Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts Today

Kasus Narkoba, Jakarta Peringkat Kedua

Written By Unknown on Senin, 30 September 2013 | 09.36

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Pusat Penelitian Data dan Informasi BNN, Brigadir Jenderal Darwin Butar Butar mengatakan berdasarkan peringkat kerawanan penyalahgunaan narkoba 2012, Jakarta menempati posisi kedua dengan jumlah kasus sebanyak 5 ribu kasus. Peringkat pertama yakni Jawa Timur dengan 7.048 kasus, Sumatera Utara peringkat ketiga dengan 2 ribu kasus, Jawa barat peringkat keempat dengan 1.200 kasus, dan peringkat kelima Jawa Tengah dengan 1.094 kasus. (Baca: Target BNN, Setahun 2.000 Pecandu Direhabilitasi)

Namun, menurut Darwin, jika diurut secara kuantitas berdasar barang bukti, Jakarta paling banyak. "Di Jakarta mencapai jutaan butir atau gram narkoba. Paling tinggi narkoba yang digunakan sabu, ganja, dan ekstasi," kata Darwin, dalam sosialisasi hasil penelitian BNN 2012, di Mataram, Nusa Tenggara Barat, 11 September 2013.

Juru bicara BNN, Komisaris Besar Sumirat Dwiyanto mengatakan jumlah pecandu narkoba di Jakarta saat ini (hingga September 2013) sebanyak 491.848 orang atau sekitar 7 persen dari jumlah penduduk. Jumlah ini, kata Sumirat, diperkirakan akan terus meningkat apabila seluruh komponen tidak bersama-sama melakukan Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan, dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN).

"Sesuai Inpres nomor 12 tahun 2011 tentang kebiJakan dan strategi nasional P4GN, menurunkan angka penyalahgunaan narkoba di bawah 2,8 persen dari jumlah penduduk Indonesia," kata Sumirat kepada Tempo, Jumat, 27 September 2013.

Namun, berdasarkan hasil penelitian Badan Narkotika Nasional bersama dengan Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia, pecandu narkoba di Indonesia tercatat ada sebanyak 4 juta orang.

Peneliti dari Universitas Indonesia yang bekerjasama dengan BNN, Profesor Budi Utomo mengatakan dari 4 juta pecadu narkoba, 2,7 sampai 3 juta penyalahguna narkoba diantaranya merupakan dari golongan pekerja. "Untuk di DKI Jakarta pengguna atau pecandu narkoba di kalangan pekerja mencapai 10,4 persen. Itu paling tinggi dari profinsi lainnya," kata Budi. Namun, pada 2012 terjadi penurunan sekitar separuhnya atau 5-6 persen. "Orang yang bekerja pada malam hari lebih rentan menggunakan narkoba karena untuk menahan kantuk atau lelah," ujarnya. (Baca: Polisi Ringkus Bandar Narkoba Tempat Hiburan)

Menurut Darwin, dari 4 juta pengguna narkoba, hanya 18 ribu orang yang direhabilitasi. "Berarti yang 3,8 juta sekian masih ada di dalam masyarakat, mereka perlu penanganan," ujarnya.

Darwin meminta kesadaran para pecandu dan pengguna narkoba agar melaporkan diri kepada Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL) Pengguna Narkotika yang ada di puskesmas kecamatan dan kota, untuk direhabilitasi. BNN berjanji tidak akan memproses secara hukum bagi pecandu dan pengguna yang melaporkan diri untuk direhab. "Kami tidak akan proses hukumannya. Mereka nanti akan dirawat dan diobati secara gratis," kata Darwin. Hal itu sesuai Peraturan Pemerintah nomor 25 tahun 2011 tentang wajib melaksanakan wajib lapor pecandu narkotika. (Baca: Perempuan Cantik di Seputar Narkoba)

AFRILIA SURYANIS

Berita Lainnya:
Coba Bunuh Diri, Pengacara: Novi Amilia Stres
Razia Klub Malam, BNN Tahan Pengguna Narkoba
Narkoba Baru Ini Bisa Memakan Daging Penggunanya
Polisi Ringkus Bandar Narkoba Tempat Hiburan  


09.36 | 0 komentar | Read More

Ada 3 Akun Twitter Mengatasnamakan Lurah Susan  

Lurah Lenteng Agung, Susan Jasmine Zulkifli saat menjawab pertanyaan wartawan di ruangannya, Jakarta (26/8). Lurah tersebut di tolak warga Lenteng Agung karena menganut agama yang berbeda dengan mayoritas warganya. Tempo/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Dukungan terhadap Lurah Lenteng Agung Susan Jasmine Zulkifli mengalir di dunia maya, salah satunya di Twitter. Bahkan dalam penelusuran Tempo, ada tiga akun yang mengatasnamakan Lurah Susan di situs mikroblog tersebut. (Baca: Lurah Susan Didemo Terus, Ini Tanggapan MUI)

Ketiga akun ini adalah @lurah_susan, @SusanJasmineZ, dan @SusanJZulkifli. Setiap akun memiliki perbedaan yang mencolok. Untuk @lurah_susan, akun ini dengan jelas mengatakan hanya sekadar mencari dukungan untuk Lurah Susan. Jumlah pengikutnya pun masih sedikit dibanding dua akun lainnya, baru 35 orang. Cuit pertama akun ini tercatat pada 27 September 2013, bahkan hingga saat ini baru ada tiga kicauan. Pertama kali akun ini berkicau, "Bekerja saja, tidak peduli apa kata orang."

Akun yang kedua adalah @SusanJasmineZ. Akun inilah yang sempat membuat heboh karena mengaku resmi milik Lurah Susan. Pekan lalu, akun @SusanJasmineZ sempat berkicau, "Saya tetap bekerja dan tidak terganggu dengan aspirasi warga (Lenteng Agung) karena semua keputusan ada di atasan saya." (Baca: Jokowi Tak Akan Pindahkan Lurah Susan)

Hanya, ketika Tempo mengecek akun ini pada Senin 30 September 2013 pagi, akun @SusanJasmineZ sudah ditutup. "The profile you are trying to view has been suspended," begitu penjelasan yang mucul ketika dibuka. (Baca: Muncul Akun @SusanJasmineZ, Benarkah Lurah Susan?)

Terakhir, akun @SusanJZulkifli yang mengaku resmi milik Lurah Susan. Dalam beberapa cuitnya bahkan akun ini cenderung menyerang @SusanJasmineZ. Akun @SusanJZulkifli muncul pertama kali pada 27 September 2013. Dalam beberapa kicauannya dia seolah tidak menggubris adanya demonstrasi warga.

Lurah Susan jadi perbincangan publik ketika sekitar 100 orang yang mengatasnamakan perwakilan warga Lenteng Agung, Jakarta Selatan, mengadakan unjuk rasa. Mereka menolak Lurah Susan memimpin di Lenteng Agung karena sang lurah beragama nasrani sedangkan warga Lenteng Agung mayoritas muslim. (Baca: Pendemo Lurah Susan Bukan Warga Lenteng Agung?)

Adapun Lurah Susan kepada Tempo menekankan sama sekali tak punya akun Twitter. Dia waswas kalau-kalau akun tersebut mencuit dan publik menganggap kalau itu memang dirinya. "Nanti dia ngomong aneh-aneh gimana? Buset," kata Lurah Susan. "Bahaya bener itu." (Baca: Jusuf Kalla Dukung Lurah Susan dan Soal Lurah Susan, Sikap DPRD DKI Terbelah)

SYAILENDRA

Berita Lainnya
Ahok Tuding Ada Provokator Demo Lurah Susan
Demo Lurah Susan, Pengamat: Politik Dalih Agama
Yenny Wahid Siap Bantu Lurah Susan Atasi Pendemo
Jusuf Kalla Dukung Lurah Susan
Lurah Susan Didemo Terus, Ini Tanggapan MUI


09.36 | 0 komentar | Read More

Buya Syafi'i Ma'arif: Beri Kesempatan Lurah Susan  

Lurah Lenteng Agung, Susan Jasmine Zulkifli saat menjawab pertanyaan wartawan di ruangannya, Jakarta (26/8). Lurah tersebut di tolak warga Lenteng Agung karena menganut agama yang berbeda dengan mayoritas warganya. Tempo/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah, Ahmad Syafi'i Ma'arif, menganggap penolakan Lurah Lenteng Agung, Susan Jasmine Zulkifli adalah ulah dari kelompok kecil umat muslim yang menafsirkan agama secara subjektif. Menurut dia, Islam membolehkan umatnya dipimpin orang yang berbeda keyakinan.

"Harusnya (Lurah Susan) diberi kesempatan untuk memimpin, siapa tahu kinerjanya lebih hebat," kata Syafi'i saat ditemui di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, Ahad, 29 September 2013. Syafi'i mengatakan sebagai penduduk mayoritas, umat Islam seharusya dengan lapang dada menerima Susan yang beragama nasrani sebagai Lurah Lenteng Agung.

Kendati demikian, dia keberatan proses pemilihan Susan yang menggunakan mekanisme lelang jabatan. Syafi'i menginginkan kepala desa atau seorang pimpinan dipilih rakyatnya. "Kalau di Jawa harusnya dipilih. Enggak masalah persoalan agama," katanya.

Syafi'i mengatakan kasus intoleransi, seperti fenomena Lurah Susan, adalah akibat absennya pemimpin yang mempunyai keteladanan utuh. "Tidak ada keteladanan dari (pemerintah) puncak hingga ke bawah. Ini yang membuat orang berperilaku liar," katanya.

Buya Syafi'i pesimistis dengan keberadaan ulama yang mampu menjadi teladan di tengah-tengah masyarakat. Dia menilai banyak ulama yang bermain-main dalam berdakwah. Dia mencontohkan, perilaku ulama yang sering bercanda dan mengeluarkan lelucon keterlaluan adalah contoh ketidakseriusan dalam menyampaikan pesannya.

ALI AKHMAD


09.36 | 0 komentar | Read More

Polisi Buru Ibu yang Diduga Aniaya Anak Sendiri

Written By Unknown on Minggu, 29 September 2013 | 09.35

TEMPO.CO, Jakarta -Kepolisian Resor Metro Jakarta Timur memburu TR, ibu yang diduga menganiaya anaknya sendiri SA, 7 tahun. TR melarikan diri saat mertuanya, S, 66 tahun, melaporkannya ke polisi.

Juru bicara Kepolisian Resor Jakarta Timur, Komisaris Didik Hariyadi mengatakan tersangka TR diduga melarikan diri ke luar kota. "Informasi dari bapak korban tersangka ada di luar kota, anggota masih menyelidiki ke arah sana," kata Didik kepada Tempo di kantornya, Sabtu, 28 September 2013.

Peristiwa penganiayaan itu terjadi pada 12-16 Juli 2013 lalu di rumah TR di Ciracas, Jakarta Timur. Kasus penganiayaan terungkap ketika SA berada di rumah sakit Bogor, Jawa Barat. Saat itu, TR menghubungi saudaranya berinisial IS (Ira Sulistiyani), bahwa SA jatuh dari tempat tidur dan dirawat di rumah sakit.

Kemudian, IS dan neneknya (S) datang ke rumah sakit dan melihat kondisi korban sudah luka parah. Korban tak berani menceritakan kejadian itu kepada neneknya saat ibunya masih berada di rumah sakit. Namun, ketika sang ibu pulang ke rumah, SA bercerita bahwa dia telah dipukuli oleh ibunya. "Korban mengaku dipukul degan cara kepalanya dibenturkan ke tembok, dipukul dengan gelas plastik di bagian kepala dan kedua pelipis," kata Didik.

Korban mengaku ditendang oleh ibu kandungnya. Menurut SA, penganiayaan itu dilakukan oleh sang ibu karena dia tidak mau belajar dan tidak bisa menghafal doa-doa. Mengetahui hal itu, sang nenek langsung melaporkan menantunya ke polisi pada 25 Agustus 2013 lalu. "Hasil visum korban menunjukan ada luka memar di kepala dan wajah korban," ujar Didik. Kasus ini ditangani oleh Unit Perlindungan Perempuan dan Anak Mapolres Jakarta Timur.

AFRILIA SURYANIS


09.35 | 0 komentar | Read More

Jokowi Ingin Lebarkan Tiga Trotoar Ini

Aksi pengendara kendaraan bermotor roda dua menaiki trotoar di kawasan Sudirman, Jakarta, Selasa (9/7). TEMPO/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO , Jakarta: Kepala Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta Manggas Rudy Siahaan akan membuat trotoar ideal yang akan menjadi percontohan di tiga lokasi Ibu Kota. Ketiganya adalah trotoar Jalan MT Haryono-Gatot Subroto, MH Thamrin-Jenderal Sudirman, dan kawasan Casablanca.

"Tiga kawasan tersebut bisa dibilang padat aktivitas lalu-lalang pejalan kaki," kata Manggas kepada Tempo, Sabtu, 28 September 2013. "Sehingga kawasan itu perlu dipercantik agar memberi rasa aman dan nyaman."

Di kawasan Casablanca misalnya, menurut Manggas, lebar trotoar dengan kepadatan lalu lalang masyarakat tidak seimbang. "Lebar trotoar di kawasan tersebut hanya 1,5 meter. Padahal daerah tersebut termasuk pusat kantor dan belanja."

Secara umum, Manggas menerangkan, rata-rata trotoar akan dilebarkan menjadi 8 meter. Selain itu, trotoar ini akan "ditutup" agar tidak diserobot pengendara sepeda motor.  Di sepanjang jalurnya akan ditanam pohon sebagai pengganti kanopi.

Namun pembangunan trotoar ini terkendala pagar keliling yang dinilai melanggar peraturan darah. Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menilai pembangunan pagar keliling ini melanggar Peraturan Daerah. Aturan yang dilanggar adalah Perda Nomor 7 Tahun 2010 soal Bangunan Gedung. Dalam peraturan ini, pembangunan pagar harus menyesuaikan kebutuhan masyarakat umum sekitar.

"Makanya ini akan kami koordinasikan dengan pemilik gedung," ujarnya. Rencannya, Senin, 30 September 2013, nanti Jokowi akan mengumpulkan dulu pimpinan untuk membahas pembongkaran pagar gedung ini.

SYAILENDRA

Topik Terhangat
Mobil Murah | Senjata Penembak Polisi | Kontroversi Ruhut Sitompul | Guyuran Harta Labora | Info Haji

Berita Terkait
Jokowi Akan Percantik Trotoar Jakarta 
Ditegur Mendagri, Ahok: Cuekin Saja 
Jokowi Bantah Beri Tambahan Uang ke Warga Ria Rio 
Pengamat: Kasus Lurah Susan Biar Diurus Wali Kota 
Pendemo Lurah Susan Bukan Warga Lenteng Agung?  


09.35 | 0 komentar | Read More

Trotoar Ideal akan Ramah pada Tuna Netra

Pesepeda menyusuri trotoar di jalan Thamrin, Jakarta, Kamis (17/1). Beberapa penggemar olahraga sepeda sengaja berkeliling melihat suasana Jakarta di kala banjir. . Tempo/Rully Kesuma

TEMPO.CO , Jakarta:Kepala Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta Manggas Rudy Siahaan mengatakan trotoar ideal yang akan dibangun DKI akan dilengkapi jalur khusus bagi penyandang tunanetra. Trotoar itu terbuat dari paving block warna kuning, bergerigi. Jalur ini akan memudahkan penyandang tunanetra berjalan. Trotoar nantinya akan dicat warna-warni agar menarik.

DKI berencana membuat trotoar percontigan di tiga wilayah, yakni Jalan MT Haryono-Gatot Subroto, MH Thamrin-Jenderal Sudirman, dan kawasan Casablanca. Menurut Manggas, ketiganya akan rampung pada akhir Desember nanti. Anggaran yang disiapkan Dinas untuk penataan trotoar di tiga kawasan tersebut sekitar Rp 10 miliar. "Tapi tidak cuman Pemerintah Provinsi yang menata, Suku Dinas Pekerjaan Umum pun ditugaskan serupa," kata dia.

Masing-masing Suku Dinas, Manggas menambahkan, mengantongi anggaran sekitar Rp 10 miliar untuk menata trotoar. Konsepnya, mereka dituntut untuk melebarkan trotoar di masing-masing wilayah seperti kawasan Daan Mogot dan Kali Besar.

Ia mengatakan, kendala pelebaran trotoar ini adalah pagar yang dibangun membatasi gedung-gedung di sekitar kawasan tersebut. Menurut Manggas, konsekuensi pelebaran trotoar ini adalah membongkar pagar-pagar tersebut.

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menilai pembangunan pagar keliling ini melanggar Peraturan Daerah. Aturan yang dilanggar adalah Perda Nomor 7 Tahun 2010 soal Bangunan Gedung. Dalam peraturan ini, pembangunan pagar harus menyesuaikan kebutuhan masyarakat umum sekitar.

"Makanya ini akan kami koordinasikan dengan pemilik gedung," ujarnya. Rencannya, Senin, 30 September 2013, nanti Jokowi akan mengumpulkan dulu pimpinan untuk membahas pembongkaran pagar gedung ini.

SYAILENDRA

Topik Terhangat
Mobil Murah | Senjata Penembak Polisi | Kontroversi Ruhut Sitompul | Guyuran Harta Labora | Info Haji

Berita Terkait
Jokowi Akan Percantik Trotoar Jakarta 
Ditegur Mendagri, Ahok: Cuekin Saja 
Jokowi Bantah Beri Tambahan Uang ke Warga Ria Rio 
Pengamat: Kasus Lurah Susan Biar Diurus Wali Kota 
Pendemo Lurah Susan Bukan Warga Lenteng Agung?


09.35 | 0 komentar | Read More

Banjir Dukungan Lurah Susan di Jejaring Sosial  

Written By Unknown on Sabtu, 28 September 2013 | 09.35

Lurah Lenteng Agung, Susan Jasmine Zulkifli saat berbincang dengan media yang ditemui di ruangannya, Jakarta (26/8). Ahok menegaskan tidak akan mengganti Lurah ini hanya karena permintaan subjektif warga. Tempo/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Dukungan demi dukungan datang untuk Lurah Lenteng Agung Susan Jasmine yang tengah ditentang keberadaannya oleh sejumlah warga Lenteng Agung. Usai dukungan dari kelompok agama, pengamat, dan Pemprov DKI Jakarta sendiri, sekarang dukungan datang dari media sosial.

Di Twitter, ramai-ramai orang memberikan cuit dukungan ke Susan lewat tagar #SaveLurahSusan. Berbagai bentuk dukungan bisa ditemukan mulai dari yang kritis hingga yang sedikit berkelakar.

Akun @yuliantogo misalnya, optimistis tidak semua warga Lenteng Agung menolak keberadaan lurah beragama Katolik itu. Ia menulis,"Gue gak yakin org lenteng agung tolol semua. #saveLurahSusan !!!"

Akun @kurawa menyatakan hal senada. Ia berkata,"Gue Prihatin benar deh sama Bu lurah Susan itu.. haqul yakin yg demo itu dibayar sama si Mr X.#saveLurahSusan "

Aktivis Fadjorel Rachman juga memberi dukungan untuk Lurah Susan lewat cuitnya. "Tweeps KITA tidak boleh mengalah apalagi menyerah pada mereka yang meng-injak2 KONSTITUSI. Maris #SaveSusan untuk #saveRI," demikian Fadjroel mencuit.

Ditilik dari kronologi, #SaveLurahSusan sudah ada sejak akhir Agustus lalu. Namun, memasuki 26 September, dukungan untuk lurah cantik itu meningkat drastis.

ISTMAN MP| JULI

Topik Terhangat
Mobil Murah|Kontroversi Ruhut Sitompul|Mun'im Idris Meninggal|Info Haji

Berita Terpopuler
Inilah Kasus Besar yang Ditangani Mun'im Idris
Mun'im Idris Dikenal Dermawan
Otobiografi Mun'im: Sepotong Jasad, Seribu Cerita
Ini Profil Lengkap 10 Calon Dirjen Pemasyarakatan
Mun'im Idris Meninggal Akibat Kanker Pankreas


09.35 | 0 komentar | Read More

Muncul Akun @SusanJasmineZ, Benarkah Lurah Susan?  

Lurah Lenteng Agung, Susan Jasmine Zulkifli saat menjawab pertanyaan wartawan di ruangannya, Jakarta (26/8). Lurah tersebut di tolak warga Lenteng Agung karena menganut agama yang berbeda dengan mayoritas warganya. Tempo/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Di jagat Twitter kini muncul akun baru bernama @SusanJasmineZ. Munculnya akun ini sontak membuat riuh jagat maya karena nama Susan tengah 'naik daun' lantaran ditolak warga sebab dianggap tidak mewakili agama mayoritas di daerah itu.

Akun @SusanJasmineZ muncul pada Jumat, 27 September 2013, sekitar pukul 20.00 WIB. Dalam cuitnya, akun tersebut mengatakan, "Saya tetap bekerja dan tidak terganggu dengan aspirasi warga (Lenteng Agung) karena semua keputusan ada di atasan saya."

Di cuit lainnya, akun @SusanJasmineZ berkata, "Mari bekerja untuk melayani rakyat dan mari untuk tetap saling menghormati dan saling menjaga situasi Lenteng Agung tetap kondusif." Akun tersebut juga sempat mencolek akun @fadjroeL, aktivis sosial yang dikenal punya banyak follower di Twitter.

Mengetahui adanya @SusahJasmineZ, sejumlah tweeps mempertanyakan kebenaran akun tersebut.

Saat dikonfirmasi, Lurah Susan memastikan kalau akun Twitter yang mengatasnamakan dirinya palsu. "Saya tidak punya akun Twitter," katanya. "Itu bukan saya."

KHAIRUL ANAM

Berita Terpopuler
Inilah Kasus Besar yang Ditangani Mun'im Idris
Mun'im Idris Dikenal Dermawan
Otobiografi Mun'im: Sepotong Jasad, Seribu Cerita
Ini Profil Lengkap 10 Calon Dirjen Pemasyarakatan
Mun'im Idris Meninggal Akibat Kanker Pankreas


09.35 | 0 komentar | Read More

Ada Akun @SusanJasmineZ, Lurah Susan: Buset

Lurah Lenteng Agung, Susan Jasmine Zulkifli saat menjawab pertanyaan wartawan di ruangannya, Jakarta (26/8). Lurah tersebut di tolak warga Lenteng Agung karena menganut agama yang berbeda dengan mayoritas warganya. Tempo/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Lurah Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Susan Jasmine Zulkifli, memastikan bahwa akun Twitter yang mengatasnamakan dirinya palsu. Lurah Susan mengatakan sama sekali tak punya akun Twitter. "Bukan. Itu bukan saya," katanya lewat sambungan telepon, Jumat, 27 September 2013.

Munculnya akun @SusanJasmineZ membuat Lurah Susan khawatir. Dia waswas kalau-kalau akun tersebut mencuit dan publik menganggap bahwa itu memang Lurah Susan. "Nanti dia ngomong aneh-aneh gimana? Buset," kata Lurah Susan. "Bahaya bener itu."

Dalam cuitnya, akun @SusanJasmineZ mengatakan, "Saya tetap bekerja dan tidak terganggu dengan aspirasi warga (Lenteng Agung) karena semua keputusan ada di atasan saya."

Akun @SusanJasmineZ juga berkata, "Mari bekerja untuk melayani rakyat dan mari untuk tetap saling menghormati dan saling menjaga situasi Lenteng Agung tetap kondusif." Akun tersebut juga sempat mencolek akun @fadjroeL, aktivis sosial yang dikenal punya banyak follower di Twitter.

Lurah Susan belakangan jadi perbincangan publik ketika sebagian warga yang mengatasnamakan perwakilan warga Lenteng Agung, Jakarta Selatan, menolak Lurah Susan memimpin di Lenteng Agung. Alasannya, kata perwakilan warga, Lurah Susan yang Katolik tak pantas memimpin Lenteng Agung yang warganya mayoritas muslim.

Adapun Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sudah bersikap akan mempertahankan lurah hasil lelang jabatan itu di Lenteng Agung. Sementara perwakilan warga berencana terus menolak keberadaan Lurah Susan.

KHAIRUL ANAM

Berita Terpopuler
Inilah Kasus Besar yang Ditangani Mun'im Idris
Mun'im Idris Dikenal Dermawan
Otobiografi Mun'im: Sepotong Jasad, Seribu Cerita
Ini Profil Lengkap 10 Calon Dirjen Pemasyarakatan
Mun'im Idris Meninggal Akibat Kanker Pankreas


09.35 | 0 komentar | Read More

Ini Kisah Pelarian Otak Penyekap Pedagang Kopi

Written By Unknown on Jumat, 27 September 2013 | 09.35

Sandy, pelaku penganiayaan wanita penjual kopi yang lari ke Bali, berhasil ditangkap Tim Pemburu Preman dan dibawa ke Mapolres Jakarta Barat, (26/9). TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO , Jakarta:Otak penyekapan pedagang kopi di kawasan tol Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Temy Ferdinand Kamani alias Sandy tiba di markas kepolisian Jakarta Barat, Kamis 26 September 2013.

Sandy ditangkap di dalam bus travel di jembatan Gilimanuk, Bali. Dia hendak kabur ke kampung halamannya di Kupang, Nusa Tenggara Timur.

Berdasarkan pengakuannya Sandy langsung kabur begitu penyekapan terhadap pedagang kopi itu terbongkar dan beberapa kawannya ditangkap.
"Begitu lihat ramai-ramai di televisi, saya langsung menghilang," katanya di Mapolres.

Untuk membiayai pelariannya dia menggadaikan motornya. Sandy selalu bepergian dengan menggunakan bus malam. Selain itu, ia juga sering berpindah-pindah tempat untuk menghindari radar polisi. Dalam berpindah tempat, ia juga tak lama dalam menetap di suatu titik. "Biasanya dua hari atau tiga hari di setiap daerah," katanya.

Total ada empat daerah dia berhasil sembunyi untuk sementara waktu. Senin, 16 September 2013 dinihari Sandy mulai pergi ke Bandung, Jawa Barat. Selanjutnya ia berpindah-pindah ke Semarang dan Salatiga, Jawa Tengah. Lalu ia ke Kediri, Jawa Timur. Setelah itu barulah ia menuju ke Kupang menggunakan travel bus. "Di Pelabuhan Gilimanuk, saya ditangkap," ucapnya.

Kasat Reskrim Polrestro Jakarta Barat, Ajun Komisaris Besar Hengky Hariadi mengatakan
Sandy merupakan residivis dan masuk dalam Daftar Pencarian Orang. Ia, lanjut Hengky, pernah terlibat dalam satu kasus penculikan terhadap balita. "Bapak anak itu mencuri mobil saya," kata Sandy. Selain itu ia didakwa tentang kepemilikan senjata api.

MUHAMMAD MUHYIDDIN

Terhangat:
Lurah Lenteng Agung | Mobil Murah | Kontroversi Ruhut Sitompul

Berita Terpopuler
Jokowi: Lurah Susan Tak Akan Dipindah
Ini Pengakuan Tersangka Penyekap Penjual Kopi 
Ahok Tuding Ada Provokator Demo Lurah Susan
Perempuan Cantik di Seputar Narkoba 
Demo Lurah Susan, Pengamat: Politik Dalih Agama  


09.35 | 0 komentar | Read More

Ini Dasar Hukum Aksi Cabut Pentil

TEMPO.CO , Jakarta: Dinas Perhubungan DKI Jakarta membantah aksi cabut pentil disebut tidak berladaskan aturan. Kepala Bidang Pengendalian Pengendalian Operasi Dinas Perhubungan Sunardi Sinaga mengatakan ada tiga payung hukum yang menaunginya.

"Pertama adalah Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan," kata Sunardi ketika dihubungi pada Kamis, 26 September 2013. Kemudian, Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2007 tetang Ketertiban Umum dan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2003 tentang  Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Kereta Api, Sungai dan Danau serta Penyeberangan di DKI Jakarta.

Menurut Sunardi, ketiga aturan tersebut memberikan kewenangan kepada Dinas untuk menindak pelanggar lalu lintas. Parkir contohnya, menurut Sunardi, dalam ketiga aturan tersebut jelas mana yang masuk parkir resmi dan ilegal.

Parkir ilegal, Sunardi melanjutkan, banyak dikeluhkan masyarakat karena menjadi biang macet. Selain itu, tidak sedikit parkir liar merugikan pejalan kaki dengan mengambil lahan di trotoar.

Sunardi balik menantang masyarakat yang merasa keberatan dengan adanya aksi cabut pentil ini. "Lihat siapa yang salah, masa parkir di trotoar dibilang bener," ujarnya.

SYAILENDRA

Terhangat:
Lurah Lenteng Agung | Mobil Murah | Kontroversi Ruhut Sitompul

Berita Terpopuler
Jokowi: Lurah Susan Tak Akan Dipindah
Ini Pengakuan Tersangka Penyekap Penjual Kopi 
Ahok Tuding Ada Provokator Demo Lurah Susan
Perempuan Cantik di Seputar Narkoba 
Demo Lurah Susan, Pengamat: Politik Dalih Agama  


09.35 | 0 komentar | Read More

Waspada, Banyak Dijual Ban Dalam Motor Palsu

TEMPO.CO, Jakarta -Para pengendara sepeda motor diminta waspada ban dalam sepeda motor palsu marak beredar. Selain cepat rusak dan gampang meledak, penggunaan ban palsu ini mengancam keselamatan pengendara.

"Ban dalam palsu ini dibuat tanpa standar mutu, gampang meledak dan ini membahayakan pengendara,"kata Kapolsek Jatiuwung Komisaris Alamsyah Pelupessy, Jumat 27 September 2013.

Alamsyah mengatakan, ban palsu ini sudah beredar luas sehingga para pengendara sepeda motor diminta untuk lebih jeli ketika membeli ban dalam.

Ari Arsa, 30 tahun, salah satu pengendara sepeda motor mengaku sempat mengalami ban dalam yang meledak seketika." Padahal baru ganti sehari, "katanya. Menurutnya, ia membeli ban dalam itu ketika berada di tukang tambal ban seharga Rp 30 ribu." Saya tidak tahu kalau ban itu palsu," katanya.

Ia pernah dalam sehari harus menambal ban sebanyak lima kali."Karena bannya kempis terus, padahal belum lama ganti ban,"katanya.

Juru bicara PT Gajah Tunggal Tbk, produsen ban terbesar di Tangerang Ismail mengakui jika pemalsuan ban dalam sepeda motor ini tidak hanya merugikan perusahaan saja, juga konsumen.

"Ban-ban itu dibuat tanpa melalui standar mutu yang berlaku, pada akhirnya meningkatkan resiko keselamatan pengguna ban dalam palsu itu,"katanya.

Menurut Ismail, pihaknya banyak mendapatkan laporan soal maraknya edaran ban palsu tersebut. "Ternyata ban palsu ini sudah beredar di seluruh Indonesia,"kata Ismail. PT Gajah Tunggal,  memegang lisensi IRC di Indonesia sangat dirugikan dalam kasus pemalsuan ini. " Tidak hanya rugi materi, tetapi juga immaterial, serta nama baik perusahaan jadi jelek,"katanya.

Ismail mengimbau agar konsumen lebih berhati-hati dalam membeli ban. Ia memberikan tips untuk membedakan ban dalam palsu dan asli.

Menurutnya, ban dalam asli jika dilihat dari visual warnanya hitam kusam, bau ban dalam tercium tidak menyengat dan pada karet pentil terdapat logo pembuat pentil (huruf H). Sementara pada ban dalam palsu, warna ban terlihat hitam mengkilat, baunya sangat menyengat dan tidak terdapat logo huruf H pada karet pentil.

Sebanyak 34.030 ban dalam, disita dari tujuh tersangka pelaku pemalsuan ban dalam sepeda motor itu. S dan R berhasil dibekuk, sementara U, AP, AL, J dan E masih diburu.

JONIANSYAH

Berita Terpopuler

Perempuan Cantik di Seputar Narkoba 
Demo Lurah Susan, Pengamat: Politik Dalih Agama 
Lurah Susan Didemo Terus, Ini Tanggapan MUI
Lurah Susan Didukung, Dinilai Tulus dan Ramah


09.35 | 0 komentar | Read More

Menteri Amir: Vanny Layak Direhabilitasi

Written By Unknown on Selasa, 24 September 2013 | 09.36

Akibat pernyataan Vanny itu, Kepala LP Narkotik Cipinang Thurman Hutapea dicopot jabatannya. Pencopotan jabatan tersebut atas inisiasi dari Wakil Menteri Hukum dan HAM Denny Indrayana. TEMPO/Nurdiansah

TEMPO.CO , Jakarta:Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Amir Syamsuddin menilai, mantan kekasih terpidana mati kasus narkoba Freddy Budiman, Vanny Rosyane layak untuk direhabilitasi. "Apa yang disampaikan Wakil Menteri Denny Indrayana itu sangat wajar," kata Amir di Bandung Senin, 23 September 2013.

Keputusan apakah nantinya Vanny direhabilitasi atau masuk ranah pidana, kata Amir masih menunggu pemeriksaan lebih lanjut. Dalam kasus ini, kementerian hukum dan hak asasi manusia bekerja sama dengan beberapa pihak.

Dalam kasus seperti Vanny Rosyane ini, menurut Amir, untuk menentukan apakah termasuk pidana atau bukan perlu dilakukan assessment. "Asessment nantinya akan dilakukan oleh Badan Narkotika Nasional dan Kepolisian," kata Amir.

Menurut Amir, pembahasan wacana Asessment sedang berjalan, dan sedang ditindaklanjuti mengenai persiapan untuk menampung rehabilitasi. Upaya ini juga sudah mendapatkan dukungan dari berbagai pihak seperti menteri kesehatan, menteri sosial, pemerintah pusat serta pemerintah daerah.

Ditanya mengenai apakah Vanny layak mendapatkan perlindungan dari Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban, Amir mengatakan itu tergantung dari fakta yang nantinya terungkap. "Saya kira LPSK punya cara sendiri dalam menentukan hal itu."

Vanny, mantan kekasih Freddy Budiman ditangkap Direktorat Narkoba Badan Reserse Kriminal Markas Besar Kepolisian pada 16 September 2013 di salah satu hotel di Jakarta Barat. Bersamanya ditemukan barang bukti berupa sabu dan alat hisapnya. Vanny ditangkap seorang diri di kamar hotel berbintang tersebut.

FAIZ NASHRILLAH
Berita Terpopuler:

BlackBerry Tarik Aplikasi BBM di Android 
Teriakan Jebret Iringi Kemenangan Timnas U-19
Valentino Simanjuntak, Si Jebret Ow Ow Ow 
Labora Sitorus: Saya Mau 'Dibunuh' Atasan 
Indonesia Juara, Penonton di Stadion Menangis


09.36 | 0 komentar | Read More

Tokyu-Wika Menangkan Lelang Konstruksi Layang MRT

Joko Widodo melihat gambar proyek Mass Rapid Transit (MRT) didampingi Direktur Utama PT MRT, Dono Boestami saat meresmikan proyek pembangunan MRT Fase I, Lebak Bulus-Bundaran HI di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, (2/5). TEMPO/Eko SiswonoToyudho

TEMPO.CO , Jakarta:PT MRT Jakarta telah melakukan proses lelang konstruksi layang (surface selection) untuk paket pekerjaan CP 101, CP 102, dan CP 103 pembangunan proyek MRT Jakarta. Lelang itu dimenangkan oleh konsorsium Tokyu-WIKA untuk pengerjaan paket CP 101 dan CP 102. Sedangkan, paket CP 103 dimenangkan oleh konsorsium Obayashi-Shimizu-Jaya. "Proses negosiasi kontrak sedang dilakukan," kata Direktur Utama PT MRT Jakarta, Dono Boestami, dalam siaran pers yang diterima Tempo, Senin, 23 September 2013.

Menurutnya, nilai kontrak untuk pengerjaan paket tersebut yakni sekitar 15 miliar Yen untuk CP 101, 10 miliar Yen (CP 102), dan 10 miliar Yen untuk CP 103. "Dalam waktu dekat akan ditandatangani nilai kontraknya. Masing-masing kontrak memiliki waktu selama 243 minggu," ujarnya.

Dono menyatakan dengan selesainya proses lelang ini, maka kontruksi proyek MRT Jakarta baik konstruksi bawah tanah dan kontruksi layang telah lengkap. Ini berarti, Dono melanjutkan, tahapan konstruksi mengalami kemajuan untuk mengejar keterlambatan proyek yang mencapai lebih dari dua tahun "Kami yakin MRT akan terwujud," kata dono.

Konstruksi proyek MRT Jakarta memiliki delapan paket pekerjaan, yakni paket konstruksi layang (surface section) terdiri dari paket CP 101, CP 102, dan CP 103; paket konstruksi bawah tanah (underground) terdiri dari paket CP 104, CP 105, dan CP 106; dan paket railway system & trackwork dan rolling stock (kereta) yang terdiri dari paket CP 107 dan CP 108. Paket CP 104 dan CP 105, dimenangkan oleh konsorsium SOWJ Joint Venture (Shimizu, Obayashi, Wijaya Karya, dan Jaya Konstruksi).Sedangkan paket CP 106 dimenangkan oleh SMCC –HK Joint Operation (Sumitomo Mitsui Contruction Company dan PT Hutama Karya).

"Paket kontruksi bawah tanah, semua prosesnya sudah selesai dan kontraktor siap untuk segera melakukan konstruksi pada Oktober nanti," ujar Dono. Sementara untuk dua paket lain yakni CP 107 dan CP 108, akan segera dilakukan tender. "Sekarang konsultan tender PT MRT Jakarta sedang melakukan pra-kualifikasi calon peserta tender yang telah diserahkan pada Oktober 2012," kata Dono.

AFRILIA SURYANIS
Berita Terpopuler:
BlackBerry Tarik Aplikasi BBM di Android 
Teriakan Jebret Iringi Kemenangan Timnas U-19
Valentino Simanjuntak, Si Jebret Ow Ow Ow 
Labora Sitorus: Saya Mau 'Dibunuh' Atasan 
Indonesia Juara, Penonton di Stadion Menangis


09.36 | 0 komentar | Read More

ERP Mulai Diterapkan Januari 2014  

Sebuah bus Trans Jakarta berjalan dibelakang sejumlah mobil yang menerobos jalurnya di jalan protokol MH Thamrin, Jakarta, (19/8). Kemacetan yang cukup panjang membuat sejumlah kendaraan pribadi menerobos jalur Busway. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah DKI Jakarta akan menerapkan kebijakan jalan berbayar atau electronic road pricing (ERP) mulai Januari 2014. "Sekarang masih proses tender," kata Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama di Balai Kota, kemarin.

Dalam pembahasan dengan dua calon investor ERP yang ada sekarang, yakni Bank Mandiri dan BRI, menurut Basuki, masih sebatas hitung-hitungan investasi, seperti besarnya transaksi, lama kerja sama, jumlah koridor, dan teknologi yang akan digunakan. "Kami mempertimbangkan perhitungan bisnisnya dan mana yang lebih murah," kata Ahok—begitu Basuki biasa disapa.

Ruas jalan yang akan menerapkan sistem ERP adalah sepanjang Blok M hingga Kota Tua, Casablanca, dan Jalan H.R. Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan. Teknis pelaksanaannya, menurut dia, setiap kendaraan yang akan masuk ke kawasan itu harus membayar. Metode pembayarannya, Ahok belum dapat memastikan apakah menggunakan kartu debit, e-money atau e-toll.

Ahok menjelaskan, pemerintah sengaja menyerahkan pelaksanaan sistem jalan berbayar yang diperkirakan menelan dana hingga Rp 2 triliun itu kepada swasta. Cara ini dilakukan supaya proyek ERP cepat terwujud. "Kalau pemerintah daerah yang mengurusi, kemudian ada masalah, saya khawatir malah tidak jalan," ujarnya.

Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan Kementerian Keuangan, Marwanto Harjowiryono, mengatakan sebelum jalan berbayar diterapkan, DKI perlu merumuskan peraturan daerah tentang sistem itu. Peraturan tersebut mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2012 tentang Retribusi Pengendalian Lalu Lintas. "Tindak lanjut dari peraturan pemerintah itu adalah peraturan daerah," ujarnya.
Selengkapnya baca di sini

LINDA TRIANITA | ANGGA SUKMA WIJAYA | ANGGRITA DESYANI

Berita Terpopuler:
BlackBerry Tarik Aplikasi BBM di Android 
Teriakan Jebret Iringi Kemenangan Timnas U-19
Valentino Simanjuntak, Si Jebret Ow Ow Ow 
Labora Sitorus: Saya Mau 'Dibunuh' Atasan 
Indonesia Juara, Penonton di Stadion Menangis
Bintang Porno Kicaukan Selamat untuk Indonesia  


09.36 | 0 komentar | Read More

Kebakaran di Kemang Akibat KebocoranTabung Gas  

Written By Unknown on Senin, 23 September 2013 | 09.35

TEMPO.CO, Jakarta - Kebakaran yang melanda sebuah rumah toko di Kemang, Jakarta Selatan, pada Ahad, 22 September 2013 petang, diduga disebabkan oleh kebocoran tabung gas. Akibatnya, api berkobar di lantai tiga ruko Toko Bangunan Maju Bersama dan menewaskan sedikitnya tiga orang.

"Api berasal dari ledakan tabung gas LPG," ujar petugas Suku Dinas Pemadam Kebakaran Jakarta Selatan, Dendi Atmawardi, ketika dihubungi, Senin, 23 September 2013.

Menurut dia, api melalap lantai tiga ruko yang digunakan sebagai tempat tinggal. "Lantai satu dan duanya aman," kata Dendi. Namun, lima orang yang berada di sana diperkirakan tewas. Hanya ada satu korban selamat, yaitu Suyanto alias Tjong Djiu Tjhin, 46 tahun. Pemilik toko bangunan itu kemudian dilarikan ke RS Asri Duran Tiga karena menderita luka bakar.

Hingga Ahad malam, jenazah tiga korban tewas sudah ditemukan. Ketiganya sudah teridentifikasi, yaitu adik pemilik toko yang bernama Lilianti, 30 tahun, serta dua karyawan toko bangunan bernama Acu, 25 tahun, dan Hendri, 51 tahun. Namun, petugas pemadam kini masih mencari dua korban hilang. Mereka adalah menantu pemilik toko bernama Santi dan anaknya yang masih bayi.

Kebakaran di ruko yang terletak di Jalan Kemang Utara IX, Jakarta Selatan, itu berlangsung sejak Ahad pukul 16.50 WIB dan baru berhasil dipadamkan sekitar pukul 22.45 WIB. Sudin Damkar Jakarta Selatan harus menurunkan 20 unit mobil pemadam untuk menjinakkan api.

ANGGRITA DESYANI

Berita Terpopuler
LPSK Siap Proses Permohonan Vanny Rosyanne
Kecelakaan Senayan, Korban Tewas Jadi 2
Gereja St Bernadette Didemo, Pintu Digembok
Pro-Kontra Mobil Murah, Ini Kata Warga Jakarta
Korban Tabrakan di Senayan Bertambah Satu  


09.35 | 0 komentar | Read More

Kebakaran Kemang, Ruko Bank BRI Ikut Terbakar  

TEMPO.CO, Jakarta - Kebakaran di ruko Toko Bangunan Maju Bersama, Kemang, Jakarta Selatan, pada Minggu petang kemarin tidak hanya menghanguskan bangunan di lantai tiga ruko tersebut. Sedikitnya tiga ruko yang bersebelahan dengan toko bangunan nahas itu juga ikut terbakar.

"Api juga menyambar ruko Bank BRI Cabang Buncit, Bank ANZ, dan gudang PT Istana Karang Laut di sebelahnya," ujar petugas Suku Dinas Pemadam Kebakaran Jakarta Selatan, Dendi Atmawardi, Senin, 23 September 2013.

Lantai tiga ruko-ruko itu ikut terbakar karena angin kencang pada saat kebakaran. Tidak ada korban yang tewas di tiga ruko tersebut. Menurut Dendi, api memang hanya menghanguskan lantai tiga ruko Toko Bangunan Maju Bersama. "Lantai satu dan duanya aman," kata dia.

Namun, kebakaran yang diduga akibat ledakan tabung gas LPG di Toko Bangunan Maju Bersama itu menewaskan sedikitnya tiga orang. Korban yang sudah ditemukan adalah adik pemilik toko, Lilianti, 30 tahun, serta dua karyawan toko bangunan bernama Acu, 25 tahun, dan Hendri, 51 tahun. Petugas pemadam kini masih mencari dua korban hilang. Mereka adalah menantu pemilik toko bernama Santi dan anaknya yang masih bayi.

Adapun pemilik toko bernama Suyanto alias Tjong Djiu Tjhin, 46 tahun, selamat. Dia kini dirawat di RS Asri Duren Tiga karena menderita luka bakar. Api di toko bangunan yang berkobar sejak 16.50 WIB itu baru padam pada pukul 22.45 WIB setelah Sudin Damkar Jakarta Selatan menurunkan 20 unit mobil pemadam.

ANGGRITA DESYANI

Berita terpopuler:
Ini 7 Korban Kecelakaan Maut Senayan 
Ahok Minta Festival Keagamaan Jadi Pariwisata 
Korban Kecelakaan Maut Senayan Baru Ulang Tahun
Gereja St Bernadette Didemo, Pintu Digembok
Tabrakan di Senayan, 2 Tewas, 5 Korban Dirawat
LPSK Siap Proses Permohonan Vanny Rosyanne
Kecelakaan Senayan, Korban Tewas Jadi 2 
Pro-Kontra Mobil Murah, Ini Kata Warga Jakarta
Korban Tabrakan di Senayan Bertambah Satu 
Polisi Buru Penjebak Vanny Rossyane di Hotel


09.35 | 0 komentar | Read More

IDI: Praktek Dokter Asing di RSUD Tangsel Ilegal

TEMPO.CO, Tangerang Selatan - Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) cabang Tangerang, Djasarito, memastikan bahwa dokter asing yang bekerja di Rumah Sakit Umum Daerah Tangerang Selatan melakukan praktek illegal. Sebab, kedatangan dokter ahli bedah (orthopedic) asal Malaysia itu tanpa persetujuan Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) maupun Ikatan Dokter Indonesia (IDI).

"Karena tidak melalui kami, bisa dikatakan praktek dokter asing itu illegal," ujar ketua IDI cabang Tangerang dokter Djasarito kepada Tempo, Senin 23 September 2013.

Untuk itu, kata dia, pihaknya akan melakukan penyelidikan terhadap dokter asing asal negeri Jiran itu. Soal praktek dokter asing, menurut Djasarito, diatur dalam Undang-undang tahun 2004 tentang praktek kedokteran. Aturan itu, kata dia, harus ditaati oleh semua pihak agar tidak terjadi praktek tanpa izin, tanpa prosedural yang melanggar aturan sehingga tidak terjadi kesalahan dalam tindakan medis.

Dokter asing yang akan berpraktek di Indonesia, harus meminta persetujuan KKI, IDI, dan Ketua Komite Medis rumah sakit terlebih dahulu. "Tapi dokter ahli bedah dari Malaysia itu tidak menempuh prosedural itu," katanya.

Terkait dengan alasan pihak RSUD dan Dinas Kesehatan yang mendatangkan dokter asing itu untuk kepentingan alih teknologi atau transfer ilmu, menurut Djasarito, hal itu keliru. Sebab, ia menjelaskan, alih teknologi dalam ilmu kedokteran yang mendatangkan dokter dari negara lain hanya melalui tiga pintu yaitu: dilakukan oleh organisasi profesi dalam hal ini IDI, rumah sakit pendidikan, dan dalam hal penanggulangan bencana. "Kehadiran dokter asing di RSUD Tangerang Selatan tidak memenuhi tiga kategori itu," katanya.

JONIANSYAH

Topik Terhangat:
Penembakan Polisi| Tabrakan Anak Ahmad Dhani |Mobil Murah|Miss World Info Haji

Berita Terpopuler:

BBM Ada di Android, BlackBerry Optimistis Bertahan
BBM Terbuka di Android, Penjualan BlackBerry?
Ngaku di Singapura, Nikita Mirzani Cuit dari Grogol
Jumpa Boediono, Ahok Melunak Soal Mobil Murah
Mobil Murah Cuma Trik Dagang     


09.35 | 0 komentar | Read More

Ahok Siap Bahas ERP dengan DPRD DKI

Written By Unknown on Minggu, 22 September 2013 | 09.35

TEMPO.CO , Jakarta:Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama belum berkomunikasi secara formal mengenai proyek electronic road pricing (ERP) dengan DPRD DKI Jakarta. Alasannya, pembangunan proyek jalan non-tol berbayar ini diupayakan tanpa anggaran daerah dan diserahkan ke pihak lain.

"Kami masih penjajakan dulu," kata Ahok --sapaan akrabnya-- di The Energy Building, Jakarta Selatan, Sabtu, 21 September 2013. "Kami sudah sering bicara tapi tidak formal, belum resmi."

Menurut Ahok, proyek ERP sudah tertuang dalam Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Daerah. "Kalau sudah ada di RPJMD itu resmi, sudah jelas semua dari pusat semua jelas."

Ahok menjelaskan proyek ERP akan diprioritaskan pada jalan protokol seperti koridor 1 transjakarta yakni dari Blok M ke Kota Tua, serta daerah Kuningan, Jakarta Selatan. Adapun nilai investasinya, ia menaksir senilai Rp 2 triliun. "Nanti tergantung jumlah ruasnya," kata dia.

LINDA TRIANITA


09.35 | 0 komentar | Read More

Jokowi: Jakarta Paling Terkena Dampak Mobil Murah  

TEMPO.CO, Yogyakarta - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengungkapkan bahwa masalah transportasi Ibu Kota akan semakin semrawut dengan datangnya mobil murah ramah lingkungan (low cost green car/LCGC).

"(Jalanan) Akan lebih kacau kondisinya," kata Jokowi, begitu dia biasa disapa, dalam dialog pendidikan di Yogyakarta, kemarin. "Dan Jakarta yang kena dampaknya duluan karena pasti paling banyak yang dapat. Pasti itu."

Jokowi mengaku tak alergi terhadap hadirnya mobil murah. Asal, transportasi massal Jakarta sudah siap, sehingga kemacetan bisa berkurang. Masalahnya, kata Jokowi, Indonesia, termasuk Jakarta, sangat terlambat membangun sarana transportasi massal.

"Kalau transportasi massal siap, mau ada mobil pribadi gratis pun tak masalah," kata Jokowi.

Pemerintah merestui produksi dan pemasaran mobil LCGC. Namun mobil murah ini dikhawatirkan membanjiri Jakarta dan menambah kemacetan. Ketua I Gabungan Penjualan Kendaraan Bermotor, Jongkie D. Sugiharto, mengakui bahwa sekitar 65 sampai 75 persen dari target penjualan mobil nasional, 1,1 sampai 1,3 juta unit, dipasarkan di Jakarta dan sekitarnya.

Agar mencapai target akhir tahun ini, produsen otomotif menggenjot penjualan mobil murah. Tahun ini, produsen memproduksi 30-40 ribu unit mobil murah. Toyota dan Daihatsu mengaku sudah mendapat pesanan 23 ribu unit. Antara 65 persen hingga 75 persen pemesan itu berasal dari Jabodetabek.

Wakil Presiden Boediono berkukuh mengatakan mobil murah ini "hanya" menambah 3 persen kendaraan yang ada saat ini. Pemerintah pusat, kata dia, tak lepas tangan terhadap masalah kemacetan. Pemerintah pusat dan DKI telah menyepakati langkah penyelesaian kemacetan tanpa menghentikan atau membatasi produksi mobil murah.

"Kita tidak perlu menghambat orang beli mobil," kata Boediono saat membuka pameran mobil di Kemayoran, Kamis lalu. Dia menambahkan, kemacetan tak boleh diatasi dengan mengorbankan kepentingan industri yang dibutuhkan untuk menggerakkan ekonomi.

Kemacetan merupakan masalah besar bagi DKI Jakarta. Jakarta telah menyiapkan enam langkah, yakni sistem bayar untuk masuk jalanan tertentu (electronic road pricing atau ERP), menaikkan tarif parkir di pusat kota, pembatasan penggunaan mobil dengan nomor ganjil-genap, membangun mass rapid transit, monorel, serta memperbaiki busway. Namun tak semua rencana itu mulus.

Pengamat kebijakan publik, Yayat Supriyatna, berpendapat, kebijakan mobil murah tak sejalan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah DKI. Pasalnya, rencana jangka panjang DKI adalah 60 persen mobilisasi warga menggunakan transportasi umum, bukan mobil pribadi. Adapun pakar transportasi UGM, Danang Parikesit, meminta pemerintah menyelesaikan ketersediaan transportasi massal dahulu. "Keberadaan mobil murah membuat perbaikan angkutan umum bakal sia-sia," kata Danang.

ANANDA THERESIA | PRIBADI WICAKSONO | ATMI PRATIWI | WANTO


09.35 | 0 komentar | Read More

Kecelakaan di Senayan, Satu Tewas  

TEMPO.CO, Jakarta - Kecelakaan maut terjadi di Jalan Asia Afrika, Jakarta Selatan, atau sekitar Pintu Barat Istora Senayan, pada Ahad, 22 September 2013, sekitar pukul 05.00 WIB tadi. Kecelakaan karambol ini menyebabkan seorang pria tewas dan beberapa lainnya luka berat.

"Awalnya, ada mobil ngebut dari arah Senayan City menuju Hotel Mulia," kata Hendra, salah seorang saksi yang melihat kejadian ini, ketika ditemui Tempo di lokasi pada Ahad, 22 September 2013. Mobil tersebut adalah Corolla Altis warna silver bernomor polisi B-1469-NBB.

Tiba-tiba, mobil yang menurut Hendra melaju di atas 100 kilometer per jam ini banting setir ke kiri dan berputar. Dia menduga si sopir menghindari sesuatu. Nahas, sopir kehilangan kendali dan menghajar mobil lainnya yang diparkir di sisi kiri jalan.

Saat itu korban tewas sedang duduk di antara dua mobil. "Dia tewas karena tergencet mobil yang ditabrak Corolla Altis tersebut," Hendra menjelaskan. Sementara korban lainnya adalah pedagang otak-otak keliling. Beruntung, dia hanya terluka.

Menurut informasi yang dihimpun Tempo, tiga kendaraan lain yang ditabrak adalah Honda Accord warna silver dengan nomor polisi B-8049-AG, sedan Mitsubishi warna biru bernomor polisi B-2345-KA, dan sedan Toyota warna silver bernomor polisi B-71-AL. Jumlah korban di luar tewas sebanyak lima orang.

Kawasan Asia Afrika ini memang kerap dijadikan tongkrongan pencinta mobil. Bahkan tak jarang mereka melakukan balap liar.

SYAILENDRA


09.35 | 0 komentar | Read More

120 Polisi Jaga Rutan Salemba

Written By Unknown on Sabtu, 21 September 2013 | 09.35

TEMPO.CO, Jakarta - Sekitar 120 personel kepolisian gabungan dari Polsek Metro Cempaka Putih dan Polres Metro Jakarta Pusat mengamankan Rutan Klas I Salemba. Di antara ke-120 personel tersebut terdapat 85 anggota Brimob dari Polda Metro Jaya.

"Kita libatkan 120 personel dan seluruhnya kita ploting di luar," kata Kapolsek Metro Cempaka Putih, Kompol Fitria Mega, kepada wartawan di Rutan Klas I Salemba, Jumat, 20 September 2013. "Di back up 85 personel Brimob Polda," tambahnya.

Fitria mengatakan, pengamanan di fokuskan di dua tempat. Personel kepolisian dari Polsek Metro Cempaka Putih dan Polres Metro Jakarta Pusat berjaga di depan Rutan Salemba. Sementara anggota Brimob Polda di Lembaga Pemasyarakatan Salemba.

Untuk pengamanan malam, Fitria mengungkapkan, personel kepolisian akan lebih banyak lagi. Namun dia tak memerincikan jumlahnya. "Kita nggak mau kecolongan," ujarnya. Pada pengamanan kemarin, dia melanjutkan, sekitar 178 anggota diturunkan.

Sampai saat ini, Fitria mengatakan, kepolisian belum mendapatakan permintaan dari pihak Rutan Salemba untuk menjaga keamanan langsung di dalam penjara. "Mau diselesaikan dulu secara internal," kata Fitria. Menurut dia, kondisi sejauh ini cukup kondusif.

Tawuran antara dua kelompok narapidana terjadi di koridor lantai 3 pada Kamis lalu sekitar jam 18.30 wib. Tawuran tersebut pun menyebabkan enam narapidan mengalami luka-luka. Seorang napi berinisial EJ sampai dirawat di Rumah Sakit Polri.

SINGGIH SOARES

Berita terpopuler:
'Efek Jokowi' Hanya Terbukti di Twitter? 
Kenapa TVRI Tak Bacakan HL Koran Tempo Pagi Ini?
Satu Pelaku Penembakan Briptu Ruslan Ditangkap 
Masuk Daftar Hitam AS, Afif: Saya Hanya Guru Ngaji 
Ahok Melunak Soal Mobil Murah Usai Bertemu Wapres


09.35 | 0 komentar | Read More

Polisi Akan Periksa Ibu Pacar Dul

Jurnalis mengambil gambar mobil sedan Mitsubishi Lancer B 80 SAL (kanan) yang dikemudikan oleh putra bungsu musisi Ahmad Dani, AQJ yang terlibat kecelakaan dengan Daihatsu Gran Max B 1349 TFN (kiri) di tol Jagorawi Km 8 yang terparkir di Satlantas Wilayah Jakarta Timur, Jakarta, Minggu (8/9). Dul saat ini dirawat di Rumah Sakit Pondok Indah. ANTARA/Widodo S. Jusuf

TEMPO.CO, Jakarta--Polisi akan memeriksa ibu Arin Fajrina terkait kecelakaan yang melibatkan AQJ alias Dul di tol Jagorawu. "Tak hanya mendampingi, tapi juga diperiksa sebagai saksi," ujar Juru Bicara Polda Metro Jaya Kombes Rikwanto, Jumat 20 September 2013.

Arin diantar pulang Dul sebelum kecelakaan. Mobil Mitsubishi Lancer Dul menghantam kendaraan lain, Daihatsu Gran Max B 1349 TFN yang datang dari arah berlawanan. Gran Max kemudian terdorong mengenai Toyota Avanza B 1882 UZJ. Tujuh orang tewas akibat peristiwa ini, yaitu Agus Komara, Agus Surahman, Risky Santoso, Komaruddin, Nurmansyah, Robby Yassar, dan Agus Wahyudi.

Akibat kecelakaan tersebut Dul harus menjalani perawatan di RS Pondok Indah, Jakarta Selatan. Polisi belum bisa memeriksanya karena kondisinya belum stabil. "Kalau belum ada keterangan dari dokter sembuh, belum bisa diperiksa," ujar Rikwanto.

Sejauh ini polisi baru memeriksa sejumlah saksi mata, korban, saksi ahli dari agen tunggal pemegang merek, dan kedua orang tua Dul.

M. ANDI PERDANA

Terhangat:
Tabrakan Anak Ahmad Dhani | Info Haji | Miss World


Berita terkait:

Sebelum Kecelakaan, Supir Dul Disuruh Libur
Cerita Pacar Dul Sebelum Kecelakaan
Dhani dan Jasa Marga Bahas Monumen Lancer Dul
Jika Dipenjara, Dul Akan Didampingi Pembimbing


09.35 | 0 komentar | Read More

Pecurian Artefak Ubah Pengamanan di Museum Gajah

Pengunjung melihat benda-benda koleksi di Museum Gajah di jalan Merdeka Barat, Jakarta, (12/9). TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO , Jakarta:Lebih dari sepekan pascahilangnya empat artefak emas, Museum Nasional belum sepenuhnya dibuka untuk umum. Rantai masih dan penjagaan lima petugas menghalangi akses masuk ke gedung lama dari museum yang lebih dikenal sebagai Museum Gajah itu.

Pangguh Pripanto, seorang petugas diantaranya menerangkan bahwa Ruang Kasana yang ada di lantai dua gedung itu masih sering dikunjungi petugas investigasi baik kepolisian ataupun petugas internal dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Dari ruangan itulah sebelumnya, sebanyak empat artefak terbuat dari emas menghilang dicuri orang pada Rabu pekan lalu

Sejak kecurian itu pula, sistem pengamanan diubah di museum itu. Pangguh menjelaskan, petugas keamanan yang jumlahnya 45 orang awalnya dibagi dalam tiga shift jaga dengan jumlah 10 orang di tiap shift-nya. Namun setelah ada pencurian, shift hanya dibagi dua kali dengan jumlah orang di tiap shift-nya mencapai 20 orang. "Ada penambahan personil di tiap shift-nya. Sehingga tiap ruang bisa dijaga petugas lebih banyak," ujar Pangguh, Jumat 20 September 2013.

Pangguh yang juga diperiksa oleh penyidik kepolisian beberapa hari lalu, menerangkan bahwa belum ada pemberitahuan lebih lanjut kapan Museum Nasional akan difungsikan normal kembali. Gedung utama yang berada di utara lingkungan Museum Nasional tidak terpengaruh dengan kejadian hilangnya artefak ini dan tetap dibuka untuk umum.

TUBAGUS RAMADHAN

Terpopuler
'Efek Jokowi' Hanya Terbukti di Twitter? 

Satu Pelaku Penembakan Briptu Ruslan Ditangkap 

Ruhut Sitompul Tuding Jokowi Lupakan Esemka 

Ahok Melunak Soal Mobil Murah Usai Bertemu Wapres


09.35 | 0 komentar | Read More

Anak Korban Penyekapan: Ayah Kepalanya Gundul

Written By Unknown on Jumat, 20 September 2013 | 09.35

Dua orang korban penyekapan Ahmad Zamani dan Arifin (kanan) duduk di sebuah ruko tempat mereka disekap di kawasan Olimo, Tamansari, Jakarta, (18/9). Kepolisian telah menetapkan 14 tersangka dua diantaranya oknum TNI AL. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta-Tangis dan haru mewarnai pertemuan korban penyekapan, Ahmad Zamani, 32 tahun dengan istrinya, Siti Prihatin, 30 tahun. Siti jauh-jauh dari Cilacap, Jawa Tengah untuk menjemput suaminya yang Jumlat, 13 September 2013 lalu hilang secara tiba-tiba. Siti hadir bersama seorang putranya, orang tuanya, dan beberapa kerabat lainnya.

Bertemu di Mapolsek Taman Sari, Jakarta Barat pada Kamis, 19 September 2013 pukul 18.30 WIB, keduanya langsung berpelukan erat. Airmata keduanya berlinang. Siti yang nampak histeris langsung memelukkan dirinya di tubuh Zamani menjauhi kamera. (Baca juga: Korban Penyekapan: Saya Hidup untuk Kedua Kalinya)

Berbeda dengan Aziz, anak mereka yang berusia 5,5 tahun tidak menampakkan kesedihannya. Ia malah nampak girang mengetahui ia dalam sorotan lampu kamera. "Ihh, ayah kepalanya gundul. Hihi," katanya sembari cekikikan. Si kecil tak tahu bahwa rambut ayahnya rapi itu lantaran akan dieksekusi mati. Sang bapak membalas guyonan anaknya dengan hanya tersenyum kecut.

Sebelum kejadian, Siti sempat pamitan mengantarkan anaknya bersekolah di Taman Kanak-Kanak. Saat pulang, ia kaget mendapati suaminya sudah tak ada. Ia heran mendapati suaminya pergi tanpa izin. Beberapa sudut rumahnya juga terlihat berantakan. Ia tak menghubungi alat komunikasinya lantaran handphone suaminya tertinggal di rumah. "Sejak saat itu saya memiliki firasat buruk," ucapnya berlinang air mata. Apalagi, kata Siti melanjutkan, Zamani memang sedang dalam kondisi "labil ekonomi" lantaran usaha rekanannya bangkrut.

Syak, di tempat lain suaminya sudah dianiaya habis-habisan. Jumat esok, 20 September 2013, sebenarnya adalah jakwal dia untuk dibunuh lalu dibuang di sebuah tol. Setidaknya begitu ancaman dari para penyekap. Karena itu, mereka lalu berterima kasih kepada polisi yang telah menyelamatkannya. Mereka berdua sungkem kepada Kapolsek Kompol Adi Vivid. "Saya seperti terlahir untuk kedua kalinya," ucap Zamani bungah.

MUHAMMAD MUHYIDDIN

Terhangat:
Tabrakan Anak Ahmad Dhani | Mobil Murah  | Miss World

Berita terkait:
Polisi Masih Buru Lima Penyekap Taman Sari
Korban Penyekapan Taman Sari Tak Sendirian
Kisah Korban Penyekapan di Taman Sari


09.35 | 0 komentar | Read More

Sarjana Sosial Jadi Dirut RS, Dokter Protes  

Dengan membawa spanduk dan poster, para dokter yang tergabung dalam Dokter Indonesia Bersatu berdemo di depan Istana Negara, Jakarta (20/05). Aksi ini untuk menuntut perubahan sistem kesehatan nasional. TEMPO/Dasril Roszandi

TEMPO.CO, Tangerang Selatan - Puluhan dokter di Rumah Sakit Umum Daerah Tangerang Selatan melakukan aksi demo hari ini, Jumat, 20 September 2013. Mereka memprotes penunjukan Direktur RSUD Tangerang Selatan yang bukan dari kalangan tenaga medis.

Para dokter menilai pengangkatan Direktur RSUD Tangerang Selatan Neng Ulfa yang lulusan sarjana sosial melanggar peraturan pemerintah, peraturan Menteri Kesehatan dan Undang-Undang Rumah Sakit. Menurut mereka, seluruh peraturan itu sudah menegaskan bahwa seorang direktur rumah sakit harus berasal dari kalangan tenaga medis.

"Kami hanya ingin meluruskan kesalahan dan pelanggaran regulasi ini," kata Ketua Komite Medis RSUD Tangerang Selatan, Daniel Richard, kepada Tempo, Jumat, 20 September 2013 pagi ini.

Menurut Daniel, dengan dipimpin oleh seorang yang bukan dari kalangan tenaga medis, sulit bagi para dokter di rumah sakit milik Pemerintah Daerah Tangerang Selatan itu untuk melakukan koordinasi dan komunikasi.

"Sejak awal memang sudah agak sulit nyambungnya. Lama-kelamaan emosi kami memuncak karena sulit berkoordinasi dan berkomunikasi dengan seorang pemimpin yang bukan dari kalangan dokter," kata Daniel lagi.

Pengangkatan direktur rumah sakit yang bukan dari kalangan tenaga medis, menurut Daniel,  menimbulkan banyak kesalahan manajemen di RSUD Tangerang Selatan. Ini membuat kalangan dokter menjadi tidak nyaman dan akhirnya memutuskan mengambil sikap dengan memprotes melalui aksi unjuk-rasa.

JONIANSYAH


Topik Terhangat:
Tabrakan Anak Ahmad Dhani | Mobil Murah | Penembakan Polisi | Miss World | Info Haji

Berita Terpopuler:
Boediono: Jangan Hambat Orang Beli Mobil Murah 
Soal Ruhut Sitompul, PPP: Mau Jadi Komisi Kucing? 
Demokrat: Pernyataan Anas Sudutkan Demokrat
Kepala Dinas Bandung Wajib Punya Akun Twitter
Anggita Sari Bantah Menjebak Vanny
`Dicerca` Nikita Mirzani, Zaskia Gotik Menangis  


09.35 | 0 komentar | Read More

Satu Pelaku Penembakan Briptu Ruslan Ditangkap

Briptu Ruslan, Korban Penembakan dan Perampasan Motor di Jalan Bhakti Abri, Pekapuran, Cimanggis Depok, (13/9) Malam. Ruslan Ditembak di atas Lutut Kirinya Hinga Tembus. Tempo/Ilham

TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian menangkap satu dari empat pelaku penembakan terhadap Brigadir Polisi Satu (Briptu) Ruslan pada Selasa malam, 17 September 2013. Pelaku yang diketahui bernama Emuy ditangkap saat beraksi di depan gerai Alfamart di Tangerang Selatan.

"Ditangkap satu orang dan tiga lainnya kabur. Mereka adalah kelompok Lampung Timur," kata Kepala Satuan Reskrim Polresta Depok Komisaris Ronald A Purba, Jumat, 20 September 2013. Sampai saat ini, polisi masih mengejar ketiga pelaku lainnya yang diduga masih berada di sekitar wilayah Tangerang.

Kepada polisi, Emuy mengaku dirinya berperan sebagai penunjuk jalan dan penentu target dalam setiap aksi perampokan motor itu. Karena itu, Emoy tidak memegang senjata."Dia yang bolak-balik di jalanan mencari target. Kemudian dia kabari temannya selaku eksekutor," kata Ronald. Kelompok ini, kata Ronald, adalah spesialis pencuri motor yang bergerak di Bogor, Depok, dan Tangerang

Seperti diketahui, anggota Sabhara Mabes Polri Brigadir Satu Ruslan Kusuma ditembak orang tidak dikenal di daerah Cimanggis, Depok, pada pukul 18.45, Jumat, 13 September 2013. Dia ditembak di dengkul kaki kiri-nya hingga tembus. Kini telah dilakukan operasi pengangkatan pecahan proyektil di RS Polri Keramat Jati. Selain menembak korban, pelaku juga membawa motor Ninja berwarna oranye-hitam B-3333-ELO milik Ruslan.

Dari keterangan Emuy, polisi juga telah mengantongi tiga nama pelaku lainnya, yaitu Ant (Anton), Us (Usman) dan Ed (Edi). Dalam perampokan Briptu Ruslan, Anton berperan sebagai pengeksekusi sekaligus yang membawa lari motor korban. Emuy tidak mengetahui siapa yang menjual motor, tapi dirinya langsung mendapat hasil dari kerjanya itu. "Dia diberi uang sebanyak Rp 2,5 juta," kata dia.

ILHAM TIRTA

Terhangat:
Tabrakan Anak Ahmad Dhani | Mobil Murah  | Miss World

Berita lain:
Sebelum Ditangkap, Vanny Sempat Ingin Bunuh Diri
Anggita Sari Bantah Menjebak Vanny
Kisah Korban Penyekapan di Taman Sari
Siapa Harun, Pria yang Undang Vanny ke Hotel


09.35 | 0 komentar | Read More

Kisah Korban Penyekapan di Taman Sari  

Written By Unknown on Kamis, 19 September 2013 | 09.35

TEMPO.CO, Jakarta - Arifin, 49 tahun, menduga hidupnya tak akan lama lagi. Luka di sekujur tubuh akibat dianiaya dengan tangan kosong dan gagang airsoft gun membuatnya lemah. Selama 1,5 bulan, dia juga hanya diberi makan empat hari sekali. "Saya sudah pasrah," kata bekas anggota Brigade Mobil Kediri, Jawa Timur, itu di kantor Polsek Taman Sari, Jakarta Barat, Rabu, 18 September 2013.

Dia beruntung karena Selasa, 17 September 2013 malam lalu, polisi datang membebaskan dia. Semula dia mendengar derap sepatu lars di lantai bawah. Lalu, sejumlah orang muncul membawa senjata laras panjang. Ketika mengetahui orang-orang itu adalah polisi, Arifin menangis. "Saya seperti terlahir kembali," ujar lelaki berambut cepak ini.

Di kantor polisi, Arifin mengatakan disekap di loteng ruko milik perusahaan jasa pengamanan PT Benteng Jaya Mandiri gara-gara urusan utang Rp 500 juta. Lelaki asal Palembang, Sumatera Selatan, ini disandera sebagai jaminan setelah rekan bisnisnya dalam usaha minyak dan gas membawa kabur uang tersebut.

Dari penggerebekan kantor PT Benteng, polisi menangkap sembilan orang. Mereka adalah Riswanto alias Gagak, Sulaiman, Saryanto, Mustofa, Duljani, Udi Asrudi, Sukardiman, Agus Prayoto, dan satu anggota TNI AL, berinisial DK. "Kami juga mengamankan senjata api jenis Beretta dan sebuah airsoft gun," ujar Kepala Polsek Taman Sari Komisaris Adi Vivid. DK kini diserahkan ke polisi militer.

MUHAMMAD MUHYIDDIN


Topik Terhangat:
Tabrakan Anak Ahmad Dhani | Penembakan Polisi | Miss World | Misteri Sisca Yofie | Info Haji

Berita Terpopuler:
SBY: Di Dunia, Hanya Indonesia Izinnya Berbelit 
Pengusaha Minta Jokowi Tak Stop Mal di Jakarta 
Ini Curhat Jokowi ke Boediono Soal Mobil Murah 
Ahok: Indonesia Lebih Baik dari Amerika 
Miss World Muslimah Galang Dana buat Pesantren
Syaharani: Vicky Banyak Menghafal Kamus

 


09.35 | 0 komentar | Read More

Korban Penyekapan Taman Sari Tak Sendirian

TEMPO.CO, Jakarta - Pengusaha yang juga bekas anggota Brigade Mobil Kediri, Jawa Timur, Arifin, 49 tahun, yang disekap selama 1,5 bulan, ternyata bukan satu-satunya korban di sana. Ketika ditemui  di kantor Polsek Taman Sari, Jakarta Barat, Rabu 18 September 2013, Arifin mengakui ada korban lain di ruko di Jalan Hayam Wuruk, Jakarta Barat, itu.

Di lantai dua, ada Ahmad Zamani, 32 tahun. Ketika polisi datang, dia terkulai lemah dengan tangan diborgol di terali pintu. Berbeda dengan Arifin, Zamani baru disekap sejak Jumat 13 September 2013 pekan lalu. Pria ini dijemput paksa dari rumahnya di Cilacap, Jawa Tengah, karena berutang Rp 1,5 miliar. "Saya terpaksa meminjam uang karena bangkrut," kata bekas pedagang saham itu.

Dari penggerebekan kantor PT Benteng, polisi menangkap sembilan orang. Mereka adalah Riswanto alias Gagak, Sulaiman, Saryanto, Mustofa, Duljani, Udi Asrudi, Sukardiman, Agus Prayoto, dan satu anggota TNI AL berinisial DK. "Kami juga mengamankan senjata api jenis Beretta dan sebuah airsoft gun," ujar Kepala Polsek Taman Sari Komisaris Adi Vivid. DK kini diserahkan ke polisi militer

Adi menjelaskan, delapan tersangka dijerat dengan pasal berlapis, yakni Pasal 333 KUHP tentang penyekapan, Pasal 170 tentang pengeroyokan, dan Undang-undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951 tentang kepemilikan senjata api. "Ancaman kurungan di atas lima tahun," katanya.

MUHAMMAD MUHYIDDIN


Topik Terhangat:
Tabrakan Anak Ahmad Dhani | Penembakan Polisi | Miss World | Misteri Sisca Yofie | Info Haji

Berita Terpopuler:
SBY: Di Dunia, Hanya Indonesia Izinnya Berbelit 
Pengusaha Minta Jokowi Tak Stop Mal di Jakarta 
Ini Curhat Jokowi ke Boediono Soal Mobil Murah 
Ahok: Indonesia Lebih Baik dari Amerika 
Miss World Muslimah Galang Dana buat Pesantren
Syaharani: Vicky Banyak Menghafal Kamus

 


09.35 | 0 komentar | Read More

Polisi Masih Buru Lima Penyekap Taman Sari

Korban penyekapan Ahmad Zamani (kiri) dan Ariffin (keempat kiri), hadir dalam jumpa pers yang dilakukan Kapolsek Taman Sari Kompol Adi Vivid AB (kedua kiri) didampingi Wakapolsek Taman Sari Kompol Eric (ketiga kiri). ANTARA/Widodo S. Jusuf

TEMPO.CO, Jakarta - Segerombolan preman yang menyekap dua pengusaha selama berhari-hari di sebuah ruko di Jl. Hayam Wuruk, Taman Sari, Jakarta Barat, ternyata belum semua tertangkap.

Kepala Polsek Taman Sari Komisaris Adi Vivid mengaku masih memburu lima orang yang dianggap sebagai otak penyekapan, yakni Zein Kuanda, bos PT Benteng Jaya Mandiri; Hariyanto, Udin, Julius alias Rustam, dan seorang anggota TNI AL berinisial J.

Gerombolan debt collector ini menyekap seorang pengusaha bernama Arifin, 49 tahun,dan Ahmad Zamani, 32 tahun. Arifin disekap karena berutang Rp 500 juta, sementara Zamani berutang Rp 1,5 miliar. "Saya terpaksa meminjam uang karena bangkrut," kata Zamani, yang bekas pedagang saham itu.

Selasa 17 September 2013, polisi membebaskan dua orang itu dan menangkap sembilan orang. Mereka adalah Riswanto alias Gagak, Sulaiman, Saryanto, Mustofa, Duljani, Udi Asrudi, Sukardiman, Agus Prayoto, dan satu anggota TNI AL berinisial DK. "Kami juga mengamankan senjata api jenis Beretta dan sebuah airsoft gun," ujar Kepala Polsek Taman Sari Komisaris Adi Vivid. DK kini diserahkan ke polisi militer
 
MUHAMMAD MUHYIDDIN


Topik Terhangat:
Tabrakan Anak Ahmad Dhani | Penembakan Polisi | Miss World | Misteri Sisca Yofie | Info Haji

Berita Terpopuler:
SBY: Di Dunia, Hanya Indonesia Izinnya Berbelit 
Pengusaha Minta Jokowi Tak Stop Mal di Jakarta 
Ini Curhat Jokowi ke Boediono Soal Mobil Murah 
Ahok: Indonesia Lebih Baik dari Amerika 
Miss World Muslimah Galang Dana buat Pesantren
Syaharani: Vicky Banyak Menghafal Kamus



09.35 | 0 komentar | Read More

Ini Ciri Pedagang Kopi yang Organ Intimnya Dirusak  

Written By Unknown on Rabu, 18 September 2013 | 09.35

TEMPO.CO, Jakarta - Berita tentang penyiksaan yang dialami HN, seorang perempuan pedagang kopi keliling yang berstatus sebagai janda, mengharu biru banyak orang. Khalayak bersimpati pada nasibnya yang mengenaskan, disiksa sedemikian rupa oleh 19 preman karena tak mau dipalak Rp 100 ribu.

HN sendiri memiliki ciri-ciri sebagai berikut: berkulit cokelat sawo matang dengan tubuh kurus. Tinggi badan pedagang kopi ini sekitar 155 sentimeter. Sedangkan berat badannya 45 kilogram.

HN berambut pendek lurus berwarna hitam. Yang mengenaskan, sebagian kulitnya melepuh akibat lelehan plastik yang dibakar. Preman yang menyiksanya meneteskan lelehan plastik panas itu di sekujur tubuhnya. Selain itu, para preman memasukkan gagang cangkul yang diolesi sambal ke dalam kemaluan korban.

Anggota gabungan Tim Pemburu Preman Kepolisian Resor Jakarta Barat dan Tim Buser Polsek Kebon Jeruk sudah menangkap 19 pelaku yang diketahui merupakan anggota kelompok Flores. Mereka dituduh melakukan penyekapan dan kekerasan terhadap korban.

Penyiksaan berawal dari penolakan korban ketika dipaksa untuk menyerahkan uangnya. Para pelaku menarik paksa korban untuk disekap di samping tanah kosong yang terletak di Perumahan Kedoya Elok, Jakarta Barat.

Korban disekap sejak Jumat, 13 September 2013, pada sekitar pukul 15.00 WIB. Saat disekap sejak Jumat, korban dipaksa telanjang bulat. Selain itu, korban disekap dalam keadaan kaki dan tangan terikat serta mulut disumpal lakban.

Korban berhasil melarikan diri pada Ahad, 15 September 2013, pukul 05.00 WIB.

MUHAMMAD MUHYIDDIN


Topik Terhangat:
Tabrakan Anak Ahmad Dhani | Info Haji | Penembakan Polisi | Miss World | Misteri Sisca Yofie

Berita Terpopuler:
Hercules Minta Penyiksa Pedagang Kopi Ditembak
Banyak Wajah Asing Menjenguk, Dul Bertanya ke Maia
Jokowi Stop Mal, DPRD: Orang Kaya Jangan Dilupakan
Vanny Eks Pacar Freddy Budiman Ditangkap Polisi
Begini Rekaman CCTV Pembunuhan Sisca Yofie


09.35 | 0 komentar | Read More

Tabrak Motor, Bus Dibakar di Tanjung Barat

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah bus ukuran sedang Kowanbisata memakan korban nyawa. Menurut pantauan informasi dari akun Twitter @TMCPoldaMetro, kecelakaan yang memakan korban nyawa pengendara sepeda motor tersebut terjadi sekitar pada pukul 06.50 WIB.

Insiden terjadi tepat di depan Stasiun Tanjung Barat di ruas arah Pasar Minggu. Akibatnya, tak lama setelah kejadian, massa langsung membakar bus tersebut. Kini kemacetan di ruas Depok-Pasar Minggu tak terhindarkan.

Menurut pantauan dari @TMCPoldaMetro tersebut, bus Kowanbisata itu bernomor polisi B-7244-NL. Sementara korban tewas membawa sepeda motor Yamaha Mio bernomor polisi B-6970-EBJ.

Pada @TMCPoldaMetro juga tertulis korban diketahui bernama Sarbani. Dia merupakan warga Kampung Sawah RT 005/003, Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan.

Hingga saat ini, baik pihak Kepolisian Resor Metro Jakarta Selatan ataupun Kepolisian Sektor Metro Pasar Minggu belum dapat dimintai keterangan lebih lanjut.

AMRI MAHBUB


Topik Terhangat:
Tabrakan Anak Ahmad Dhani | Info Haji | Penembakan Polisi | Miss World | Misteri Sisca Yofie

Berita Terpopuler:
Hercules Minta Penyiksa Pedagang Kopi Ditembak
Banyak Wajah Asing Menjenguk, Dul Bertanya ke Maia
Jokowi Stop Mal, DPRD: Orang Kaya Jangan Dilupakan
Vanny Eks Pacar Freddy Budiman Ditangkap Polisi
Begini Rekaman CCTV Pembunuhan Sisca Yofie


09.35 | 0 komentar | Read More

Mirip Jokowi, Tangerang Juga Bersiap Batasi Mal  

TEMPO.CO, Tangerang - Tak cuma Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) yang punya konsep moratorium mal, Pemerintah Kabupaten Tangerang juga berencana membatasi pembangunan pusat perbelanjaan dalam waktu dekat.

Menurut Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar, pembatasan pembangunan mal akan diatur dalam Peraturan Daerah (Perda) Pembatasan dan Penataan Pembangunan Pusat Perbelanjaan. "Saat ini tengah disusun," kata dia kepada Tempo, Rabu, 18 September 2013.

Zaki mengaku gerah dengan menjamurnya pusat perbelanjaan di wilayahnya. Selain membuat sesak kota, dia menilai mal memicu kemacetan dan pola hidup konsumtif masyarakat.

Setelah pembangunan mal dibatasi, Pemerintah Kabupaten Tangerang merancang konsep tempat wisata yang terbuka dan efektif. Zaki mencontohkan penataan daerah aliran Sungai Cisadane melalui pembangunan taman dan jogging track sehingga bisa dimanfaatkan masyarakat. "Tidak menambah sesak dan tentunya tidak menambah masalah lalu lintas," ujarnya.

Meski begitu, Zaki mengakui pembatasan pembangunan mal tidak bisa dilakukan terburu-buru. Sebab, iklim investasi akan terganggu. Pemerintah Tangerang, kata dia, belajar dari daerah lain yang sudah berpengalaman. "Dan semua itu harus dilakukan dengan terencana," katanya. Rencananya, perda moratorium mal Kabupaten Tangerang akan dirampungkan pada 2014 dan berlaku pada 2015.

Sama dengan Jakarta, Kabupaten Tangerang kini disesaki mal. Tercatat ada 10 mal yang sudah berdiri di kawasan itu. Para pengembang pun berlomba membangun mal baru dengan berbagai konsep dan segmen pasar. Wilayah yang "padat mal" contohnya adalah Serpong, Cisauk, dan Kelapa Dua. Di kawasan tersebut, mal-mal baru berdiri dengan jarak yang saling berdekatan.

JONIANSYAH


Terpopuler:
09.35 | 0 komentar | Read More

Ahok Santai Pilih Sekda Baru

Written By Unknown on Selasa, 17 September 2013 | 09.36

TEMPO.CO , Belitung:Posisi Sekretaris Daerah DKI Jakarta sudah kosong sejak 9 April 2013. Jabatan struktural tertinggi dalam Pemerintah Provinsi itu kini dirangkap oleh Asisten Sekda Bidang Pembangunan Wiriyatmoko. Rupanya duo Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama , tak mau terburu-buru menentukan pilihan.

"Kami tidak ingin buru-buru, karena sadar tidak ingin (nantinya) sampai mencopot Sekda," katanya ketika berbincang santai dengan wartawan di Belitung, Ahad, 15 September 2013.

Karena itu, Ahok tak buru-buru memilih nama dari sembilan kandidat yang sudah diseleksi. Ahok dan Jokowi malah menambah enam nama lain dalam proses seleksi pada Agustus lalu.  Totalnya kini ada 15  kandidat Sekretaris Daerah.

Enam orang yang baru diseleksi adalah Kepala Dinas Energi dan Perindustrian Andi Baso, Kepala Dinas Periwisata dan Kebudayaan Arie Budhiman, Kepala Dinas Perhubungan Udar Pristono, Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Purba Hutape, Sekretaris DPRD DKI Mangara Pardede, dan Asisten Sekda Bidang Kesejahteraan Masyarakat Mara Oloan Siregar.

Gubernur Jokowi pernah mengatakan tak ada alasan khusus di balik bertambahnya kandidat Sekda itu. Namun, Ahok mengatakan sempat ada protes dari kalangan pejabat eselon II yang memenuhi syarat administratif menjadi Sekda tetapi tak masuk bursa. "Keluhan sekecil apapun kan kami dengar, memang ada beberapa orang yang awalnya tak masuk daftar karena salah paham di bidang administrasi. "

Dia memberi contoh Arie Budhiman yang tak masuk daftar karena baru sekali menjadi kepala dinas. "Padahal kalau dihitung dengan biro, Pak Arie sudah tiga kali menjadi pejabat eselon II, apalagi Pak Arie (kerjanya) bagus," kata dia.

Ahok mengaku tak tahu persis tentang saling jegal di antara pejabat yang berpotensi menjadi Sekretaris Daerah. "Saya dengar begitu, tetapi tidak tahu siapa," katanya. Yang pasti, nasib para pejabat itu menuju kursi sekda berada di tangan Jokowi pada Desember nanti.

ANGGRITA DESYANI

Topik Terhangat:
Penembakan Polisi | Tabrakan Anak Ahmad Dhani | Pencurian Artefak Museum Gajah | Jokowi Capres?

Berita Terpopuler:
Preman Siksa secara Seksual Janda Penjual Kopi
Cerita Masa Kecil Ahok di Bangka Belitung
Inul Daratista Pernah Tidur di Kamar Ahok


09.36 | 0 komentar | Read More

Jakarta Siapkan Konsep Kaki Lima Urban

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahok meninjau lokasi tes uji kompetensi seleksi dan promosi jabatan lurah dan camat DKI di SMA 1, Jakarta, (27/4). Kedatangan Ahok untuk memberi semangat pesertates. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO , Belitung:Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mulai menata pasar dan pedagang kaki lima yang tumpah ruah di sejumlah titik di Ibu Kota. Salah satu hasilnya adalah penataan Pasar Blok G Tanah Abang untuk ditempati pedagang kaki lima yang sebelumnya menjajah jalan raya.

Tetapi, pedagang kaki lima tak hanya tersebar di area sekitar pasar. Jalan protokol seperti Jalan Jenderal Sudirman tak luput dari lapak-lapak mereka. Di depan Kampus Atmajaya, dekat Jembatan Semanggi, Jakarta Pusat pada malam hari, trotoarnya semarak dengan harum dagangan tukang nasi goreng, bakso, hingga sate padang.

Pembelinya dari yang berkantong cekak sampai karyawan dan karyawati dengan dandanan perlente ada di sana.  Tersebarnya pedagang kaki lima ini ditangkap sebagai potensi bisnis kuliner di jantung ibu Kota oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Karena itu, Ahok sudah menyiapkan konsep kaki lima urban. "Saya sudah dua kali bertemu dengan Dani Isworo, arsitek dari ITB (Institut Teknologi Bandung) yang punya pengalaman seputar desain urban," katanya di tengah obrolan santai dengan wartawan di kampung halamannya di Belitung, Ahad, 15 September 2013.

Awalnya, gedung-gedung di Jakarta perlu dibuat tak berpagar. "Di antaranya akan dibuat plasa yang bagus supaya pedagang bisa berjualan sampai malam," katanya. Pekerja di sekitar gedung perkantoran pun untung karena bisa berjalan di tempat terang dan tetap ramai oleh pedagang, meski pada malam hari.

Rencana itu, kata Ahok, meniru konsep serupa di Singapura. "Soalnya di sana aturannya sudah benar," ujar dia.

Namun dia mengakui konsep PKL urban masih lama terwujudnya. Sebagai persiapan, Pemprov DKI akan melatih pedagang kaki lima asal Monas dan Kota Tua. Pedagang yang terpilih akan menjajal konsep wisata kuliner kota di Night Market yang dimulai sekitar Oktober dan November di Jalan Medan Merdeka Selatan.

ANGGRITA DESYANI


09.36 | 0 komentar | Read More

`Penganiaya Janda Penjual Kopi Bukan Pro Hercules`

Petugas Tim Buru preman membawa satu orang yang diduga kelompok Hercules Rosario Marshal saat melakukan penggeledahan perkampungan Mangga Ubi, Kapuk, Jakarta, (15/9). Penggeladahan ini untuk mencari tersangka penganiayaan seorang wanita penjual kopi. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO , Jakarta:Pengacara Hercules Rozario Marshal, 45 tahun, Boyamin Saiman membantah 20 preman yang ditangkap polisi adalah kelompok kliennya. "Kelompok tersebut sebagian besar berasal dari Flores dan Kupang yang diduga pimpinannya bernama Yorim," ucap Boyamin kepada Tempo lewat BBM pada Senin, 16 September 2013.

Boyamin menganggap upaya mengaitkan para preman itu dengan Hercules sebagai bentuk pembunuhan karakter. "Padahal Hercules sudah berniat dan bertindak untuk tidak lagi melanggar hukum."

Sejumlah preman yang terlibat dalam kasus penganiayaan janda penjual kopi mengaku kenal dengan Hercules. Setiap kali Hercules membuat acara, mereka kerap ikut karena satu rumpun. Dan, salah satu dari mereka berkata,"sejak tak ada Hercules, kami mencari makan sendiri-sendiri."

Boyamin mengatakan satu dari para tersangka ditembak kakinya. Sebanyak 19 orang lainnya ditangkap dan diidentifikasi polisi sebagai kelompok Hercules. Padahal mereka tidak terkait dan tidak mengetahui penyekapan dan penganiayaan tersebut. Sebanyak 19 orang tersebut sekedar ditangkap lantaran dianggap preman. "Sehingga polisi terkesan berlebihan dan arogan."

Hercules, lanjut Boyamin, tidak pernah melakukan praktek premanisme. Indikasinya, Hercules mendirikan perusahaan jasa pengamanan berbentuk Perseroan Terbatas dan mendirikan ormas Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu. "Maka segala tindakan Hercules dan kelompoknya pasti berdasarkan hukum."

Selain itu, sejak peristiwa penahanan Hercules oleh Kepolisian, lelaki kelahiran Timor Leste itu telah memerintahkan kepada seluruh anak buah untuk tidak bertindak melawan hukum. "Cooling down selalu ditekankan kepada anak buah yang membesuk di tahanan Polda DKI," katanya. Peredaman emosi ini sangat dibutuhkan agar tidak menambah beban proses hukum yang sedang dijalani Hercules.

MUHAMMAD MUHYIDDIN

Berita Terpopuler:
Munzir Almusawa Ramal Dirinya Meninggal di Usia 40
Gara-gara Ngobrol, Perwira Ini Diusir Kapolri
Halo, Saya Bunda Putri
Tiga Penyebab Organ Intim Penjual Kopi Dirusak
Selenggarakan Miss World, Hary Tanoe Merugi


09.36 | 0 komentar | Read More

Maia Belum Pasti Penuhi Panggilan Dirlantas Polda

Written By Unknown on Senin, 16 September 2013 | 09.35

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Kepala Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Sambodo Purnomo memastikan bahwa mantan istri Ahmad Dhani, Maia Estianty, akan diperiksa hari ini terkait kecelakan di tol Jagorawi KM 8+200 dua pekan lalu yang melibatkan putranya, AQJ, 13 tahun.

"Iya, akan diperiksa hari ini," ujar Sambodo singkat kepada Tempo, Senin, 16 September 2013.

Meski mengatakan Maia pasti akan diperiksa hari ini, Sambodo mengaku belum tahu pasti apakah Maia akan memenuhi panggilan tersebut. Oleh karena itu juga, ia belum bisa memastikan jam berapa Maia datang.

"Wah jam berapanya saya belum tahu ya. Ya, tergantung dia akan memenuhi panggilan atau tidak. Ini panggilan pertama kok," ujar Sambodo lagi.

Sebelumnya, ayah AQJ, Ahmad Dhani, sudah diperiksa pekan lalu. Pentolan grup musik Dewa serta Republik Cinta Manajemen itu dicecar 18 pertanyaan ihwal AQJ yang mengendari mobil sendiri padahal masih di bahwa umur.

Dhani sendiri, ketika dipanggil Ditlantas Polda Metro Jaya, tak langsung memenuhi panggilan. Ia baru memenuhi pemeriksaan itu pada pemanggilan kedua. Alasan dia, saat itu, hendak mengunjungi rumah-rumah korban kecelakaan Jagorawi yang meninggal.

ISTMAN MP


09.35 | 0 komentar | Read More

Jika Dipenjara, Dul Akan Didampingi Pembimbing  

Musisi Ahmad Dhani memesuki mobilnya seusai melayat di makam Robby Yassar Affan di TPU Pondok Kelapa, Jakarta Timur (14/9). Dengan meninggalnya Robby, hingga saat ini korban meninggal dalam kecelakaan tol Jagorawi menjadi tujuh orang. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Pembimbing Kemasyarakatan Balai Pemasyarakatan siap mendampingi AQJ, anak musisi Ahmad Dhani, yang menjadi tersangka kasus kecelakaan di Tol Jagorawi dalam menghadapi proses peradilan. Humas Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, Akbar Hadi, mengatakan mendampingan ini dilakukan agar AQJ mendapatkan keadilan yang menjunjung tinggi azas restoratif dan hak-hak anak.

"Pendamping Kemasyarakatan Balai Pemasyarakatan siap mendampingi AQJ jika setelah pulih ia dihadapkan pada proses hukum," kata Akbar dalam siaran persnya, Senin, 16 September 2013.

Menurut Akbar, bersama dengan penegak hukum lainnya, pembimbing kemasyarakatan berperan melakukan pendampingan, pembimbingan, pengawasan dan pembuatan penelitian kemasyarakatan, terhadap anak yang bermasalah dengan hukum.

Mereka mengupayakan pelaksanaan proses peradilan anak dengan pendekatan keadilan restoratif berdasarkan kepentingan terbaik bagi anak. Ini sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 12 tahun 1995 tentang Pemasyarakatan dan Undang-Undang Nomor 11 tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak.

"Meski Undang-Undang Nomor 11 tahun 2012 baru akan diberlakukan pada Juli 2014 nanti, tetapi bukan berarti AQJ tidak mendapat pendampingan dari Pendamping Kemasyarakatan Balai Pemasyarakatan," ujarnya.

Akbar menambahkan, agar peran pendampingan maksimal Kepala Badan Pemasyaraktan dari seluruh Indonesia akan membentuk satu wadah asosiasi pembimbing kemasyarakatan yang diberi nama Asosiasi Profesi Pembimbing Kemasyarakatan Indonesia (APPKI). Pembentukan ini dilakukan melalui kongres hari ini di gedung Kementerian Hukum dan HAM, Kuningan Jakarta.

Petugas pelaksana harian Direktur Jenderal Pemasyarakatan, Bambang Krisbanu, berharap sebagai organisasi profesi, APPKI nantinya dapat bergerak dinamis dan fleksibel untuk mendukung Pemasyarakatan. Khususnya, di bidang pembimbingan, pendampingan dan pengawasan terhadap klien Pemasyarakatan. "Ini dilakukan agar pendamping pemasyarakatan dapat melaksanakan tugas dan fungsinya secara optimal," ujarnya.

AQJ, anak Ahmad Dhani, yang masih berusia 13 tahun ditetapkan sebagai tersangka setelah mobil yang dikemudikannya menabrak di Tol Jagorawi, Jawa Barat, pada Ahad malam lalu. Lancer dengan nomor polisi B 80 SAL yang dikemudikan AQJ menubruk pembatas jalan dan menyeruduk Granmax yang melaju dari arah berlawanan. Akibat kecelakaan tersebut, saat ini 7 orang penumpang Granmax meninggal dunia.

NUR ALFIYAH


Topik Terhangat:
Penembakan Polisi | Tabrakan Anak Ahmad Dhani | Pencurian Artefak Museum Gajah | Jokowi Capres?

Berita Terpopuler:
Preman Siksa secara Seksual Janda Penjual Kopi 
Cerita Masa Kecil Ahok di Bangka Belitung 
Inul Daratista Pernah Tidur di Kamar Ahok 
Organ Intim Janda Penjual Kopi Diolesi Sambal
MNC: Miss Uzbekistan Sah Mewakili Negaranya  


09.35 | 0 komentar | Read More

Selain Jam Belajar, Jokowi Diminta Ketatkan Rayon  

Susana belajar bersama anak-anak di lokasi sekolah perempuan untuk ibu-ibu korban konflik di Poso, Tantena, Pamona Pusalemba, Sulawesi tengah, Tempo/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia Retno Listyarti mengapresiasi langkah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang akan membuat kebijakan Jam Wajib Belajar. Namun, ia beranggapan, kebijakan itu harus diikuti dengan pengetatan sistem rayon yang tengah berjalan.

Kebijakan jam wajib belajar adalah peraturan yang melarang siswa keluyuran di jam sekolah. Adapun sistem rayon adalah sistem penerimaan siswa berdasarkan zona tempat tinggal.

"Sistem rayon efektif juga untuk mengawasi pergerakan anak-anak. Karena dekat rumah, anak-anak jadi gak bisa sembarangan pergi dari sekolah. Hal itu perlu ditingkatkan," ujar Retno, Ahad malam, 15 September 2013.

Retno mengatakan, pengetatan yang ia maksud dalam hal kebijakan pindah Kepala Keluarga pada sistem zonasi. Ia berkata, kebijakan itu banyak diakali siswa di luar daerah untuk masuk ke rayon yang bisa menampung dia.

Apabila suatu zona kebanyakan dipenuhi siswa luar daerah yang mengakali sistem, maka pengawasan siswa tak jadi maksimal. Sebab, tak ada keluarga dekat sekolah yang bisa betul-betul mengawasi.

"Kasih peraturan, untuk pindah KK, minimal harus di KK baru selama dua tahun. Kalau sistem rayon ini sejalan dengan kebijakan jam wajib belajar," ujar Retno menegaskan.

Sebelumnya, Retno mengatakan kebijakan jam wajib belajar ini juga harus memperhatikan sekolah-sekolah yang memiliki dua jam belajar, kelas pagi dan siang.

Kalau kebijakan ini hanya mengacu pada jam sekolah, siswa berseragam di jalan yang hendak menuju kelas siang akan dianggap keluyuran di saat jam sekolah masih berlangsung.

ISTMAN MP

Topik Terhangat:
Penembakan Polisi | Tabrakan Anak Ahmad Dhani | Pencurian Artefak Museum Gajah | Jokowi Capres?

Berita Terpopuler:
Preman Siksa secara Seksual Janda Penjual Kopi 
Cerita Masa Kecil Ahok di Bangka Belitung 
Inul Daratista Pernah Tidur di Kamar Ahok 
Organ Intim Janda Penjual Kopi Diolesi Sambal
MNC: Miss Uzbekistan Sah Mewakili Negaranya  


09.35 | 0 komentar | Read More

Jangan Terburu Simpulkan Penembakan Polisi

Written By Unknown on Minggu, 15 September 2013 | 09.35

TEMPO.CO , Jakarta:Pengamat Kepolisian, Bambang Widodo Umar, mengatakan polisi jangan terlalu cepat menyimpulkan kasus penembakan Brigadir Satu Ruslan Kusuma sebagai tindakan kriminal. Perlu ada analisis lebih dalam terkait dengan berbagai kemungkinan apa yang terjadi di lapangan.

Logikanya, menurut Bambang, pelaku kejahatan akan mencari kendaraam yang mudah dicuri, dan tidak menimbulkan risiko. "Harus dicari bukti lebih jauh dalam hal ini, tetapi kalau memang semua barang bukti dan saksi mengarah ke kriminalitas murni, itu juga harus diusut sampai pelakunya ketemu," ujar Bambang ketika dihubungi, Sabtu, 14 September 2013.

Terkait dengan temuan kepolisian yang telah menemukan 1 selongsong dan 1 proyektil peluru di tempat terjadinya perkara penembakan Briptu Ruslan, Bambang mengatakan bahwa memang proyektil ukuran 22 inchi, banyak terdapat di senjata api yang beredar di luar TNI dan kepolisian. Tetapi, karena itu jangan langsung berpatokan bahwa yang melakukan itu adalah warga sipil. "Hal ini harus dilakukan pengkajian yang mendalam, jangan tertalu cepat menyimpulkan," ujar Bambang.

Seperti diberitakan, penembakan terhadap polisi kembali terjadi pada Jumat, 13 September 2013 malam. Korban ialah Briptu Ruslan yang bertugas di Satuan Sabhara Mabes Polri. Ketika itu, Ruslan tengah berada di tempat pencucian motor Arema Car Wash, perumahan Bhakti ABRI, Cimanggis, Depok. Ruslan saat itu baru saja selesai mencuci sepeda motor miliknya, Kawasaki Ninja 250 cc.

Tiba-tiba, Ruslan yang masih dalam kondisi duduk diminta untuk menyerahkan kunci sepeda motor miliknya kepada pelaku. Tak sekadar meminta, pelaku pun menembak lutut kaki Ruslan. Pelaku kemudian merampas motor Ruslan dan melarikan diri menggunakan dua sepeda motor Honda Beat warna hitam dan putih menuju arah Tapos, Bogor. Ruslan kini dirawat di RS Polri Kramatjati.

GALVAN YUDISTIRA
Berita Terpopuler:
Miss Uzbekistan Ternyata Seorang Penipu?
Polisi Periksa Pelapor Casting Online Model Bugil
Tolak Miss World, FPI Akan Menyeberang ke Bali
Lagi, Polisi Ditembak di Depok
Gubernur BI: Jokowi Pengendali Inflasi Terbaik
Korban Tewas Kecelakaan Dul di Jagorawi Jadi 7


09.35 | 0 komentar | Read More

Pencurian Artefak Emas, Polisi Belum Kaitkan Teror

Dirjen Kebudayaan Kemendikbud, Kacung Marijan memberikan keterangan kepada wartawan tentang hilangnya 4 artefak berlapis emas di Museum Gajah jalan Merdeka Barat, Jakarta, Kamis (12/9). TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO , Jakarta:Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Markas Besar Kepolisian, Inspektur Jenderal Ronnie Franky Sompie menyatakan belum menemukan adanya petunjuk pencuri empat artefak emas dari Museum Nasional adalah kelompok teroris. Ia menyatakan, penyelidik belum melihat kemungkinan empat artefak tersebut adalah bagian dari kegiatan fai atau pengumpulan dana untuk teror.

"Pelaku belum tertangkap, kita belum bisa mengira atau menebak. Harus ada bukti kuat," kata Ronnie seusai diskusi di Cikini, Sabtu, 14 September 2013.

Ia menyatakan, penyelidik masih berupaya untuk mengumpulkan informasi, keterangan dan bukti hilangnya empat artefak tersebut. Polisi juga belum yakin maraknya kejahatan teror beberapa bulan terakhir dibiayai pencurian emas termasuk di Museum Nasional.

Meski demikian, Ronnie membenarkan adanya kelompok teroris yang kerap melakukan pencurian toko emas dan perampokan bank untuk pembiayaan. Hal ini marak terjadi pascaperbankan dan kepolisian menerapkan undang-undang anti pendanaan teror.

Khusus untuk peristiwa pencurian sendiri, menurut Ronnie, polisi sedang berkoordinasi dengan beberapa pihak untuk mengungkap. Kepolisian juga masih mencoba merekonstruksi peristiwa pencurian tersebut untuk memunculkan sejumlah petunjuk.

Ronnie juga menyatakan, di Museum Nasional memang kerap ada anggota polisi yang membantu pengamanan. Polisi juga mengklaim selalu siap dan mengusahakan jika museum membutuhkan bantuan tambahan untuk pengamanan. "Kami selalu bantu, jika kurang dari polres akan diadakan dari Polda Metro Jaya," kata dia.

FRANSISCO ROSARIANS
Berita Terpopuler:
Miss Uzbekistan Ternyata Seorang Penipu?
Polisi Periksa Pelapor Casting Online Model Bugil
Tolak Miss World, FPI Akan Menyeberang ke Bali
Lagi, Polisi Ditembak di Depok
Gubernur BI: Jokowi Pengendali Inflasi Terbaik
Korban Tewas Kecelakaan Dul di Jagorawi Jadi 7


09.35 | 0 komentar | Read More

Pengamat: Jakarta Sudah Kondisi Darurat Polisi

TEMPO.CO , Jakarta:Pengamat Kepolisian, Bambang Widodo Umar menyatakan kondisi di wilayah Kepolisian Daerah Metro Jaya sudah masuk dalam keadaan darurat polisi. Hal ini disampaikan setelah terjadi lagi penembakan anggota polisi hingga tewas di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan.

"Ini serius. Saat ini anak dan istri para anggota polisi selalu was-was setiap hari. Kondisi yang tidak baik," kata Bambang dalam diskusi di Cikini, Sabtu, 14 September 2013.

Ia menyatakan, kepolisian harus melakukan evaluasi terhadap sistem keamanan diri yang selama ini diterapkan. Polisi juga dinilai memerlukan bantuan untuk mengungkap kelompok penembak yang diduga profesional dan terlatih.

"Mereka menggunakan strategi gerilya kota, tak ada kemampuan di intelejen dan satuan polisi lainnya yang mahir dengan strategi ini," kata Bambang.

Atas kenyataan ini, menurut dia, polisi harus meminta bantuan kepada TNI untuk sementara hingga kasus selesai atau terungkap. TNI diduga memiliki pasukan dan intelejen yang cukup mahir dalam strategi gerilya kota dan pengejaran.

Ia juga menyatakan, permintaan bantuan ini tak perlu ditakutkan sebagai pengembalian peran TNI pada keamanan masyarakat. Permintaan ini sangat khusus dan hanya dalam waktu tertentu karena sudah mencapai keadaan darurat.

"Sudah saatnya, walau hanya sementara minta bantuannya. Petinggi Polri juga nampak tak terlalu peduli pada nasib polisi lapangan," kata Bambang.

Wacana ini langsung ditolak Ketua Komisi Hukum Dewan Perwakilan Rakyat Gde Pasek Suardika karena menilai polisi masih mampu mengungkap kasus penembakan tersebut. Menurut Pasek, Polri memiliki kemampuan dan sarana yang cukup untuk mengungkap dan menangkap pelaku.

"Tidak perlu, kalau TNI mau bantu nanti di bagian apa? Kalau cuma meringkus, polisi sudah ada Densus 88," kata Pasek.

FRANSISCO ROSARIANS
Berita Terpopuler:
Miss Uzbekistan Ternyata Seorang Penipu?
Polisi Periksa Pelapor Casting Online Model Bugil
Tolak Miss World, FPI Akan Menyeberang ke Bali
Lagi, Polisi Ditembak di Depok
Gubernur BI: Jokowi Pengendali Inflasi Terbaik
Korban Tewas Kecelakaan Dul di Jagorawi Jadi 7


09.35 | 0 komentar | Read More

Begini Formasi Duduk di Mobil Gran Max Maut

Written By Unknown on Jumat, 13 September 2013 | 09.35

TEMPO.CO, Depok - Abdul Qodir Mufti, 27 tahun,korban kecelakaan di KM 8 tol Jagorawi yang melibatkan AQJ, putra bungusu Ahmad Dhani, telah keluar dari rumah sakit Meilia Cibubur, Depok pada Selasa, 10 September 2013, kemarin. Qodir yang mengalami patah tulang selangka kiri ini telah operasi pada Ahad, 8 September 2013. Kepada Tempo, Qodir menjelaskan formasi duduk dalam mobil yang menewaskan enam rekannya itu.

Menurut dia, kursi belakang Mobil Grand Max itu telah dimodifikasi seperti kursi angkutan kota sehingga 10 penumpang duduk di kursi panjang berhadapan. Formasi duduknya sebagai berikut. Dua orang duduk di depan samping supir Nuroho Abrury Laksono, yaitu Agus Surahman dan Risky Santoso yang keduanya meninggal.

Sementara, 10 orang di belakang dengan formasi lima-lima. Qodir yang duduk paling belakang di bangku sebelah kanan searah dengan supir. Di sampingnya adalah Zulhary Amzah yang saat ini masih dirawat di RS Meilia. Sementara di samping Zulhary ada Agus Komara dan Komar yang dua-duanya meninggal. Di belakang supir, barisan Qodir duduk Robby Yassan Afan yang saat ini masih kristis di RS Meilia.

Di kursi seberang tepat di depan Qodir duduk Agus Wahyudi yang juga meninggal. Di samping Agus Wahyudi duduk berurutan Poejo Widodo, Wahyudi, Pardoman Sinaga, dan Nurmansyah. Nurmansya juga meninggal.

"Saya sendiri tak tahu bagaimana kronologis kejadian, karena saat masuk Tol Jagorawi, kita semua sudah tidur," kata Qodir kepada Tempo, Kamis, 12 September 2013.

Qadir sendiri mengalami luka patah di tualng selangka dan telah dioperasi pada 8 September 2013. Qodir memutuskan meninggalkan rumah sakit Meilia dan memilih rawat jalan karena keadaannya berangsur membaik. "Alhamdulillah tinggal cek up rutin saja."

Sementara, sang supir Nugroho dirawat di RS Mitra Keluarga Cibubur, Jakarta Selatan. Dia mengalami luka patah di kaki dan tangan kiri dan telah dioperasi pada 10 September 2013. Saat ini, tinggal lima korban yang di rawat di RS, yaitu empat di RS Meilia Cibubur, Depok dan satu orang di RS Mitra Keluarga Cibubur.

Seperti diketahui, kecelakaan maut itu terjadi sekitar pukul 00.45 WIB. Mobil Daihatsu Lancer EX dengan nomor polisi Lancer B 80 SAL yang dikendarai AQJ- putra musisi Ahmad Dani- melewati pembatas jalan sehingga menabrak Granmax B 1349 TFN dan Avanza B 1882 UZJ. Enam orang dalam mobil Granmax meninggal dunia dalam kecelakaan ini. Sementara, total yang mengalami luka-luka ada 11 orang.

ILHAM TIRTA


09.35 | 0 komentar | Read More

Ahok: Jam Malam untuk Anak Sulit

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Gubernur Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, menilai pemberlakuan jam malam untuk anak-anak di ibu kota sulit diterapkan. Wacana ini berkembang setelah kasus kecelakaan lalu lintas yang menimpa anak musisi kondang Ahmad Dhani, Abdul Qodir Jaelani alias Dul, 13 tahun, yang menewaskan enam orang pada Ahad dini hari lalu.

"Saya rasa itu sulit. Makanya harus dikaji dulu. Kami tidak terlalu berani bilang iya," kata Basuki di Balai Kota Jakarta, Kamis 12 September.

Menurutnya, secara logika semestinya anak-anak di bawah umur memang tidak seharusnya keluar tengah malam. Apalagi, anak-anak berkeliaran di jalan raya tanpa ada pengawasan orang tua. Dalam Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Angkutan Lalu Lintas dan Jalan Raya pun sudah ditegaskan bahwa pengguna kendaraan di jalan raya harus memiliki surat izin mengemudi (SIM) dengan syarat usia minimal 17 tahun.

Untuk melindungi anak-anak, menurutnya, cukup dengan kembali lagi ke sistem Rukun Tetangga atau Rukun Warga yang baik. Karena jika sampai aturan jam malam bagi anak-anak dibuat, ia menilai itu tidak efektif. "Banyak peraturan daerah di Jakarta, seperti perda rokok. Tetapi pernah enggak ditegakkan? Makanya mesti realistis," ujar Basuki alias Ahok.

Lalu ia mengatakan, tidak mungkin juga mengerahkan pengamanan seperti Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) setiap harinya untuk mengontrol siapa saja anak-anak yang keluar malam. Akan lebih efektif jika pemimpin wilayah yakni Ketua RT dan Ketua RW memantau terus warganya yang keluar pada malam hari.

Lalu bagaimana jika RT dan RW tidak menerapkannya? Bagi Ahok mudah saja. Lurah atau camat bisa memantau kinerja RT dan RW. "Kalau tidak bagus ya dicopot."

Ia pun kembali menekankan bahwa sampai saat ini Pemerintah Jakarta belum berencana menerapkan jam malam bagi anak-anak. Ia juga mengatakan, Gubernur Jakarta Joko Widodo meminta agar hal ini untuk dikaji kembali. Ia tidak ingin peraturan dibuat hanya karena satu insiden yang disebabkan oleh kesalahan orang itu sendiri.

"Saya kira bisa dikontrol di lingkungan perumahan saja. Kalau ada anak-anak yang bermalam di hotel dengan orang tuanya, kenapa enggak boleh," katanya.

Lalu ia melanjutkan, "Yang tidak boleh kan sebenarnya yang membahayakan orang lain seperti membawa kendaraan kebut-kebutan tengah malam. Jadi jangan gara-gara ada kasus anak kecil nabrak itu terus ada jam malam juga."

SUTJI DECILYA

Berita Lain:
Drop Box, Siasat Baru Teroris Penembak Polisi
Polisi Periksa Maia Estianty Pekan Depan
Jaksa Pencuri HP di kantor MK Ini Segera Diperiksa


09.35 | 0 komentar | Read More

Desa Ini Resmi Minta Dana Keamanan dari Pengusaha

TEMPO.CO, Tangerang - Pemerintah Desa Jati Mulia menyatakan pungutan uang pengelolaan lingkungan dan keamanan yang diambil dari kalangan pengusaha pergudangan dan non pergudangan sejak awal September lalu itu sudah sesuai prosedur. "Semua sesuai prosedur tidak ada yang kami langgar," ujar Sekretaris Desa Jati Mulia, Amat Suari kepada Tempo, Jumat 13 September 2013.

Menurut Suari, soal pungutan retribusi yang dilakukan Desa Jati Mulia tertuang dalam Peraturan Desa Jati Mulia nomor 1 tahun 2013 tentang anggaran, pendapatan dan belanja desa. "Di Perdes itu semua diatur, soal penarikan retribusi, uangnya akan digunakan untuk apa saja," katanya. Terbitnya Perdes tersebut, kata dia, telah disetujui Badan Perwakilan Desa (BPD). "Perdes ditetapkan satu bulan setelah kepala Desa terpilih dilantik," katanya.

Berdasarkan Perdes itulah, sejak akhir Agustus lalu pihak Desa gencar melakukan sosialisasi terkiat rencana penarikan retribusi itu kepada kalangan pengusaha. Sosialisasi dilakukan dengan cara memanggil seluruh pengusaha ke kantor desa, hingga menyebarkan surat edaran. Menurut Suari, jumlah iuran tergantung besar kecilnya usaha. "Kalau home industri yah tidak sama dengan pergudangan dan industri besar," katanya.
 
Ia mengakui jika kawasan pergudangan dan non pergudangan dipungut sebesar Rp 400 ribu hingga Rp 500 ribu setiap pengusaha perbulannya. Menurut Suari, uang pungutan itu digunakan untuk membiayai operasional desa dari gaji 16 staf kantor desa, pakain dinas, transportasi kepala desa hingga urusan ibu-ibu PKK. "Karena dari mana lagi sumber dana desa, kalau tidak mengoptimalkan sumber yang ada di desa," katanya.

Namun, kalangan pengusaha di kawasan itu menyatakan keberatan membayar pungutan tersebut. Mereka menilai, keputusan tersebut tidak berdasar dan terkesan mengada-ada. "Jelas kami keberatan dan menolak hal itu," ujar Awi, salah seorang pengusaha di kawasan pergudangan Delapan  kepada Tempo.

Awi mengatakan kepala desa Jatimulya, Heryanto yang baru terpilih dan dilantik sekitar dua bulan lalu telah mengeluarkan surat edaran yang ditujukan kepada lebih dari 1000 pengusaha dan pelaku usaha di empat kawasan pergudangan yang ada di sekitar desa Jatimulya untuk membayar uang keamanan sebesar Rp 500 ribu perorang setiap bulannya. "Sampai saat ini kami belum mau membayar, tapi untuk pergudangan lain sudah ada yang membayar," kata Awi.

Menurutnya, 300 lebih pengusaha di pergudangan Delapan sepakat untuk menolak. Tapi, kawasan pergudangan lain, menurut Awi, sudah ada yang bayar karena takut dan aparat desa langsung datang memungut iuran itu ke gudang masing-masing sejak awal September lalu.

Keresahan pengusaha di kawasan pergudangan muncul sejak surat edaran kepala desa Jati Mulia, Heriyanto, bernomor 141/002-Ds.Jtm/VII/2013 tanggal 26 Agustus 2013 yang menarik iuran kepada seluruh pelaku usaha di kawasan pergudangan atau non pergudangan yang ada di desa itu mulai per 1 September 2013. Dalam lampiran surat edara itu dituliskan iuran pengelolaan lingkungan sebesar Rp 500 ribu perorang akan dipungut oleh petugas desa setiap awal bulannya. Menurut Awi, dalam lampiran itu juga diperjelas iuran Rp 500 ribu untuk kawasan pergudangan dan Rp 400 ribu untuk kawasan non pergudangan.

Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar Zulkarnaen menilai tindakan kepala desa tersebut menyalahi aturan karena permintaan iuran tersebut tidak ada dasar hukumnya. Untuk itu, kata dia, Pemerintah Kabupaten Tangerang telah memberikan teguran kepada Kepala Desa Jatimulya tersebut dan meminta agar pungutan tersebut dihentikan.

JONIANSYAH


09.35 | 0 komentar | Read More
techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger