculik Siti Nurjanah alias Nana, 11 tahun, terlibat jaringan teroris. Dari tempat tinggal tersangka, polisi menemukan zat kimia potasium yang biasa digunakan untuk bahan peledak. Selain itu, polisi menemukan tiga buku bertema jihad, belasan kartu tanda penduduk, dan kartu keluarga.

Menurut Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya Inspektur Jenderal Putut Eko Bayuseno, sejauh ini memang belum ditemukan keterkaitan mereka dengan jaringan teroris. Nama mereka juga tidak tercantum dalam daftar buron teroris Detasemen Khusus 88 Antiteror. "Namun kami tetap memeriksa intensif," katanya. (Baca juga: Alat Bantu Seks di TKP Penculikan Anak Nassar)

Nana adalah putri Muzdhalifah, istri pedangdut Nassar. Penculikan terjadi pada 17 Januari lalu. Pelaku meminta tebusan Rp 4 miliar. Mereka mengancam akan membunuh atau menjual Nana jika permintaan tersebut tidak dipenuhi.

Polisi berhasil melacak sinyal telepon penculik saat mereka menghubungi orang tua korban. Dari situ diketahui tempat persembunyian mereka di Kampung Rawa Hingkit RT 01 RW 01, Limus Nunggal, Cileungsi, Kabupaten Bogor. "Tidak ada penganiayaan, korban diikat dan dilakban mulutnya, namun tetap dikasih makan," ujar Putut. Seorang penculik bernama Fadlun Haryanto, 29 tahun, ditembak kakinya saat hendak kabur. Sementara tersangka berinisial K lolos. "Masih kami buru," kata Putut.

Fadlun mengontrak rumah tempat menyekap Nana sejak 2 tahun lalu. Menurut Ina Rohamah, 55 tahun, pemilik rumah kontrakan, Fadlun dan istrinya tinggal di sana bersama tiga anaknya. Tetangga mengenal Fadlun sebagai tukang servis komputer.

Sikap Fadlun pendiam, berbeda dengan istrinya. "Kami memanggilnya Mamah Daffa," kata Ina. "Mamah Daffa senang bergaul dengan tetangga," ujarnya. Namun, sejak tiga bulan terakhir, Mamah Daffa pergi meninggalkan Fadlun sendirian. "Tidak tahu ke mana."

Sejak istrinya pergi, Fadlun sering kedatangan teman lelaki, kadang berhari-hari menginap di rumahnya. "Saya sama sekali tidak menyangka mereka menculik anak Nassar," ujar Ina. Sebagian besar tetangga juga tidak tahu penangkapan Fadlun yang dilakukan polisi kemarin dinihari. Polisi datang ke rumah kontrakan itu sekitar pukul 03.00.

Dari rumah kontrakan, polisi menyita barang bukti lakban hitam, senjata softgun beserta nota pembelian senjata, jas hujan hijau, serta dua lembar foto korban. Selain itu, ditemukan 14 KTP dengan identitas dan foto berbeda, 6 lembar kartu keluarga, 1 fotokopi STNK sepeda motor, 1 stempel Dinas Kependudukan Daerah, 1 unit PC, laptop, pengganda CD, printer, alat laminating, 11 telepon seluler, 1 gunting baja dan linggis, buku tentang jihad, 3 kantong plastik bahan kimia yang diduga potasium, 1 gulung aluminum foil, serta 1 alat bantu seks. Simak berita penculikan di tempo.co.

JAYADI SUPRIADIN | DEFFAN PURNAMA | Suseno


09.35 | 0 komentar | Read More

Cegah Banjir, BPPT Uji Coba Modifikasi Cuaca

Written By Unknown on Sabtu, 26 Januari 2013 | 09.35

Sabtu, 26 Januari 2013 | 07:42 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) akan menguji coba modifikasi cuaca di kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi pada hari ini, Sabtu, 26 Januari 2013. Modifikasi dilakukan untuk mencegah banjir akibat hujan berintensitas tinggi yang turun di wilayah Jakarta dan sekitarnya.

Kepala Bidang Pengkajian dan Penerapan Teknologi Pembuatan Hujan, Tri Handoko Seto, mengatakan modifikasi cuaca hari ini merupakan kerja sama antara BPPT dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana.

"Ada permintaan juga dari Pemprov DKI Jakarta. Tapi modifikasi cuaca ini memang sudah direncanakan," kata Tri Handoko ketika dihubungi Jumat, 25 Januari 2013.

Uji coba modifikasi cuaca itu rencananya akan dilakukan pada Sabtu siang dengan menggunakan pesawat Hercules milik TNI.

Tri Handoko mengatakan, kunci metode modifikasi cuaca ini terletak pada pemanfaatan arah angin dan letak awan. "Jadi besok (hari ini), kami akan lihat sebaran awan dan arah anginnya seperti apa," ujar dia.

Saat ini BPPT juga masih melakukan survei wilayah yang bisa menjadi sasaran turunnya hujan. "Masih kami petakan, kalau waduk Jatiluhur masih bisa menampung air, tentu bisa dialihkan ke sana agar menjadi cadangan air," katanya. Namun untuk saat ini, pilihan paling aman untuk memindahkan hujan terletak di laut.

ANGGRITA DESYANI


09.35 | 0 komentar | Read More

Begini Cara BPPT Merekayasa Agar Hujan Tak Turun

Seorang pekerja dari BPPT tengah memasang alat pantau cuaca dikawasan Monas, Jakarta, (17/1). Alat tersebut guna memantau secara langsung perebahan cuaca yang terjadi. Tempo/Tony Hartawan

Sabtu, 26 Januari 2013 | 07:56 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Bidang Pengkajian dan Penerapan Teknologi Pembuatan Hujan, Tri Handoko Seto, mengatakan ada dua cara yang bisa dilakukan untuk mengindari hujan turun di Jabodetabek.

Pertama, tim akan menyemai zat sejenis garam yang dapat mempercepat turunnya hujan pada awan yang jenuh dengan uap air. "Sebisa mungkin awan dijadikan hujan di laut sehingga tak sampai ke Jabodetabek," katanya ketika dihubungi Jumat, 25 Januari 2013.

Cara kedua, yaitu dengan menyemai zat yang dapat mencegah awan berubah menjadi hujan, jika awan terlanjur sampai ke atas wilayah Jabodetabek. Cara ini bisa dilakukan lewat pesawat maupun menara. Metode ini sudah pernah digunakan untuk mengatur cuaca saat persiapan dan penyelenggaraan Sea Games 2011 di Palembang.

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) akan menguji coba modifikasi cuaca di kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi pada hari ini, Sabtu, 26 Januari 2013. Modifikasi dilakukan untuk mencegah banjir akibat hujan berintensitas tinggi yang turun di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Uji coba modifikasi cuaca itu rencananya akan dilakukan pada Sabtu siang dengan menggunakan pesawat Hercules milik TNI.

Tri Handoko memperkirakan, proses modifikasi cuaca ini akan memakan waktu selama dua sampai tiga jam. Pesawat hercules juga mampu menampung banyak zat semai sehingga bisa digunakan untuk 5-10 awan. "Tetapi karena kebanyakan awan saat ini berlapis atau saling menyambung, bisa kurang dari itu," katanya.

BPPT belum bisa memastikan biaya yang diperlukan untuk memodifikasi cuaca. "Tergantung berapa lama kegiatan ini berlangsung. Dananya akan ditanggung BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana)," kata Tri Handoko.

Yang jelas, menurut dia, biaya modifikasi ini lebih murah ketimbang kerugian yang tiimbul akibat banjir. "Pada 2007 saja banjir Jakarta menimbulkan kerugian hingga Rp 5 triliun," katanya.

ANGGRITA DESYANI


09.35 | 0 komentar | Read More

Kata BNPB, Modifikasi Cuaca Sebelumnya Berhasil

Sabtu, 26 Januari 2013 | 08:14 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan belum dapat memastikan uji coba modifikasi cuaca bisa berjalan secara efektif.

"Kami kan baru uji coba dalam rangka menghadapi banjir. Sehingga secara kuantitatif, kami belum bisa mengatakan efektif atau tidak," ujar dia saat dihubungi Tempo, Jumat malam, 25 Januari 2013.

Tetapi, dia menambahkan, melihat hasil modifikasi cuaca sebelumnya, ketika digunakan untuk mengatur cuaca saat persiapan dan penyelenggaraan SEA Games 2011 di Palembang, ternyata cukup bagus karena mampu mengurangi banjir. "Kalau ini berhasil, maka kami akan lakukan di daerah-daerah lain," katanya.

Menurut Sutopo, modifikasi dilakukan untuk mencegah banjir akibat hujan berintensitas tinggi yang turun diwilayah Jakarta dan sekitarnya. "Lihat saja yang terjadi di Jakarta, Sukabumi, dan Bekasi. Kami tak meninginkan hal itu terjadi lagi," kata dia.

Modifikasi ini, dia melanjutkan, akan dilakukan selama dua bulan, yaitu dari 26 Januari hingga 26 Februari dengan anggaran sekitar Rp 13 miliar.

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) akan menguji coba modifikasi cuaca di kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi pada hari ini, Sabtu, 26 Januari 2013. Modifikasi dilakukan untuk mencegah banjir akibat hujan berintensitas tinggi yang turun di wilayah Jakarta dan sekitarnya.

Kepala Bidang Pengkajian dan Penerapan Teknologi Pembuatan Hujan, Tri Handoko Seto, mengatakan modifikasi cuaca hari ini merupakan kerja sama antara BPPT dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana.

ARDIANSYAH RAZAK BAKRI


09.35 | 0 komentar | Read More

Tanggul Laut Raksasa Bukan Solusi Banjir Jakarta

Written By Unknown on Jumat, 25 Januari 2013 | 09.35

Sejumlah warga perumahan mewah Pluit, Jakarta Utara, menaiki perahu nelayan yang menjadi ojek perahu ketika banjir merendam perumahan tersebut (22/1). TEMPO/Jacky Rachmansyah

Jum'at, 25 Januari 2013 | 06:43 WIB

TEMPO.CO , Jakarta - Pengamat kebijakan publik dari Universitas Indonesia Sonny Harry Harmadi mengatakan rencana pembangunan tanggul laut raksasa (giant sea wall) untuk mengatasi banjir rob tidak efektif.

"Banjir di Jakarta bukan hanya banjir rob saja, tapi terkait masalah berkurangnya resapan air, drainase, urunan tanah, sampah yang berlimpah dan banyak lagi," kata dia kepada Tempo, Kamis, 24 Januari 2013.

Menurut Sonny, pembangunan tanggul laut raksasa tentu akan mengakibatkan limpahan air pindah ke daerah lain. Artinya, rencana ini perlu persiapan matang supaya kebijakan tersebut bukan berarti memindahkan masalah ke tempat lain. Apalagi dana proyek pembangunan tanggul yang diperkirakan tidak sedikit, yaitu mencapai Rp 50-100 triliun.

Kepala Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi UI ini mengusulkan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo sebaiknya tak menyelesaikan masalah Jakarta sendirian. Tapi juga mengikutsertakan daerah-daerah di sekitar Jakarta terutama Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi. Karena, daerah-daerah yang bertetanggaan langsung dengan ibu kota ini ikut berperan mengakibatkan banjir Jakarta.

"Yang penting itu penataan ruang Jabodetabek harus diintegrasikan dahulu. Berpikir solusinya itu harus metropolitan," ujarnya.  "Depok dan Bogor tidak banjir tapi mengirim banjir, akibat resapan airnya berkurang," kata dia menambahkan.

Kemarin, Gubernur Joko Widodo menyatakan keinginannya untuk segera merealisasikan pembangunan tanggul laut raksasa (giant sea wall). "Saya ingin segera mengeksekusi itu (pembangunan tanggul laut raksasa)," kata dia di Balaikota, Rabu, 23 Januari 2013.

Jokowi mengatakan telah meminta kepada Badan Perencanaan Pembangunan Nasional dan UKP4 untuk membahas pembangunan tanggul raksasa itu. Dia ingin pembangunan tanggul raksasa itu agar dipercepat proses pengerjaannya. "Saya sudah minta kalkulasinya seperti apa," ujarnya.

MUNAWWAROH


09.35 | 0 komentar | Read More

Satu Pompa Pluit Kembali Beroperasi

Jum'at, 25 Januari 2013 | 07:51 WIB

TEMPO.CO, Jakarta -Satu pompa air di waduk Pluit sudah kembali bekerja. Air waduk bisa dikuras lebih cepat.

"Pompa menyala sejak kemarin malam," ujar operator pompa waduk Pluit, Joko, kepada Tempo, Jumat, 25 Januari 2012.

Pompa yang aktif ini terletak di gedung tengah yang menjadi rumah bagi empat pompa. Pada Kamis lalu, gedung terendam air waduk yang meluap. Akibatnya pompa rusak dan tidak bisa beroperasi.

Menurut dia, pembuangan air ke laut bisa dilakukan lebih cepat dengan tambahan satu pompa ini. Sebelumnya, tiga pompa yang bekerja bergantian mampu menurunkan air hingga 20 sentimeter per hari. "Pompa tambahan bisa menurunkan air 25 sentimeter per hari," kata dia.

Waduk Pluit merupakan danau buatan yang dipakai untuk menyimpan 2,5 juta meter kubik air. Tujuh pompa yang dipasang pada dua gedung dipakai untuk menyalurkan air ke laut. Luapan air waduk pada pekan lalu membanjiri kawasan di sekitarnya seperti Pluit dan Muara Baru.

ANTON WILLIAM


09.35 | 0 komentar | Read More

Hujan Masih Akan Terjadi di Jabodetabek

Jum'at, 25 Januari 2013 | 07:52 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Hujan masih akan terjadi di Jakarta dan sekitarnya hari ini. Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan hujan lebat akan terjadi di Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, Jakarta Timur, dan Tangerang pada pagi hari ini.

Hujan sedang akan terjadi di Kepulauan Seribu, Jakarta Utara, Jakarta Barat, Depok, Bekasi, dan Bogor.

Begitu juga pada malam hari, masih akan terjadi hujan di wilayah-wilayah ini dengan intensitas ringan.

BMKG juga memperkirakan, kota-kota lainnya di Indonesia juga akan mengalami hujan dengan intensitas ringan dan sedang pada hari ini. Banda Aceh dan Pekanbaru misalnya, akan mengalami hujan ringan. Sedangkan Batam berawan.

GRACE S GANDHI | ANGGRITA DESYANI


09.35 | 0 komentar | Read More

Banjir Jakarta, Pemerintah Kaji Ulang Tata Ruang

Written By Unknown on Kamis, 24 Januari 2013 | 09.35

Kamis, 24 Januari 2013 | 05:52 WIB

TEMPO.CO , Jakarta - Direktur Jenderal Penataan Ruang, Imam S Ernawi mengatakan akan mengaudit peraturan daerah rencana tata ruang wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Cianjur (Jabodetabekjur). Audit tersebut dilakukan untuk melihat kesesuaian antara kondisi di lapangan dengan perda tata ruang yang telah disahkan.

"Audit akan dilakukan tahun ini dan kami targetkan selesai sebelum 2013 berakhir," kata Imam saat ditemui di kantornya Rabu, 23 Januari 2013. Ia menjelaskan, Kementerian Pekerjaan Umum akan mengaudit wilayah Jabodetabekjur bersama dengan pemerintah daerah setempat.

Audit itu sendiri merupakan amanat dari Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2017 Tentang Penataan Ruang. Undang-undang tersebut menyebutkan, pemerintah harus melakukan audit peraturan daerah tata ruang dan implementasinya rutin per lima tahun.

Untuk wilayah Jabodetabekjur, kata Imam, Kementerian akan melihat apakah koefisien dasar bangunan (KDB) dan koefisien dasar hijau (KDH) telah sesuai pelaksanannya dengan peraturan daerah RTRW Jabodetabekjur. "Kalau KDB di wilayah Jabodetabekjur, saya yakin sudah terpenuhi. Tetapi untuk KDB itu yang harus kami evaluasi karena rawan tidak terlaksana," kata Imam.

Kekhawatiran Imam itu ia dasari dari pengamatannya di Jabodetabekjur. Dari pengamatannya itu, sebagian besar KDH di wilayah Jabodetabekjur yang seharusnya dipertahankan atau ditambah, nyatanya terlihat terus berkurang. Bukannya melihat penghijauan, pembuatan biopori, mau pun sumur resapan, Imam malah melihat semakin banyak wilayah Jabodetabek yang mengalami perkerasan. "Karena itu harus diaudit kesesuaian implementasi peraturan daerah RTRW Jabodetabekjur," kata Imam.

Ia mengatakan, jika hasil audit menunjukkan adanya pelanggaran Undang-Undang Penataan Ruang, maka pihak yang melanggar akan diberikan sanksi mulai dari yang bersifat administratif hingga pidana. Sanksi tersebut bisa diberikan kepada pemilik bangunan mau pun pemberi izin pendirian bangunan yang melanggar ketentuan KDH.

Untuk saat ini, lanjut Imam, Direktorat Penataan Ruang sedang menyusun pemetaan awal untuk melihat kondisi aktual di wilayah Jabodetabekjur. Imam memperkirakan, mapping yang mulai dikerjakan sejak tahun lalu tersebut dapat selesai Februari mendatang. Hasil mapping tersebut nantinya akan menjadi pedoman dalam proses evaluasi implementasi peraturan daerah RTRW Jabodetabekjur.

Selain dapat untuk mengetahui implementasi peraturan daerah RTRW, hasil audit tersebut nantinya juga akan digunakan sebagai bahan evaluasi dan rekomendasi revisi peraturan daerah RTRW wilayah Jabodetabekjur. "Kami juga menyaring pendapat dan rekomendasi masyarakat sebagai bahan evaluasi revisi peraturan daerah RTRW," kata Imam. Proses ini dilakukan agar masyarakat juga merasa ikut serta dalam menentukan tata ruang wilayahnya dan agar perda yang direvisi semakin baik.

RAFIKA AULIA


09.35 | 0 komentar | Read More

Hujan Ringan Siap Mengguyur Jakarta

Kamis, 24 Januari 2013 | 07:12 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Hujan dengan intensitas ringan diperkirakan masih akan mengguyur wilayah Jakarta pada hari ini, Kamis, 24 Januari 2013. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan hujan turun pada pagi dan malam hari.

Menurut prediksi BMKG, seluruh kawasan Jakarta serentak akan turun hujan dengan intensitas ringan pada pagi dan malam hari, kecuali wilayah Kepulauan Seribu. Hujan dengan intensitas sedang bakal turun pada pagi hingga sore hari di Kepulauan Seribu.

Sementara pada siang hari, seluruh wilayah Jakarta diramalkan akan hujan lebat. Sedangkan untuk suhu, BMKG menyebutkan suhu udara bergerak pada kisaran 24-32 derajat celcius dengan kelembaban berada pada 69-95 persen.

Untuk kota-kota di luar Jakarta, yaitu Depok, Tangerang, Bekasi, dan Bogor, hujan dengan intensitas ringan juga diperkirakan turun dengan serentak pada pagi hari. Hujan juga diperkirakan akan turun di kota-kota besar lainnya, seperti Bandung, Semarang, Yogyakarta, dan Surabaya.

ADITYA BUDIMAN


09.35 | 0 komentar | Read More

Pengurus HIPMI Tewas Gantung Diri

Kamis, 24 Januari 2013 | 07:32 WIB

TEMPO.CO, Jakarta -Wakil Bendahara Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Sudiro Andi Wiguno ditemukan tewas di rumahnya di kawasan Pondok Ranji, Tangerang Selatan, Rabu kemarin, 23 Januari 2013. "Korban tewas dengan cara gantung diri," kata Kepala Kepolisian Sektor Ciputat Komisaris Alip ketika dikonfirmasi pada Kamis, 24 Januari 2013.

Sudiro yang juga Direktur Utama PT Dayaindo Resources International (Tbk), sebuah perusahaan tambang batubara, pertama kali ditemukan oleh pembantunya Supolo pada Rabu subuh kemarin. Saat itu sekitar pukul 04.30 WIB, Supolo akan berangkat ke masjid untuk sholat subuh. Rumah korban sendiri terletak di Menteng Residence Blok F-C VIII Nomor 1 RT 04/RW12, Pondok Ranji, Ciputat Timur, Tangerang Selatan.

Berbeda dari hari-hari sebelumnya, kali ini majikannya tersebut tidak terlihat. Padahal mereka biasa berangkat dan pulang sholat subuh bersama-sama. Penasaran, Supolo coba mengecek kamar korban. Dia terkejut saat mendapati majikannya tersebut sudah dalam keadaan tewas gantung diri di teralis kusen jendela.

Selanjutnya jenazah langsung dibawa ke Rumah Sakit Fatmawati, Jakarta Selatan, untuk keperluan otopsi. Polisi sendiri menyita selendang warna coklat motif batik yang digunakan sebagai alat untuk gantung diri. Hasil pemeriksaan sementara memang tidak ada tanda kekerasan di tubuh korban. "Saat ini Polisi masih mendalami motifnya," ujar Alip.

Korban sendiri tinggal bersama istri dan kedua anaknya. Hanya saja mereka tidur di tempat terpisah. Menurut Alip, sehari sebelumnya korban tidak menunjukan gelagat mencurigakan. "Biasa saja banyak ngobrol dengan keluarga," kataya.

SYAILENDRA


09.35 | 0 komentar | Read More

Puncak Banjir Rendam Separuh Wilayah Jakarta Barat  

Written By Unknown on Rabu, 23 Januari 2013 | 09.35

Selasa, 22 Januari 2013 | 18:41 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Kantor Lingkungan Hidup Jakarta Barat, Supardiyo, mengatakan 50 persen wilayah Jakarta Barat tergenang air pada saat puncak banjir pekan lalu. Dibandingkan dengan banjir pada 2007, terjadi peningkatan sebesar 12,5 persen.

"Namun kondisi hari ini sudah menurun menjadi sekitar 25 persen," ucap Supardiyo, Selasa, 22 Januari 2013. Wilayah yang masih terndam air berada di Kecamatan Cengkareng dan Kalideres. Total wilayah Jakarta Barat sendiri sebesar 127,11 kilometer persegi. Menurut dia, banjir di wilayah Jakarta Utara masih lebih tinggi dibandingkan dengan di Jakarta Barat.

Meningkatnya wilayah yang terndam air tidak lepas dari perubahan kondisi lingkungan. Supardiyo mengatakan setidaknya ada dua faktor utama pemicu bertambahnya genangan air, yaitu pengendapan pada aliran sungai dan penurunan tanah.

Pengendapan pada sungai, katanya, dipicu oleh meningkatnya limbah domestik yang dibuang ke kali. "Limbah sisa mencuci suka langsung dibuang ke kali," ucap Supardiyo. Belum lagi ditambah dengan limbah industri. Walhasil ketika hujan tiba, volume air sungai tidak sanggup menampung dengan maksimal.

Lebih lanjut, terkait dengan penurunan tanah, Supardiyo menuturkan setiap tahun kawasan Jakarta mengalami penurunan sebesar 1 cm-1,5 cm." Akan semakin cepat bila ditambah dengan pembangunan gedung yang tidak sesuai aturan dan penggunaan air tanah yang berlebihan," kata dia.

Kabar meningkatnya persentase wilayah Jakarta Barat yang tergenang air dikuatkan oleh Supriatin, Kepala Seksi Penanggulangan Bencana Sudin Damkar dan Penanggulangan Bencana. Pada banjir 2007 tercatat ada 37 kelurahan yang tergenang air. "Di 2013 ini naik jadi 39 kelurahan," katanya. Namun, Supriatin tidak tahu dua kelurahan tersebut.

Ia menyebutkan salah satu titik banjir baru di Jakarta Barat adalah ruas Jalan Daan Mogot dan Jalan Outer Ring Road Puri Kembangan. "Dulu cuma genangan biasa dan bisa dilalui kendaraan, tapi kemarin tidak bisa," kata dia.

Untuk mencegah bertambahnya wilayah genangan, Supardiyo mengungkapkan perlu adanya pembuatan daerah serapan air, di antaranya dengan membuat sumur serapan.

Berkaca pada Peraturan Gubernur No. 68 Tahun 2005 setiap bangunan seluas 5.000 meter persegi wajib memiliki sumur resapan. "Ini solusi jangka pendek yang relatif bisa dilakukan sekarang."

Sementara itu, dari pantauan Tempo, wilayah Jakarta Barat yang masih tergenang air hingga saat ini adalah daerah Kapuk. Air setinggi 20 cm masih menggenangi rumah warga di Kelurahan Kapuk dan ruas Jalan Kapuk Raya, Cengkareng. Juhri, salah satu warga Kampung Apung di RW 01, mengatakan genangan air akan lama surut. Apalagi jika ditambah dengan pasang air laut.

ADITYA BUDIMAN


09.35 | 0 komentar | Read More

Kapok Banjir, Pemerintah Bidik 4 Sungai 1 Waduk  

Ketinggian air di pos pemantau sungai Ciliwung, jembata Panus, Depok masuk siaga 1. TEMPO/Ilham Tirta

Selasa, 22 Januari 2013 | 21:05 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum akan mempercepat pengerjaan empat proyek infrastrukstur penanggulangan banjir Jakarta. Keempat proyek tersebut adalah pembangunan sodetan Sungai Ciliwung-Kanal Banjir Timur, pengerjaan normalisasi Sungai Ciliwung, pembangunan Waduk Ciawi, dan normalisasi Sungai Pesanggrahan, Angke, dan Sunter.

"Seluruh program tersebut menjadi program jangka pendek, menengah, dan panjang yang kami prioritaskan untuk penanggulangan banjir," kata Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum, Muhammad Hasan, saat ditemui di kantornya, Selasa, 22 Januari 2013.

Sesuai dengan instruksi Presiden SBY, kata Hasan, pemerintah memprioritaskan program sodetan Sungai Ciliwung-Kanal Banjir Timur, pengerjaan normalisasi Sungai Ciliwung, dan pembangunan Waduk Ciawi. Namun, rencana tersebut akan menemui jalan terjal, yaitu belum dianggarkan pada APBN 2013. Namun, seolah tak mau salah, Hasan mengatakan ada jalan keluar, yakni, "Kementerian akan berkoordinasi dengan Pemerintah DKI Jakarta."

Adapun proyek normalisasi Sungai Pesanggrahan, Angke, dan Sunter, menurut Hasan, dapat dipastikan terealisasi karena mendapatkan anggaran. "Ada dalam pagu anggaran kami," ujarnya. Kementerian, lanjut dia, meminta kontraktor mengubah titik pengerjaan, yang tadinya titik-titik yang sudah dibebaskan diubah menjadi titik yang rentan terhadap banjir. "Prioritas pengerjaan dilakukan di daerah yang dianggap rawan."

RAFIKA AULIA


09.35 | 0 komentar | Read More

Jakarta Hujan Ringan Hingga Malam Hari

Berbagi dan Peduli di Tengah Banjir

Bencana, termasuk banjir, memang mendatangkan kesedihan: rumah yang terendam, harta yang hanyut, aktivitas sosial ekonomi yang tersendat atau malah terhenti, dan juga nyawa yang hilang. Belum lagi sebagian orang yang memanfaatkan situasi kritis untuk mena


09.35 | 0 komentar | Read More

Kepala Polri Kunjungi Muara Karang

Written By Unknown on Selasa, 22 Januari 2013 | 09.35

Banjir merendam PLTU Muara Karang, Pluit, Jakarta Utara, Minggu (20/1). ANTARA/Wahyu Putro A

Selasa, 22 Januari 2013 | 07:50 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Kepolisian RI, Jenderal Timur Pradopo mengunjungi lokasi banjir di Muara Karang, Pluit, Jakarta Utara. Dia dan rombongannya tiba di Jembatan Muara Karang, Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Muara Karang, Pluit pukul 23.30, Senin 21 Januari 2013.

Timur datang tanpa seragam. Dia hanya mengenakan setelan hitam dan jaket hitam, tanpa topi. Timur ditemani Komisaris Jenderal Imam Sudjarwo, Kepala Baharkam yang juga berpakaian sipil.

Tak banyak bicara, kunjungannya hanya berlangsung kurang dari lima menit. "Menyemangati anak-anak di lapangan," kata dia kepada wartawan, ketika ditanya alasan berkunjung.

Setelah menjawab singkat pertanyaan wartawan, Timur meninjau perahu yang digunakan untuk patroli. Jembatan depan PLTGU itu memang merupakan jalan masuk menuju Perumahan Pluit Samudera yang kini masih terendam setinggi orang dewasa. Di sana, parkir sejumlah perahu karet maupun ojek perahu.

Timur sempat disodori seunit perahu oleh polisi air. Namun, Timur tidak naik ke perahu. Dia balik badan meninggalkan "dermaga" dadakan itu.

Sebelum pergi, Timur sempat menjelaskan bahwa sampai sekarang tidak ada laporan perampasan bantuan untuk korban banjir. "Semua berjalan dengan baik, semangat di lapangan. Mudah-mudahan ini bisa menjadi langkah-langkah yang lebih baik dan segera surut airnya."

Sebagian area (PLTGU Muara Karang--pemasok utama listrik di Ibu Kota--ternyata ikut terendam air akibat banjir melanda Jakarta sejak Kamis 17 Januari 2013. PLTGU Muarakarang sempat hanya bisa beroperasi dengan total daya sekitar 750 megawatt. Padahal dalam kondisi normal, daya mampu PLTGU Muara Karang mencapai 1.440 megawatt. Pasokan listrik ke Jakarta pun berkurang dan beberapa area terpaksa dipadamkan. Sekitar 1.800-an gardu distribusi di Jakarta dipadamkan akibat pengurangan kapasitas dari Muara Karang.

ATMI PERTIWI


09.35 | 0 komentar | Read More

Ini Penyebab Kerusuhan LP Salemba

Selasa, 22 Januari 2013 | 08:24 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Bentrokan terjadi antar-dua kubu musuh bebuyutan di Lembaga Pemasyarakatan Salemba, Jakarta Pusat, Senin, 21 Januari 2013. Tawuran antarnapi ini disebut-sebut karena adanya perlakuan istimewa petugas kepada salah satu blok yang bertikai.

"Kalau tidak ada yang diistimewakan, penyerangan ini tidak akan terjadi," ujar seorang sumber, Senin malam,  21 Januari 2013. (Baca: Rusuh LP Salemba, Dua Blok Saling Serang)

Warga penghuni LP yang merasa mendapat perlakuan tak seimbang dari petugas pun terpancing amarah. Sumber tersebut menyatakan, blok S terkesan menjadi "anak emas" petugas LP. Akibatnya, penghuni blok tersebut kerap mengintimidasi penghuni blok lain tanpa alasan yang jelas.

"Saat penyerangan terhadap blok C, tidak ada satu pun petugas yang melarang. Namun, saat penghuni lain membalas ke blok S, petugas sudah berjaga-jaga di sana," sumber tadi menambahkan. (Baca: Rusuh LP Salemba, Dua Orang Luka Parah)

Bukan hanya itu, beberapa perlakuan istimewa lainnya yang diperoleh penghuni blok S adalah kebebasan jam besuk di luar batas waktu yang ditetapkan LP. Para pembesuk yang mengarah ke blok S memperoleh keringanan tanpa pemeriksaan. Sedangkan tamu untuk blok lain diperiksa ketat. "Seharusnya diperlakukan sama, namun blok S tidak pernah, itu kan tidak adil," kata sumber itu.

Keistimewaan lainnya, petugas LP jarang memeriksa di dalam blok S, sementara blok lainnya kerap berlangsung pemeriksaan ketat secara berkala. "Mana ada pemeriksaan senjata tajam, HP, atau narkoba di blok itu," kata sumber tadi.

Ia berharap, dengan adanya kejadian sore tadi, petugas LP bisa berbuat adil. Sumber ini berharap penghuni blok S dibaurkan dengan anggota blok lainnya, sehingga potensi keributan bisa diredam. "Pokoknya jangan diistimewakan yang berujung adanya kecemburuan penghuni lapas, itu kuncinya," ujar sumber tadi.

JAYADI SUPRIADIN


09.35 | 0 komentar | Read More

Rusuh Penjara Salemba Ternyata Satu Lawan Satu  

Selasa, 22 Januari 2013 | 08:39 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Kepala Polda Metro Jaya, Brigadir Jenderal Sudjarno, membantah perkelahian di Rumah Tahanan Salemba, Jakarta Pusat, terjadi antarkelompok. "Ada kejadian perkelahian napi satu lawan satu," ujar dia kepada wartawan seusai berpatroli di Muara Karang, Jakarta Utara, Selasa dinihari, 22 Januari 2013.

"Pokoknya antarorang, enggak ada antarkelompok. Enggak terkait antarkelompok," Sudjarno menegaskan kembali. Menurut Sudjarno, bentrokan berlangsung pada Senin, 21 Januari 2013, sekitar pukul 17.00.

Dia menyebutkan, kedua narapidana yang terlibat berasal dari sel berbeda. Sudjarno melanjutkan, akibat peristiwa ini, seorang napi mendapat luka tusuk di bagian dada. "Sekarang di Rumah Sakit Polri, Kramat Jati."

Adapun napi lainnya yang terlibat masih berada di rutan. "Lainnya di LP Salemba," kata dia. Sudjarno mengaku belum tahu persis lokasi kejadian, apakah di rutan atau di LP Salemba.

Begitu pula soal penyebab bentrokan. "Biasalah kehidupan napi. Sedang kami telusuri semuanya. Lengkapnya kami rilis nanti," kata dia.

Mengenai pemisahan napi pasca-bentrokan, dia menyerahkannya pada pihak rutan. "Kalau mau dipisah-pisahkan, itu kebijakan LP."

Sebelumnya, beredar kabar terjadi rusuh di Rutan Salemba sore tadi. Kerusuhan disebut-sebut terjadi antarkelompok yang memang sudah lama bermusuhan di rutan.

ATMI PERTIWI


09.35 | 0 komentar | Read More

8 dari 12 Pompa Waduk Pluit Rusak  

Written By Unknown on Senin, 21 Januari 2013 | 09.35

Senin, 21 Januari 2013 | 07:39 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak delapan dari 12 pompa air yang berfungsi mengalirkan air ke laut, yang terpasang di waduk Pluit, Jakarta Utara, rusak, sementara empat sisanya tenggelam akibat banjir. "Akibatnya, ya, air meluap ke permukiman warga seperti ini," kata A Kiong, salah seorang tokoh warga Pluit, Ahad malam, 20 Januari 2013.

Menurut A Kiong, keberadaan alat itu cukup penting bagi warga sekitar Pluit untuk menyemburkan debit air waduk ke laut. Kerusakan fasilitas itu menyebabkan luapan banjir tak terhindarkan saat hujan tiba. "Banjir ini baru terjadi sekarang, setelah sebelumnya 2002 lalu," kata dia.

Keberadaan alat itu terbilang baru. Namun buruknya pemeliharaan menyebabkan fasilitas kerja sama Indonesia-Jepang itu mudah rusak. Warga Pluit, kata A Kiong, telah menyampaikan keluhan soal ini dan berharap segera dilakukan perbaikan. "Saya dapat informasi, Pemkot (Pemerintah Kota) Jakarta Utara akan segera melakukan penyekatan ke dekat empat pompa yang rusak agar kembali bekerja," ujarnya

Hingga kini, kawasan Pluit masih terendam banjir setinggi hampir dua meter. Tiga perumahan elite serta beberapa titik perumahan warga belum menunjukkan adanya penyusutan air. Bahkan diperkirakan ribuan warga masih terjebak di rumahnya masing-masing sambil menunggu pertolongan.

JAYADI SUPRIADIN


09.35 | 0 komentar | Read More

Penjarah Sevel Pluit Masuk Saat Warga Evakuasi  

Senin, 21 Januari 2013 | 08:43 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Mengambil kesempatan dalam kesempitan mungkin perumpamaan yang pas untuk menggambarkan apa yang dilakukan tujuh pengungsi di Pluit, Jakarta Utara, ini. Di saat warga lain sibuk evakuasi, mereka malah mencuri makanan dan minuman di minimarket Seven Eleven (Sevel), Jalan Pluit Raya.

"Tujuh orang ini masuk ke Sevel saat yang lain sedang sibuk mengurusi banjir," kata juru bicara Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Rikwanto, melalui pesan pendek pada Ahad, 20 Januari 2013. Namun, tindak kejahatan mereka ketahuan penjaga toko serta warga yang sadar.

Kejadian ini terjadi sekitar pukul 13.00 WIB, Minggu, 20 Januari 2013. Ketujuh orang tersebut adalah AS bin Rapi Udin, 18 tahun, A bin Kaper (25), MA bin Amran (22), dan MAS bin Dasum (24). Selain itu ada tiga orang pelajar, yaitu KM bin Samsul, 19 Tahun, MAS bin Amran (19), dan IM bin Sahabudin (17). (Baca: Tujuh Penjarah Seven Eleven Ditangkap)

Dari tangan mereka disita barang bukti berupa 75 bungkus makanan ringan berbagai merek, lima kaleng Bir Bintang, enam kaleng Minuman Sari Kacang Hijau, sembilan bungkus biskuit, dan lima bungkus sereal. Para pelaku dikenakan Pasal 363 ayat 1, 2, dan 4 KUHP. Kasus ini sendiri ditangani Kepolisian Resor Metro Jakarta Utara.

Untuk mencegah hal serupa terulang, Kepolisian Resor Metro Jakarta Utara malam ini menggelar razia dan gelar pasukan di wilayah Penjaringan serta Pluit. "Difokuskan untuk merazia mereka yang bukan warga sekitar atau tidak berkepentingan agar menjauhi lokasi banjir," ujar Rikwanto.

SYAILENDRA


09.35 | 0 komentar | Read More

Banjir, Jakarta Utara dan Barat Rawan Penyakit  

Senin, 21 Januari 2013 | 08:44 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Dinas Kesehatan Dien Emmawati menyatakan, kawasan Jakarta Utara dan Jakarta Barat merupakan kawasan yang paling rawan masalah kesehatan akibat banjir yang melanda Jakarta. "Kalau daerah lain sudah surut, jadi potensi risiko kesehatan terbesar adalah di Utara dan Barat," katanya di Balai Kota, Ahad, 20 Januari 2013.

Dien mengatakan, dua kawasan yang paling rentan wabah penyakit akibat banjir adalah Muara Baru dan Rawa Buaya. Menurut dia, sulitnya akses ke dua daerah itu membuat tim dokter dan logistik bantuan dari Dinas Kesehatan sulit didistribusikan.

Akses di Rawa Buaya, menurut Dien, sulit lantaran banjir menggenangi hampir seluruh jalan masuk di Cengkareng. "Paling parah di Muara Baru. Dari Pluit ke tempat pengungsian di Rusun Muara Baru itu perlu waktu dua jam naik perahu," katanya.

Proses pengobatan para pengungsi pun terhambat oleh minimnya ketersediaan listrik untuk operasional para dokter. Karena itu, mau tidak mau operasional dokter dibatasi hingga pukul 18.00 WIB. "Daripada salah berikan obat kepada masyarakat," ujarnya.

Tercatat, hingga hari ini, jumlah pengungsi di dua kawasan rawan itu mencapai 5.300 orang. "Muara Baru ada 3.000 orang, sisanya Rawa Buaya," ujarnya.

Dinas kesehatan juga mencatat, hingga hari ini, sudah 21 ribu orang yang mendapatkan perawatan dari posko-posko banjir Dinas Kesehatan maupun puskesmas dan rumah sakit. Para pasien itu menderita penyakit batuk dan flu, infeksi saluran pernafasan akut, gatal-gatal, dan diare. "Dan kalau untuk persedian obat, kami masih sangat cukup," katanya.

Dari 128 posko, Dien menyatakan sudah mengerahkan 400 dokter, termasuk dua dokter spesialis penyakit dalam dari Dinas Kesehatan. Jumlah dokter itu juga ditambah 84 dokter dari FKUI dan 20 dari Universitas Trisakti. "Untuk tenaga medis, saat ini kami alihkan sebagian besar untuk wilayah Jakarta Utara dan Barat," ujarnya.

DIMAS SIREGAR


09.35 | 0 komentar | Read More

Terseret Arus Banjir, Petugas Jasa Marga Tewas  

Written By Unknown on Minggu, 20 Januari 2013 | 09.35

Minggu, 20 Januari 2013 | 08:36 WIB

TEMPO.CO, Bekasi - Seorang petugas Jasa Marga ditemukan tewas di aliran Kali Bekasi kawasan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Sabtu, 19 Januari 2013. "Korban hanyut dari gorong-gorong jalur tol Jakarta-Cikampek kilometer 19," ujar Kepala Bagian Humas Polresta Bekasi Kabupaten, Ajun Komisaris Bambang Wahyudi, Sabtu malam, 19 Januari 2013.

Korban diketahui bernama Samin, 32 tahun, pegawai outsourcing PT Jasa Marga. Menurut dia, korban merupakan satu dari dua petugas setempat yang terseret arus saat banjir meluap di jalur tol Jakarta-Cikampek, Kamis, 17 Januari 2013, sekitar pukul dua siang.

Jasadnya pun ditemukan membusuk di aliran Kali Bekasi, Kelurahan Jatimulya, Kecamatan Tambun Selatan, sekitar pukul 7 pagi, Sabtu, 19 Januari 2013. Saat ditemukan, petugas langsung mengevakuasi jasad korban ke Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bekasi. "Penyisiran dibantu tim SAR dan petugas Jasa Marga," kata dia.

Korban lainnya bernama Parta, rekan seprofesi Samin, yang ditemukan selamat beberapa jam setelah kejadian. Dia terseret hingga aliran kali berjarak beberapa meter dari lokasi gorong-gorong. Setelah ditemukan, korban selamat itu mendapat perawatan intensif di Rumah Sakit Mitra Keluarga Bekasi Timur.

Keterangan Sentra Komunikasi Jasa Marga Jakarta-Cikampek menyebutkan, kedua petugas itu terjatuh di gorong-gorong akibat genangan air yang meluap hingga ke bahu jalan. "Mereka tidak melihat alas jalan, dan jeblos (tercemplung)," ujar Kasubag Lalin Jasamarga, Cece Kosasih, menjelaskan dari keterangan saksi. (Baca: Tol Bandara Terendam, Penumpang Dijemput Truk)

MUHAMMAD GHUFRON


09.35 | 0 komentar | Read More

Ini Daftar Lokasi dan Korban Banjir Jakarta  

Minggu, 20 Januari 2013 | 08:55 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Info dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Sabtu, 19 Januari 2013, tercatat ada 35 kecamatan yang menjadi lokasi banjir di Jakarta. Adapun jumlah titik tersebut merata di lima wilayah Jakarta.

Di wilayah Jakarta Selatan, terdapat delapan kecamatan yang tergenang banjir. Ketujuh kecamatan itu adalah Tebet, Pancoran, Pasar Minggu, Kebayoran Lama, Pesanggrahan, Cilandak, Kebayoran Baru, dan Jagakarsa.

Dari ketujuh kecamatan itu, Kelurahan Bukit Duri di Kecamatan Tebet menjadi wilayah tergenang dengan jumlah terdampak paling banyak. Tercatat di sana ada empat RW, 31 RT, 1.287 KK, serta 7.221 jiwa yang terdampak. Adapun dari wilayah itu juga ada 1.151 pengungsi serta dua korban meninggal bernama Karno, 35 tahun, dan Solahuddin, 35 tahun.

Di wilayah Jakarta Pusat, ada empat kecamatan yang tergenang banjir, yaitu Tanah Abang, Johar Baru, Gambir, dan Sawah Besar. Catatan BNPB, jumlah terdampak terbesar dipegang oleh wilayah Kelurahan Karet Tengsin di Kecamatan Tanah Abang, dengan jumlah tiga RW, 21 RT, 1.711 KK, dan 5.007 jiwa. Pengungsi di sana berjumlah 1.268 jiwa.

Sedangkan di wilayah Jakarta Pusat, korban meninggal ditemukan di Kelurahan Petamburan, Kecamatan Tanah Abang. Jumlahnya dua orang bernama Abdul Aris Agus, 38 tahun dan Herdian Eko, 28 tahun.

Di wilayah Jakarta Barat, tujuh kecamatan yang menjadi korban banjir, yaitu Kebon Jeruk, Kembangan, Grogol Petamburan, Cengkareng, Tambora, Palmerah, dan Taman Sari. Jumlah terdampak terbanyak berada di Kelurahan Rawa Buaya, Kecamatan Cengkareng, dengan jumlah terdampak 12 RW, 140 RT, 48.209 KK, 63.057 Jiwa, dan 2.102 pengungsi.

Untuk jumlah korban meninggal, ada delapan di wilayah Jakarta Barat. Kedelapannya adalah Sugito, 80 tahun, dari kelurahan Jembatan Lima, Lusiana (72) dari Roa Malaka, Wahyudi (25) dari Kelurahan Pancoran Glodok, Untung Kusnadi (82) dari Kedoya Utara, Nur (38) dari Kembangan Utara, Rangga (13) dari Tanjung Duren Selatan, Mujiyo (46) dari Kaliangke, serta Muhammad Haikal (2) yang juga dari Kali Angke.

Selanjutnya, di wilayah Jakarta Utara, ada lima wilayah menjadi korban banjir, yaitu Kecamatan Kelapa Gading, Tanjung Priok, Pademangan, Penjaringan, dan Cilincing. Hingga saat ini, pencatatan untuk wilayah Jakarta Utara belum sepenuhnya rampung sehingga belum diketahui detail wilayah mana yang paling terdampak banjir. (Baca: Bantuan Tak Merata, Pengungsi Banjir Saling Iri )

Di wilayah Jakarta Utara, ada satu korban meninggal. Korban meninggal diketahui bernama Masuriyah dengan usia 50 tahun, warga Tanjung Priok.

Terakhir, di wilayah Jakarta Timur, ada 10 wilayah terdampak banjir, yaitu Jatinegara, Kramat Jati, Pasar Rebo, Matrama, Makassar, Duren Sawit, Cakung, Ciracas, Cipayung, dan Pulo Gadung. Daerah paling terdampak sejauh ini adalah Kampung Melayu dengan jumlah delapan RW, 59 RT, 3.601 KK, 10.800 jiwa, dan 2.257 pengungsi.

Ada dua korban jiwa di Jakarta Timur, yaitu Suharyanto, 55 tahun, dan Mak Inah, 82 tahun. Suharyanto meninggal akibat tersengat listrik.

Total ada 15 korban meninggal. Namun angka itu berpotensi berkembang menjadi 19 apabila BNPB telah memverifikasi empat korban meninggal di wilayah Pejagalan akibat gas genset. (Baca: Selain Hujan dan Banjir, Waspadai Air Pasang)

ISTMAN MP


09.35 | 0 komentar | Read More

Banjir, Penumpang KRL Turun Separuh

Pondasi tiang listrik KRL tergerus aliran air Kanal Banjir Barat di kawasan Jalan Latuharhari. Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (17/1). TEMPO/Rully Kesuma

Minggu, 20 Januari 2013 | 09:19 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Tiga hari tergenang banjir, PT Kereta Api Indonesia (KAI) mengklaim penumpang Kereta Rel Listrik (KRL) Komuter Line Jabodetabek turun hingga 50 persen.

"Di hari biasa (penumpang) jumlahnya 450 orang, sejak Kamis jumlahnya tinggal 225 orang per hari," kata Kepala Humas PT KAI Mateta Rijalulhaq saat dihubungi, Sabtu 19 Januari 2013.

Berkurangnya penumpang, menurut Mateta, karena perjalanan KRL yang belum dapat beroperasi secara normal. Jalur KRL di beberapa lokasi masih tergenang air. Sementara di beberapa lokasi lain bahkan digunakan sebagai tempat pengungsian.

Rute KRL dari arah Bogor dan Bekasi hanya beroperasi hingga Stasiun Manggarai. Sementara rute Serpong berhenti di Stasiun Palmerah. Dari arah Tangerang, perjalanan dibatalkan karena beberapa titik di jalur itu ditempati pengungsi. "Tidak mungkin kami usir mereka," kata Mateta. (Baca: Sejumlah Stasiun KRL Terendam Banjir)

Selain itu, kata Mateta, Stasiun Sudirman juga belum dapat diaktifkan karena perbaikan tanggul yang jebol di sekitar lokasi itu belum selesai. "Kami masih menunggu perbaikan tanggul Latuharhari yang jebol," ujarnya. (Baca: Tanggul Kanal Barat Jebol, Butuh Batu 450 Kubik)

PINGIT ARIA


09.35 | 0 komentar | Read More

Perbaikan Tanggul Latuharhary Rampung Hari Ini

Written By Unknown on Sabtu, 19 Januari 2013 | 09.35

Sabtu, 19 Januari 2013 | 09:16 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Dinas Pekerjaan Umum Ery Basworo mengatakan, perbaikan tanggul di Jalan Latuharhary ditargetkan rampung Sabtu 19 Januari 2013. "Mudah-mudahan saja selesai," katanya kepada Tempo di Menteng, Jumat, 18 Januari 2013.

Menurutnya, perbaikan tanggul yang jebol ini tidak bisa diselesaikan dalam waktu singkat. Soalnya, tumpahan air dari Kali Ciliwung cukup deras sehingga menyulitkan perbaikan. "Kalau membangun jembatan mungkin bisa selesai dalam waktu tertentu," katanya.

Perbaikan tanggul sendiri disebut Ery juga terkendala oleh debit air yang sangat deras. Akibatnya, batu yang digunakan untuk menahan air kerap tergeser oleh air. "Jadi ada beberapa faktor yang membuat perbaikan ini perlu waktu," katanya.

Tapi dia yakin perbaikan kali bisa segera selesai selama ketinggian Kali Ciliwung tidak naik. "Untungnya puncak limpahan air di Ciliwung sudah lewat dari jam 1 tadi, jadi ketinggian saat ini bisa cukup memudahkan," ujarnya.

Ery mengatakan, perbaikan tanggul bisa mencapai 70 persen jika batu yang digunakan sudah bisa bertemu di satu titik. "Kalau sudah menyatu sudah mudah, karena itu targetnya menyatu dulu batunya," kata dia.

Setelah batu bisa disatukan, kata Ery, perbaikan bisa lebih mudah dengan memasukan karung pasir untuk merekatkan batu. "Kalau sudah masuk karung pasirnya sudah 90 persen rampung dan tinggal diperkuat saja," katanya.

Sementara itu, Kepala Humas PT KAI Mateta Rijallulhaq mengatakan,
operasional kereta api tinggal menunggu perbaikan tanggul oleh pemerintah. Dia mengatakan, kereta api dari Stasiun Manggarai menuju Stasiun Sudirman dan Tanah Abang bisa segera dioperasikan setelah rampungnya tanggul Latuharhary. "Dua hari setelah perbaikan tanggul rampung kereta sudah dioperasikan," katanya.

DIMAS SIREGAR


09.35 | 0 komentar | Read More

Waduk Ciawi Dinilai Tak Bisa Atasi Banjir Jakarta

Sabtu, 19 Januari 2013 | 09:23 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto mengatakan pembangunan Waduk Ciawi di hulu Sungai Ciliwung tersendat karena kebutuhan dana untuk pembangunannya terlalu besar dibandingkan manfaat pendirian waduk itu. Pembangunan waduk yang rencananya bertempat di Ciawi, Jawa Barat itu diperkirakan akan menelan dana Rp 3,5 triliun.

"Bandingkan, harga pembangunan Waduk Jatigede dengan kapasitas air hampir 1 miliar kubik, hampir sama dengan Waduk Ciawi yang hanya dapat menampung 33 juta kubik air," kata Djoko saat ditemui di sela-sela kunjungan ke Kanal Banjir Barat Jumat, 18 Januari 2013.

Hal senada juga dikatakan oleh Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum, Muhammad Hasan. Ia menjelaskan, pertimbangan dana pembangunan tersebutlah yang membuat pemerintah mempertimbangkan untuk mengehntikan pembangunan.

Gubernur DKI Jakarta Jokowi sempat minta tolong Wakil Presiden Boediono untuk mempercepat pembangunan Waduk Ciawi. Jokowi yakin waduk itu bisa mengurangi debit air Ciliwung yang masuk ke Ibu Kota.

"Pembangunan Waduk Ciawi termasuk mahal," kata Hasan pada kesempatan yang sama. Mahalnya pembangunan waduk dikarenakan waduk harus melalui proses review geologi. Review ini penting karena kondisi lahan waduk dinilai mengkhawatirkan sehingga perlu penataan geologi ulang untuk mengetahui dengan pasti seluruh kondisi tanah yang ada.

Akibat tanah yang dinilai lebih labil dan sulit dibangun, harga konstruksi pembangunan waduk pun juga menjadi lebih besar daripada pembangunan Waduk Jatigede. Kementerian Pekerjaan Umum tidak ingin pembangunan waduk yang sangat mahal itu hanya sia-sia karena air dalam waduk malah merembes dan tidak bisa menampung aliran air di hulu sungai.

Selain itu, pembangunan waduk tersebut dinilai hanya dapat mengurangi resiko banjir di di hilir, yaitu Jakarta, sekitar 10-15 persen saja.

"Karena semua pertimbangan itu, desain teknik dan kajian ulang geologi tanah pembangunan waduk terus dilakukan dengan hati-hati," kata Djoko Kirmanto. Setelah desain teknik jadi, Kementerian Pekerjaan Umum akan meminta persetujuan DPR sebelum melanjutkan proyek ini. "Jadi pembangunan Waduk Ciawi manfaatnya tidak seberapa," kata Djoko.

RAFIKA AULIA


09.35 | 0 komentar | Read More

Banjir, Pengungsi Dadap Butuh Obat Gatal dan Pilek

Petugas mengevakuasi korban banjir diperumahan Ciledug Indah, Tangerang, Banten, Selasa (26/10). Hujan yang menguyur sejak Senin (25/10) sore, mengakibatkan ribuan rumah dikawasan tersebut tenggelam. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

Sabtu, 19 Januari 2013 | 09:25 WIB

TEMPO.CO, Tangerang -  Pengungsi di Masjid Faturahman, Kelurahan Dadap, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang memerlukan obat-obatan untuk penyakit darah tinggi, gatal, batuk dan pilek.Memasuki hari kelima Sabtu, 19 Januari 2013 ini, pengungsi di posko Masjid Faturahman diperkirakan ada 1.000 orang yang masih bertahan. Setiap hari rata-rata-rata setiap hari ada 60 korban banjir yang memeriksakan diri di pos kesehatan di lokasi pengungsian itu.

Data di pos kesehatan sampai Jumat malam, 18 Januari 2013 terdapat 300 orang mengalami sakit. Mereka terdiri; anak-anak, bayi dan orang dewasa. Menurut Direktur RS Mitra Usada Teluknaga, dr. Hendri Wijaya ditemui di lokasi pengungsian mengatakan keluhan korban banjir kebanyakan demam, batuk pilek dan gatal-gatal. "Paling banyak gatal-gatal, tapi kami kekurangan obat darah tinggi,"kata dr. Hendri.

Dokter Hendri menyebutkan obat-obatan dikirim oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang. Stok obat saat ini sangat terbatas, beberapa obat pun ada yang sudah habis. Di posko kesehatan itu siaga dua orang dokter, tiga bidan dan dua tenaga farmasi.

Seorang pengungsi, Anita, 27 tahun mengeluhkan dingin jika malam tiba. Dia membutuhkan selimut dan pampers untuk bayinya, Azriel Hakiki yang baru berusia dua minggu. "Pak kami butuh selimut, anak saya kedinginan kalau malam siangnya badannya panas,"kata Anita kepada Kepala Polsek Teluknaga Ajun Komisaris Endang Sukmawijaya yang kebetulan berkunjung memberikan bantuan logistik.Endang pun berjanji akan mengirim selimut dan pampers bayi yang dibutuhkan. Apalagi di lokasi pengungsi memang banyak bayi.

Lurah Dadap, Subur Jauhari ditemui di lokasi pengungsian Masjid Faturahman Kelurahan Dadap mengatakan banjir melanda kampung yang mayoritas warganya nelayan dan buruh pabrik itu sejak empat hari terakhir.

Ketinggian air mencapai satu meter. Di wilayah itu tercatat ada 13 RW dengan 13.300 jiwa menjadi korban banjir. Dari jumlah itu, hanya 3.000 yang mau mengungsi. Lainnya memilih menunggu rumahnya meski kondisi air merendam rumah mereka. Para pengungsi sementara berada di masjid, dan dua posko pengungsian lain dengan kondisi memprihatinkan.

AYU CIPTA


09.35 | 0 komentar | Read More

Hujan Bakal Guyur Jakarta Seharian  

Written By Unknown on Jumat, 18 Januari 2013 | 09.35

Jum'at, 18 Januari 2013 | 09:02 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika memprediksi wilayah Jakarta dan sekitarnya pada Jumat, 18 Januari 2013, akan diguyur hujan dengan intensitas sedang sepanjang hari.

BMKG memprediksi hujan dengan intensitas sedang akan mengguyur Jakarta Pusat, Depok, dan Bekasi sepanjang hari. Untuk Jakarta Utara dan Jakarta Barat, hujan intensitas lebat akan turun di pagi hari, sedangkan siang sampai malam diguyur hujan sedang.

Wilayah Jakarta Selatan dan Jakarta Timur akan diguyur hujan intensitas sedang dari pagi hingga siang hari, sedangkan untuk Tangerang dan Kepulauan Seribu hujan lebat akan turun di pagi hari hingga siang.

Untuk wilayah Bogor hujan dengan intensitas sedang turun pada pagi dan malam hari. Untuk itu para masyarakat diminta berhati-hati dalam melakukan aktivitas menjelang akhir pekan ini.

BMKG mencatat suhu udara Jakarta hari ini antara 24-32 derajat celsius dengan kelembaban udara pada kisaran 65-95 persen.

SYAILENDRA


09.35 | 0 komentar | Read More

Ada Warga Nonton Banjir Jakarta Sambil Narsis

Arus air yang cukup deras dan berwarna coklat dianggap menarik bagi sebagian warga dengan berfoto-foto di lokasi banjir di kawasan Bunderan HI, Jakarta, Kamis (17/1). TEMPO/Yosep Arkian

Jum'at, 18 Januari 2013 | 09:31 WIB

TEMPO.CO, Jakarta -Ratusan sepeda motor parkir di flyover Jalan HR Rasuna Said Jakarta Selatan, Jumat 18 Januari 2013. Mereka berhenti tepatnya seratus meter dekat Piagam Tritura (patung 66).

Rupanya, para pengendara menepi di sisi jalan arah ke gedung KPK tersebut untuk menonton banjir yang menggenangi jalur kereta Tanah Abang. Rata-rata para pengendara berjas hujan menyempatkan diri berfoto berlatar banjir, baik bersama ataupun sendiri, dengan ponsel kamera.

Ada pula yang tampak asyik berbincang sambil bersandar ke pinggiran flyover. Gerimis tak menghalangi warga Jakarta menonton banjir. Walaupun aksi mereka memakan separuh ruas jalan. Sisi jalan layang pun menjadi lahan parkir mendadak. Motor dan mobil lain yang lewat pun rela melambat.

Selain memotret banjir, ternyata papan reklame juga jadi pusat perhatian mereka. Warga mengabadikan gambar papan reklame besi ukuran 5x10 meter yang doyong ke kanan itu.

Papan reklame tanpa iklan tersebut nyaris rubuh karena salah satu kakinya tergerus banjir. Seunit crame jadi penyangganya.

Di sisi lain, ada pula mobil yang mogok gara-gara menerabas banjir.

ATMI PERTIWI


09.35 | 0 komentar | Read More

Banjir Jakarta Belum Puncak  

Pesepeda melintasi jalan Thamrin, Jakarta, Kamis (17/1). Beberapa penggemar olahraga sepeda sengaja berkeliling melihat suasana Jakarta di kala banjir. . Tempo/Rully Kesuma

Jum'at, 18 Januari 2013 | 09:19 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat diprediksi masih akan terjadi hingga besok. Dengan kondisi tanah yang sudah jenuh air karena frekuensi hujan yang juga tinggi sejak awal tahun, banjir dipastikan bakal bertahan, bahkan meninggi. 

Menurut Kepala Bidang Informasi Publik BMKG Mulyono Prabowo, hujan dengan kisaran intensitas itu akan terjadi secara merata di wilayah Jabodetabek. Penyebabnya, sabuk awan hujan yang terbentuk dari aktivitas monsoon Asia. "(Curah hujan) Baru akan menurun setelah tiga hari ke depan," katanya seperti ditulis Koran Tempo.

Ahli meteorologi dari Institut Teknologi Bandung, Armi Susandi, juga memperkirakan banjir di Jakarta belum sampai puncaknya. Armi mengacu kepada model cuaca yang dikembangkannya. Selain ancaman dari pasang air laut, dia menambahkan, "Akan ada perpindahan curah hujan dari Bogor, bergeser masuk ke Jakarta."

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Syamsul Maarif mengimbau warga Ibu Kota mempersiapkan langkah-langkah antisipasi menghadapi perkembangan tersebut. Sejauh ini sudah disiapkan bantuan, di antaranya suplai air bersih bagi lebih dari 15 ribu pengungsi dan total 25.276 kepala keluarga yang rumahnya terendam.

Banjir kemarin lebih luas dari sehari sebelumnya. Selain merendam lebih tinggi kantong pemukiman di 44 kelurahan, banjir juga menjangkau hingga ke pusat kota dan Istana Negara. Gubernur DKI Jakarta akhirnya mengumumkan status tanggap darurat berlaku hingga 27 Januari.

DIMAS SIREGAR | DAVID P | AHMAD FIKRI | WURAGIL


09.35 | 0 komentar | Read More

Tanah Abang Banjir, KRL Hanya Sampai Palmerah  

Written By Unknown on Kamis, 17 Januari 2013 | 09.35

Kereta Parahyangan dari Bandung masuk Stasiun Tawang, Semarang yang terendam banjir,(16/5). TEMPO/Budi Purwanto

Kamis, 17 Januari 2013 | 09:23 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Hujan yang mengguyur Jakarta sejak Kamis dinihari, 17 Januari 2013, mengakibatkan sejumlah pekerja kesulitan mencapai kantor. KRL rute Serpong-Tanah Abang sempat terhenti lama karena kesulitan melintasi rel kereta yang disebabkan banjir.

Dari pengamatan Tempo, jadwal KRL yang seharusnya berjalan pukul 07.10 dari Serpong terlambat hingga 30 menit. Perjalanan kembali berhenti di Stasiun Jurang Mangu nyaris 1 jam.

Sejumlah penumpang di gerbong khusus wanita sudah mulai gelisah. Padatnya penumpang menyebabkan gerbong tersebut menjadi pengap dan sesak. Penumpang yang berada di depan jendela pun memutuskan untuk membuka jendela meski gerbong tersebut ada pendingin ruangan. "Bisa-bisa kehabisan nafas," kata seorang ibu.

Kereta pun berjalan lagi, tapi kembali terhenti ketika beberapa meter akan mencapai stasiun Kebayoran Lama. Banyak penumpang yang gelisah dan menelpon beberapa kawannya yang sudah mencapai kantor lebih dulu.

"Stasiun Tanah Abang banjir, kereta hanya sampai di Palmerah. Jadi, kereta dari arah sana menunggu untuk balik," kata seorang wanita yang bekerja di kawasan Palmerah. Kereta akhirnya tiba di Stasiun Kebayoran Lama pukul 08.40, mundur satu jam dari jadwal yang biasa.

"Kalau sudah sampai Kebayoran atau Palmerah sudah lebih mudah," kata seorang wanita yang bekerja di Sudirman.  Sedangkan KRL yang melintasi Bogor, Depok, dan Bekasi hanya sampai di Manggarai saja karena sulitnya dilintasi yang disebabkan banjir.

ALIA FATHIYAH


09.35 | 0 komentar | Read More

Pesan Cuti Jokowi Bersama 'Hoax'  

Tribute ‘Tanpa-Copyright’ untuk Kemartiran Swartz

Kematian Aaron Swartz, Jumat pekan lalu, sungguh mengagetkan. Anak muda 26 tahun ini menyelesaikan tuduhan telah mengunduh secara ilegal lebih dari 4 juta dokumen dari basis data JSTOR (Journal Storage), yang berisi jurnal-jurnal ilmiah, dengan cara yang


09.35 | 0 komentar | Read More

Bundaran HI Menjadi Kolam Raksasa

Sejumlah kendaran berusaha melintasi genangan air yang memenuhi daerah Bundaran Patung Kuda, Monas, Jakarta Pusat. (17/1). twitter.com/TMCPoldaMetro

Kamis, 17 Januari 2013 | 09:30 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Hujan deras di Jakarta sejak dini hari benar-benar mengubah wajah Jakarta menjadi  kolam raksasa. Di berbagai ruas jalan genangan air mencapai lebih dari selutut. Bahan jalan protokol Jalan Thamrin berubah menjadi kolam raksasa.

'Kolam raksasa' ini terjadi terlihat di mana-mana, seperti di Bundaran HI (Hotel Indonesia), jalan depan pusat perbelanjaan Sarinah di Thamrin, hingga Bundaran Indosat

Informasi yang dihimpun Tempo.co dan Traffic Management Centre Polda Metro Jaya menunjukkan , Kamis 17 Januari 2012 kendaraan susah bergerak di kawasan Bundaran Indosat. Bundaran Indosat dipenuhi air bak kolam raksasa.

Tak jauh dari Bundaran Indosat, Kantor Gubernur DKI Joko Widodo di Jalan Merdeka Selatan juga banjir selutut. Bahkan, air masuk ke dalam kantor.

Di Jalan Sudirman, kolam raksasa ada di sepanjang kawasan Bendungan Hilir sampai sekitar Bundaran Hotel Indonesia. Aktivitas jalan raya di Jakarta pagi ini lumpuh. (Lihat: Jalanan di Jakarta Yang 'Terputus' Akibat Banjir). 

TMC POLDA METRO


09.35 | 0 komentar | Read More

Konsentrasi Hujan Tinggi Ada di Bogor dan Cianjur

Written By Unknown on Rabu, 16 Januari 2013 | 09.35

Rabu, 16 Januari 2013 | 05:34 WIB

TEMPO.CO , Bogor: Pada Januari 2013 ini, curah hujan di Provinsi Jawa Barat diprakirakan umumnya berkisar antara antara 200 mm sampai 400 mm. Konsentrasi hujan tinggi terjadi di beberapa tempat di Bogor, Cianjur, Purwakarta, Sumedang, dan Tasikmalaya, yaitu lebih dari 400 mm. Dibandingkan dengan rata-rata curah hujan bulanan Januari periode 1981-2010, diprakirakan sebagian besar wilayah Kabupaten Bogor umumnya normal.

"Kecuali sebagian Jawa Barat bagian utara di bawah normal. Sedangkan beberapa tempat di Tasikmalaya dan Kuningan di atas normal," kata Kepala Stasiun Klimatologi Klas 1 Darmaga Bogor, Nuryadi.

Nuryadi menyebutkan, jumlah hujan hingga 13 Januari 2013 adalah 235 mm (50 persen dari rata-rata satu bulan Januari (periode 1981-2010). Hal tersebut menunjukan bahwa curah hujan pada awal Januari 2013 sudah melebihi 15 persen dari rata-ratanya. Jumlah hari hujan sebanyak 13 hari (52 persen) dari rata-ratanya.

"Curah hujan maksimum harian tertinggi yang tercatat pada 10 Januari 2012, yaitu 46.9 mm lebih rendah dari curah hujan maksimum harian yang pernah terjadi pada Januari selama periode 1981-2010, yaitu 136.0 mm," ujar dia.

Berdasarkan analisis hujan sampai 13 Januari 2013 dan prakiraan hujan Januari 2013, Nuryadi mengatakan, maka pada periode pertengahan hingga akhir Januari 2013 di sebagian besar wilayah Kabupaten Bogor umumnya normal. Namun, untuk kejadian hujan maksimum harian berpotensi lebih tinggi dibandingkan pada periode awal hingga pertengahan Januari 2013.

ARIHTA U SURBAKTI


09.35 | 0 komentar | Read More

Ini Titik-titik Banjir di Jakarta  

Rabu, 16 Januari 2013 | 05:39 WIB

TEMPO.CO , Jakarta: Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Sutopo Purwo Nugruho, memperkirakan hujan deras melanda Jakarta setidaknya ada 62 titik daerah rawan banjir.

Daerah itu di antaranya adalah Kapuk Kamal, Tegal Alur, Kapuk Muara Teluk Gong, Kapuk Kedaung, Cengkareng, Rawa Buaya, Kembangan, Green Garden, Pesing, dan Komplek IKPN Bintaro.

Juga Pondok Pinang, Cirendau, Pluit, Kerendeng Duri Utara, Tomang Rawa Kepa, Jati Pulo, Jati Pingir, Teluk Betung; KB Kacang; Bundaran Hotel Indonesia, Pejompongan, Kebalen Mampang Prapatan, Petogogan, Pondok Karya, Darma Jaya, Pulo Raya, Setia Budi Barat, Pinangsia, Mangga Besar, Mangga Dua, Karang Anyar, Pademangan Barat, Pademangan Timur, Kali Pasar Kwitang, dan Matraman Dalam.

Menurut Sutopo, dimensi dan masalah banjir di Jakarta terus meningkat. Selain faktor alam, faktor antropogenik berperan menyebabkan banjir. Pada periode sebelum 1970-an faktor alam penyebab dominan.

Sesudah itu, penyebab banjir menjadi lebih komplek. Kombinasi alam dan antropogenik menjadi penyebab banjir. Jakarta tak akan bebas banjir secara mutlak. Berbagai upaya penanganan selalu kalah cepat dibanding dengan faktor penyebab. Saat ini, kemampuan sungai yang ada hanya mampu mengalirkan banjir sekitar 20-80 persen dari banjir. Kali Ciliwung hilir, Angke, Pesanggrahan dan Krukut hanya mampu mengalirkan kurang dari 30 persen banjir yang ada. Tidak heran jika selalu banjir.

Upaya struktur pengendalian banjir hingga 2014 pun ternyata tidak akan menuntaskan titik banjir yang ada. Total ada 78 titik banjir di DKI Jakarta. Pembangunan Kanal Banjir Timur mampu mengurangi 15 titik banjir. "Setelah pembangunan kanal Banjir Timur dibangun, sekarang tersisa 62 titik banjir di Jakarta," kata dia ketika dihubungi Tempo, Selasa, 15 Januari 2013.

Sutopo berharap jika dilakukan normalisasi sungai di Kanal Banjir Barat akan mengurangi 6 titik banjir. Jika proyek normalisasi sungai Pesanggrahaan, Angke, dan Sunter pada 2011-2014 dengan dana Rp 2,3 triliun hanya mengurangi 10 titik.

Demikian pula proyek pengerukan sungai Jakarta Emergency Dredging Initiative di Cengkareng Drain, Kali Sunter, Cideng, Angke, dan lainnya pada 2013-2014 rampung akan mengurangi 20 titik banjir. Masih ada 27 titik yang belum dibebaskan. Ini pun jika tidak ada penambahan titik banjir baru.

Kenyataannya, dia menambahkan, banjir yang terjadi di jalan protokol Thamrin, Sudirman, Gatot Subroto, dan lainnya bukan termasuk dalam 78 titik banjir yang ada. Artinya, ada penambahan titik banjir baru.

ARDIANSYAH RAZAK BAKRI


09.35 | 0 komentar | Read More

Status Katulampa Siaga IV Pagi Ini

Debit air sungai Ciliwung di Bendung Katulampa, Bogor, terus meningkat menyusul hujan sepanjang hari pada Rabu (9/1). TEMPO/Arihta Surbakti

Rabu, 16 Januari 2013 | 08:58 WIB

TEMPO.CO, Jakarta -Hujan intensitas rendah masih mengguyur sebagian wilayah Bogor dan Puncak, Rabu, 16 Januari 2013. Cuaca demikian membuat debit air Sungai Ciliwung mulai menurun. Namun, hingga pukul 08.00, ketinggian air di Bendungan Katulampa Bogor belum normal.

"Tinggi muka air (TMA) di bendungan bertahan di angka 70 sentimeter atau Siaga IV. Mulai jam 03.00, status siaga banjir diturunkan dari Siaga III menjadi Siaga IV," kata Petugas Bendungan Katulampa Bogor, Andi Sudirman, Rabu 16 Januari 2013.

Menurut Andi, kondisi arus Ciliwung sangat ditentukan faktor curah hujan. Jika Bogor dan daerah hulu sungai diguyur hujan, debit air akan meningkat. "Sekarang hanya gerimis. Jadi ketinggian air menurun."

Meski status siaga terendah, Andi mengatakan, debit Ciliwung tetap berpotensi naik. Karena, curah hujan intensitas tinggi pada bulan Januari hingga Februari masih turun di Bogor dan sekitarnya. "Daerah hilir harus tetap waspada (banjir)," ujar dia.

Pada Selasa, 15 Januari 2013, TMA di Bendungan Katulampa mencetak rekor tertinggi dalam dua tahun terakhir, yakni 210 sentimeter atau Siaga I pada pukul 07.00. Ketinggian air di Katulampa pernah mencapai 250 sentimeter pada tahun 2010.

Saat ini Bogor mendung dan sesekali turun hujan intensitas sedang. Namun hujan tidak berlangsung lama. Berbeda dengan cuaca Senin hingga Selasa, hujan turun tiada henti selama lebih dari delapan jam.

ARIHTA U. SURBAKTI


09.35 | 0 komentar | Read More

Jalan Layang Antasari-Blok M Batal Uji Coba

Written By Unknown on Selasa, 15 Januari 2013 | 09.35

Lunch Roulette

Kerjasama antar bagian dalam organisasi perusahaan seringkali terhambat oleh sekat-sekat yang dibangun sendiri. Pembagian fungsionalitas yang ketat merupakan salah satu sekatnya. ‘Semangat korps’ yang tinggi, yang ditanamkan oleh para manajer kepada s


09.35 | 0 komentar | Read More

Indonesia, Tol Pertama Dunia dengan Angkutan Umum

Selasa, 15 Januari 2013 | 08:30 WIB

TEMPO.CO, Banten - Menteri Pekerjaan Umum, Djoko Kirmanto, mengatakan enam ruas tol dalam kota Jakarta akan menjadi tol pertama di Indonesia yang memiliki lajur untuk kendaraan umum.

"Bahkan mungkin akan menjadi tol pertama di dunia yang membolehkan kendaraan umum masuk dan menyediakan halte khusus untuk transportasi massal," kata Djoko saat ditemui pada acara kunjungan kerja di Banten, Senin 14 Januari 2012.

Menurut Djoko, kendaraan umum lewat tol ini untuk memenuhi harapan Pemerintah Daerah DKI Jakarta. "Pembangunan ini akan jalan terus sesuai kesepakatan dengan Pemerintah Daerah Jakarta," kata Djoko. (Baca: Hari Ini, Jokowi Gelar Uji Publik Tol Dalam Kota )

Dengan demikian, tol akan tetap dibangun sesuai agenda yang ditargetkan Kementerian Pekerjaan Umum dan dengan penambahan fasilitas di titik-titik tertentu di dalam tol sebagai tempat naik turunnya penumpang kendaraan umum.

Pembangunan jalan tol dalam kota ini, menurut Djoko akan sangat menguntungkan Pemerintah DKI dan masyarakat. Sebab, sumber dana pembangunan murni berasal dari investor swasta dan tidak membebani anggaran pendapatan dan belaja negara serta Pemerintah Jakarta. (Baca: Biaya Bebaskan Lahan 6 Tol dalam Kota Rp 5 T)

"Penambahan enam ruas jalan tol dalam kota ini tentu akan menambah rasio jalan Jakarta dari semula 6,7 persen menjadi lebih dari angka tersebut," kata Djoko. Jalan tol dalam kota ini diharapkan akan membantu mengurai permasalahan kemacetan Jakarta.

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta, Djoko Widodo memberi sinyal persetujuan pembangunan enam ruas tol dalam kota Jakarta. Jokowi menyetujui pembangunan tol dengan syarat seluruh ruas tol tersebut dapat dimasuki transportasi massal dan disediakan tempat khusus untuk naik dan turunnya penumpang angkutan umum.

RAFIKA AULIA


09.35 | 0 komentar | Read More

Uji Kopaja Lewat Busway Diundur Seminggu

Jika Kopaja dan Busway telah terintegrasi, nantinya penumpang membeli tiket di loket halte busway dengan harga Rp 5.000. Penumpang pun bisa naik bus Transjakarta tanpa biaya tambahan. TEMPO/Tony Hartawan

Selasa, 15 Januari 2013 | 09:10 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengatakan uji coba integrasi jalur Kopaja dan Transjakarta yang sedianya berlangsung Selasa 15 Januari 2013 hari ini ditunda. Penyebabnya, masih terkendala masalah teknis. Menurut Jokowi, penundaan paling lama satu minggu.

"Mungkin tanggal 20, 21, atau 22 Januari 2013, kemarin saya tanya dan cek masih belum siap benar," katanya. Jokowi tidak ingin terburu-buru. Ia ingin semua sarana dan prasarana harus siap. Termasuk modifikasi Kopaja agar bisa masuk busway.

Jokowi berharap integrasi Kopaja dengan busway berpengaruh terhadap kualitas bus Kopaja. Saat ini kondisi bus Kopaja kebanyakan kurang layak dan tidak nyaman.
"Sudah 20 tahun, enggak ada speedometer, tempat duduknya sudah karatan semuanya," kata Jokowi.

Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan tarif Kopaja yang semula Rp 2.000 bakal menjadi Rp 5.000. Tujuannya, meningkatkan laba perusahaan pengelola sehingga dapat digunakan untuk meremajakan bus-bus yang sudah tidak layak jalan.

"Kami ingin peremajaan bus-bus yang jelek kan, bagaimana caranya supaya orang mau beli bus yang bagus, ya kami tawarin masuk ke jalur busway," ujar Ahok. (Baca: Di Balik Gagasan Kopaja Masuk Busway)

Rencana pengintegrasian Kopaja dengan Transjakarta tidak dimaksudkan untuk menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD). "Jangan mau dipikir untuk dapat untung dari transportasi, kami investasi di transportasi untung baik di pajak, kan nanti pajak sudah online semua," ujarnya di Balai Kota, Jakarta Pusat, Jumat, 11 Januari 2013.

TRI ARTINING PUTRI


09.35 | 0 komentar | Read More
techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger