Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts Today

Polisi Periksa Kejiwaan Ibu Pembunuh Anaknya  

Written By Unknown on Kamis, 28 Februari 2013 | 09.35

Rabu, 27 Februari 2013 | 20:00 WIB

TEMPO.CO, Jakarta -  Kepolisian Resor Metro Jakarta Timur memeriksa kejiwaan ibu yang membunuh anak kandungnya sendiri hari ini, Rabu 27 Februari 2013. RP, 39 tahun, tersangka membunuh anak kandungnya, VR , 9 tahun, di Jatinegara, Selasa siang, 26 Februari 2013.

Kepala Polres Jakarta Timur Komisaris Besar Mulyadi Kaharni mengatakan pemeriksaan psikologis RP ini untuk mengetahui mengapa dia tega membunuh anaknnya sendiri. "Hari ini tersangka menjalani tes psikologi," kata Mulyadi di Mapolres Jakarta Timur, Rabu, 27 Februari 2013.

Menurut Mulyadi, alasan tersangka membunuh putranya karena malu dengan kondisi fisiknya dinilai tidak masuk akal. Sebab, kata dia, kondisi sang anak normal. "Kondisinya normal-normal saja, bapaknya juga bilang anaknya normal," ujarnya.

Faktor ekonomi, kata Mulyadi, juga tidak menjadi penyebab RP membunuh VR. "Unsur ekonomi tidak ada karena penghasilan bapaknya Rp 5 juta yang bekerja sebagai sales cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga," ujarnya.

Seorang bocah laki-laki 9 tahun berinisal VR tewas dibunuh ibu kandungnya, RP, 39 tahun. VR dibunuh di rumahnya di Jatinegara, Cakung, Selasa siang, 26 Februari 2013. VR dibunuh karena sang ibu merasa malu dengan kemaluan anaknya yang sehabis disunat semakin kecil.

RP menghabisi nyawa VR dengan membenamkan kepala korban ke ember bak dengan kondisi tangan terikat. Setelah korban tidak bernafas, tersangka mengangkat korban dan mengelap korban, kemudian dipakaikan baju. Kemudian tersangka menjemput menjemput kakak korban yang berinisial CS, 13 tahun, di sekolahnya. Setelah itu tersangka menyerahkan diri ke Polres Jakarta Timur.

AFRILIA SURYANIS


09.35 | 0 komentar | Read More

Ibu yang Bunuh Anaknya Ditahan di Polres Jaktim  

Rabu, 27 Februari 2013 | 20:15 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian Resor Jakarta Timur resmi menahan RP, 39 tahun, tersangka pembunuhan anak kandunya sendiri, VR, 9 tahun. "Tersangka sejak hari ini ditahan," kata Kepala Polres Jakarta Timur, Komisaris Besar Mulyadi Kaharni, Rabu, 27 Februari 2013.

Menurut Mulyadi, tersangka dijerat Pasal 80 Undang-Undang Perlindungan Anak, Pasal 44 Undang-Undang Kekerasan dalam Rumah Tangga, dan Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan. "Ancamannya 5 sampai 20 tahun penjara," kata Mulyadi. Penahanan itu dilakukan setelah polisi hari ini memeriksan kejiwaan tersangka.

Kepolisian juga masih menyelidiki apakah tersangka melakukan tindakan pidana pembunuhan sudah direncanakan sebelumnya atau tidak. "Jika direncanakan, tersangka akan kami jerat Pasal 340 KUHP, ancamannya seumur hidup. Tapi kami masih kembangkan ada unsur perencanaan atau tidak," ujarnya.

VR, seorang bocah laki-laki tewas dibunuh ibu kandungnya, RP, 39 tahun. VR dibunuh dirumahnya di Jatinegara, Cakung, Selasa siang, 26 Februari 2013. VR dibunuh karena sang ibu merasa malu dengan kemaluan anaknya yang sehabis disunat semakin kecil.

RP menghabisi nyawa VR dengan membenamkan kepala korban ke ember bak dengan kondisi tangan terikat. Setelah korban tidak bernafas, tersangka mengangkat korban dan mengelap korban, kemudian dipakaikan baju. Kemudian tersangka menjemput menjemput kakak korban yang berinisial CS, 13 tahun, di sekolahnya. Setelah itu tersangka menyerahkan diri ke Polres Jakarta Timur.

AFRILIA SURYANIS


09.35 | 0 komentar | Read More

Sengketa Lahan, Warga Bentrok di Jalan Bangka

Rabu, 27 Februari 2013 | 20:33 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Bentrokan antar-warga terjadi di Jalan Bangka I, Pela Mampang, Jakarta Selatan, pada Selasa sore, 26 Februari 2013. Bentrokan ini dipicu oleh sengketa tanah warisan seluas 5.040 meter persegi di RT 11/ RW 01 dan RT 03/ RW 02 di daerah tersebut. Tanah tersebut yang diklaim milik Haji Amat.

"Bentrokan ini sebenarnya sudah tercium sejak pagi tadi," kata Mardi, salah seorang warga yang membuka usaha warung tepat di mulut gang lokasi bentrokan. Menurut Mardi, sejak pagi ada orang berbadan tegap berkeliaran.

Warga RT 11 dan RT 03 yang mencium gelagat mencurigakan ini bersiap-siap."Mereka menutup portal gang untuk antisipasi." Alasannya, kata dia, warga memang sering diintimidasi oleh para penyerang berbadan tegap ini.

Benar saja, sekitar pukul 16.00 WIB, ratusan pria berbadan tegap tersebut datang. Tak main-main, mereka membawa botol kosong hingga 8 krat lengkap dengan senjata tajam segala jenis. Tanpa basa-basi mereka langsung melempari warga RT 11 dan RT 03 dengan botol dan batu.

Menurut Devi, warga setempat, mengatakan para penyerang juga berusaha merobohkan portal agar bisa masuk. "Mereka yang berhasil masuk bahkan tak segan menyerang warga dengan senjata tajam," kata dia. Warga pun membalas.

Bentrokan terjadi sekitar 45 menit hingga polisi datang. Para penyerang ini tanpa dikomando langsung membubarkan diri. Mereka berlarian ke arah Jalan Bangka II, menuju sebuah bengkel mobil.

Tempo yang datang ke lokasi melihat polisi sedang menggrebek bengkel yang juga merupakan kos-kosan. Para pria berbadan tegap ini diduga tinggal di sana. Bahkan sisa-sisa gas air mata masih terasa di bengkel tersebut. Di lokasi bentrokan pecahan botol berserakan. Bahkan warung milik Mardi juga hancur. Bau bensin juga tercium di lokasi kejadian.

Kepala Kepolisian Sektor Metro Mampang Prapatan Komisaris Siswono mengatakan tujuh orang warga RT 11 dan RT 03 terluka. "Polisi juga menangkap 17 orang yang diduga terlibat," katanya. Saat ini kasus tersebut ditangani Kepolisian Resor Metro Jakarta Selatan.

SYAILENDRA


09.35 | 0 komentar | Read More

Giliran Jawa Tengah Target Rekayasa Cuaca BPPT

Written By Unknown on Rabu, 27 Februari 2013 | 09.35

Bubuk NaCl di pesawat hercules sebelum dilakukan operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC) oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) di Pelabuhan Udara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Senin (28/1). Operasi TMC dilakukan dengan cara menyemai bubuk NaCl di awan yang disebar melalui pesawa C-130 Hercules milik TNI-AU. TEMPO/Seto Wardhana

Rabu, 27 Februari 2013 | 05:57 WIB

TEMPO.CO, Jakarta-Setelah DKI Jakarta, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) akan menerapkan rekyasa cuaca di Provinsi Jawa Tengah. Seluruh peralatan dan perlengkapan diboyong ke Solo besok, Kamis, 28 Februari 2013.

Kepala Bidang Pengkajian dan Penerapan Teknologi Pembuatan Hujan di BPPT, Tri Handoko Seto mengatakan operasi di Jawa Tengah akan di pusatan di Bandara Adi Soemarmo. Menurut dia operasi ini akan ditunjang empat unit pesawat terbang, satu pesawat jenis Hercules dan tiga lainnya pesawat jenis cassa.

"Kamis sudah operasi di Jawa Tengah, karena di sana lebih membutuhkan dibanding Jakarta," kata Tri Handoko Seto kepada Tempo di Jakarta, Selasa, 26 Februari 2013.

Secara teknis kegiatan di Jawa Tengah tak jauh berbeda dengan kegiatan di Jakarta. Kebutuhan garam selama sebulan beroperasi di Jateng sama dengan operasi di Jakarta, 200-an ton garam. "Semua sudah disiapkan, untuk sementara yang dibawa 100 ton garam dari Jakarta," tuturnya.

FIRMAN HIDAYAT

Baca juga:
Jokowi Rekayasa Cuaca, Daerah Lain Juga Minta
Jakarta Akan Diguyur Hujan, BPPT Tabur 8 Ton Garam
BPPT Tabur 108,6 Ton Garam untuk Rekayasa Cuaca
Begini Cara Hujan Jakarta Dipindah ke Laut


09.35 | 0 komentar | Read More

KRL Mogok di Rawa Buntu  

Penumpang KRL Commuter Line Bogor-Jakarta ekstra hati-hati turun dari gerbong karena tidak tersedianya tangga untuk penumpang turun di Stasiun Manggarai, Jakarta Selatan, Senin (21/1). ANTARA/Andika Wahyu

Rabu, 27 Februari 2013 | 08:40 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Kereta commuter line buatan PT Inka yang baru diluncurkan pada 19 Februari 2013 mogok di Stasiun Rawa Buntu hingga sempat mengakibatkan penumpukan penumpang. Sejumlah penumpang yang menuju Tanah Abang-Serpong mengaku terlambat berangkat ke kantor mereka. Kereta yang harusnya berangkat pukul 07.00, baru berangkat pukul 07.45.

Di Jalur 2 Rawa Buntu terlihat "ular besi" itu tak bergerak. Penumpang yang ingin ke arah Jakarta harus melewati kereta mogok tersebut dan menyeberang ke arah kereta yang menuju Serpong. Alhasil, Rawa Buntu hanya menggunakan satu jalur.

"Keretanya mengalami gangguan," kata seorang petugas di Stasiun Rawa Buntu tanpa memerinci kerusakannya.

Saat ini sejumlah kereta yang akan menuju Tanah Abang sedang mengantre untuk berangkat. Kekecewaan penumpang bertambah ketika pengumuman dari petugas Stasiun Serpong bahwa commuter line harus menunggu lama karena ada kereta dari arah Rangkasbitung akan lewat.

"Bisa telat banget ini," kata seorang pekerja. Banyak pekerja kantoran yang mengeluh.

ALIA FATIYAH


09.35 | 0 komentar | Read More

DKI Verifikasi Ulang Data Siswa Penerima Kartu Pintar  

Rabu, 27 Februari 2013 | 08:48 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Dinas Pendidikan DKI Jakarta berencana memverifikasi kembali data siswa penerima Kartu Jakarta Pintar yang berasal dari Pendataan Program Perlindungan Sosial 2011 berdasar Badan Pusat Statistik (BPS) 2010.

Dalam data itu, siswa miskin yang berhak mendapatkan fasilitas kartu pintar sebanyak 332.465 anak dengan usia mulai dari 7 hingga 18 tahun. "Namun, data ini mengalami pergerakan. Kami perlu memverifikasi data lagi," ujar Kepala Dinas Pendidikan Jakarta, Taufik Yudi Mulyanto, Jakarta, Rabu, 27 Februari 2013.

Dia mencontohkan, bagi yang berusia 18 tahun, saat ini berarti sudah berusia dua tahun lebih tua. Dengan demikian, berarti sudah tidak masuk kategori yang dapat diberikan fasilitas kartu pintar. Kecuali, siswa berusia 20 tahun, namun masih duduk di bangku SMA. Ada kemungkinan masih memiliki kesempatan untuk mendapatkan fasilitas tersebut.

Lalu, ada pula yang dua tahun lalu masih berusia 5-6 tahun, namun pada tahun ini sudah memasuki usia yang dapat menerima kartu pintar. Ditambah lagi, Kartu Jakarta Pintar juga tidak hanya diberikan untuk anak yang tinggal di Jakarta. Tetapi juga bisa dirasakan untuk siswa asal Jakarta, namun sekolah di luar Jakarta. Atau dari luar Jakarta, namun sekolah di Jakarta. "Bagaimanapun hasil pendidikan di Jakarta juga ditentukan oleh mereka. Data ini yang sedang diverifikasi," ujarnya.

Dari anggaran pendidikan yang tersedia tahun ini sekitar Rp 12,5 triliun, kata Taufik, sebanyak Rp 804 miliar akan dialokasikan untuk Kartu Jakarta Pintar. Dia berharap target siswa sebelumnya, yaitu 332.465 anak, dapat dipenuhi pada tahun ini. Dia berharap, sebelum tahun ajaran baru sekitar Agustus mendatang, sudah dapat dibagikan seluruhnya.

"Targetnya sebelum tahun ajaran baru. Maret ini diproses. Harus dilihat, dikoordinasi dengan SKPD lainnya. Kami akan konsultasi dengan Bappeda, BPKD, Biro Hukum, Biro Umum, Sekda. Namun sebelumnya mesti lapor ke Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta," katanya.

Kartu Jakarta Pintar, program prioritas Gubernur Joko Widodo, mulai diluncurkan pada 1 Desember 2012. Pada hari itu, sebanyak 3.013 siswa telah menerima kartu yang dikeluarkan oleh PT Bank DKI. Total hingga akhir tahun lalu mencapai 10.266 kartu. Tahun ini, pemerintah daerah menargetkan akan memberikan lebih dari 300 ribu kartu ke siswa dari tingkat SD hingga SMA.

SUTJI DECILYA

Baca juga
Hari Ini, Rekayasa Cuaca Jabodetabek Berakhir
Sehari 2 Tindak Kriminal di Ciracas Wajar?
Ketika Pesisir Pantai Tangerang Jadi Lautan Sampah
Pola Konsumtif Penyebab Masyarakat Mudah Ditipu


09.35 | 0 komentar | Read More

Suami Pukuli Istri yang Sedang Hamil  

Written By Unknown on Selasa, 26 Februari 2013 | 09.35

Selasa, 26 Februari 2013 | 08:14 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang suami berinisial PS, 30 tahun, memukuli istrinya, NI, 24 tahun, yang sedang hamil delapan bulan. Akibat perbuatan ini, NI mengalami luka memar di kepala dan badannya.

"Saat ini kasusnya sedang ditangani Unit Perlindungan Perempuan dan Anak," kata juru bicara Kepolisian Resor Metro Jakarta Selatan, Komisaris Polisi Aswin, melalui pesan pendek, Selasa, 26 Februari 2013. NI melaporkan suaminya ini pada Senin kemarin.

Kejadian ini bermula pada Ahad pagi, 24 Februari 2013. Saat itu, sekitar pukul 04.00, PS bersiap akan pergi meninggalkan rumah. Kemudian NI bertanya tujuan kepergian PS, yang sudah berpakaian rapi dan memanasi sepeda motor.

Bukannya mendapat jawaban, PS malah memaki-maki NI. NI merasa disakiti atas jawaban PS. Mereka pun bertengkar. Pertengkaran ini berujung pada pemukulan terhadap NI.

NI pun akhirnya meminta PS menceraikannya. Alasannya, PS sudah terlewat kasar. Bukan kali ini saja dia memukuli istrinya itu. Pasangan yang tinggal di Jalan Poncol Raya RT 04 RW 07, Cilandak, Jakarta Selatan, ini sudah lama hidup tidak harmonis.

NI kemudian menceritakan kejadian ini kepada kerabatnya. Awalnya, dia urung melaporkan kejadian ini. Kemudian dia mendatangi PS lagi dan memaksa PS menceraikannya sekaligus meminta uang untuk biaya bersalin.

PS marah. Dia memukuli NI lagi. Bulat, akhirnya NI melaporkan insiden kekerasan dalam rumah tangga ini ke polisi. Saat ini kasus kekerasan dalam rumah tangga tersebut masih diselidiki kepolisian.

SYAILENDRA

Berita populer:
Ahok: 3 in 1 Lebih Efektif Ketimbang Ganjil Genap
Rasyid Rajasa Bantah Keterangan Saksi BMW Maut
Uang Deposito Sewa Rusunawa Marunda Raib
Hakim Ragukan Kredibilitas Saksi Ahli Kasus Rasyid
Jokowi Mau Kalkulasi Aturan Genap-Ganjil Matang


09.35 | 0 komentar | Read More

Polisi Kantongi Identitas Perampok Sadis Ciracas  

Selasa, 26 Februari 2013 | 09:00 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian Daerah Metro Jaya sudah melacak identitas rekan Deni Saputra. Deni adalah salah satu dari dua pelaku perampokan di Ciracas, Jakarta Timur, pagi tadi. Dalam perampokan ini, dua orang meninggal dan lima terluka. (Baca: Rampok Beraksi di Ciracas, Dua Tewas)

"Pelaku yang masih kami kejar berinisial AD," kata juru bicara Kepolisian Daerah Metro Jaya, Komisaris Besar Rikwanto, pada Senin, 25 Februari 2013. Menurut Rikwanto, alamat dan keberadaan pelaku sudah terlacak, tinggal menangkapnya.

Rikwanto mengatakan, AD ditengarai berperan membawa senjata api. Sedangkan Deni, yang ditangkap warga, adalah eksekutor. Dia selalu membawa senjata tajam.

Bahkan AD yang menembak ke arah korban Kriston hingga meninggal. Sedangkan ibunda Kriston, Norma, terluka di perut bagian kiri akibat tembakan ini. Total AD mengeluarkan empat tembakan.

Selain Kriston, korban meninggal lainnya adalah Jamhari. Tetangga Kriston ini ditusuk oleh Deni di bagian perut. Sedangkan korban lain yang ditusuk adalah Histon Hutagalung, ayah Kriston; Yogi Hutagalung, kakak korban; Toriq, penjaga warnet; dan Iwan Setiawan.

Kejadian ini bermula saat Kriston pulang ke rumahnya. Saat itu korban memarkirkan kendaraannya di halaman. Tiba-tiba ada dua pelaku yang mencuri sepeda motornya. Kriston berusaha mengejar pelaku dan berteriak meminta tolong.

Karena panik, dua pelaku itu menembak Kriston. Ayah, ibu dan kakak Kriston kemudian keluar dari rumah untuk menolong, tapi mereka malah ditembaki oleh pelaku.

Warga yang mendengar tembakan ini keluar. Salah seorang warga bernama Jamhari, yang sempat bergulat dengan pelaku, terkena bacokan di bagian perut hingga tewas. Pun warga lain bernama Toriq, yang berusaha menangkap pelaku, dibacok tangannya.

SYAILENDRA

Berita Lainnya:
Menelusuri Jejak Pistol Rakitan
Anggota Kepolisian Ini Jadi Tersangka Sodomi
Baru 19 Persen Siswa Terdaftar Kartu Pintar
Suami Pukuli Istri yang Sedang Hamil
Cetak Gol Kemenangan bagi Spurs, Bale Merendah
Seminggu Kurang Tidur 'Bencana' bagi Kesehatan


09.35 | 0 komentar | Read More

Jokowi Punya Pengganti Kepala Satpol PP  

Selasa, 26 Februari 2013 | 09:10 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, telah menemukan pengganti Kepala Satuan Polisi Pamong Praja DKI Jakarta yang baru. Sebelumnya, posisi ini dipegang oleh Effendi Anas yang telah dua periode menjabat. "Sudah ada," kata Jokowi di Balai Kota Jakarta, Senin 25 Februari 2013.

Dia mengatakan, proses pergantian Kepala Satpol PP ini masih berada tangan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jakarta. Jika proses itu selesai, Jokowi akan secepatnya melantik Kepala Satpol PP yang baru.

Pada Jumat 22 Februari 2013 lalu, Effendi Anas melepas jabatannya sebagai Kepala Satpol PP Jakarta. Jabatan itu dipegang sementara oleh Asisten Pemerintahan DKI, Sylviana Murni.

Meski hanya ditunjuk sebagai Pelaksana Tugas Kepala Satuan Polisi Pamong Praja DKI Jakarta, Sylviana Murni tidak ingin main-main dalam menjalankan jabatannya. "Meskipun sementara harus serius juga. Nanti malam saya mau ketemu Satpol PP. Saya kenalan juga akan memberi arahan," ujar Sylviana beberapa waktu lalu.

Sylviana ingin menambahkan akan memakai pendekatan-pendekatan baru. "Pendekatan ini mengedepankan dialog persuasif, tidak menggunakan kekerasan," ujarnya. (Baca: Mutasi Pejabat,Jokowi: Tak Ada Tempat Basah-Kering)

SUTJI DECILYA

Berita Lainnya:
Mengapa Ngemil di Malam Hari Buruk Buat Kesehatan? 
Rusia Perketat Larangan Merokok 
Raffi Ahmad Dilaporkan Orang Ini ke BNN
Mutasi Pejabat,Jokowi: Tak Ada Tempat Basah-Kering


09.35 | 0 komentar | Read More

Tak Punya KJS, Warga Miskin Bisa Pakai Jamkesmas

Written By Unknown on Senin, 25 Februari 2013 | 09.35

Warga Bukit Duri menunjukkan Kartu Jakarta Sehat yang telah diberikan oleh gubernur di Kampung Melayu, Jakarta, Senin (12/11). TEMPO/Tony Hartawan

Senin, 25 Februari 2013 | 05:32 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur, Safarudin mengatakan penanganan kesehatan gratis untuk warga kurang mampu yang tidak memiliki Kartu Tanda Penduduk DKI Jakarta dapat menggunakan kartu Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas).

Pernyataan ini disampaikan Safarudin menyusul terjadinya kasus Wawan, 11 tahun, penyandang tunawicara yang menjalani perawatan di RSUD Budi Asih, Jakarta Timur, karena terkena tetanus. Setelah dirawat selama tiga hari, Wawan yang sehari-hari bekerja sebagai pemulung, meninggal dunia.

Jenazah Wawan sempat ditahan pihak rumah sakit, karena keluarga pemulung ini tidak mampu membayar biaya pengobatan yang mencapai Rp 8,8 juta. Rumah sakit tidak membebaskan biaya perawatan anak miskin ini karena orang tua Wawan, Bento, tidak memiliki kartu tanda penduduk (KTP) DKI Jakarta. Ayah Wawan ber-KTP Indramayu. Mereka juga tidak memiliki Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas).

Safarudin menjelaskan, Jamkesmas tentu berbeda dengan program Kartu Jakarta Sehat (KJS) yang dapat diganti dengan menunjukan KTP dan kartu keluarga. "Masyarakat yang bukan warga DKI atau tidak memiliki KTP DKI Jakarta bisa memakai kartu Jamkesmas, tapi harus menunjukan kartunya, tidak bisa pakai KTP atau KK seperti KJS," kata Safarudin kepada Tempo, Ahad 24 Februari 2013.

Menurut dia, pengguna kartu Jamkesmas ditentukan oleh Kementerian Kesehatan. "Itu masuknya ke pusat (Kementerian Kesehatan). Jamkesmas beda dengan Jamkesda, kalau Jamkesda untuk yang KTP DKI," ujarnya.

Namun, dia menegaskan untuk warga non KTP DKI Jakarta yang menjalani perawatan di rumah sakit di Jakarta dan mengalami kesulitan biaya dapat membuat Jamkesda. Seharusnya, kata dia, pihak rumah sakit berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan DKI Jakarta untuk memperoleh Jamkesda untuk pasien yang mengalami kesulitan biaya tersebut.

AFRILIA SURYANIS

Berita terpopuler lainnya:
Komnas Anak: Menahan Jasad Anak Pelanggaran Asasi
Anas Tersangka, Warga Tanya Soal Gantung di Monas
Mahfud MD dan Hary Tanoe Kunjungi Anas
Pengamat: Anas Punya Kartu As Korupsi Kader PD
Begini Kalau Jokowi Dikerjai Istrinya


09.35 | 0 komentar | Read More

RS Budhi Asih Bantah Tahan Jenazah Wawan

Senin, 25 Februari 2013 | 06:02 WIB

TEMPO.CO , Jakarta: Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Budi Asih Jakarta, Nanang Hasani, mengatakan rumah sakit tidak pernah menahan jenazah seseorang. Menurut dia, rumah sakit memiliki prosedur sejak lama soal pemulangan jenazah didahulukan. "Kami nggak akan tahan kalau sudah meninggal, itu prosedur meski tak bayar," kata Nanang kepada Tempo di Jakarta, Ahad, 24 Februari 2013.

RSUD Budi Asih dituding sempat menahan jenazah Wawan selama tujuh jam. Jenazah bocah berusia 11 tahun ini tak bisa dikeluarkan rumah sakit karena masih ada beban biaya yang harus dilunasi senilai Rp 8,8 juta.

Wawan yang tinggal di pemukiman pemulung Kebagusan Raya, Pasar Minggu, Jakarta Selatan,  itu sempat menjalani perawatan akibat tetanus, Rabu, 20 Februari 2013. Wawan meninggal Jumat, 22 Februari 2013 sekitar pukul 14.00 WIB. Jenazah bocah yang terdaftar sebagai murid Sekolah Langit Biru Kebagusan baru bisa dikeluarkan sekitar pukul 21.00 WIB.

Rendy Widanarto, pengajar Wawan di Sanggar Langit Biru Kebagusan mengatakan kesulitan melunasi biaya perawatan Wawan di rumah sakit. Namun sebagai jaminan untuk bisa mengeluarkan Wawan, Rendy mengumpulkan uang dari teman-temannya dan terkumpul Rp 600 ribu.

Orang tua Wawan, Bento, menurut Rendy tidak terdaftar sebagai warga DKI Jakarta. Mereka mengantongi Kartu Tanda Penduduk Indramayu. Artinya, keluarga Wawan tidak termasuk warga yang dijamin Kartu Jakarta Sehat.

Tertahannya jenazah Wawan, kata Nanang, bukan karena keinginan rumah sakit yang menahan. Menurut dia, penyerahan jenazah harus diberikan kepada orang yang tepat menerima.
"Bukan karena menteri datang, mungkin karena kami harus mencari keluarganya," kata Nanang.

Dia menilai, kasus ini tidak akan menjadi masalah jika saja status pasien jelas sejak awal. Jika pasien ditanggung Jamkesmas tak ada lagi biaya yang harus dibayar. "Tapi kalau pasien umum ya harus bayar," ujar dia.

Sebagai pelaksana atau operator, dia menambahkan, rumah sakit tidak ingin masalah seperti ini terulang. Namun, rumah sakit tidak memiliki kewenangan untuk menerbitkan kebijakan. "Kebijakan itu ada di dinas kesehatan, kami ini hanya operator. Sebaiknya pasien harus menjelaskan statusnya terlebih dulu, sebagai pasien umum atau Jamkesmas," kata Nanang.

Sisa biaya perawatan dan pengobatan Wawan masih bermasalah, namun akan dinegosiasikan pada Senin, 25 Februari ini. Rendy mengatakan, rumah sakit menjanjikan akan menggratiskan biaya setelah terbit asuransi Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas).

"Tapi harus ada fotocopy KTP orang tua Wawan dan fotocopy KTP penjamin. Saya tak tahu prosesnya, dari syarat itu mungkin akan diterbitkan Jamkesmas," kata Rendy. Wawan bisa keluar dari rumah sakit menurut Rendy ada orang sebagai penjamin, Sobar, pengurus lapak di pemukiman pemulung di Kebagusan. "Kalau sudah ada Jamkesmas, biaya bisa gratis dan uang jaminan Rp 600 ribu dikembalikan rumah sakit," katanya.

FIRMAN HIDAYAT


09.35 | 0 komentar | Read More

Data Pelanggaran Alih Fungsi Hunian Diperbarui

Senin, 25 Februari 2013 | 06:11 WIB

TEMPO.CO , Jakarta: Pelaksana tugas Wali Kota Jakarta Selatan, Syamsudin Noor, berjanji akan mendata ulang bangunan hunian di permukiman yang dialihfungsikan menjadi tempat usaha. "Akan dilakukan up-date oleh Dinas P2B (Dinas Pengawasan dan Penertiban Bangunan)," kata Syamsudin kepada Tempo melalui pesan singkat, Ahad, 23 Februari 2013.

Pembaruan data, kata dia, bukan hanya dilakukan di Komplek Perumahan Pondok Indah, tetapi juga di komplek perumahan lain di Jakarta Selatan. Data tersebutlah yang kelak akan dijadikan bahan untuk penertiban. "Data terakhir sebagai bahan rencana kegiatan," ujar Syamsudin.

Untuk menertibkan, pihaknya akan mengerahkan satuan perangkat kerja terkait, terutama Satuan Polisi Pamong Para. Dia juga akan bekerja sama dengan kepolisian setempat. Hanya saja, Syamsudin belum menjadwalkan waktu pelaksanaan penertibannya. "Time schedule, personil dan lain-lainnya akan dirapatkan dulu minggu ini," ujar Syamsudin.


SOETANA MONANG HASIBUAN


09.35 | 0 komentar | Read More

Polisi Siap Bantu Tertibkan Rumah di Pondok Indah

Written By Unknown on Minggu, 24 Februari 2013 | 09.35

Sabtu, 23 Februari 2013 | 22:26 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian Resor Jakarta Selatan bersedia terlibat dalam penertiban rumah yang diubah fungsinya menjadi tempat bisnis di Perumahan Pondok Indah Jakarta Selatan. Selain menyalahi tata ruang, tempat bisnis baru di perumahan itu itu berpotensi melahirkan titik macet baru di Ibu Kota seperti halnya kawasan Kemang. Saat konsumen bermobil makin banyak berhenti untuk membeli akan menjadi titik kemacetan baru. "Kalau pemerintah minta, pasti kami bantu," kata juru bicara Polres Jakarta Selatan, Komisaris Aswin, Sabtu, 23 Februari 2013.

Menurut dia, selama ini polisi belum pernah melakukan koordinasi dengan Pemerintah Kota Jakarta Selatan berkaitan dengan rencana penegakan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah. "Itu kan domainnya pemerintah. Belum pernah ada koordinasi ke kami," ujar Aswin.

Untuk mengantisipasi kemacetan di Perumahan Pondok Indah, kata dia, saban hari personil lalu-lintas ditugaskan di waktu pagi sampai sore mengatur lalu lintas.

Sebelumnya, pelaksana tugas Wali Kota Jakarta Selatan, Syamsudin Noor mengatakan akan menyisir kawasan perumahan Pondok Indah untuk menemukan rumah-rumah yang berubah fungsi menjadi tempat usaha. Dia mengancam akan menyegel apabila menemukan kediaman yang melanggar aturan. "Kalau tidak ada perubahan, kami terpaksa lakukan penyegelan," kata Syamsuddin, Jumat lalu.

Dia mengungkapkan pelanggaran berupa perubahan fungsi permukiman menjadi tempat usaha juga ditemukan di kawasan lain, seperti di Jalan Gunawarman, Senopati, dan sebagian Wolter Monginsidi. Bahkan, sebelumnya, Kepala Dinas Tata Ruang Gamal Sinurat menyebutkan kawasan Jalan Panglima Polim dan Kemang, juga mengalami hal serupa.

Syamsuddin membantah melakukan pembiaran atas alih fungsi rumah tinggal dan kawasan permukiman di wilayahnya itu. "Kami sudah menyampaikan informasi kepada masyarakat. Sudah ada plang tentang peraturan yang melarang," katanya.

IRFAN ABDUL GANI


09.35 | 0 komentar | Read More

Siswi SMA di Depok Disekap Teman Baru di Facebook

Minggu, 24 Februari 2013 | 04:47 WIB

TEMPO.CO , Depok - Kasus pelecehan seksual teman Fecebook kembali terjadi di Depok. Kali ini seorang siswi kelas X sebuah SMA di Sukmajaya, Depok yang berinisial E, 16 tahun, dipaksa berhubungan suami istri sampai tiga kali. Kejadian itu dilakukan di rumah pelaku, FH, 16 tahun, yang juga siswa kelas X sebuah SMA di Sawangan.

"Ini anak diancam, enggak boleh keluar. Kemudian disetubuhi dengan ancaman akan diputusin," kata Kepala Kepolisian Sektor Sukmajaya Komisaris Fitria Mega kepada Tempo, Sabtu, 23 Februari 2013.

Awalnya kejadian itu diketahui dari laporan orang tua E ke Polsek Sukmajaya pada Kamis, 21 Februari 2013. Mereka melaporkan E yang telah menghilang selama tiga hari sejak Selasa, 19 Februari 2013. Akhirnya polisi melakukan pencarian. Setelah dicek Facebook-nya ternyata E bersama teman barunya. "Kita cari lewat Facebook, akhirnya kita temukan dia bersama teman barunya. Kemarin kita tangkap," kata dia.

Fitria menjelaskan, pelaku dan korban baru beberapa hari berteman di Facebook dan langsung diajak ketemuan. Meski dilarang oleh orang tuanya, E tetap nekat pergi untuk menemui FH pada Selasa itu. Nahas, FH malah menggunakan momen itu untuk merayu E dan mengajak ke rumahnya di daerah Sawangan. "Di rumahnya, korban diancam enggak boleh keluar," kata Fitria. Akhirnya E menginap di rumah itu. Saat itulah FH menyetubhi E dengan modal mengancam.

Menurut Fitria, baik FH maupun E mengakui telah melakukan hubungan suami istri sebanyak tiga kali. "Pengakuannya sudah tiga kali," katanya. Karena kedua pelaku merupakan anak dibawah umur, Polsek Sukmajaya langsung menyerahkan kasusnya ke Kepolisian Resor Kota Depok. "Kami serahkan ke PPA (Unit Perlindungan Perempuan dan Anak) Polres," kata dia.

Fitria mengatakan, pihaknya telah menetapkan FH dengan pasal 332 KUHP tentang membawa anak dibawah umur tanpa seizin orang tuanya. "Hukumannya tujuh tahun penjara," kata dia.

Namun, kasus itu akan dikembangkan oleh Unit PPA Polresta Depok. Menurut Fitria kalau setelah pemeriksaan di PPA terbukti melakukan persetubuhan, maka ancamannya akan beralih ke Undang-undang Perlindungan Anak. "Sekarang sedang dikembangkan oleh PPA," kata dia.
Sampai saat ini, Unit PPA Polresta Depok belum bisa dimintai keterangan masalah ini.

ILHAM TIRTA


Berita Terpopuler Lainnya:

Adik Anas : Ini Kan yang 'Mereka' Minta
Bu Anas ke Jakarta untuk Lihat Rumah Baru 
Anas Resmi Berhenti Sebagai Ketua Umum Demokrat


09.35 | 0 komentar | Read More

Komnas Anak Janji Kawal Kasus Bocah Korban Sodomi

Minggu, 24 Februari 2013 | 05:13 WIB

TEMPO.CO , Jakarta - Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas Anak) kedatangan orang tua korban sodomi F, 5 tahun, siang tadi. Orang tua korban meminta perlindungan atas ancaman pelaku sodomi setelah kasus ini dilaporkan ke polisi. "Mereka minta kami back-up," ujar Ketua Komnas Anak Arist Merdeka Sirait kepada Tempo, Sabtu, 23 Februari 2013.

Menurutnya, sejak melaporkan kasus ini ke Kepolisian Resor Jakarta Timur Kamis lalu, keluarga korban merasa diteror. "Mereka diancam untuk keluar dari perumahannya," ujarnya.

F, 5 tahun adalah putra pasangan R dan MS, warga Ciracas, Jakarta Timur. F disodomi oleh dua pria dewasa, E dan IE. Salah seorangnya diduga ajudan seorang pejabat kepolisian di Markas Besar Polri. "Dia yang memberi ancaman," ujarnya.

Salah satu bukti ancaman itu adalah adanya intervensi saat keluarga hendak melakukan visum di Rumah Sakit Polri. "Ada orang yang mengaku polisi dan mencoba memediasi (proses visum),' ujarnya. Dan setelah keluar hasilnya, dinyatakan negatif. Arist menganggap hasil visum itu main-main. "Apalagi yang meriksa petugas magang," ujarnya.

Keluarga yang percaya bahwa anaknya telah disodomi pelaku mendatangi polisi kembali pada Jumat kemarin. "Mereka minta second opinion," ujarnya. Keluarga lalu dirujuk ke RS Cipto Mangunkusumo. Hasil visum tersebut sesuai dengan kecurigaan keluarga. "Dari hasil visum disebut duburnya rusak, dan ada bekas luka gores di pinggang," ujarnya.

Ia lalu menyesalkan kenapa hasil visum di kedua RS itu berbeda. "Ada dugaan RS Polri mau melindungi anggotanya," ujar ia.

Komnas Anak lalu berjanji untuk mengawal kasus ini hingga selesai. "Kami akan bantu agar korban mendapatkan keadilan," ujarnya.

M. ANDI PERDANA


Berita Terpopuler Lainnya:

Adik Anas : Ini Kan yang 'Mereka' Minta
Bu Anas ke Jakarta untuk Lihat Rumah Baru 
Anas Resmi Berhenti Sebagai Ketua Umum Demokrat


09.35 | 0 komentar | Read More

28.745 Siswa SMA Bekasi Disubsidi Rp 170 Ribu

Written By Unknown on Sabtu, 23 Februari 2013 | 09.35

Jum'at, 22 Februari 2013 | 22:19 WIB

TEMPO.CO, Bekasi - Sebanyak 28.745 siswa SMA/SMK Negeri sederajat di Kota Bekasi mendapatkan subsidi biaya sekolah dari pemerintah setempat sebesar Rp 170 rtibu per bulan. "Bakal diberlakukan saat pergantian tahun ajaran mendatang," ujar Kepala Bidang Bina Program Dinas Pendidikan Kota Bekasi,. Ali Fauzie, Jumat, 22 Februari 2013.

Siswa yang mendapatkan subsidi tersebut, kata dia, diantaranya 21.979 siswa di 18 SMA Negeri dan 6.766 siswa di 11 SMK Negeri. Subsidi yang diberikan melalui APBD 2013 sebesar Rp 55 miliar. "Dengan pemberian subsidi dari pemerintah ini, biaya penyelenggaraan pendidikan di SMA/SMK telah terpenuhi sepenuhnya," kata dia.

Dengan demikian, program biaya pendidikan jenjang SMA/SMK sudah terpenuhi di Kota Bekasi pada 2013. "Para orang tua siswa tidak lagi dibebani iuran sekolah," ujar Ali. Lebih lanjut, Ali merinci sebelumnya biaya penyelenggaraan pendidikan tingkat SMA/SMK di Kota Bekasi telah diperoleh dari Rintisan Biaya Operasional Siswa (RBOS) pemerintah pusat dan pemerintah provinsi Jawa Barat.

Untuk tahun ini, setiap siswa mendapatkan subsidi sebesar Rp 1 juta per tahun dari pemerintah pusat, dan Rp 200 ribu per tahun dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Pada 2012, ia melanjutkan, nilai subsidi dari pemerintah pusat dan provinsi tak sebesar nominal yang diberikan tahun ini, sehingga masing-masing sekolah menarik iuran Sumbangan Penyelenggaraan Pendidikan (SPP) dari orang tua siswa sekitar Rp 250.000.

Namun, lantaran total biaya standar penyelenggaraan pendidikan senilai Rp 270 ribu per tahun, kini, menurut Ali telah terpenuhi dengan tambahan subsidi dari Pemerintah Kota Bekasi. "Penarikan SPP tidak lagi diperkenankan," tuturnya.

Ia menambahkan, orang tua siswa hanya diperkenankan terlibat pembiayaan untuk kegiatan praktikum untuk siswa SMK serta study tour yang diselenggarakan pihak sekolah. Itupun harus melalui musyawarah yang melibatkan orang tua supaya tidak membebani mereka.

Ali menambahkan, anggaran subsidi dari pemerintah daerah tinggal menunggu pencairan dari APBD. Karenanya, hingga kini para orang tua siswa masih diperkenankan untuk membayar iuran sekolah. "Kami berharap tahun ajaran mendatang bisa terpenuhi," ujarnya.

MUHAMMAD GHUFRON


09.35 | 0 komentar | Read More

Puskesmas di Jakarta Timur Dilengkapi Kamar Inap

Seorang anak di pegang ibunya saat acara pemberian imunisasi Campak dan Polio secara gratis di Gedung Wanita BKOW terhadap warga di kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur, Selasa (18/10). Kampanye Imunisasi Tambahan Campak dan Polio tahap ketiga akan digelar di 17 provinsi di Indonesia mulai dari 18 Oktober hingga 18 November di pos pelayanan imunisasi yang tersebar di posyandu dan puskesmas. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

Sabtu, 23 Februari 2013 | 06:01 WIB

TEMPO.CO , Jakarta - Walikota Jakarta Timur HR Kristiadi mengatakan akan membangun enam puskesmas baru yang memiliki fasilitas kamar inap yang cukup. "Rencananya dari Suku Dinas Kesehatan begitu," ujarnya saat ditemui di Pedongkelan, Jakarta Timur, Jumat, 22 Februari 2013.

Namun Kristiadi tak ingat soal rencana lokasi dan biaya pembangunan enam puskesmas baru tersebut. "Yang jelas kalau yang baru ada fasilitas rawat inapnya," ujar dia.

Hal tersebut menyambut arahan Joko Widodo yang meminta instansi terkait, terutama rumah sakit milik pemerintah untuk memperbanyak kamar perawatan. Jokowi meminta rumah sakit menambah fasilitas kamar inap kelas tiga dan puskesmas untuk juga menyiagakan hal tersebut bagi pasien. Alasannya, agar tak ada lagi pasien tak mampu yang terlantar karena tak mendapat ruang.

Selain itu, Kristiadi berjanji juga akan merehabilitasi sejumlah puskesmas yang dinilai tidak layak. "Akan ada yang direhab sedang ataupun total," ujarnya.

Namun ia belum bisa memastikan apakah program rehabilitasi itu akan dilakukan bersamaan dengan pembangunan enam puskesmas baru atau tidak. "Akan kami segera koordinasikan dengan Suku Dinas Kesehatan," ujarnya.

Sejumlah puskesmas di wilayah Jakarta Timur dilaporkan mengalami kerusakan parah. Salah satunya di Puskesmas Kelurahan Jati, kondisi puskesmas dilaporkan oleh warga sudah mengkhawatirkan hingga kabarnya mau ambruk.

M. ANDI PERDANA

Berita terpopuler lainnya:
Rumah Pondok Indah Bukan Lagi Rumah
Ahok: Premi Kartu Jakarta Sehat Rp 23 Ribu
RS Kurang Dokter, Jokowi Ajukan 110 Dokter Baru
Mayat Bayi Dibuang di Pot Bunga
Temuan Ahok Soal Isu Warga Rusun Jual Perabotan


09.35 | 0 komentar | Read More

Bantuan Makanan Untuk Rusun Marunda Dihentikan

Sabtu, 23 Februari 2013 | 06:35 WIB

TEMPO.CO , Jakarta: Pemerintah DKI Jakarta akan menghentikan bantuan pangan bagi korban banjir bantaran Waduk Pluit yang kini menjadi penghuni Rusunawa Marunda, Cilincing, Jakarta Utara. Alasannya, untuk menciptakan kemandirian warga di sana.

"Pemerintah telah memberikan fasilitas seperti peralatan dapur, kompor gas, TV, kulkas, sembako, dan meja makan. Dengan pertimbangan itu, kami akan menyetop pelayanan dapur umum dan bantuan nasi bungkus agar mereka mandiri," ujar Kepala Suku Dinas Sosial Jakarta Utara, Ika Lestari Aji, Jumat, 22 Februari 2013.

Menurut Ika, penghentian bantuan direncanakan berlaku sejak 28 Februari 2013. Meskipun begitu, pengawasan terhadap sejumlah warga akan tetap dilakukan jika masih ada keluarga yang benar-benar belum mampu hidup mandiri.

"Jika memang ditemukan seperti itu, akan kami kondisikan sedikit bantuan. Kami juga kasihan jika ada yang benar-benar tidak bisa makan," ujar Ika.

Ika menambahkan, selama ini, pihaknya aktif membagikan sekitar 1.000 nasi bungkus untuk satu kali waktu makan. Karena waktu makan ada tiga yaitu pagi, siang, dan malam, maka total nasi yang dibagikan adalah 3.000.

Adapun nasi bungkus yang dipersiapkan di klaster B, Blok 7 Rusun Marunda itu hanya dikhususkan kepada korban banjir. Jumlah korban banjir di Rusunawa Marunda mencapai 446 KK. Mereka tersebar di Blok 2,3,6,7,dan 8.

Warga korban banjir, belum bisa menerima kebijakan ini. Mereka meminta pemerintah untuk mempertimbangkan kembali penghentian ini. Lukman (38) misalnya, warga klaster B, mengaku masih kesulitan mencari makan secara mandiri karena ia belum bekerja lagi.

"Kalau makanan distop saya bingung mau makan pakai apa? Memang masih ada beras, tapi beli lauknya gimana? " ujar Lukman.

ISTMAN MP


09.35 | 0 komentar | Read More

YLKI Desak Kemenkes Lakukan Investigasi

Written By Unknown on Jumat, 22 Februari 2013 | 09.35

Jum'at, 22 Februari 2013 | 04:33 WIB

TEMPO.CO , Jakarta: Ketua Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Husna Zahir, mendesak Kementerian Kesehatan untuk segera melakukan upaya investigasi penyebab penolakan 10 rumah sakit di Jakarta terhadap bayi Dera Nur Anggraini. "Sampai sekarang belum diketahui penyebabnya: apa karena faktor kapasitas atau memang karena warga miskin," kata Husna saat dihubungi Tempo, Kamis, 21 Februari 2013).

Menurut dia, apabila dari hasil investigasi itu menemukan alasan penolakan pihak rumah sakit karena biaya, maka sepantasnya Kementerian Kesehatan memberikan sanksi yang berat. "Pasien yang datang ke rumah sakit tidak boleh ditolak karena dia warga miskin. Apalagi, jika pasiennya sudah dalam kondisi darurat," ujar Husna.

Seperti diberitakan, Dera Nur Anggraini, bayi yang baru berusia enam hari, meninggal lantaran sakit pada saluran pencernaannya. Ironisnya, Dera meninggal setelah ditolak oleh 10 rumah sakit yang diminta menangani operasinya.

Husna menambahkan, YLKI selama ini belum pernah menangani pengaduan yang berkaitan dengan penolakan. Namun, lebih kepada pengaduan persoalan pembiayaan dan dugaan mall praktek. "Dan, kami hanya sebatas memediasi penyelesaian persoalannya," katanya.

Ketua Yayasan Pemberdayaan Konsumen Kesehatan Indonesia, Marius Wijayarta, menilai maraknya kasus penolakan rumah sakit terhadap kalangan masyarakat tidak mampu merupakan dampak dari buruknya sistem penganggaran kesehatan dan jaminan sosial selama ini. "Dari pusat sampai ke darah kacau-balau," katanya saat dihubungi pada kesempatan terpisah.

Marius menganggap, sistem yang dijalankan pemerintah, terutama di Kementerian Kesehatan dan Kementerian Sosial, belum sepenuhnya mengedepankan prinsip profesionalisme dalam penanganan anggaran.

Dia mencontohkan, pemerintah yang berperan sebagai kuasa pengguna anggaran, juga bertindak sebagai pihak penyelenggara dan selaku tim pemantau. "Mereka semua yang jalankan, meskipun dijalankan dengan sistem tender," ujar Marius. Ia mengklaim jika Yayasan Pemberdayaan Konsumen Kesehatan Indonesia sudah lama melakukan analisa.

Dengan berlakunya sistem yang seperti itu, dia menambahkan, program perbaikan kesehatan tidak akan berjalan efektif dan akan terus menimbulkan permasalahan. Jika pun persoalan ini mencuat, menurut Marius, pihak rumah sakit tidak bisa disalahkan, karena dinas dan pemerintah sebagai regulator yang membuat kesalahan sistem.

Marius memprediksi, sistem layanan kesehatan dan jaminan sosial baru bisa berjalan dengan baik apabila Undang Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional bisa dimaksimalkan. Tetapi masih harus menunggu sampai awal 2014.

IRFAN ABDUL GANI

Berita Lainnya:
Pasien KJS Keluhkan Minimnya Tenaga Medis 
Jaksa Akan Hadirkan 5 Saksi Beratkan Rasyid 
Bayi Tidak Bernyawa Ditemukan di Pot di Kayu Manis
Jokowi Disarankan Tak Tambah Tempat Tidur Rumah Sakit 
Tolak Bayi Dera, RS Harapan Bunda Bungkam 
RS Pasar Rebo Ingin Sistem Online Segera Berlaku 
Biaya Operasi Mahal, Bayi di Depok Meninggal


09.35 | 0 komentar | Read More

Rumah Pondok Indah Bukan Lagi Rumah

Jum'at, 22 Februari 2013 | 07:41 WIB

TEMPO.CO, Jakarta -–Pelanggaran terhadap aturan peruntukan rumah hunian di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan, banyak terjadi. Pernyataan dan pengakuan itu menguatkan reportase terkini Tempo di kawasan permukiman elite itu sebelumnya.

"Ada yang diperuntukkan bagi perumahan, tapi jadi dikomersialkan," kata Kepala Dinas Pengawasan dan Penertiban Bangunan DKI Jakarta I Putu Ngurah Indiana Kamis, 21 Februari 2013.

Menurut Putu, Wali Kota Jakarta Selatan harus menertibkan kawasan Pondok Indah. Jika Wali Kota menghendaki pembongkaran bagi warga yang melanggar aturan, koordinasi harus dijalin dengan Suku Dinas Pengawasan dan Penertiban Bangunan (P2B) setempat.

Penugasan itu, menurut Putu, tertulis dalam peraturan daerah yang berlaku. "Intinya, kami tidak bisa membongkar begitu saja,"katanya.  

Putu juga mengatakan Wali Kota Jakarta Selatan memiliki tugas yang sama di seluruh wilayah pemerintahannya. Fenomena pelanggaran ini muncul karena lapangan pekerjaan semakin terbatas, sehingga warga akhirnya menciptakan lapangan pekerjaan baru."Cara mudahnya, ya dengan menggunakan rumah sendiri," katanya.

Kepala Dinas Tata Ruang DKI Jakarta Gamal Sinurat menunjuk kawasan Kemang dan Jalan Panglima Polim sebagai dua contoh lokasi lainnya di Jakarta Selatan yang sarat pelanggaran. Di Kemang, perubahan fungsi perumahan terjadi dalam koridor-koridor.

Adapun di Jalan Panglima Polim, perubahan yang terjadi masih terlihat sporadis. Meski demikian, Gamal menegaskan, penertiban harus segera dilakukan agar permasalahan itu tidak berkembang semakin besar.

Agar peralihan fungsi bangunan ilegal tidak meluas, Gamal menambahkan, perlu ada perbaikan tata ruang. "Setelah kebijakan rampung, baru disosialisasi kepada masyarakat bagaimana cara membuat perizinan yang mudah dan murah,"kata dia.

Sebelumnya, Camat Kebayoran Lama Budi Wibowo mengaku kerepotan menghadapi warganya yang bandel di kawasan Pondok Indah. Usaha dibuka para warga bermacam-macam, dari salon hingga studio foto."Kami sudah melaporkan adanya pelanggaran ini sejak tahun lalu ke Suku Dinas Pengawasan dan Penertiban Bangunan Jakarta Selatan," kata dia pada Rabu lalu.

Larangan itu, menurut Budi, bahkan tertulis pada papan peringatan yang terpampang di sepanjang Jalan Metro Pondok Indah, dengan kalimat "Kawasan Perumahan Dilarang Dijadikan Tempat Usaha", sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 1991.

Berdasarkan pengamatan Tempo, ada belasan rumah di jalan tersebut yang beralih fungsi menjadi tempat usaha. Salah satunya, ada rumah tinggal yang kini berubah menjadi toko perlengkapan bayi. Seorang penjaga toko, yang meminta dipanggil Eny, mengaku tak tahu bahwa sang pemilik rumah mengoperasikan kembali usahanya."Itu urusan tuan saya,"ujarnya.

Seorang pemilik usaha jasa kesehatan juga menolak dianggap melanggar aturan."Kami kan bergerak di bidang jasa, bukan toko,"katanya. Dia berkukuh tidak membutuhkan izin untuk mendirikan usaha di lingkungan perumahan. "Kami kan jasa, adanya izin praktek." Simak Jakarta dan permasalahannya di sini.

SUTJI DECILYA | SYAILENDRA | ALI ANWAR

Baca juga:
Pecah Jalan Para Pimpinan KPK
Rasyid Rajasa: Saya Tak Bersalah
Nazar: Anas Bikin Cerita Tipu-tipu Mahabharata
Muntari Beberkan Rahasia Taklukan Barcelona


09.35 | 0 komentar | Read More

Kasus Dera, RS Diminta Tambah Kapasitas Kelas III  

Jum'at, 22 Februari 2013 | 09:10 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo berencana menambah kapasitas ruang perawatan kelas III di Ibu Kota. Rencana penambahan itu akan dilakukan dengan mengganti ruang perawatan kelas II menjadi kelas III. "Seluruh rumah sakit milik Pemprov akan menambah kapasitas kelas III," ujarnya di Balai Kota, Jakarta, Kamis, 21 Februari 2013.

Rencananya, kata Jokowi, 75 persen ruang perawatan di seluruh rumah sakit milik Pemprov DKI akan dijadikan ruang kelas III. Dengan begitu, kapasitas ruang perawatan bisa menampung lebih banyak pengguna Kartu Jakarta Sehat.

Adapun untuk rumah sakit swasta, Jokowi mengaku belum berencana menerapkan hal serupa. Soalnya, Jokowi tidak bisa langsung menginstruksikan rumah sakit non-Pemprov DKI. "Kami tidak punya kewenangan untuk memaksa kalau (rumah sakitnya) bukan di bawah kami," kata dia.

Selain penambahan kamar perawatan, Jokowi menyatakan akan menambah ruang untuk perawatan di ICU dan Neonatal Intensive Care Unit (NICU). "Sambil kami membangun tambahan kamar, kami juga akan tambah ruang ICU dan NICU," ujarnya. (Baca: Dirjen Bina Kesehatan: NICU Memang Langka)

Namun, penambahan ruang ICU serta NICU tidak bisa dilakukan dalam waktu cepat. Perlu waktu sekitar setahun untuk menambah jumlah ICU dan NICU. "Kalau untuk ruangan bisa cepat, dalam satu atau dua hari sudah bisa," ujarnya.

Jokowi menolak mengkalkulasi potensi kerugian rumah sakit atas pergantian kelas ruang perawatannya. Namun, dia menilai kesehatan masyarakat lebih utama ketimbang untung rugi. "Rumah sakit itu tidak ada urusan untung rugi karena yang terpenting pelayanan. Kan, sudah disubsidi, jadi buat apa memikirkan untung rugi?" ujar dia.

Rencana penambahan ruang perawatan di kelas III itu mengemuka setelah kematian Dera Nur Anggraini, bayi berusia enam hari akibat kapasitas Neonatal Intensive Care Unit (NICU) di sejumlah rumah sakit tidak memadai. Kasus ini mengungkap kebutuhan ruang perawatan yang kurang di Jakarta. Apalagi, kunjungan pasien yang berobat kesehatan gratis meengalami peningkatan sekitar 70 persen pasca-peluncuran Kartu Jakarta Sehat. Berita pelayanan publik untuk warga miskin selengkapnya di sini. (Baca: Kasus Dera, Menteri Nafsiah Didesak Audit RS  dan Jokowi Diminta Evaluasi Rumah Sakit Penolak Dera)

DIMAS SIREGAR

Berita Lainnya:
Dirjen Bina Kesehatan: NICU Memang Langka
Kasus Dera, Menteri Nafsiah Didesak Audit RS
Jokowi Diminta Evaluasi Rumah Sakit Penolak Dera
YLKI Desak Kemenkes Lakukan Investigasi


09.35 | 0 komentar | Read More

Jokowi Bakal Panggil Programmer Online Rumah Sakit

Written By Unknown on Kamis, 21 Februari 2013 | 09.35

Seorang Petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara menutupi Seorang pasien ketika memilih calon Gubernur DKI Jakarta pada TPS Keliling no 073 di Rumah Sakit Persahabatan, Jakarta, (20/09). TEMPO/Seto Wardhana.

Kamis, 21 Februari 2013 | 05:40 WIB

TEMPO.CO , Jakarta - Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, berencana memanggil pembuat program sistem online yang akan diterapkan di seluruh rumah sakit Jakarta. "Kami baru panggil programmer besok (Kamis, 21 Februari 2013)," kata Jokowi di Balai Kota Jakarta, Rabu 20 Februari 2013.

Dengan sistem online yang akan mengintegrasikan rumah sakit di Jakarta ini, menurut Jokowi, pasien yang akan rawat inap dapat mengecek informasi jumlah kamar kosong atau pun yang sudah terisi di suatu rumah sakit. Dia mencontohkan, di Rumah Sakit A masih tersedia 3 kamar, kemudian ke Rumah Sakit B ada 4 kamar.

Program online Rumah Sakit tersebut, kata Jokowi, merupakan salah satu cara mengantisipasi pasien yang tidak dapat rawat inap dengan alasan kamar penuh seperti yang dialami bayi Dera.

Selanjutnya, Jokowi menjelaskan, program ini akan mulai diterapkan pada bulan depan. "Beri waktu sebulan lagi," katanya.

Sistem online Rumah Sakit akan diuji coba pada 1 Maret mendatang di 5 rumah sakit pusat, 3 Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD), 3 RS TNI-Polri. 11 rumah sakit tersebut antara lain RSCM, Fatmawati, Harapan Kita, Tarakan, Koja, dan Cengkareng.

SUJI DECILYA


Berita terpopuler lainnya:
Demokrat dan PKS Dianggap Juara Korupsi
Aturan Baru SIM Tak Jadi Berlaku Maret Ini
Produk Nestle Terancam Ditarik di Indonesia
Di Museum Ini Pengunjung Boleh Tak Berbusana
Sekali Lagi, Ini Pembelaan Anas Soal Harrier


09.35 | 0 komentar | Read More

Jokowi Ubah Kelas Ruang Perawatan RS Tarakan  

Kamis, 21 Februari 2013 | 05:59 WIB

TEMPO.CO , Jakarta - Gubernur Joko Widodo menyatakan akan menambah ruang perawatan untuk pasien di kelas III. Dia pun meminta agar Rumah Sakit Tarakan mengganti sebagian unit kamar kelas II menjadi kamar kelas III. "Nanti ada 69 ruangan kelas II yang diubah menjadi ruangan kelas III," katanya di RS Tarakan, Rabu, 20 Februari 2013.

Menurut Jokowi, pergantian kelas ruang perawatan itu agar masyarakat yang akan berobat melalui Kartu Jakarta Sehat bisa terlayani dengan baik. Soalnya, pasien KJS yang masuk ke RS Tarakan melonjak setelah program kesehatan gratis itu diluncurkan. "Jadi biar masyarakat sakit yang datang bisa ditampung," katanya.

Jokowi mengakui, banyak fasilitas di rumah sakit yang belum maksimal melayani masyarakat melalui program KJS. Karena itu, dia meminta agar pihak rumah sakit mengubah kamar kelas II menjadi kamar kelas III. "Karena memang minat dari masyarakat luar biasa," ujarnya.

Sementara itu, Direktur Utama RSUD Tarakan Kusmedi Priharto mengatakan, lonjakan pasien ke RS Tarakan sejak KJS diluncurkan cukup tinggi. Saat ini, setidaknya ada 1.200 orang yang dirawat sejak KJS itu diluncurkan. "Sebelumnya pasien yang dirawat 700 orang, jadi, memang 100 persen terpakai ruangannya," ujarnya.

Adapun penambahan 69 ruang kelas III akan membuat daya tampung KJS menjadi lebih banyak. "Mudah-mudahan bisa mencapai 500-an tempat tidur setelah itu," ujarnya.

Meski begitu, Kusmedi tidak bisa menampik kebutuhan tenaga medis untuk
melayani pasien. Soalnya, penambahan kapasitas kelas III secara otomatis menambah kebutuhan tenaga medis.

Saat ini, RSUD Tarakan memiliki 70 dokter yang terdiri dari 55 dokter spesialis dan 15 dokter umum. Sedangkan untuk perawat, Kusmedi menyatakan sudah menambah 110 perawat, sehingga total perawat menjadi 450 orang.

Adapun untuk pasien yang masuk ke RS Tarakan, Kusmedi menyatakan hampit seluruh pasien yang masuk karena dirujuk benar-benar harus dirawat di IGD. Padahal, sebelumnya cuma 60 persen pasien rujukan saja yang harus dirawat di IGD. "Jadi kebutuhan tenaga itu juga masih kurang untuk memenuhi kebutuhan keamanan pelayanan," ujarnya.

DIMAS SIREGAR


Baca juga:
Gerindra Tak Yakin Jokowi Kalahkan Prabowo
Capres 2014, Jokowi Diibaratkan Sebagai Anak Macan
Peluang Rhoma Irama Jadi Calon Presiden
Mahfud Didukung Jadi Capres Alternatif
Mereka Yang Akan Meramaikan Panggung RI-1 2014


09.35 | 0 komentar | Read More

Kriminolog: Perkosaan Banyak Libatkan Orang Dalam

Kamis, 21 Februari 2013 | 06:11 WIB

TEMPO.CO , Jakarta: Kriminolog Erlangga Masdiana menyebutkan sejumlah kasus perkosaan yang terjadi umumnya melibatkan orang-orang terdekat. Setidaknya, hampir 80 persen kasus perkosaan mendapati keterlibatan anggota keluarga atau kerabat sebagai pelaku utama, seperti orang tua atau kakak. Mereka ini justru merupakan orang-orang yang dipercaya.

"Ini salah satu penyebab kasus perkosaan sulit diungkap," katanya, Rabu , 20 Februari 2013. Ditambah lagi, kondisi korban yang sulit  berterus terang telah menjadi korban pemerkosaan karena terhalang oleh rasa malu dan kondisi psikologis.

Menurut Erlangga, faktor ini juga yang mengakibatkan korban harus merasakan penderitaan selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun. Baru setelah muncul ke permukaan dan disorot media, korban berani bicara dan melapor. "Maka tidak heran bila kasus perkosaan sedikit yang dilaporkan ke polisi," ujar Erlangga.

Tak jarang polisi pun menemui jalan buntu untuk mengungkap kasus perkosaan lantaran sudah berlangsung dan terjadi dalam waktu yang lama. "Polisi harus punya bukti kuat dan harus bisa dibuktikan. Kalau menduga saja bakal sulit," kata pengajar di Universitas Indonesia ini.

Erlangga menilai, situasi rumah yang padat, sempit, serta interaksi yang tinggi menjadi salah satu faktor pendorong pemerkosaan terhadap anak-anak. Situasi ini biasanya terdapat di pemukiman penduduk yang padat dan kumuh. "Ini karena mereka tidak memiliki sekat atau ruang privat yang jelas," ujarnya. Sehingga, muncul budaya permisif antara orang tua dan anak.

Seperti diberitakan, kasus perkosaan kembali terungkap di Jakarta Timur. Kali ini menimpa PD, 18 tahun, yang diperkosa oleh ayahnya sendiri. Kepada polisi, PD mengaku telah diperkosa sejak usia 13 tahun. Kasus sebelumnya menimpa bocah RI dengan tersangka ayahnya juga. Namun, RI meninggal setelah menjalani perawatan di rumah sakit akibat luka di alat kelaminnya.

Untuk menekan kasus pemerkosaan yang menimpa anak-anak, Erlangga meminta kepada polisi untuk berperan aktif melakukan upaya preventif. Misalnya, dengan mendatangi warga dan memberikan modus-modus yang biasa dilakukan oleh para pelaku. "Kebanyakan pelaku menjalankan aksinya saat pengawasan dari lingkungan lemah, seperti orang tua yang sedang bekerja," ujar Erlangga.

ADITYA BUDIMAN

Terpopuler:
Sore Ini, Seluruh Jakarta Diguyur Hujan
Masyarakat Bekasi Sambut Stasiun Telaga Murni
Kata Psikolog Soal Kasus Perkosaan Terhadap Anak
Jokowi Bikin Tim Kajian MRT
Danai Pembangunan Tol Dalam Kota, 4 Bank Diprotes
Hendak Tangkap Maling Motor, Pria Ditembak di Dada


09.35 | 0 komentar | Read More

Masyarakat Bekasi Sambut Stasiun Telaga Murni

Written By Unknown on Rabu, 20 Februari 2013 | 09.35

Ratusan calon penumpang duduk di rel dan berdiri menunggu Kereta Api di stasiun Tambun, Bekasi, Jawa Barat (3/6). Mereka terpaksa duduk di rel karena kurangnya sarana di stasiun.FOTO ANTARA/Koswara

Selasa, 19 Februari 2013 | 23:27 WIB

TEMPO.CO, Jakarta-Warga Kabupaten Bekasi menyambut baik realisasi rencana pembangunan stasiun baru di Desa Telaga Murni, Cikarang Barat. "Ini bisa menjadi salah satu pemecah masalah kemacetan di Kabupaten Bekasi juga DKI Jakarta," ujar Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Bekasi, Mustakim, Selasa 19 Februari 2013.

Mustakim mengakui pembangunan itu adalah aspirasi Dewan. Diharapkan, stasiun bisa membantu warga Kabupaten Bekasi yang sehari-hari bekerja di Jakarta.

Secara terpisah, Sekretaris Daerah Kabupaten Bekasi Muhyiddin mengatakan pembangunan paling cepat dimulai April mendatang. Rencana pembangunan stasiun kereta lintas Jakarta-Cikampek itu sudah disepakati dalam sebuah nota kesepahaman antara Kementerian Perhubungan, PT Kereta Api Indonesia, serta Pemerintah Kabupaten Bekasi.

Anggaran yang disiapkan sebesar Rp 16 miliar berasal dari pihak konsorsium atau pihak ketiga dengan sistem lelang. "Pembangunan Stasiun di Desa Telagamurni ini salah satu program nasional untuk mengentaskan kemacetan di wilayah Kabupaten Bekasi," kata Muhyiddin.

Adanya stasiun tersebut juga dikisarkan bisa menjadi pilihan bagi masyarakat untuk mobilisasi dari Bekasi menuju Jakarta. "Diharapkan masyarakat beralih dari kendaraan pribadi ke kereta api," ujar Muhyiddin.

MUHAMMAD GHUFRON


09.35 | 0 komentar | Read More

Kata Psikolog Soal Kasus Perkosaan Terhadap Anak

Rabu, 20 Februari 2013 | 05:13 WIB

TEMPO.CO , Jakarta: Kasus pemerkosaan yang dilakukan oleh orang terdekat korban, menurut psikolog Universitas Indonesia, Tika Bisono, adalah penyimpangan sosial yang bisa jadi disebabkan oleh depresi yang kemudian menyebabkan rusaknya pola pikir pelaku. "Bisa saja pelaku frustasi dengan kehidupannya sendiri, kemudian mencari pelampiasan, dan anggota keluarga yang jadi target," ujar Tika saat dihubungi Tempo, Selasa, 13 Februari 2013.

Selain itu, Tika menambahkan, banyaknya perceraian yang terjadi juga menjadi sebab pemerkosaan terhadap anggota keluarga terdekat. "Kan jadi banyak ayah tiri. Ya, ini memang enggak bisa dipukul rata, tapi ini juga salah satu sebab," kata dia.

Tika menambahkan, anggapan harus menurut kepada orang tua kadang ditelan bulat-bulat sehingga ini menjadi alasan anak harus selalu menuruti apapun perintah orang tua, termasuk memenuhi nafsunya. Kebanyakan kasus pemerkosaan oleh orang terdekat ini dipaksa secara psikologis atau bentuknya berupa rayuan. "Kadang juga kan diiming-imingi hadiah," ujarnya.

Kata-kata "harus nurut orang tua" inilah, menurut Tika menyebabkan ada masa-masa diam dahulu, sebelum korban akhirnya melapor kepada ibunya. "Bentuknya jadi soft terror," kata Tika.

Tindak kriminal yang dilakukan orang dekat korban ini, lanjut Tika, dapat terjadi juga karena ibu-ibu yang terlalu sibuk di luar rumah sehingga kurang memperhatikan perubahan perilaku sang anak. "Jarang ada yang peka sama bahasa tubuh anak," kata dia.

Contoh kasus perkosaan yang dilakukan oleh orang terdekat baru-baru ini terjadi pada PD. PD, 18 tahun,  kemarin mendatangi Polres Jakarta Timur untuk melaporkan perbuatan ayahnya, DP, 42 tahun.  Kepada penyidik, PD mengungkapkan sudah diperkosa oleh ayahnya sendiri sejak berusia 13 tahun.

Juga bocah berusia 9 tahun, ZC, yang dua pekan lalu melaporkan telah diperkosa ayah tirinya ke Komisi Nasional Perlindungan Anak.

TRI ARTINING PUTRI

Berita Terkait:
Polisi Proses Kasus Pencabul Bocah 7 Tahun
Kronologi Pencabulan Bocah 7 Tahun 
Dikibuli Pelaku Pencabulan Bocah, Ini Kata Polisi 
Bohongi Polisi, Pemuda Cabuli Bocah 7 Tahun 
Heboh Kasus Daming, Akil Mochtar Salahkan DPR


09.35 | 0 komentar | Read More

Sore Ini, Seluruh Jakarta Diguyur Hujan

Rabu, 20 Februari 2013 | 08:41 WIB

TEMPO.CO, Jakarta- Warga Ibu Kota sebaiknya menyiapkan perlengkapan pelindung dari hujan pada Rabu ini, 20 Februari 2013. Sebab, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika meramalkan, seluruh wilayah Jakarta bakal diguyur hujan kala sore nanti.

Hujan ringan akan melanda semua kawasan. Hanya di Jakarta Selatan, BMKG menyebut hujan turun dengan intensitas sedang. Hujan tak hanya menyambangi DKI pada petang saja. Hingga malam, empat wilayah Jakarta tetap mengalami hujan. Hanya Jakarta Barat dan Kepulauan Seribu saja yang diprediksi mulai mengering di malam hari, namun tetap berselimut awan.

Masih menurut halaman situs BMKG, Jakarta di pagi hari akan kejatuhan hujan sedang. Kecuali Jakarta Selatan dan Jakarta Barat berawan. Adapun suhu udara Jakarta hari ini berkisar 23 hingga 32 derajat Celcius dengan kelembaban 65 sampai 96 persen.

Sementara, di kota-kota tetangga, Depok, Tangerang, Bekasi, serta Bogor, pagi ini rata berawan. Namun seperti Jakarta, sore sampai malam seluruh kawasan ini juga akan dijatuhi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang.

ATMI PERTIWI

 

Berita Terkait:
Polisi Proses Kasus Pencabul Bocah 7 Tahun
Kronologi Pencabulan Bocah 7 Tahun Â 
Dikibuli Pelaku Pencabulan Bocah, Ini Kata Polisi Â 
Bohongi Polisi, Pemuda Cabuli Bocah 7 Tahun Â 
Heboh Kasus Daming, Akil Mochtar Salahkan DPR


09.35 | 0 komentar | Read More

Kantor Kementerian Perumahan Kemalingan

Written By Unknown on Selasa, 19 Februari 2013 | 09.35

Selasa, 19 Februari 2013 | 09:20 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Kantor Kementerian Perumahan Rakyat dibobol maling pada Senin, 18 Februari 2013. Dari tempat brankas Kementerian, kawanan garong ini ini menggasak uang sebesar Rp 208 juta. "Uang itu untuk honor kegiatan, juga biaya lain-lain di Kementerian," kata juru bicara Kementerian Perumahan Rakyat, Agus Margiyarto, Selasa, 19 Februari 2013.

Lemari baja tempat uang itu tersimpan ada pada ruang keuangan, lantai empat Gedung Kementerian, di bagian belakang. Agus mengatakan, posisi gedung itu memang terpencil dan berbatasan dengan tembok paling belakang. Ia pun menduga si maling sudah mengetahui kondisi gedung. Sebab terjadi kala perkantoran tengah sepi pekerja. "Dia meloncati tembok dan membobol pintu belakang," kata Agus.

Menurut Agus, maling tidak langsung naik ke lantai empat. Sebab sempat mengacak-acak ruangan lain. "Mungkin pas melihat brankas, langsung dibobol aja." Sayangnya pada saat kejadian kamera pengawas tengah rusak, mati.

Kejadian ini pertama kali diketahui seorang Kementerian, M. Priyo Susilo. Waktu itu dia tengah masuk kantor dan melihat kondisi ruangan kantor acak-acakan. Priyo pun langsung menghubungi rekannya untuk memastikan barang apa saja yang hilang.

Juru bicara Kepolisian Resor Jakarta Selatan, Komisaris Aswin, mengatakan, polisi masih menyelidiki kasus ini. Barang bukti: sebuah brangkas merek Ichiban yang dalam keadaan terbuka paksa dan terdapat bekas congkelan, serta amplop warna cokelat dan putih.

Kementerian Perumahan Rakyat bukan kali ini saja menjadi sasaran maling. Pada pertengahan 2012, gedung ini pun pernah kedatangan maling motor yang juga memanjat tembok. "Tapi pencurian itu kepergok," ujar Agus.

SYAILENDRA

Berita Lainnya:
Dewan: Gubernur Jangan Cuma Kelalang-keliling
Ahok Ajak Bos Properti Benahi Rusun Marunda
Bayi Meninggal Setelah Ditolak 10 Rumah Sakit
Ada Gas Air Mata di Peluncuran Buku Ras Muhamad
Ahok: Rumah Sakit di Jakarta Kurang Memadai


09.35 | 0 komentar | Read More

Tipu CPNS? Ini Kata Anggota DPRD Bekasi

Selasa, 19 Februari 2013 | 08:56 WIB

TEMPO.CO, Bekasi - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Bekasi, Nuryadi Darmawan, membantah tudingan sebagai calo pegawai negeri sipil. "Apalagi menipu uang puluhan juta," kata dia, Senin malam, 18 Februari 2013.

Ia malah menuding ada politisasi dalam persoalan uang itu. Sebab menurutnya, masalah ini menyangkut utang piutang antara adiknya dengan Dedeh Hasanah, perempuan yang mengaku orangtua korban, Desta Pangesti. "Jujur, saya tidak kenal dan tidak tahu sama sekali para pelapor," ujarnya.

Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia Kota Bekasi itu juga tidak mengetahui persoalan perjanjian pembayaran utang sebesar Rp 75 juta. Terlebih penandatanganan kesepakatan bermaterai yang disaksikan Hiu Hindiana, seorang kuasa hukum sekaligus kader PDI Perjuangan Kota Bekasi. "Saya serahkan saja masalah ini ke polisi," kata Nuryadi. "Bagaimanapun kami harus menghormati hukum."

Kuasa hukum Nuryadi, Naufal Alrasyid, mengatakan, laporan itu tidak masuk ke ranah pidana, atau Pasal 378 KUHP soal penipuan. Melainkan tergolong masalah perdata. "Saya berharap kasus ini dihentikan," kata Naufal..

Sebelumnya, Dedeh Hasanah melaporkan Nuryadi Kepolisian Sektor Bekasi Selatan. Dedeh menuding Nuryadi mengiming-imingi bangku PNS Pemerintah Kota Bekasi kepada anaknya, Desta Pangesti, asal bersedia membayar Rp 75 juta. "Dua kali membayar dan dua kali ikut proses formal, Desta tak juga lulus," kata paman Desta, Riswan Purnama.

MUHAMMAD GHUFRON

Berita Lainnya:
Dewan: Gubernur Jangan Cuma Kelalang-keliling
Ahok Ajak Bos Properti Benahi Rusun Marunda
Bayi Meninggal Setelah Ditolak 10 Rumah Sakit
Ada Gas Air Mata di Peluncuran Buku Ras Muhamad
Ahok: Rumah Sakit di Jakarta Kurang Memadai


09.35 | 0 komentar | Read More

Ada Senjata Tajam dan Ponsel di Lapas Tangerang

Selasa, 19 Februari 2013 | 09:32 WIB

TEMPO.CO, Tangerang - Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM wilayah Banten menggelar razia narkoba di Lembaga Pemasyarakatan Pemuda Kelas II A Tangerang. Inspeksi mendadak ini digelar pada Senin tengah malam, 18 Februari 2013, dan berakhir di dini hari.

Dalam razia kali ini, petugas tidak menemukan narkotika dan obat-obat terlarang. Namun mereka menyita aneka barang lainnya: telepon genggam, pengisi baterai atau charger, serta pisau cutter. "Benda-benda terlarang itu kami temukan dalam sel tahanan," kata Kepala Lapas Pemuda Kelas II A Tangerang, Kunto Wiriyanto.

Penemuan barang terlarang dalam bui membuat Dirjen Pemasyarakatan memberikan catatan khusus bagi petugas Lapas Pemuda Tangerang. Kunto sendiri tidak menampik kemungkinan adanya permainan antara petugas dengan narapidana, hingga handphone dan senjata tajam beredar dalam lapas.

"Banyaknya barang terlarang dalam sel menandakan main mata sipir dan penghuni Lapas," kata Kunto. "Untuk itu, kami akan terus melakukan evaluasi kinerja sipir."

Razia ini adalah kali kedua yang digelar Dirjen Pemasyarakatan sepanjang Februari 2013. Sebelumnya, sidak dilakukan pada Sabtu, 2 Februari 2013. Kala itu, petugas menyita 10 telepon genggam, puluhan charger, cakram padat atau DVD, sendok, garpu, pisau cutter, dan uang tunai Rp 3,2 juta. "Seluruh barang berbahaya itu kami untuk dimusnahkan," ujar Kunto.

JONIANSYAH

Baca juga
Usai Rapimnas, Dukungan ke Anas Semakin Kuat
Wiranto Ajak Rekan Harry Tanoe Gabung ke Hanura
Survei: Publik Makin Ragu dengan Komitmen SBY


09.35 | 0 komentar | Read More

Ahok: Calo Rusun Marunda Bakal Dipidana

Written By Unknown on Senin, 18 Februari 2013 | 09.35

Ahok menambahkan, pihaknya menyiapkan fasilitas rusun sebaik-baiknya. Selain unit rumah dengan fasilitas listrik dan air, pihaknya juga akan mengisi setiap unit dengan kasur, televisi, kulkas, pakaian, dapur, dan bahan pokok. Ahok.org

Senin, 18 Februari 2013 | 07:07 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Gubernur Jakarta Basuki Tjahja Purnama atau biasa disapa Ahok mengancam mempidanakan calo rumah susunsewa Marunda ke ranah pidana. "Semuanya tanpa kecuali," ujarn Ahok, Ahad, 17 Februari 2013.

Praktik jual beli rusun membuat mantan Bupati Belitong Timur itu geram. Pasalnya, fasilitas yang seharusnya digunakan warga miskin dengan gratis saat pertama kali masuk, malah diperjualbelikan dengan harga selangit. "Makanya itu tidak ada lagi rumah susun milik, yang ada rumah susun sewa," kata dia.

Ahok menyatakan praktik kotor tersebut harus segera dihentikan dan diberikan hukuman setimpal. Dengan begitu, harapan warga miskin mendapatkan fasilitas rusunawa tercapai. "Kalau tidak seperti itu, Jakarta sampai kiamat pun tidak pernah orang miskin dapat rumah," kata Ahok geram.

Untuk mendukung itu, Pemerintah DKI siap memberikan pekerjaan bagi warga miskin penghuni rusun. Harapannya membantu warga tidak mampu supaya bertahan menggunakan fasilitas rusun. "Kalau tidak mampu bayar sewa kami pekerjakan di Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) untuk ngurusin taman, biayanya disubsidi," kata dia.

Bahkan Ahok memperingatkan warga miskin, meskipun dia orang tua jompo untuk tidak memperjual belikan rusun, atau memberikannya bagi warga lain secara cuma-cuma. "Kalau dia miskin sampai tua dan sakit, ya jangan di sini, saya kirim ke panti weda saya urusin bawa perawat, makan tiga kali saya urusin," kata Ahok.

Politisi Partai Gerinda ini berharap, dengan ketegasan itu mampu memberikan efek jera bagi semua penjahat atau oknum yang melanggengkan praktik kotor unit hunian rusunawa. "Jadi tidak ada alasan lagi untuk ada masalah di sini," ujarnya.

JAYADI SUPRIADIN

Berita terpopuler lainnya:
Edsus Ayam Kampus
Menteri Pertanian Dipanggil KPK Hari Ini
Publik Mau Presiden Berikut Tak Urusi Partai
Survei: Publik Makin Ragu dengan Komitmen SBY 
65 Persen Pemilih SBY Khawatir Presiden Tak Fokus
Kata Ibunda Raffi Ahmad, Raffi Cuma Minta Doa


09.35 | 0 komentar | Read More

Ada Gas Air Mata di Peluncuran Buku Ras Muhamad  

Senin, 18 Februari 2013 | 08:34 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Acara peluncuran buku Negeri Pelangi Ras Muhamad di Teebox Cafe, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, diwarnai kericuhan. Alasannya, ratusan penggemar grup musik reage tersebut berusaha merangsek masuk.

"Padahal, kapasitas tempatnya sempit," kata manajer Ras Muhamad, Dipa Kalbuadi, Senin, 18 Februari 2013. Dipa menjelaskan sebenarnya jumlah tiket sudah dibatasi, tapi yang datang mencapai 200-an orang.

Walhasil, penonton yang ingin tetap menonton acara tersebut tapi tidak memiliki tiket berusaha masuk. Padahal saat itu acara peluncuran buku yang menceritakan sejarah perjalanan grup band ini baru saja dimulai pada sekitar pukul 20.30 WIB.

Panitia yang kewalahan menghadapi penonton akhirnya meminta bantuan polisi. Empat orang personel Kepolisian Resor Metro Jakarta Selatan datang. Kebetulan lokasi acara dan kantor polisi hanya dibatasi jalan, berhadap-hadapan.

Untuk membubarkan massa, Dipa menyebut polisi sempat menembakkan gas air mata tiga kali. Situasi di luar ruangan mulai kondusif. Hanya, mereka yang ada di dalam ruangan panik dan berusaha keluar. Akibatnya, lima orang pingsan akibat berdesak-desakkan.

Sebaliknya, seorang pengunjung, Jefry, mengatakan tidak ada kerusuhan ataupun keributan yang bisa menjadi alasan polisi menembakkan gas air mata. "Yang ada hanyalah antrean pengunjung yang hendak masuk," ujarnya.

Tidak ada korban jiwa dalam insiden ini. Panitia berjanji akan menghelat ulang acara tersebut di tempat yang lebih besar. Bagi penggemar yang sudah memiliki tiket bisa menggunakannya di konser berikutnya. Untuk waktu dan tempatnya saat ini masih dibicarakan panitia.

SYAILENDRA | AYU CIPTA

Berita terpopuler lainnya:
Edsus Ayam Kampus

Ahok: Calo Rusun Marunda Bakal Dipidana
Wiranto Ajak Rekan Harry Tanoe Gabung ke Hanura
KPK: Gelar Perkara Hambalang Senin atau Selasa
Menteri Pertanian Dipanggil KPK Hari Ini
Publik Mau Presiden Berikut Tak Urusi Partai
Survei: Publik Makin Ragu dengan Komitmen SBY 
65 Persen Pemilih SBY Khawatir Presiden Tak Fokus


09.35 | 0 komentar | Read More

Ahok Ajak Bos Properti Benahi Rusun Marunda  

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyiapkan 1.000 unit rumah susun untuk pengungsi banjir. Dalam situasi darurat seperti sekarang, pengisian dilakukan segera. Proses verifikasi penghuni akan dilakukan setelah rusun terhuni. Ahok.org

Senin, 18 Februari 2013 | 09:09 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah DKI Jakarta membuat terobosan baru dengan meminta bantuan bos properti untuk memperbaiki fasilitas rumah susun sewa (rusunawa) Marunda, Jakarta Utara.

"Perusahaan properti ada 400 di Jakarta. Kalau semua datang dan urusin satu blok, satu blok selesai. Saya panggil bos properti itu," ujar Wakil Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, Ahad sore kemarin, 17 Februari 2013.(Baca: Ahok Ajarkan Dobrak Pintu Rusun Marunda)

Basuki mengatakan kebutuhan paling mendesak saat ini adalah perbaikan instalasi air dan listrik. Perbaikan lainnya, seperti instalasi kaca, bisa dilengkapi setelah air dan listrik teratasi. "Bikin sederhana, bukan mewah. Yang penting ada lampu, listik, dan air. Soal isi urusan lain," kata dia.

Saat ini kebutuhan warga untuk memasuki area rusun sudah tak terbendung. Sedangkan proses tender biasanya berlangsung lama. "Makanya saya menawarkan kepada pengusaha dengan CSR (Corporate Social Responsibility)," ujarnya.

Ahok meminta Dinas Perumahan DKI segera menyediakan validasi data untuk pengusaha. "Kalau tidak ada lagi (data) kasih tahu saya kondisi unit seperti apa. Dia (pengusaha) perbaiki lebih murah, kita tender lebih mahal," kata dia.

Ahok juga minta penghuni rusun melapor kepada petugas perbaikan saat renovasi berlangsung. "Bilang kalau WC saya rusak atau fasilitas lainnya agar diperbaiki," kata dia. (Baca: Ahok: Calo Rusun Marunda Bakal Dipidana)

JAYADI SUPRIADIN

Berita Lainnya:
Ahok Ajarkan Dobrak Pintu Rusun Marunda
Tujuh Partai Bergabung dengan PAN
Isak Tangis Warnai Ulang Tahun Raffi Ahmad
Sebab Meteor Rusia Tak Terdeteksi
Anas : Pidato SBY Sudah Jelas Top


09.35 | 0 komentar | Read More

Berniat Membobol ATM, Maling Hanya Gondol Rokok

Written By Unknown on Minggu, 17 Februari 2013 | 09.35

Sabtu, 16 Februari 2013 | 20:04 WIB

TEMPO.CO, Jakarta -  Dua laki-laki mencoba membobol mesin ATM Bank Mandiri di dalam minimarket Indomaret di Jalan Pejalan I, pekojan, Tambora, Jakarta Barat, Sabtu, 16 Februari 2013, pukul 00.54. Menurut Kepala Unit Reserse Kriminal Polsek Tambora, Ajun Komisaris Johari Bule, tingkah keduanya yang mengenakan penutup wajah dan sarung tangan itu terekam kamera pengintai alias CCTV.

Kedua pelaku terlihat mencoba merusak mesin ATM menggunakan gergaji besi dan linggis. "Tapi yang bisa dirusak hanya seng-seng dan pintunya," kata Johari kepada Tempo, Sabtu 16 Februari 2013.

Tak ingin usahanya sia-sia, pelaku akhirnya membawa beberapa pak rokok di dekat kasir. Setelah itu pelaku kabur melalui pintu belakang toko yang sudah mereka rusak.

Tak ada saksi mata yang melihat langsung kejadian tersebut. Soalnya minimarket hanya buka pada pukul 08.00-23.00. Pembobolan tersebut baru ketahuan pada Sabtu pagi, sekitar pukul 06.30, saat penjaga toko bernama Rahmat bersiap membuka toko.

Polisi menduga pencurian itu dilakukan oleh pemain baru. Soalnya, kata Johari, perlengkapan mereka hanya gergaji dan linggis. Padahal, kata dia, biasanya perampok yang lihai akan menggunakan gergaji mesin. Selain itu, usaha pembobolan brankas juga dilakukan di dalam toko. "Rampok profesional biasanya akan membawa brankas dan dibongkar di tempat lain," ujar Johari.

Saat ini polisi masih berusaha mengidentifikasi kedua pelaku. Adapun kerugian yang diderita toko belum diketahui. "Masih menunggu hasil pembukuan," kata Johari.

Kisah hampir serupa juga terjadi di minimarket Indomaret, di Jalan Mujair RT 08 RW 04 Bambu Apus, Pamulang, Tangerang Selatan. Pada Jumat dinihari 15 Februari 2013, Hendro Priyono, 35 tahun, membobol Indomaret tersebut. "Dia membobol dengan merusak asbes plafon memakai obeng dan tang," kata juru bicara Polres Jakarta Selatan, Aiptu Broto Suwarno, Sabtu 16 Februari 2013.

Apes, pembobolan ini dipergoki oleh Eko, 24 tahun, karyawan Indomaret. Ketika itu, Hendro sedang mengangkat satu kardus berisi berbagai merek rokok senilai Rp 5 juta. Hendro berusaha lari tapi tertangkap dan dilaporkan ke Polsek Pamulang. Pelaku dan barang bukti satu kardus digiring ke Polsek Pamulang. Simak berita-berita kriminal lainnya.

ANGGRITA DESYANI | ATMI PERTIWI


09.35 | 0 komentar | Read More

Bantu Kampanye Rieke, Jokowi Cuti 2 Hari  

Jokowi ikut mendampingi Rieke Diah Pitaloka, Teten Masduki, dan Ketua DPP PDIP Andreas Hugo Pereira (Kanan) di kereta Argo Parahyangan untuk berkampanye terbuka dalam Pilkada Jawa Barat 2013 di Bandung. TEMPO/Dhemas Reviyanto

Sabtu, 16 Februari 2013 | 20:39 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengambil cuti dua hari untuk menjadi juru kampanye pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat, Rieke Diah Pitaloka dan Teten Masduki, di Cicalengka, Bandung, Sabtu 16 Februari 2013. Rieke dan Teten diusung PDIP, partai yang juga mengusung Jokowi saat pilkada DKI Jakarta tahun lalu. 

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama membenarkan kabar cutinya Jokowi. "Saya Pelaksana Harian Gubernur pada Sabtu-Minggu. Beliau kan cuti untuk menjadi juru kampanye," kata Basuki di Balai Kota, Jumat, 15 Februari 2013.

Padahal, Jumat pagi, kepada wartawan, Jokowi sempat mengatakan akan pergi ke rumah susun Marunda berdua dengan Basuki. Namun, Basuki mengaku tidak tahu rencana tersebut."Tadi kan Pak Gubernur bilang ketemu Senin ya,'" kata Basuki meniru Jokowi.

Jokowi juga dikabarkan menjadi juru kampanye calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara, Effendi Simbolon dan Djumiran Abdi, yang juga diusung PDIP, PDS, dan PPRN. Pemilihan Gubernur Sumatera Utara akan berlangsung pada 7 Maret 2013. Di Sumatera Utara, saat ini juga masa kampanye.

TRI ARTINING PUTRI

Baca juga:
EDISI KHUSUS AYAM KAMPUS
Ledakan Meteor Rusia Terbesar dalam 100 Tahun
Begini Proses Ledakan Meteor di Rusia
Kecepatan Meteor yang Jatuh di Rusia 54.000 Km/Jam
Meteor Rusia Ternyata Jatuh di Danau


09.35 | 0 komentar | Read More

Jokowi Baru Ajukan Izin Sehari Sebelum Cuti

Jokowi ikut mendampingi Rieke Diah Pitaloka, Teten Masduki, dan Ketua DPP PDIP Andreas Hugo Pereira (Kanan) di kereta Argo Parahyangan untuk berkampanye terbuka dalam Pilkada Jawa Barat 2013 di Bandung. TEMPO/Dhemas Reviyanto

Sabtu, 16 Februari 2013 | 20:53 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengambil cuti dua hari, Sabtu- Minggu pekan ini, untuk menjadi juru kampanye pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat, Rieke Diah Pitaloka dan Teten Masduki, di Cicalengka, Bandung, Sabtu 16 Februari 2013. Rieke dan Teten diusung PDIP, partai yang juga mengusung Jokowi saat pilkada DKI Jakarta tahun lalu. 

Menurut juru bicara Kementerian Dalam Negeri, Reydonnyzar Moenek, surat izin cuti kampanye Jokowi ternyata baru diterima  Kementerian Dalam Negeri, Jumat, 15 Februari 2013, pukul 14.00 WIB. "Suratnya diserahkan Pemprov DKI Jakarta setelah salat Jumat," kata Reydonnyzar ketika dihubungi, Sabtu, 16 Februari 2013.

Surat izin tersebut diajukan untuk cuti kampanye selama dua hari pada Sabtu dan Ahad pekan ini. Padahal, menurut Reydonnyzar, surat izin seharusnya diserahkan paling lambat dua pekan sebelum hari cuti. Hal itu berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 2009 tentang tata cara pejabat mengikuti kampanye pemilihan umum.

Reydonnyzar menambahkan cuti tetap harus diajukan pejabat daerah meski kampanye yang mereka hadiri jatuh di akhir pekan."Walau Sabtu dan Minggu harus tetap cuti karena jabatan kepala daerah itu melekat 24 jam, tidak mengenal hari libur," ujar dia. Jadwal kampanye harus disertakan dalam surat izin. Selain itu pejabat daerah juga tak diperkenankan menggunakan fasilitas negara selama cuti.

Sebenarnya, bukan hanya Jokowi yang menjadi juru kampanye. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Azwar Abubakar juga menghadiri kampanye pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat, Dede Yusuf dan Lex laksamana, di Ciamis, Jawa Barat, Sabtu 16 Februari 2013.

Selain itu Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa dan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik, juga menjadi juru kampanye calon Gubernur Nusa Tenggara Timur, Benny K. Harman."Kalau setingkat menteri perizinannya langsung kepada Presiden SBY," kata Reydonnyzar.

ANGGRITA DESYANI


09.35 | 0 komentar | Read More

Ditemukan di Selokan, Jasad Bayi Hampir Tersapu

Written By Unknown on Sabtu, 16 Februari 2013 | 09.35

Murtanti menggendong bayinya di Puskesmas Kembangan, Jakarta (14/1). Bayi itu ditemukan kembali setelah sejak Jumat (8/1) diculik oleh bidan honorer sebagai pengganti bayi di kandungan yang keguguran. TEMPO/Sholla Taufiq

Jum'at, 15 Februari 2013 | 22:49 WIB

TEMPO.CO, Jakarta-Jasad bayi perempuan nan mungil ditemukan di saluran air di Kompleks Imigrasi, Jalan Daan Mogot, kilometer 14, Cengkareng, Jakarta Barat, pada Jumat 15 Februari 2013. Bayi tersebut ditemukan tukang sapu jalanan dalam kondisi terbungkus kantong plastik.

Kepala Unit Reserse Kriminal Kepolisian Sektor Cengkareng, Ajun Komisaris Choiri, memastikan bayi sudah meninggal dunia ketika ditemukan Mukhsin, si tukang sapu dari Dinas Kebersihan DKI. "Ditemukan dalam kantong plastik putih sekitar pukul 10.00 WIB," katanya.

Polisi menduga bayi itu baru dilahirkan secara prematur. Ukurannya dianggap sangat kecil. Tubuhnya juga masih memiliki ari-ari dan bernoda darah. "Bagian tengah bibir bayi itu sumbing," kata Choiri.

Bayi perempuan itu diduga dibuang tak lama sebelum ditemukan Mukhsin. Namun waktu pasti kematiannya baru bisa diketahui setelah hasil otopsi dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo didapat. Dengan begitu, kepolisian berharap bisa mengetahui identitas orang tua bayi dari hasil tes DNA.

Kasus-kasus yang menimpa bayi marak terjadi belakangan ini. Ada penjualan yang dilakukan sindikat terdiri dari enam tersangka yang seorang diantaranya adalah bidan. Ada pula kasus penculikan, pembunuhan, hingga yang tewas setelah ditenggelamkan ibunya sendiri di bak mandi.

ANGGRITA DESYANI


09.35 | 0 komentar | Read More

Jaksa Bantah Mau Culik Anand Krishna

Jum'at, 15 Februari 2013 | 23:30 WIB

TEMPO.CO, Jakarta-Kepala Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan, Masyhudi, membantah kalau anak buahnya berusaha menculik Krishna Kumar Tolaram Gangtani alias Anand Khrisna. Menurutnya, Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan hanya melaksanakan putusan Mahkamah Agung.

"Kami hanya melaksanakan ketentuan Undang-Undang, yaitu putusan Mahkamah Agung," kata dia, Jumat 15 Februari 2013. "Kalau tidak melaksanakan, kami yang salah."

Kejaksaan sendiri, menurutnya, tidak punya masalah dengan Anand. Dia menyebut, segala yang menyangkut materi putusan adalah bagian dari "dapur" MA. "Bukan kewenangan kami."

Tentangan dari keluarga dan komunitas pendukung Anand diakui bukan kali pertama diterima. Selama ini, kata Masyhui, Kejaksaan sering menerima surat protes. Namun, lagi-lagi Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan menyerahkan segala protes itu kepada MA. "Silakan lakukan upaya hukum lagi."

Para pendukung Anand Krishna mendatangi Markas Polda Bali, Jumat 15 Februari 2013 pagi. Mereka mengadukan upaya penculikan terhadap tokoh spiritual itu oleh aparat Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan sehari sebelumnya. Mereka menilai eksekusi itu cacat hukum karena putusan MA atas Anand tidak memenuhi persyaratan pemidanaan yang diatur oleh Pasal 197 ayat 1 d, f, h dan l dari Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana

MA sendiri memutuskan Anand Krishna terbukti mencabuli muridnya sehingga harus dihukum 2,5 tahun penjara. Anand dinyatakan terbukti melakukan pelecehan seksual terhadap muridnya, Tara Padipta Laksmi. MA mengkoreksi putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan yang memvonis bebas Anand pada 22 November 2011.

Anand masuk daftar pencarian orang sejak Desember lalu.

ATMI PERTIWI


09.35 | 0 komentar | Read More

Hujan Lokal di Jakarta Hingga Akhir Februari

Sabtu, 16 Februari 2013 | 05:09 WIB

TEMPO.CO , Jakarta: Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika memprediksi hujan masih akan terus mengguyur wilayah Jakarta dan sekitarnya hingga akhir Februari. Kepala Bidang Meteorologi Publik BMKG Hadi Widiatmoko menuturkan hujan yang turun lebih bersifat lokal.

"Terjadi dalam skala wilayah kecil dan relatif cepat turunnya," ucap Hadi, Jumat, 15 Februari 2013. Hadi menyebut, intensitasnya diperkirakan berlangsung selama 30 menit dengan curah hujan berkisar sedang hingga lebat. Curah hujan sedang, kata Hadi, berkisar 20-50 mm/hari dan curah hujan lebat ada pada kisaran 50-100 mm/hari.

Pantauan BMKG dalam skala umum, hingga akhir Februari nanti potensi terjadinya gangguan cuaca seperti pada pertengahan Januari relatif kecil. Ini dipicu oleh pergerakan angin Muson Barat yang sudah berkurang dibandingkan pada Januari lalu. "Bulan ini didominasi "

Lebih lanjut, akibat pemanasan lokal, angin darat, dan angin laut yang diperkirakan mendominasi pada Februari ini, hujan lokal lebih sering terjadi di kawasan Jakarta bagian Selatan, Depok, dan Bogor. Hadi mengatakan hujan lokal terjadi menjelang sore hingga malam hari. "Potensi hujannya masih besar tapi durasinya tidak lama dan turunnya di wilayah yang kecil," kata Hadi.

ADITYA BUDIMAN


09.35 | 0 komentar | Read More

Polisi Ringkus Sindikat Uang Palsu Rp 7 Miliar

Written By Unknown on Jumat, 15 Februari 2013 | 09.35

Kamis, 14 Februari 2013 | 22:26 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian Resor Metro Jakarta Utara berhasil meringkus enam kawanan sindikat pengedar uang palsu (Upal) di kawasan Jakarta. Total barang bukti yang berhasil diamankan petugas mencapai Rp 7 miliar.

Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Metro Jakarta Utara Ajun Komisaris Besar Daddy Hartadi, mengatakan penangkapan pelaku berasal dari laporan korban Irawan Siaswadi, pengusaha sawit asal Riau. "Motifnya bisa menggandakan uang hingga lima kali lipat sehingga korban percaya," ujarnya saat gelar perkara, Kamis malam, 14 Februari 2013.

Saat itu korban yang tengah melakukan kunjungan di Jogjakarta betemu dengan Candra Gunawan alias Bayu--salah satu pelaku--secara tidak sengaja di sebuah rumah makan. Dalam pertemuan awal itu, korban mengenalkan diri bisa melakukan penggandaan uang. "Perkenalan dari Jogja itu awal dari dua pertemuan selanjutnya di Jakarta," kata dia.

Dalam dua pertemuan selanjutnya, korban bersama pelaku terus melakukan kontak komunikasi, dan kerap membawa pecahan uang hasil disebutkan hasil produk penggandaan pelaku, hal ini membuat korban benar-benar percaya. "Dia bahkan pernah menyatakan uang produknya asli sebab sudah diakui BI (Bank Indonesia)," ujarnya.

Bahkan dalam pertemuan terakhir sebelum dilakukan penangkapan sekitar pukul 14.00 siang tadi, Kamis, 14 Februari 2013, pelaku sengaja mengajak makan korban di kawasan Kelapa Gading dan meminta korban untuk membayarkan tagihan kasir menggunakan uang hasil produk pelaku. "Pas dibayarkan itu memang uang asli sehingga korban percaya," ujarnya.

Dari pertemuan kedua itu, korban akhirnya menyepakati untuk memberikan uang sebesar Rp 300 juta yang bisa digandakan hingga Rp 1,5 miliar. "Mereka akhirnya menyepakati pertemuan selanjutnya di Apartemen MOI (Mall of Indonesia) Tower Manhattan, Kelapa Gading," ujarnya.

Saat kejadian, korban diminta naik ke Apartemen MOI Tower Manhattan lantai 18 No 18 Kepala Gading Utara untuk bertemu dengan para pelaku. "Empat pelaku bertugas naik ke kamar dan dua pelaku bertugas mengamankan uang palsu di dalam mobil di parkiran," kata dia.

Pelaku menunjukan peti berisikan uang Rp 7 miliar dalam parkiran untuk selanjutnya dibawa ke lokasi pertemuan di kamar apartemen. Namun dalam kenyataanya ternyata, bagian atas peti merupakan uang asli, bagian tengah berisi pecahan uang palsu namun kualitas agak baik dan bagian bawah berkualitas kurang baik.

Nahas, saat korban tengah masuk kamar kecil apartemen setelah transaksi, uang asli dibagian atas peti sebesar Rp 20 juta dan uang cash yang disimpan dalam tas milik korban sebesar Rp 300 juta dibawa kabur para pelaku, sementara korban ditinggalkan seorang diri dalam apartemen. "Dari sana baru korban tersadar setelah dibuka peti, jika dirinya terkena tipu," kata dia.

Korban akhirnya melapor ke pihak kepolisian, dan menjelaskan kejadian yang telah menimpa dirinya. Berangkat dari keterangan korban ujar Daddy, kepolisian langsung melakukan penangkapan korban yang sebagian di antaranya masih berada di kawasan MOI. Hasilnya ditemukan uang palsu hingga Rp 7 miliar dari enam korban.

Daddy menyatakan, berdasarkan penyelidikan yang dilakukan petugas di lapangan, pelaku telah melakukan kejahatan sebanyak lima kali dalam kurun waktu empat tahun. "Tahun 2008 ada sekitar dua kasus, sisanya 2012 lalu, semua pelaku berasal dari Bogor," ujarnya.

Dalam gelar perkara, polisi memamerkan puluhan barang bukti yang dijadikan komunikasi dan perangkat kejahatan oleh pelaku, yakni satu peti alumunium ukuran 100 cm X 50 cm tempat menyimpan uang palsu, 20 handphone tiga di antaranya jenis android, dua buku tabungan bank Mandiri, 13 kartu ATM (Ajungan Tunai Mandiri), 2 tas kecil berwarna cokelat, serta pecahan uang palsu Rp 100 ribu sebanyak 70 pak senilai Rp 7 miliar atau Rp 100 juta per pak.

Atas kelakukannya, pelaku dijerat dengan pasal 363 Kitab Hukum Pidana Pidana (KUHP) jo 378 dengan ancaman hukuman 7 tahun penjara. "Serta pasal penipuan dengan ancaman 4 tahun penjara," kata dia.

JAYADI SUPRIADIN


09.35 | 0 komentar | Read More

Yuk, Naik Waterway Mumpung Gratis

Kapal "waterway" bersandar di dermaga Banjir Kanal Timur Jakarta, saat diresmikan, Kamis (14/2). TEMPO/Tony Hartawan

Jum'at, 15 Februari 2013 | 05:49 WIB

TEMPO.CO, Jakarta--Bagi anda warga penghuni rumah susun sewa (rusunawa) cepatan merasakan sensasi naik jalur laut Marunda-Muara Baru sebelum tiket resmi diterapkan. "Selama evaluasi kami berikan cuma-cuma alias gratis pelayaran bagi warga Marunda," ujar Kepala Unit Pengelola Angkutan Perairan dan Kepelabuhanan Dinas Perhubungan DKI Jakarta Tri Hendro Surjatno, Kamis, 14 Februari 2013.

Evaluasi waterway mesti dilakukan untuk mengetahui kelemahan pelayanan bagi warga, fasilitas itu tergolong baru diterapkan bagi warga kedua jalur kawasan itu. "Makananya dari evaluasi ini akan kita ketahui apa saja nanti perbaikannya," kata dia. (Lihat juga: Jokowi Resmikan Waterway dan Koridor Baru Busway)

Tri mengakui hingga kini belum ada tiket resmi yang diterapkan Pemerintah DKI, namun ke depannya tiket resmi untuk rute laut Marunda-Muara Baru bakal segera diterbitkan. "Permanen terus (Gratis) tidak juga, namun tidak tahu hingga berapa lama, saya menunggu intruksi dari pimpinan," kata dia.

Hari ini jalur tranportasi laur Waterway Marunda-Muara Baru resmi beroperasi, sebanyak dua kapal jenis kerapu dioperasikan untuk mengangkut warga dari kedua kawasan itu. Dengan rute itu, perjalanan kedua wilayah hanya ditempuh sekitar 30 menit, atau berkurang hingga 50 persen jika menggunakan jalur darat yang melintasi kawasan perdagangan Tanjung Priok.

Berdasarkan pengamatan di lapangan, sebanyak dua perahu tetap siaga menunggu penumpang, menggunakan landasan buatan dari bahan plastik. Untuk memudahkan warga, petugas sengaja membuatkan satu unit tangga besi untuk menaikan dan menurunkan penumpang.

JAYADI SUPRIADIN

Baca juga:
Didakwa 6 Tahun Penjara, Rasyid Terdiam
Jokowi Resmikan Waterway dan Koridor Baru Busway
Monorel Jakarta Dibangun Tiga Bulan Lagi
Pedagang Tolak Rencana Jokowi Perbaiki Pasar


09.35 | 0 komentar | Read More

Ini Mekanisme Penggunaan Tiket Elektronik KRL

Jum'at, 15 Februari 2013 | 06:10 WIB

TEMPO.CO, Jakarta-Kereta Rel Listrik (KRL) Commuter Line akan melakukan uji coba tiket elektronik pada Maret mendatang. Uji coba dilakukan di lajur lintas Bogor - Jakarta.

"Dalam uji coba, kami terapkan tiket untuk single trip (perjalanan satu arah)," ujar Manajer Komunikasi PT KAI Commuter Jadebotabek (KCJ) Eva Chairunisa saat dihubungi Tempo, Kamis, 14 Februari 2013.

PT KCJ telah menyiapkan 146 perangkat mesin dispenser tiket di loket keberangkatan, dan 186 mesin penelan tiket di gerbang keluar stasiun tujuan di lintas Bogor Jakarta. "Akan ditambah nanti jika sudah diberlakukan di seluruh Jadebotabek, Mei mendatang," ujarnya.

Mesin dispenser dan mesin penelan merupakan istilah asing dalam kamus kereta rel listrik. Eva menjabarkannya sekaligus menerangkan mekanisme penggunaan tiket elektronik tersebut. "Pada dasarnya sama seperti penggunaan kartu Commet (langganan KRL) dulu," ujarnya.

Penumpang ketika berangkat dari stasiun keberangkatan, harus membeli tiket dari loket. Petugas kemudian akan mendata nama dan stasiun tujuan sang penumpang. "Selesai didata, kartunya keluar lewat mesin dispenser tiket," ujarnya. Kartu itu berbentuk seperti kartu ATM disertai dengan struk pembayarannya.

Kartu tersebut nanti akan dicek oleh mesin saat akan masuk peron. Bila valid, pintu peron akan terbuka. Penumpang pun bisa menaiki kereta sesuai tujuannya.

Di atas kereta, petugas akan membawa mobile checker untuk memeriksa validasi tiket tersebut. Struk pembayaran baru ditunjukkan bila terjadi kerusakan teknis terhadap alat tersebut. "Kami ingin lebih tertib saja," ujarnya.

Setelah turun di stasiun tujuan, penumpang harus mengembalikan tiket tersebut di gerbang keluar stasiun. "Kartu dimasukkan, bila asli, pintu gerbang akan terbuka," ujarnya.

Eva mengatakan dalam uji coba ini, penumpang belum akan merasakan manfaat dari tiket elektronik tersebut. Sebabnya tiket masih harus dibolak-balik pada pihak penyedia. Pada Mei nanti, PT KCJ sudah siap melayani tiket elektronik untuk multi trip, mekanismenya pengecekannya sama, hanya saja, penumpang tak perlu mengantri beli dan mengembalikan tiket. "Sehingga tak perlu lagi ada antrian panjang," ujarnya.

Pada Mei mendatang, PT KCJ berjanji akan menambah infrastruktur tiket elektronik ini. Total 270 perangkat otomatisasi sistem dipasang di loket dan 307 mesin penelan disimpan di pintu keluar di 60 stasiun seluruh Jadebotabek. "Ini bentuk dukungan pada rencana integrasi antar moda yang digagas pemerintah," ujarnya.

M. ANDI PERDANA

Baca juga:
Didakwa 6 Tahun Penjara, Rasyid Terdiam
Jokowi Resmikan Waterway dan Koridor Baru Busway
Monorel Jakarta Dibangun Tiga Bulan Lagi
Pedagang Tolak Rencana Jokowi Perbaiki Pasar


09.35 | 0 komentar | Read More

Sopir U-10 Sesalkan Rumor Penculikan Annisa  

Written By Unknown on Kamis, 14 Februari 2013 | 09.35

Rabu, 13 Februari 2013 | 22:01 WIB

TEMPO.CO, Jakarta -- Sopir angkutan kota Koperasi Wahana Kalpika (KWK) U-10 memprotes pemberitaan media yang menyebutkan bahwa peristiwa meloncatnya Annisa disebabkan oleh usaha penculikan. Mereka yakin Jamal, 37 tahun, supir U-10 nahas yang kini ditahan, tak punya niat jahat.

"Kami keberatan sama media yang bilang mahasiswi itu mau diculik," kata Manulang, salah satu sopir U-10, ketika ditemui pada Rabu, 13 Februari 2013. Menurut dia, Jamal dikenal berperilaku baik. "Kalau Annisa salah naik angkot, bisa jadi, soalnya U-10 ada dua, menuju Tanah Pasir dan Pademangan-Sunter," katanya.

Menurut Manulang, Jamal sering dipercaya membawa angkot carteraan, bahkan membawa mobil pribadi ke luar kota. "Kalau jahat, mana ada yang mempercayakan mobilnya sama dia," kata Manulang, yang mengaku sudah mengenal Jamal sejak 1997.

Keberatan serupa disampaikan Sutono, kawan Jamal yang lain. Dia memperkirakan Annisa panik karena rute yang tak dikenal.

Sebab, trayek U-10 memang dibagi dua secara tak resmi, yakni Tanah Pasir-Kota dan Kota-Pademangan-Sunter. Penumpang yang sudah terbiasa tak akan bingung karena dua angkot itu memiliki pangkalan berbeda. Angkot yang mangkal di Museum Bank Indonesia menuju Tanah Pasir, sedangkan yang dari Stasiun Kota menuju Sunter.

Namun, bagi penumpang yang tak terbiasa, hal ini bisa membingungkan. Hal itulah yang diperkirakan menimpa Annisa Azwar, mahasiswi Universitas Indonesia yang meninggal setelah meloncat ke luar angkot di jalan layang Jembatan Lima, Tambora, Jakarta Barat. Nyawanya tak tertolong setelah dirawat selama lima hari di RS Atma Jaya Pluit dan RSUD Koja.

Pada awal pemberitaan, beredar kabar bahwa Annisa meloncat lantaran ketakutan akan diculik. Padahal, menurut pengakuan Jamal, sopir angkot yang dinaiki Annisa, dia mengambil jalan putar untuk menghindari kemacetan.

Jamal kini ditahan di Satuan Lalu Lintas Polres Jakarta Barat, Daan Mogot. Dia menjadi tersangka karena kelalaiannya mengemudi hingga penumpang meloncat dari angkot.

ANGGRITA DESYANI

Baca juga:
Annisa Sendirian di Angkot Saat Meloncat
Sopir U-10 Mengaku Tak Berniat Culik Mahasiswi UI

Ini Dialog Terakhir Annisa Azwar dan Sopir Angkot
Hotma Sitompul Bela Sopir Angkot Annisa


09.35 | 0 komentar | Read More

Banjir Jakarta, Kampung Pulo Terendam 2,5 Meter

Rabu, 13 Februari 2013 | 16:15 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Banjir kembali menggenangi permukiman warga Kampung Pulo, Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur, akibat meluapnya Kali Ciliwung. Air merendam permukiman warga setinggi 2,5 meter sejak Rabu dinihari, 13 Februari 2013.

Wakil Ketua RT 03 RW 03, Endang Suherman, 44 tahun, mengatakan air mulai masuk ke permukiman warga sekitar pukul 01.00 dinihari dan mencapai tinggi 40 sentimeter. Namun, air kembali naik hingga hampir 3 meter. "Terus naik hampir 3 meter jam 04.00, sekarang sudah surut sekitar 2,5 meter," kata Suherman ditemui di Gang V Kampung Pulo, Rabu, 13 Februari 2013.

Menurut dia, belum ada warga yang mengungsi karena warga masih bertahan di lantai dua rumahnya. "Kalau (air) sampai lantai dua pasti mengungsi, apalagi sekarang listrik sudah dimatikan," ujarnya.

Saat ini, kata dia, ketinggian air di Katulampa mencapai 50 sentimeter. Menurut dia, jika Bogor tidak kembali hujan dan air laut tidak pasang, banjir akan cepat surut. "Mungkin sore akan surut, tapi kalau Bogor hujan pasti naik lagi airnya."

Lurah Kampung Melayu, Bambang Pangestu, mengatakan banjir merendam permukiman warga di 8 RW Kampung Pulo. Namun, hanya 55 RT yang terendam dari 112 RT di 8 RW tersebut. "Ada 7.745 jiwa yang terendam banjir dengan 2.899 KK (Kepala Keluarga)," kata Bambang kepada Tempo.

Menurut Bambang, air yang merendam permukiman warga mencapai 50 sentimeter hingga 2,8 meter.

AFRILIA SURYANIS

Berita Lainnya:

300 Taman Bisa Jadi Sumur Serapan Jakarta
Siang Ini, Bantaran Kali Angke Akan Terendam
BPPT: Kalau Tak Hujan, Tanah Jakarta Amblas
BPPT Temukan Keanehan pada Pola Hujan Tahun Ini
Titik-titik Genangan Air di Jakarta Malam Ini  


09.35 | 0 komentar | Read More

Gembong Sabu 2 Kuintal Divonis Mati  

Rabu, 13 Februari 2013 | 17:14 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Pengadilan Negeri Jakarta Utara akhirnya menjatuhkan hukuman mati terhadap Gan Kuo Lien alias Peter, terdakwa gembong peredaran narkoba jenis sabu seberat 279 kilogram, Mei lalu. Terdakwa menyusul dua rekannya yang lebih dahulu divonis mati dan seumur hidup pengadilan.

"Terbukti dan sah melaksanakan kejahatan dengan memiliki narkoba golongan satu yang beratnya lebih 5 gram, dan menghukum dengan hukuman mati," ujar ketua majelis hakim Richard Silalahi dalam pembacaan putusannya di Pengadilan Negeri Jakarta Utara, Rabu, 13 Februari 2013.

Beberapa hal yang memberatkan terdakwa yakni mengganggu program pemerintah dalam pemberantasan narkoba serta merusak generasi muda bangsa Indonesia melalui penyebaran barang terlarang jenis narkotik golongan satu. "Tidak ada hal yang meringankan bagi terdakwa yang merusak generasi bangsa," ujar Richard.

Untuk proses hukum selanjutnya, pengadilan memberikan jeda waktu sepekan ke depan bagi terdakwa untuk banding atau pikir-pikir. "Saudara dijatuhi pidana mati, dan barang bukti dan seterusnya dimusnahkan penyidik. Saudara punya hak pikir-pikir selama tujuh hari atau pilihan ketiga menolak dengan banding. Silakan melakukan konsultasi dengan kuasa hukum Saudara," kata dia.

Kuasa hukum terdakwa, Bobby Andri, siap mengajukan banding. Ada dua hal yang akan diajukan dalam pembelaan nanti, yakni soal tuduhan terdakwa melarikan diri saat penggerebekan. "Tidak benar itu, sebab klien saya justru ditangkap di rumahnya saat sedang tidur pukul 03.00 dinihari," kata dia.

Poin kedua yakni soal barang bukti yang dituduhkan kepada kliennya. Dalam hal itu, semua tuduhan mengenai barang bukti. "Saat penggerebekan oleh Mabes Polri, gudang kosong, barang bukti hanya yang ditemukan dalam Hotel Sano Penjaringan oleh dua terdakwa lainnya," kata dia.

Menanggapi hal itu, kejaksaan tidak tinggal diam dan siap mengajukan banding terhadap putusan terdakwa. "Karena sifatnya menguntungkan terdakwa, maka kita pun banding. Kalau soal putusan mati, kita mengikuti putusan pengadilan," ujar jaksa penuntut umum Doni Silalahi.

Peter adalah terdakwa kasus peredaran narkoba jenis sabu yang disamarkan dalam pakan ikan koi dan ikan arwana pada bulan Mei tahun lalu. Keterlibatan Peter diketahui setelah pihak Kepolisian Polda Metro Jaya berhasil menangkap Jerry dan Aong, dua rekannya, 8 Mei 2012, pukul 18.00 WIB, di kamar 508 Hotel Sano, Jalan Pluit Selatan Raya, Penjaringan, Jakarta Utara.

Dari penangkapan itu, diketahui keduanya hendak mengedarkan narkoba yang didatangkan Peter. Dalam kasus tersebut, terdakwa memiliki peran sebagai penyedia dan pengimpor narkoba yang diedarkan oleh kedua rekannya, dengan berat mencapai 279 kilogram.

Hasil penyelidikan barang tersebut berasal dari Pelabuhan Guangdong, Cina, dan diselundupkan menggunakan kontainer menuju Jakarta dalam wujud pakan ikan.

Peter akhirnya dijerat dengan Pasal 113 ayat 2 juncto Pasal 132 ayat 1 UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotik. Pasal tersebut menyatakan, barang siapa mengimpor narkotik dengan berat melebihi 1 kilogram atau lima batang pohon, akan dikenai hukuman mati atau pidana penjara seumur hidup.

Sebelumnya, dua rekan Peter, yakni warga negara asing asal Malaysia, Ewee Hock alias Jerry, 29 tahun, telah divonis hukuman mati. Sedangkan terdakwa lainnya yang berasal dari Bogor, Jawa Barat, Wijdanul Widan alias Aong, 39 tahun, divonis hukuman penjara seumur hidup. Ketiganya terlibat dalam rangkaian kasus peredaran narkoba jenis psikotropika internasional.

Peter, Jerry, dan Aong hanyalah tiga dari enam tersangka yang sudah berhasil diproses pihak kepolisian. Sedangkan tiga tersangka lainnya, yakni S, W, dan C, hingga kini masih dalam pengejaran.

JAYADI SUPRIADIN

Berita Populer lainnya:
Ulah Ibas Isi Absensi Coreng Citra DPR
Jokowi Ambil Alih Penanganan Rusun Marunda
Hatta Ke Pasar Klender, Pedagang Malah Cari Jokowi
Ini Analogi Dedi Mizwar Soal Kasus PKS
KPK Bentuk Tim Investigasi Usut 'Sprindik' Anas
Petugas Mulai Bersihkan Tanah Longsor Cipularan


09.35 | 0 komentar | Read More
techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger