Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts Today

Taktik Polda Metro Hadapi Demo Buruh Hari Ini  

Written By Unknown on Kamis, 31 Oktober 2013 | 09.35

Buruh dari berbagai perusahaan yang tergabung dalam Serikat Buruh Kerakyatan (SERBUK) menuliskan aspirasi di jalan Ahmad Yani Karawang, saat unjukrasa menuju kantor Pemkab Karawang, Jabar (28/10). Buruh Karawang menuntut diberlakukannya Upah Minimum Kabupaten (UMK) tahun 2014 sebesar Rp 3,2 juta serta menuntut dihapuskannya sistem kerja kontrak dan outsourcing. ANTARA /M.Ali Khumain

TEMPO.CO, Jakarta - Polda Metro Jaya mengerahkan belasan ribu personel untuk mengamankan demo buruh yang digelar pada hari ini, Kamis, 31 oktober 2013. "Dikerahkan sebanyak 17.276 personel untuk mengamankan semua demo buruh di Jakarta dan sekitarnya (Depok, Tangerang, dan Bekasi)," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Rikwanto melalui pesan singkat pada Rabu, 30 Oktober 2013.

Menurut Rikwanto, rencananya untuk aksi di Balai Kota DKI Jakarta saja, ada sekitar 1.000 buruh berunjuk rasa. "Aparat yang dikerahkan merupakan bagian dari 17 ribu personel itu," kata Rikwanto.

Meski demo buruh hari ini sepetri hari-hari sebelumnya, polisi tetap mengantisipasi. Apalagi, modus unjuk rasanya berbeda antara kelompok satu dan lainnya. Ada buruh yang akan mogok kerja di pabrik masing-masing. Ini akan berkaitan dengan kelancaran lalu lintas. "Karena itu, pengaturan arus lalu lintas bersifat situasional," kata Rikwanto.

Berikut ini fomasi personel yang merupakan gabungan dari Satuan Tugas Daerah (Satgasda), Satuan Tugas Resor (Satgasres), BKO Mabes Polri, BKO TNI, dan BKO Pemda DKI.

Satgasda sebanyak 4.139 personel.

Satgasres sebanyak 5.950 personel.

BKO Mabes Polri sebanyak 1.882 personel.

BKO TNI sebanyak 3.280 personel.

BKO Pemda DKI sebanyak 815 personel.

Serta dari jajaran Mapolres sebagai cadangan sebanyak 1.210 personel.

Berdasarkan data kepolisian, buruh akan melakukan mogok nasional pada 31 Oktober 2013-1 November 2013. Pada mogok nasional tersebut, buruh menuntut 4 hal,yaitu : 

1. Kenaikan UMP nasional sebesar 50 persen dan UMP DKI Jakarta menjadi Rp 3,7 juta pada 2014. 

2. Hapuskan outsourcing di perusahaan swasta dan BUMN.

3. Jalankan BPJS kesehatan per 1 Januari 2014 tanpa tahapan.

4. Cabut Inpres Nomor 9 Tahun 2013 tentang penetapan upah minimum.


RIZKI PUSPITA SARI

Berita Terkait
5.000 Polisi Kawal Demo Buruh di Bundaran HI 
DPR: Nasib Sutarman Tergantung Temuan PPATK
DPR Tak Tanya Alasan SBY Pilih Satu Calon Kapolri
Polisi Periksa Tiga Orang dalam Kasus Bayi Tewas 
Ada Jaringan Sabu Internasional di Karanganyar 


09.35 | 0 komentar | Read More

Soal UMP, Buruh Mau Tunggu Jokowi  

TEMPO.CO, Jakarta - Rapat Dewan Pengupahan DKI Jakarta Rabu, 30 Oktober 2013 ditunda. Rapat yang membahas Upah Minimum Provinsi (UMP) di Ibu Kota itu rencananya akan kembali dilanjutkan hari ini, Kamis, 31 Oktober 2013.

Kepala Dinas Tenaga Kerja DKI Jakarta Priyono mengatakan, rapat ditunda karena peserta tidak memenuhi forum, terutama dari perwakilan buruh. "Karena dari buruh cuma satu orang yang datang," tutur Priyono saat dihubungi, Rabu, 30 Oktober 2013.

Rapat digelar pukul 10 pagi di lantai dasar Blok G, Balai Kota, Jakarta Pusat. Rapat itu pun sampai harus diskors hingga tiga kali. Sebab, hanya satu dari tujuh perwakilan buruh yang hadir. "Hanya ada satu tadi yang terlihat," kata Asrial Chaniago, anggota Apindo DKI.

Asrial berharap, besok sudah ada keputusan yang diambil. Sebab, Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, harus menandatangani hasil rapat UMP Jakarta tersebut pada 1 November mendatang. "Perlu diingat bahwa maksimal besok itu harus putus," tutur Asrial.

Sekitar jam 3 sore, sejumlah perwakilan buruh diterima oleh Heru Budi Hartono, Kepala Biro KDH dan KLN DKI Jakarta.

Usai pertemuan itu, Sekretaris Jenderal Forum Buruh DKI, Muhammad Toha, justru berharap rapat baru dilanjutkan setelah perwakilan buruh bertemu dengan Jokowi.

"Minggu ini jangan ada persidangan dulu, sampai kami ketemu dan berdiskusi sama Pak Gubernur," ujar Toha. Alasannya, Toha melanjutkan, agar teman-teman buruh bisa curhat pada Jokowi, terkait tuntutan mereka.

SINGGIH SOARES

Topik Terhangat:
Suap Bea Cukai | Buruh Mogok Nasional | Suap Akil Mochtar | Misteri Bunda Putri | Dinasti Banten

Berita Terpopuler:
Detik-detik Menegangkan Penangkapan Heru
Soal Lurah Susan, Menteri Gamawan Pasrah 
Kekayaan Prabowo Lebih dari Rp 1,6 Triliun 
Tolak Ahok, PPP Dinilai Mirip Anak Kecil 
Polisi Penangkap Heru Teman Sekelas di SMA  


09.35 | 0 komentar | Read More

Buruh Demo, Ini Titik Mereka Berkumpul

Buruh dari berbagai perusahaan yang tergabung dalam Serikat Buruh Kerakyatan (SERBUK) menuliskan aspirasi di jalan Ahmad Yani Karawang, saat unjukrasa menuju kantor Pemkab Karawang, Jabar (28/10). Buruh Karawang menuntut diberlakukannya Upah Minimum Kabupaten (UMK) tahun 2014 sebesar Rp 3,2 juta serta menuntut dihapuskannya sistem kerja kontrak dan outsourcing. ANTARA /M.Ali Khumain

TEMPO.CO, Jakarta - Aksi demonstrasi besar-besaran buruh dimulai hari ini. Beberapa kawasan akan menjadi titik berkumpulnya massa.

Polisi merilis titik-titik yang akan jadi konsentrasi demo buruh selama tiga hari ke depan. Sejumlah tempat telah dijaga oleh belasan ribu personil polisi yang khusus diterjunkan untuk mengamankan aksi mogok kerja nasional ini.

Total ada 17.726 polisi yang akan mengamankan demo hingga Sabtu, 2 November 2013. Menurut data yang didapat dari Ditlantas Polda Metro Jaya, aksi unjuk rasa akan berlangsung di sejumlah titik ini:

1. Kawasan Industri Wilayah Kabupaten Bekasi. Sekitar 20-30 ribu rencana akan berdemo di sini, polisi mewaspadai adanya aksi pemblokiran jalan tol oleh pendemo.

2. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Bekasi dan Kantor Kabupaten Bekasi. Sekitar 2 ribu buruh rencana berdemo di wilayah ini.

3. Kawasan Industri Kota Tangerang, dan Jatiluwung, sekitar 4.850 buruh berdemo di area ini.

4. Kantor Kabupaten Tangerang dan Kantor Walikota Tangerang Selatan. Tercatat 592 buruh akan berdemo di wilayah ini.

5. Lampu merah Pemda Cikupa Tangerang, dan bawah Jembatan Tol Bitung Tangerang. Sekitar 3.300 buruh akan berdemo di sini.

6. Kawasan Industri Kota Depok. Lima belas  ribu buruh akan menduduki wilayah ini.

7. Kawasan Industri Kota Jakarta (mencakup Pulogadung, Tanjung Priok, Ciilincing, Cakung, dan Pasar Rebo). Sekitar 7.100 buruh berdemo di wilayah ini.

8. Balai Kota Jakarta, sekitar 75 buruh berencana berdemo di sini.

9. Istana Negara dan Gedung DPR/MPR RI. Unjuk rasa melibatkan 150 buruh.

10. Long march buruh di Jakarta dengan rute Gambir-Gunung Sahari-Mangga Besar-Hayam Wuruk. Unjuk rasa melibatkan 100 orang buruh.

Tak hanya di Jadebotabek, selama empat hari, tiga juta buruh di 15 provinsi, 50 kabupaten dan kota akan melakukan aksi mogok kerja nasional. Aksi ini dilakukan dengan tuntutan menaikan upah minimum buruh, penyegeraan sistem jaminan kesejahteraan, dan penghapusan sistem kebijakan tenaga alih daya (outsourcing).

M. ANDI PERDANA

Berita Tehangat:
Suap Bea Cukai | Buruh Mogok Nasional | Suap Akil Mochtar | Misteri Bunda | Putri Dinasti Banten

Berita Terpopuler:
Detik-detik Menegangkan Penangkapan Heru
Dinasihati MUI Soal Lurah Susan, Ini Jawab FPI
Heru Sulastyano Ditangkap di Rumah Istri Mudanya? 
Kekayaan Prabowo Lebih dari Rp 1,6 Triliun 
Tolak Ahok, PPP Dinilai Mirip Anak Kecil 
Istri Jadi Wabup Wonosobo, Heru Jarang Pulang


09.35 | 0 komentar | Read More

Ayah Korban Kasus Video SMP 4: Anak Saya Ketakutan

Written By Unknown on Rabu, 30 Oktober 2013 | 09.35

TEMPO.CO, Jakarta--AS, 53 tahun, ayah AE, korban pelecehan seksual di SMP 4 Jakarta Pusat yang disebar dalam video berdurasi pendek meminta perlindungan kepada Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas Anak). Alasannya, pengaduan AS ke sekolah AE tidak ada tindakan tegas dari Kepala Sekolah SMP 4 Jakarta Pusat.

"Anak saya ketakutan sampai minta pindah sekolah agar menjauh dari teman-temannya," kata AS sambil menahan tangis di kantor Komnas Anak, Selasa, 29 Oktober 2013. "AE bilang gini ke saya, kalau pengen aku jadi anak pinter, pindahin aku dari sekolah, aku gak kuat sama teman-teman," ujar AS menirukan perkataan AE.

AS yang hanya bekerja sebagai karyawan swasta itu belum memindahkan sekolah AE karena faktor biaya. "Perpindahan itu kan butuh biaya," ujarnya.

Sementara itu, Ketua Komnas Anak, Arist Merdeka Sirait meminta kepala sekolah SMP 4 Jakarta Pusat mengawasi dan mengawal kasus ini. "Kepala sekolah jangan cuci tangan atas kasus ini. Dia harus mengawasi fungsi manajemen pengawasan yang rusak," ujar Arist.

Arist menilai manajemen sekolah sudah dianggap gagal atas kejadian kasus ini. Kepala Sekolah, kata Arist, seharusnya memberi intruksi untuk memeriksa dan mengawasi ruang kelas yang kosong setelah mudid mereka pulang. 'Jangan hanya memikirkan kecerdasan anak didik, tapi juga pikirkan moralitas anak," Arist menegaskan.

Arist juga meminta Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo mengevaluasi manajemen sekolah agar kasus kekerasan fisik dan seksual terhadap pelajar tidak kembali terulang. Saat ini, kata Arist, peran sekolah dalam pengawasan internal masih lemah. "Gubernur DKI harus terlibat di situ. Supaya ini tidak dicontoh anak-anak, atau SMP lain," ujar Arist.

Seperti diberitakan sebelumnya, berdasarkan laporan Polres Metro Jakarta Pusat, pelecehan terjadi pada Jumat, 13 September 2013. AE, 16 tahun, siswi kelas IX SMPN 4 yang hendak pulang, ditarik temannya, A, 16 tahun. Saat itu, A memerintah FP, siswa kelas VIII, untuk mencium dan mencabuli AE.

Peristiwa yang berlangsung di lantai 4 di kelas 7 itu direkam dengan menggunakan telepon genggam oleh CD, 15 tahun, serta disaksikan empat pelajar lainnya, CN 16 tahun, DNA 15 tahun, IV 16 tahun, dan WW 16 tahun.

AFRILIA SURYANIS

Berita terkait:
14 Saksi Video Mesum SMP 4 Diperiksa
Kasus Pelecehan Seksual di SMP 4 karena Kepolosan
Video Rekaman Seks Siswa SMP Perlu Ditelusuri
Kasus Mesum, SMP 4 Dapat Bimbingan Psikologis


09.35 | 0 komentar | Read More

Pemerintah DKI Akan Beli Lahan di Bantaran Sungai

TEMPO.CO, Bogor--Pemerintah DKI Jakarta akan membeli lahan dan bangunan yang berdiri di sepanjang daerah aliran sungai di Ibu Kota. "Kita (Pemerintah Provinsi DKI Jakarta) kaya, tinggal ada barangnya saja (tanah yang akan dijual dan dibebaskan)," kata Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama saat menghadiri Rapat Koordinasi Penanggulangan Bencana di Bogor, Selasa 29 Oktober 2013.

Nantinya, menurut Basuki, tanah yang dibeli itu digunakan untuk melebarkan sungai serta membangun waduk penampung air dan daerah resapan. Dia mencontohkan, kerusakan daerah aliran sungai sudah mulai terjadi di sekitar Lenteng Agung, Jakarta Selatan. Di sana terjadi penyempitan karena banyak berdiri bangunan.

Basuki mengklaim tahun ini pemerintah DKI lebih siap menghadapi banjir. Salah satu bentuk kesiagaan itu misalnya dengan mengeruk sejumlah waduk di Jakarta dan memperbaiki hampir 500 unit mesin pompa air. "Kami berupaya semua pompa air bisa dipakai secara maksimal menjelang akhir tahun ini," ujarnya.

Kepala Bidang Informatika dan Pengendalian BPBD DKI Jakarta, Edi Junaedi, memperkirakan banjir besar akan melanda Ibu Kota pada 15 Januari 2014. "Banjir nanti diprediksi lebih besar 10 persen dibanding banjir pada 17 Januari lalu," ujarnya.

Di DKI Jakarta, tercatat ada 124 kelurahan yang tergolong daerah rawan banjir. Dari jumlah itu, 89 kelurahan sudah mendapat alokasi dana untuk penanggulangan bencana. Dana bantuan bencana ini sebesar Rp 50-125 juta per kelurahan. "Dana tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan logistik saat terjadi banjir," kata Edi.

Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Bogor segera membongkar 236 bangunan vila liar di Kecamatan Megamendung dan Cisarua. Eksekusi bangunan tanpa izin tersebut rencananya dilakukan pada pekan kedua bulan depan. "Sebagian besar vila itu milik warga Jakarta," kata Ketua Tim IV Penyidikan Pembongkaran Vila Satpol PP Kabupaten Bogor, R. Teddy Tisnadipura.

Teddy menjelaskan, pembongkaran vila tersebut untuk mengembalikan fungsi resapan air di kawasan Puncak. Selain itu, keberadaan vila itu dianggap melanggar Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2010 tentang Izin Mendirikan Bangunan serta Perda 8/2006 tentang Ketertiban Umum.

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengatakan dibutuhkan campur tangan pemerintah pusat untuk mensinergikan Ibu Kota dengan wilayah di sekitarnya, seperti Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. "Supaya program kerjanya tidak sepotong-sepotong," ujarnya. Selama ini, menurut Jokowi, kerja sama dengan kota satelit belum maksimal, misalnya dalam mengatasi kemacetan dan banjir.

M SIDIK PERMANA | ARIHTA U. SURBAKTI | SYAILENDRA

Berita terkait:

Ahok Ingin Meniru Tata Kelola Banjir Brasil
Ahok: Tahun Ini Jakarta Lebih Siap Hadapi Banjir
Bantaran Ciliwung Masih Akan Banjir Hingga 2015
10 Langkah Jokowi Antisipasi Banjir


09.35 | 0 komentar | Read More

Soal Lurah Susan, Menteri Gamawan Pasrah  

Lurah Lenteng Agung, Susan Jasmine Zulkifli saat berbincang dengan media yang ditemui di ruangannya, Jakarta (26/8). Ahok menegaskan tidak akan mengganti Lurah ini hanya karena permintaan subjektif warga. Tempo/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Bukittinggi - Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi mulai enggan mengomentari soal pertentangan Front Pembela Islam dan pemerintah DKI Jakarta terkait dengan penempatan lurah di Lenteng Agung dan Pejaten Timur, Jakarta Selatan. Kedua lurah itu diprotes FPI karena beragama Nasrani, sedangkan warganya mayoritas muslim. (Baca: Ini Agenda Aksi FPI Menolak Lurah Susan)

Sebelumnya dia meminta Gubernur DKI Joko Widodo untuk mengevaluasi Lurah Lenteng Agung Susan Jasmine Zulkifli karena ditolak warga. Sebagian kecil warga menolak Susan karena beragama Katolik. "Serahkan kepada Pemda DKI," ujarnya setelah Rapat Koordinasi Pangan bersama Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono, Selasa, 29 Oktober 2013 di Bukittinggi.

Menanggapi anjuran Ketua Majelis Ulama Indonesia Amidhan agar FPI maupun Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan Wakil Gubernur Basuki Tjahaja duduk satu meja untuk berdialog, Gamawan juga enggan mengomentari. "Berbaik-baik sajalah," ujarnya. Gamawan mengaku tak mau berkomentar,karena takut nanti ditafsirkan berbeda. "Saya serahkan saja ke Pemda." (Baca:

Mendagri Tak Tahu FPI Mulai Mengusik Lurah Susan )

Sebelumnya, FPI berencana menggelar tablig rutin agar warga menolak keberadaan Lurah Susan dan Grace. Kedua lurah itu dianggap tak layak memimpin karena memiliki agama berbeda dibanding mayoritas warga di wilayah mereka. Grace Tiaramudi, seperti halnya Susan, dianggap tak merepresentasikan warga di kelurahan yang dipimpinnya, yang mayoritas muslim. (Baca: Lurah Susan Akan Didemo FPI, Wali Kota Waspada)

ANDRI EL FARUQI

Berita Terkait
Mendagri Tak Tahu FPI Mulai Mengusik Lurah Susan
Warga Lenteng Agung Resah FPI Usik Lurah Susan
FPI Demo Lurah Susan, Komnas HAM: Itu Ancaman!
Aksi Mengusik Lurah Susan, FPI Beri Contoh Buruk


09.35 | 0 komentar | Read More

Nasihat MUI buat FPI dan Jokowi Soal Lurah Susan  

Written By Unknown on Selasa, 29 Oktober 2013 | 09.35

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua MUI Amidhan punya pendapat soal pertentangan Front Pembela Islam dan Pemerintah DKI Jakarta terkait dengan lurah di Lenteng Agung dan Pejaten Timur. Menurut Amidhan, baik FPI maupun Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan Wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama harus duduk satu meja untuk berdialog.

Untuk FPI, Amidhan berharap kelompok yang kerap mengusung jargon amar maruf nahi munkar` ini jangan salah langkah. "Saya tidak setuju dengan cara demo protes itu. Caranya harus baik," katanya saat dihubungi, Selasa, 29 Oktober 2013.

Amidhan tak sepakat dengan alasan FPI menolak Lurah Lentang Agung Susan dan Lurah Pejaten Timur Grace karena faktor agama yang dianut. "Zaman sudah merdeka, 68 tahun ini, masih menampilkan alasan-alasan SARA? Enggak ada lagi itu alasan SARA," katanya mengkritisi FPI.

Kecuali, kata Amidhan, jika memang ada ketidakcocokan antara masyarakat dan kedua lurah tersebut, pemerintah daerah bisa mempertimbangkannya. Tapi, kata Amidhan lagi, pemilihan lurah di DKI Jakarta atas dasar lelang, bukan pemilihan langsung. Karena itu, protes sebaiknya disampaikan lewat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DKI Jakarta. "Karena DPRD itu wakil rakyat, biarkan DPRD saja yang bersuara," katanya.

Amidhan tidak berarti mendukung kebijakan pemerintah daerah di bawah Jokowi. Ia juga tidak segan mengkritik mantan Wali Kota Solo ini. "Pemerintah daerah harusnya memilih pemimpin yang disenangi dan dicintai oleh rakyatnya. Bukan milih pemimpin yang setelah dipilih malah bikin masalah," katanya. "Jangan juga dengan cara-cara menampilkan kekuasaan, rakyat jangan dihadapi dengan cara kekuasaan. Bicara yang santunlah."

Amidhan berharap Pemda sebagai penyelenggara pemerintahan harusnya menyertakan survei terlebih dahulu sebelum mengangkat dua lurah tesebut. Di akhir nasihatnya, Amidhan menyematkan kalimat yang ia kutip dari cendekiawan almarhum Nurcholis Madjid. "Jika pemilihannya jujur, setan pun kalau terpilih harus kita terima," katanya.

Sebelumnya, FPI berencana menggelar tablig rutin untuk membujuk warga menolak keberadaan Lurah Susan dan Grace. Kedua lurah itu memiliki agama berbeda dibanding mayoritas warga di wilayah mereka. Grace Tiaramudi, seperti halnya Susan, dianggap tak merepresentasikan warga di kelurahan yang dipimpinnya, yang mayoritas muslim.

FEBRIANA FIRDAUS

Berita Terkait
Mendagri Tak Tahu FPI Mulai Mengusik Lurah Susan
Warga Lenteng Agung Resah FPI Usik Lurah Susan
FPI Demo Lurah Susan, Komnas HAM: Itu Ancaman!
Aksi Mengusik Lurah Susan, FPI Beri Contoh Buruk


09.35 | 0 komentar | Read More

Rapat DPR Semalam, Jokowi 'Dibantai' Soal Ria Rio  

Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo berjalan di taman waduk pluit jelang meresmikan Amphiteatre dan memperingati hari Sumpah Pemuda di tepi Waduk Pluit, Jakarta, (27/10). TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo ditemani Dinas Teknis menghadiri dengar pendapat dengan Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat, Senin malam, 29 Oktober 2013. Acara yang digelar di Balai Agung, Balai Kota DKI, ini dihadiri 11 anggota Komisi yang membidangi energi tersebut.

Dalam pertemuan ini, Jokowi "dibantai" oleh Komisi VII soal penataan Waduk Ria Rio. Pertanyaan pertama datang dari S.W. Yudha fraksi Partai Golkar. Anggota Komisi ini menanyakan soal analisis dampak lingkungan (amdal) pembangunan Waduk yang ada di Jakarta Timur ini.

"Pembangunan di Waduk Ria Rio itu harus ada amdal agar tidak bentrok dengan masyarakat nantinya," kata Yudha pada Senin, 28 Oktober 2013. Ia mengatakan, dalam amdal tersebut tentu mencantumkan analisis sosial. Yudha menilai Jokowi belum terbuka soal amdal, sehingga banyak masyarakat yang bertanya-tanya untuk apa waduk ini dikeruk.

Politikus PDI Perjuangan Efendi Simbolon pun mempersoalkan teknis pengolahan air limbah di Waduk Ria Rio. Menurut dia, fungsi waduk adalah penyuplai air bersih ke masyarakat. "Ini air yang ke waduk adalah limbah rumah tangga, sementara belum ada rencana untuk pengolahan limbah jadi air baku," ujarnya. Menurut dia, Jokowi harus mempertimbangkan hal tersebut.

Selanjutnya, apa tanggapan Jokowi


09.35 | 0 komentar | Read More

Ahok: Indonesia Butuh Pemimpin yang Bisa Perang  

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama optimistis Kepala Kepolisian terpilih, Komisaris Jenderal Sutarman, dapat memimpin dengan tegas dan mantap. "Saat ini kita butuh pemimpin yang bisa perang. Pak Sutarman bisa," kata Basuki di Markas Korps Brigade Mobil, Depok, Selasa, 29 Oktober 2013.

Serah-terima jabatan (sertijab) yang dilangsungkan di Mako Brimob, kata Basuki, merupakan simbolisasi Brimob sebagai pasukan perang milik kepolisian. "Makanya sertijabnya di sini," kata Basuki disertai tawa.

Basuki hadir di Mako Brimob sekitar pukul 07.45 WIB. Ia hadir mewakili Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. "Pak Gubernur ada acara lain," kata dia.

Setelah menyampaikan memori serah-terima jabatan tepat pada hari Sumpah Pemuda kemarin, hari ini Kepala Kepolisian Jenderal Timur Pradopo akan melakukan serah-terima jabatan kepada Kepala Kepolisian yang baru, Komisaris Jenderal Sutarman. Untuk acara sertijab hari ini, Timur meminta acara berlangsung sederhana.

"Pak Timur minta sederhana saja," kata Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Kepolisian, Inspektur Jenderal Ronny F. Sompie, di Markas Korps Brigade Mobil, Depok, hari ini.

Dalam serah-terima jabatan nomor satu di kepolisian ini, Kapolri lama akan menyerahkan tongkat komando, tanda jabatan, dan panji-panji Polri. Setelah proses tersebut, akan dilaksanakan lepas-sambut Kapolri. "Lepas-sambut untuk internal kami saja," kata Ronny.

TRI ARTINING PUTRI

Topik Terhangat:
Prabowo Subianto | FPI Geruduk Lurah Susan | Misteri Bunda Putri | Dinasti Banten | Suap Akil Mochtar

Berita Terpopuler:

Taktik Pius Mendekati Prabowo Subianto
Aksi Mengusik Lurah Susan, FPI Beri Contoh Buruk
Mendagri Tak Tahu FPI Mulai Mengusik Lurah Susan
Rekam Jejak Prabowo 24 Tahun Jadi Tentara
Ada Landasan Helikopter di Rumah Mewah Prabowo
Ini Cerita Prabowo Kenapa Trauma pada Pers


09.35 | 0 komentar | Read More

Perusak Rumah Adiguna Sutowo Bernama Floren

Written By Unknown on Senin, 28 Oktober 2013 | 09.35

TEMPO.CO, Jakarta - Polisi menyebut identitas perusak mobil di rumah Adiguna Sutowo. Pelaku yang sebelumnya hanya diketahui berinisial F, disebut bernama Floren. "Ya (benar)," ujar Juru Bicara Polda Metro Jaya mengkonfirmasi lewat pesan singkat, Ahad, 27 Oktober 2013.

Floren menggunakan mobil mewahnya tiba-tiba menabrak pagar dan tiga unit mobil di rumah Adiguna. Rumah tersebut beralamat di Jalan Pulomas Barat VII Blok D2, Pulogadung, Jakarta Timur.

Tak hanya menabrak dua mobil, Floren pun sempat turun dan memukuli mobil mewah lain milik Adiguna dengan menggunakan payung. Ia pun sempat berteriak sebelum ditenangkan oleh penjaga rumah Adiguna.

Hingga kini polisi masih belum bisa melacak keberadaan Floren. Atas keterangan yang dihimpun dari sejumlah saksi, polisi pun belum bisa menduga motif perusakan tersebut.

Hari ini sudah memeriksa tiga orang saksi, yakni Atno dan Natal, petugas keamanan dan Siti Aisha, pembantu rumah tangga. Rencananya polisi juga akan memeriksa Dariyono, sopir pribadi Adiguna, namun yang bersangkutan tak jadi hadir di Polres Jakarta Timur hari ini.

Dariyono dikabarkan mengemudikan Floren ke rumah Adiguna. Sesampainya di portal dekat rumah mewah itu, Floren meminta Dariyono turun. Floren pun ambil kemudi, tancap gas, dan menaghantam keras pagar rumah itu beserta mobil yang berada di garasinya.

M. ANDI PERDANA

Topik terhangat:
Misteri Bunda Putri | Gatot Tersangka | Suap Akil Mochtar | Dinasti Banten

Berita lainnya:
Jokowi: Blusukan di Jakarta Bikin Nangis
Demokrat Ditelanjangi, Ical: Bukan TV One
Pelaku Memanggil Adiguna Sutowo dan Istrinya
Mau Untung Besar dari Sengon, Ini Rumus Jokowi
El Clasico, Neymar Gemilang, Bale Tenggelam


09.35 | 0 komentar | Read More

Soal BBM Penurunan Wagub DKI, Ahok: Itu Fitnah  

TEMPO.CO, Jakarta - Beredar pesan berantai melalui BlackBerry Messenger yang mengatasnamakan Wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama. BBM palsu itu berbunyi sebagai berikut: "Senin besok ribuan massa FPI akan demo saya & menurunkan saya sebagai Wagub. Saya akan bertahan sampai mati melawan penindasan. Semua ini adalah strategi politik dari pernyataan Mendagri Gamawan Fauzi yang sengaja hendak menurunkan saya sebagai Wagub. Kita bersama-sama lihat kondisi hari Senin besok. Salam hangat, Idola Ahok, tolong bantu sebarkan ini, untuk rakyat Jakarta yg mendukung Ahok." (Baca: FPI Akan Demo Jokowi Soal Lurah Susan)

Ahok pun membantah telah mengedarkan pesan tersebut. "Itu fitnah," kata Ahok kepada Tempo, Senin, 28 Oktober 2013. Menurut dia, ada pihak yang sengaja ingin mengadu domba dirinya dengan Menteri Gamawan dan Front Pembela Islam. (Baca: Soal Lurah Susan, Gamawan Merasa Dipelintir)

Melalui akun Twitter-nya, @basuki_btp, Ahok juga mengeluarkan klarifikasi yang sama atas pesan berantai palsu tersebut. "Selamat sore, perlu saya luruskan bahwa saya tdk pernah mengeluarkan statement provokatif spt yg tersebar di broadcast BBM. Trims."

Adapun Front Pembela Islam mengancam mendatangi Balai Kota pekan ini. Mereka akan mendemo Gubernur DKI Jakarta soal penempatan Lurah Susan Jasmine Zulkifli di Lenteng Agung. Lurah Susan ditolak karena beragama Nasrani. Sebelumnya, sejumlah warga Lenteng Agung juga menolak Lurah Susan dengan alasan yang sama. Ditengarai, pengunjuk rasa yang mengatasnamakan warga ini datang dari luar Lenteng Agung. (Baca: Pendemo Lurah Susan Bukan Warga Lenteng Agung?)

Lurah Susan sudah empat bulan memimpin Kelurahan Lenteng Agung. Sebagian warga Lenteng Agung menganggap tak masalah Susan memimpin daerah yang mayoritas penduduknya muslim itu. (Baca: Lurah Susan Memimpin tanpa Prasangka)

Gubernur DKI Joko Widodo dan Wakilnya, Basuki Tjahaja Purnama, juga telah menegaskan tidak akan mengganti Lurah Lenteng Agung hanya karena alasan agama. Susan ditempatkan di Lenteng Agung sejak Juni 2013, setelah lolos lelang jabatan dalam pemerintahan baru Jakarta. (Baca juga: Jokowi Tak Akan Pindahkan Lurah Susan dan Aktivis Perempuan Dukung Lurah Susan)

NIEKE INDRIETTA

Berita Lainnya:
Tak Hanya Susan, FPI Juga Bidik Lurah Grace
Ini Agenda Aksi FPI Menolak Lurah Susan
FPI Akan Demo Jokowi Soal Lurah Susan
Jakarta Marathon Bikin Macet, Jokowi: Biasanya Juga Macet
Kabar Anak Terjatuh di Gandaria City Hoax


09.35 | 0 komentar | Read More

Aksi Mengusik Lurah Susan, FPI Beri Contoh Buruk  

Lurah Lenteng Agung Susan Jasmine Zulkifli setelah memeriksa sapi kurbannya saat baru tiba di kelurahan Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Rabu (16/10). TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo

TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Nasional Perempuan menyatakan pemerintah tak boleh gentar dengan rencana Front Pembela Islam (FPI) mendemo Lurah Lenteng Agung Susan Jasmine. Kalau terpengaruh demo FPI, pemerintah bisa memberi contoh buruk bagi daerah lain dalam hal perlindungan hak minoritas dan perempuan. (Baca: FPI Akan Demo Jokowi Soal Lurah Susan)

"Kalau kalah sama ancaman otot, justru melanggengkan diskriminasi," kata anggota Komnas Perempuan, Masrurach, saat dihubungi, Senin, 28 Oktober 2013.

Menurut Masrurach, setiap warga negara memiliki hak sama untuk menempati jabatan pemerintahan. Selama ia kompeten dan berkualifikasi memadai, siapa pun bisa menjadi pejabat publik. Bahkan mereka yang punya keterbatasan fisik pun tak boleh dibatasi jadi pejabat publik. "Seperti Gus Dur punya keterbatasan, tapi tetap bisa jadi presiden," ujarnya. (Baca: Tak Hanya Susan, FPI Juga Bidik Lurah Grace)

Masrurach menyayangkan rencana FPI mendemo Balai Kota DKI terkait isu penempatan Lurah Susan. Menurut dia, FPI tak kompeten memprotes Lurah Susan. Apalagi misi organisasi itu mendemo pemerintah provinsi berbau diskriminasi. "FPI itu siapa mau demo Lurah Susan?" ujarnya. (Baca juga: Jokowi Tak Akan Pindahkan Lurah Susan dan Aktivis Perempuan Dukung Lurah Susan)

Sebelumnya, FPI menyatakan akan mendatangi Balai Kota pekan ini. Mereka akan mendemo Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo soal penempatan Lurah Susan Jasmine Zulkifli di Lenteng Agung. Kedatangan FPI ke Balai Kota mewakili forum warga yang menolak kepemimpinan Susan karena dianggap tak merepresentasikan wajah Lenteng Agung yang mayoritas muslim. (Baca: Pendemo Lurah Susan Bukan Warga Lenteng Agung?)

ANANDA BADUDU

Berita Lainnya:

Tak Hanya Susan, FPI Juga Bidik Lurah Grace
Ini Agenda Aksi FPI Menolak Lurah Susan
FPI Akan Demo Jokowi Soal Lurah Susan
Jakarta Marathon Bikin Macet, Jokowi: Biasanya Juga Macet
Kabar Anak Terjatuh di Gandaria City Hoax


09.35 | 0 komentar | Read More

Jokowi: Blusukan di Jakarta Bikin Nangis

Written By Unknown on Minggu, 27 Oktober 2013 | 09.35

TEMPO.CO, Yogyakarta - Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo mengatakan tujuannya blusukan bukan hanya untuk memahami permasalahan rakyat di lapangan. Menurut dia, blusukan juga bisa mengasah rasa kemanusian pejabat. "Anda bisa menangis kalau blusukan di Jakarta," kata Jokowi ketika berbicara dalam Seminar Dialog Tokoh "Hutan untuk Kemakmuran rakyat" di Balairung Gedung Pusat UGM pada Sabtu, 26 Oktober 2013.

Pernyataan itu disampaikan Jokowi setelah seorang mahasiswa mengajukan pertanyaan mengenai alasannya gemar blusukan. Mahasiswa dari Fakultas Kehutanan UGM itu juga menanyakan manfaat metode blusukan tersebut.

Jokowi menjawab pertanyaan itu dengan mempersilakan akademisi UGM meniru aksi blusukannya di Jakarta. Dia mengatakan akademisi UGM bisa melakukan blusukan terlebih dahulu ke lantai atas gedung-gedung megah di kawasan Jalan Sudirman, Jakarta.

Setelah menyambangi gedung dengan fasilitas mewah di Jakarta, Jokowi menyarankan akademisi UGM langsung menyambangi salah satu kawasan terkumuh di Jakarta, seperti di Penjaringan. "Apabila anda tidak menangis, anda bukan manusia," ujar Jokowi.

Mantan Walikota Solo itu menunjukkan kepada peserta seminar salah satu foto kawasan kumuh di Penjaringan, Jakarta. Foto itu menggambarkan rumah-rumah berdinding triplek dan beratap seng yang berdiri di atas perairan yang penuh sampah. "Di Jakarta ada 360 tempat seperti ini," kata Jokowi.

Dia mengatakan pejabat setingkat gubernur di Jakarta pasti akan kesulitan mengetahui secara pasti kondisi seperti ini apabila hanya duduk di kantor. Menurut Jokowi di birokrasi pemerintahan, mayoritas pegawai sering memberikan informasi tidak akurat. "ABS (Asal Bapak Senang) saja mereka," ujar Jokowi.

Jokowi mengaku melihat banyak rumah-rumah kumuh di Jakarta dihuni oleh lima hingga delapan orang. Di ruang-ruang sempit itu, penghuninya biasa tidur secara bergantian. "Ketika mereka menolak dipindah ke rusun, saya ajak makan-makan dan bareng melihat isi rusun yang ada televisi dan kulkas kecil. Sekali melihat, wajar, mereka langsung setuju pindah," ujar dia.

Jokowi menyimpulkan permasalahan mendasar di Indonesia bukan pada tidak adanya instrumen kebijakan. Dia mengatakan masalah utama selama ini ialah tidak adanya sistem yang membuat kebijakan mudah dioperasionalkan di lapangan. "Anggaran ada, tapi rakyat tak mampu mengakses karena sistem yang mengoperasionalkan kebijakan tidak terbangun. Fakta ini tidak bisa diketahui jika tidak turun ke bawah," kata Jokowi.

ADDI MAWAHIBUN IDHOM

Berita terpopuler:
Prabowo: Hakim Bisa Disogok, Apalagi Wartawan 
Evan Dimas Masuk Rumah Sakit
Daftar Tangan Kanan Adik Atut di Banten 
Jokowi Melejit, Prabowo Kritik Lembaga Survei 
Soal SMS, Anas: Saya Yakin dari SBY
Lurah Pulogadung Ditangkap, Ahok Puji Kejaksaan


09.35 | 0 komentar | Read More

Suhu Udara, Tantangan Bagi Pelari Jakarta Marathon

Anggota Komunitas Pelari Malam sedang mempersiapkan diri untuk lari marathon di Plaza FX, Senayan, Jakarta, Kamis 2 Maret 2012. TEMPO/Wisnu Agung Pasetyo

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Dinas Pemuda dan Olahrga DKI Jakarta, Ratiyono mengatakan para pelari Jakarta Marathon akan dihadapkan dengan faktor cuaca yang kurang bersahabat. Alasannya, saat ini cuaca Ibu Kota sedang masuk masa peralihan dari panas ke hujan. "Sehingga udara cenderung kering," kata Ratiyono kepada Tempo di Silang Monas pada Sabtu, 26 Oktober 2013.

Sekitar 10 ribu pelari Jakarta Internasional Maraton akan menempuh rute sejauh 42,195 kilomter. Acara yang dimulai dan berakhir di Silang Monas ini akan dihelat besok, Sabtu 26 Oktober 2013.

Mengutip laporan BMKG, suhu udara di Ibu Kota esok hari berkisar pada 24 sampai 34 derajat celcius. Suhu udara kering, menurut Ratiyono, merupakan kelemahan bagi para pelari dari mancanegara yang biasa di suhu sedang.

Inilah salah satu alasan, kata Ratiyono, kenapa lomba Jakarta Marathon dimulai pukul 05.00 WIB. Karena, waktu tempuh para pelari internasional ini diperkirakan sekitar 90 menit. Sehingga pukul 06.30 WIB atau maksimal pukul 07.00 WIB mereka sudah finish.

"Jam-jam segitu suhunya masih standar yang biasa para pelari internasional ini rasakan," ujarnya. Hanya saja, Ratiyono mengakui kelembaban udara di Jakarta bisa turun drastis pada jam-jam itu sehingga terasa kering.

Sedangkan para pelari profesional dalam negeri diperkirakan membutuhkan waktu 120 menit untuk sampai di finish. Kemudian yang menjadi masalah adalah para pelari pemula yang mengambil lari jarak jauh karena waktu tempuh mereka diperkirakan 5 sampai 7 jam.

Perubahan suhu udara ini bisa mempengaruhi stamina pelari. Sehingga disarankan kepada para pelari pemula agar mengukur kemampuan masing-masing. Ratiyono menghimbau agar pelari pemula tidak memaksakan diri.

SYAILENDRA

Berita terpopuler:

Prabowo: Hakim Bisa Disogok, Apalagi Wartawan 
Evan Dimas Masuk Rumah Sakit
Samsung Galaxy Tab 3 10.1 Berprosesor Intel
Disadap, Merkel Minta Kerja Sama Eropa-AS Dikaji
Diminta Bekerja Sama dengan FPI, Ahok Bingung
Jokowi Melejit, Prabowo Kritik Lembaga Survei


09.35 | 0 komentar | Read More

Panitia Sediakan 35 Ambulans di Jakarta Marathon

Anggota pasukan TNI-AU dan Basarnas membawa kantong jenazah korban pesawat Sukhoi Superjet 100 yang tiba di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, menuju ambulans dan akan dibawa ke RS POLRI untuk diidentifikasi (12/5). AP/Tatan Syuflana

TEMPO.CO , Jakarta - Race Director Marathon Jakarta 2013 Andreas Kansil mengatakan panitia telah siap menggelar lomba lari marathon. Sebagai langkah antisipasi peserta yang mengalami cedera atau tidak kuat menyelesaikan lomba, panitia telah menyiapkan 35 ambulans di sepanjang lintasan lomba.

"Ada satu ambulans dan bus yang bergerak mengikuti peserta," kata Andreas, Sabtu, 26 Oktober 2013. Langkah itu dilakukan untuk mengangkut peserta yang tumbang di tengah lomba.

Tak hanya itu, lanjut Andreas, panitia juga telah menyiapkan pos-pos minuman. Pos tersebut berada di setiap 2,5 km sepanjang lintasan lomba.

Lebih lanjut, untuk menghindari faktor cuaca yang panas, start lomba akan dimulai pada pukul 05.00 WIB di Silang Monas. Menurut Andreas, batas peserta menyelesaikan lomba ialah hingga pukul 12.00. "Ini sesuai dengan perjanjian kami dengan kepolisian kalau lalu lintas akan normal kembali setelah pukul 12.00," ucap dia.

Nantinya, para peserta lomba yang mengikuti nomor lomba marathon sejauh 42,195 km akan memulai start di Silang Monas Barat Daya. Dari situ pelari bergerak ke arah Jalan Budi Kemuliaan lalu ke Jalan Abdul Muis dan Jalan Majapahit hingga Kawasan Kota Tua.

Lalu peserta akan berputar ke arah Jalan Hayam Wuruk menuju Jalan Juanda melewati Gedung Kesenian Jakarta-PT Pos Indonesia-Gereja Katedral-Masjid Istiqlal dan masuk ke Jalan Veteran.

Dari situ pelari bergerak menuju Jalan Majapahit - Jalan Medan Merdeka Barat - MH Thamrin terus ke Bundaran HI kemudian berbelok ke arah Imam Bonjol menuju HR Rasuna Said. Lantas pelari bergerak ke Jalan Gatot Subroto dan tepat di bawah Patung Pancoran berputar arah ke Jalan Asia Afrika masuk ke Jalan Hang Tuah melewati Jalan Sisingamangaraja. Kemudian ke arah Jenderal Sudirman dan menuju garis finish di Silang Monas Barat Daya.

ADITYA BUDIMAN

Topik Terhangat:
Sultan Mantu| Misteri Bunda Putri| Gatot Tersangka| Suap Akil Mochtar| Dinasti Banten

Berita Terpopuler:
11 Kantor Bisnis Keluarga Ratu Atut
Bunda Putri Ternyata Alumnus IPB?
Analisis Wajah Ratu Atut: Pribadi Berambisi Besar
Prabowo Terakhir Minta Visa AS pada 2004 
Prabowo: Hakim Bisa Disogok, Apalagi Wartawan 
Siasati Banjir, Ini Dia Padi Apung dari Ciganjeng  


09.35 | 0 komentar | Read More

Ahok Minta Sekolah Pasang CCTV

Written By Unknown on Sabtu, 26 Oktober 2013 | 09.35

TEMPO.CO , Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama meminta sekolah-sekolah memasang kamera closed circuit television (CCTV). Tujuannya, untuk meminimalisir risiko terjadinya tindakan asusila atau kenakalan lainnya di dalam ruang kelas.

"Saya sudah perintahkan pasang CCTV, tetapi dinasnya saja yang tidak pasang," ujar Basuki di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat, 25 Oktober 2013.

Dia menanggapi kasus tindakan asusila di dalam ruang kelas SMP Negeri 4 Jakarta yang melibatkan sekitar 10 orang siswa. Pemerintah, kata Ahok, juga mempertimbangkan opsi memberhentikan kepala sekolah SMP 4.

Tetapi, Kepala Dinas Pendidikan Taufik Yudi Mulyanto mengatakan dirinya tak akan memberhentikan kepala sekolah yang baru dua hari menjabat ketika kasus terjadi. Mereka malah akan mengumpulkan para kepala sekolah pada 1 November mendatang untuk mendapat pengarahan.

Materi dalam pertemuan itu akan diberikan oleh psikolog seks Zoya Amirin, psikolog pendidikan Arief Rahman, dan psikolog serta aktivis HIV-AIDS Baby Jim Aditya. "Supaya tindakan setelah ini tidak reaktif, kami ingin berfokus membenahi pikiran dan perilaku siswa," kata Taufik, Jumat.

Kesepuluh siswa yang terlibat dalam video asusila itu menurut Taufik sudah pindah sekolah atas kemauan mereka sendiri. "Tetapi kami tidak membatasi mereka akan sekolah di mana, masa depannya kan masih panjang," ujar.

ANGGRITA DESYANI


Topik Terhangat:
Sultan Mantu|Misteri Bunda Putri |Gatot Tersangka| Suap Akil Mochtar |Dinasti Banten

Berita Terpopuler:

Miing Bagito: Jalan Banten Rusak oleh Lamborghini
Kantor Diubek-ubek KPK, Anak Buah Airin Bungkam 
Miing: Airin Pernah Audisi Figuran Bagito Show 
Inilah Kantor Wawan sebagai Wali Kota Malam 
Bunda Putri Sering Mengaku Alumnus Minyak ITB 75 


09.35 | 0 komentar | Read More

Giliran Mantan Lurah Pulogadung Diperiksa Jaksa

Suasana tes seleksi lelang jabatan untuk lurah dan camat tahap kedua di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (7/5). Ujian kompetensi tahap satu sudah diadakan pada 27-28 April yang lalu. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO , Jakarta - Lurah Ceger, Jakarta Timur, Fanda Fadly Lubis sudah diciduk Kejaksaan Negeri Jakarta Timur karena terlibat kasus korupsi pada 2012 lalu. Kini giliran mantan Lurah Pulogadung, Tema Yuliman yang dikabarkan terjerat kasus korupsi.

Kabar itu dibenarkan oleh Lurah Pulogadung saat ini, Imbang Santoso. "Benar dia sedang berurusan dengan hukum," kata Imbang ketika dihubungi wartawan pada Jumat, 25 Oktober 2013.

Imbang mengatakan, kasus yang menjerat Tema kemungkinan berhubungan dengan Laporan Pertanggungjawaban penggunaan keuangan lurah tahun 2012. "Tetapi nilainya berapa saya tidak tahu," katanya.

Imbang merupakan lurah hasil lelang jabatan yang menggantikan posisi Tema sebagai Lurah Pulogadung mulai pertengahan tahun 2013. Menurut dia, sebelum kabar kasus itu beredar, penyidik dari Kejaksaan Negeri Jakarta Timur sudah beberapa kali mendatangi kantor kelurahan. "Orang kejaksaan sering datang memeriksa sekretaris dan bendahara kelurahan, sejak bulan Mei," ujar Imbang.

Dugaan korupsi ini menambah panjang daftar birokrat Ibu Kota yang terjerat kasus rasuah. Pekan ini saja, sudah ada tiga nama yang mengemuka. Mereka adalah Kepala Suku Dinas Komunikasi dan Informasi Jakarta Pusat Ridha Bahar dan Kasudin Kominfomas Jakarta Selatan Yusril Iswantara yang tersangkut kasus pengadaan CCTV. Ada pula Kasudin Tata Ruang Jakarta Selatan Raden Suprapto yang meminta kutipan untuk mengurus izin bangunan.

Kepala Badan Kepegawaian DKI Jakarta, I Made Karmayoga mengaku belum mendapat laporan ihwal kasus yang melilit mantan Lurah Pulogadung itu. Namun dia pernah mengatakan pemerintah akan langsung memberhentikan pejabat yang tersangkut korupsi setelah menerima surat penangkapan atau surat penetapan tersangka.

Wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama mengaku menyerahkan seluruh proses hukum kepada Kejaksaan. "Yang penting kami antisipasi supaya di masa depan tidak terjadi lagi," katanya. Caranya dengan membuat musyawarah perencanaan pembangunan berbasis elektronik, begitu juga dengan penyusunan anggarannya. "Jadi masyarakat bisa melihat semua prosesnya," kata dia.

ANGGRITA DESYANI


09.35 | 0 komentar | Read More

Melatih dan Menjual Monyet, Dede Banyak Duit

TEMPO.CO , Jakarta - Dede Taryono (30), salah satu penjual dan pelatih monyet di kawasan Bendungan Melayu, Rawa Badak Selatan, Koja, Jakarta Utara, mengaku mendapat uang jutaan untuk sekali melatih atau menjual monyet.

"Untuk paket latihan selama delapan bulan, pemilik monyet saya kenakan biaya Rp 700 ribu. Kalau pakai paket kilat, enam bulan, pemilik monyet bayar Rp 1 juta,"ujar Dede, Jumat, 25 Oktober 2013.

Perbedaan paket latihan itu, kata Dede, hanya di jam belajar monyet saja. Paket biasa, monyet belajar pada siang hari atau malam hari saja. Sementara itu, untuk paket kilat, monyet latihan dari pagi sampai malam.

Pria yang sudah berusaha sejak 1998 itu melanjutkan, untuk penjualan monyet, ia bisa menjual monyet per ekornya dengan harga minimal Rp 2 juta. Harga, kata ia, tergantung pada kualitas monyetnya.

Monyet yang pintar dan mudah nurut ia jual dengan harga Rp 2,5 juta. Sementara itu, untuk monyet yang biasa biasa saja, ia jual dengan harga Rp 2 juta. Harga itu kata dia, sudah termasuk perlengkapan topeng monyet.

"Monyet yang dijual monyet jenis batu asal Kalimantan,"ujar Dede yang memulai bisnis jualan dan pelatihan monyet atas arahan ayahnya.

Terakhir, Dede mengaku dalam sebulan ia bisa melayani hingga 10 pelanggan. Kebanyakan pelanggannya membeli monyet yang sudah ahli bermain topeng monyet.

"Kebanyakan maunya terima beres, tinggal ngeluarin duit Rp 2,5 juta langsung dapat monyet dan perlengkapan pentasnya. Kalau pelanggan yang monyetnya minta dilatih, biasanya hanya untuk seneng -seneng aja," ujarnya.

Saat ini, Dede tak lagi menjual ataupun melatih monyet. Sejak razia monyet yang berlangsung awal pekan ini, ia tak punya monyet untuk dilatih. Kandang-kandang monyet pun ia biarkan kosong.

Sekarang ia fokus berjulan kelambu, bisnis yang sempat dilakukan oleh ibunya. Dede mengaku memulai bisnis itu dengan modal uang Rp 4 juta yang diberikan Pemprov DKI Jakarta pasca razia.

ISTMAN MP


09.35 | 0 komentar | Read More

Tersangka Pembunuh Holly Sering ke Kantor Gatot  

Written By Unknown on Jumat, 25 Oktober 2013 | 09.35

Auditor Utama Keuangan Negara I Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Non akif, Gatot Supiartono usai diperiksa terkait kasus pembunuhan Holly Angela di Polda Metro Jaya, Jakata, (17/10). TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Penyidik Polda Metro Jaya memeriksa empat staf Badan Pemeriksa Keuangan terkait kasus pembunuhan Holly Angela alias Niken Hayu Winanti, 37 tahun, Kamis, 24 Oktober 2013.

Dari pemeriksaan itu diketahui, tersangka perencana pembunuhan Surya Hakim kerap datang ke kantor BPK untuk bertemu Gatot Supiartono. "Saksi mengatakan sering melihat tersangka S menemui G," kata juru bicara Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto.

Saksi juga mengatakan, kedatangan Surya termasuk rutin, bisa dua tiga kali dalam sepekan. "Durasinya antara 5-30 menit," ujar Rikwanto mengulangi keterangan yang didapat penyidik itu. Saksi-saksi yang diperiksa itu adalah satu orang sopir dinas, serta tiga orang lainnya yang merupakan staf BPK.

Hingga Kamis malam, para saksi masih diperiksa di ruang Unit V Kejahatan dengan Kekerasan Polda Metro Jaya. Menurut Rikwanto, keterangan mereka dibutuhkan untuk mengetahui aktivitas Gatot sebelum pembunuhan Holly terjadi pada Senin malam, 30 September lalu.

Gatot adalah auditor utama BPK yang tidak lain adalah suami Holly sendiri. Polisi telah menetapkannya sebagai tersangka bersama Surya Hakim dan empat orang lainnya.

Satu di antara para tersangka itu, Elriski Yudistira, tewas setelah diduga terjatuh dari balkon kamar Holly di Apartemen Kalibata City pada malam pembunuhan itu.

Adapun Holly ditemukan sudah sekarat ketika pintu kamarnya E 09 AT didobrak paksa kerabat, satpam, dan tetangganya. Dia meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit.

Selang beberapa hari kemudian, polisi menangkap Surya Hakim dan Abdul Latief. Kedua pria itu diduga berkomplot dengan Elrski untuk membunuh Holly. Sementara dua rekan mereka, Ruski dan Pago, hingga saat ini masih buron.

Penyidik menduga komplotan itu mendapat perintah dan bayaran sebesar Rp 250 juta untuk membunuh Holly. Motifnya adalah Gatot yang mengeluh selalu dirongrong Holly. Selain keterangan para saksi dan tersangka, polisi juga mengumpulkan sejumlah alat bukti untuk dugaan itu.

L M. ANDI PERDANA

Topik Terhangat
Sultan Mantu|Misteri Bunda Putri |Gatot Tersangka| Suap Akil Mochtar |Dinasti Banten

Berita Terpopuler
Miing Bagito: Jalan Banten Rusak oleh Lamborghini
Kantor Diubek-ubek KPK, Anak Buah Airin Bungkam
Miing: Airin Pernah Audisi Figuran Bagito Show
Inilah Kantor Wawan sebagai Wali Kota Malam
Bunda Putri Sering Mengaku Alumnus Minyak ITB 75


09.35 | 0 komentar | Read More

Pejabat Kota Bekasi Wajib Lapor Kekayaan

TEMPO.CO, Bekasi - Pemerintah Kota Bekasi mewajibkan seluruh pejabatnya melaporkan harta kekayaan pribadinya ke Komisi Pemberantasan Korupsi. Instruksi diberikan Wakil Wali Kota Bekasi, Ahmad Syaikhu, lewat keputusan Wali Kota Bekasi Nomor 85/Kep/BKD/XI/2013 yang disampaikannya, kemarin.

Syakhu menyebutkan, para pejabat yang wajib memberikan laporan kekayaan itu mulai dari pejabat eselon empat, tiga, dan dua, termasuk seluruh camat dan lurah, serta pejabat yang mengrus barang lelang dan jasa. "Akhir-akhir ini banyak kasus hukum yang menjerat penyelenggara negara karena terindikasi tindak pidana korupsi, gratifikasi, dan pencucian uang," ujar Syaikhu.

Beberapa indikasi tindak pidana korupsi itu, kata dia, diantaranya berupa penyalahgunaan wewenang dan pemberian hadiah yang tak wajar. "Adanya LHKPN (Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara) untuk mengantisipasi hal tersebut," ujarnya.

Syaikhu mengatakan, sejauh ini para pejabat enggan menyerahkan data kekayaan pribadi. Alasannya, penyerahan melalui Badan Kepegawaian Daerah tersebut masih menjadi beban sendiri bagi pejabat. "Mudah-mudahan dengan adanya aturan, pejabat akan sadar melaporkan harta kekayaannya."

Kepala Badan Kepegawaian Daerah Kota Bekasi, Momon Sulaiman, mengatakan pelaporan harta kekayaan penyelenggara negara dilakukan setiap tahun, serta ketika pejabat itu pindah atau dimutasi ke tempat lain. Namun, dia juga menambahkan, "Tidak ada pengawasan khusus, laporan berdasarkan kejujuran pejabat itu sendiri."

Laporan harta kekayaan tersebut, kata Momon, diserahkan kepada KPK dan diperiksa sebelum dikembalikan lagi ke BKD. Apabila ditemukan kejanggalan, pihaknya akan melakukan tindakan. "Nanti urusannya langsung dengan KPK," katanya.

Momon mengklaim, pihaknya sudah menerapkan sistem pelaporan tersebut sejak 2006. Namun, dia membenarkan, tak semua pejabat melakukannya. Alasannya, adalah beban pribadi. Oleh karena itu, mulai saat ini, kebijakan itu diintensifkan kembali sesuai peraturan yang ada. "Sekarang kalau ada pejabat yang tidak melapor, akan diberi sanksi, mungkin sanksi awal berupa teguran tertulis," ujarnya.

Sebelumnya, dua staf di Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT), TM dan G, telah ditetapkan sebagai tersangka oleh Kejaksaan Negeri Bekasi dalam dua kasus yang berbeda. TM disangka memalsukan sebanyak 111 berkas Izin Mendirikan Bangunan salah satu perumahan di kawasan Bekasi Utara. Akibatnya, retribusi tak masuk ke kas daerah.

Sedangkan G disangka telah menyalahgunakan wewenang soal izin usaha sebuah perusahaan. Jaksa menemukan aliran perbankan ke rekening G senilai Rp 300 juta lebih. Kasus keduanya pun sudah dilimpahkan ke Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Bandung, beberapa waktu lalu. "Sudah dilimpahkan," kata Kepala Seksi Pidaca Khusus Kejakasaan Negeri Bekasi, Semeru, kemarin.

ADI WARSONO | ALI ANWAR

Topik Terhangat:
Sultan Mantu|Misteri Bunda Putri |Gatot Tersangka| Suap Akil Mochtar |Dinasti Banten

Berita Terpopuler:
Miing Bagito: Jalan Banten Rusak oleh Lamborghini
Kantor Diubek-ubek KPK, Anak Buah Airin Bungkam 
Miing: Airin Pernah Audisi Figuran Bagito Show 
Inilah Kantor Wawan sebagai Wali Kota Malam 
Bunda Putri Sering Mengaku Alumnus Minyak ITB 75



09.35 | 0 komentar | Read More

Ahok: Perbaikan Jalan Harusnya Rampung 1x24 Jam  

Sejumlah kendaraan melintasi tanda bergambar tengkorak yang berlubang di Jalan Sudirman, Jakarta, (12/10). Gambar tersebut sebagai tanda bagi para pengguna jalan agar terhindar dari lubang. (TEMPO/Tri Handiyatno)

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama mengatakan kerja proyek perbaikan jalan di Jakarta belum maksimal. Contohnya perbaikan jalur Transjakarta yang belum rampung setelah sepekan.
"Harusnya perbaikan jalan di Jakarta itu selesai dalam 1 x 24 jam, kalau lama jadinya macet," kata Basuki di Balai Kota DKI Jakarta, Senin, 21 Oktober 2013. Berita lain soal Ahok-Macet di sini.
Menurut dia, kerja yang lambat itu disebabkan oleh kerja kontraktor yang tak maksimal. Dia bahkan mencurigai adanya oligarki antara kontraktor-kontraktor di Jakarta. "Ada yang main supaya (proyek) hanya berputar-putar di mereka," kata pria yang akrab disapa Ahok itu. "Memangnya alat mereka cukup untuk mengerjakan semuanya bersamaan?" ujarnya.
Jalan keluarnya, menurut Ahok, dengan menerapkan sistem e-budgeting dan memasukkan biaya perbaikan jalan ke dalam e-katalog Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah. Dengan begitu, perbaikan bisa langsung dilakukan jika ada jalan rusak.
"Pasti nanti akan ribut, tapi tidak apa-apa. Yang ribut berarti yang ada main," katanya.
ANGGRITA DESYANI

Terpopuler:
Mitos di KPK, Tahanan Punya Istri Lebih dari Satu?  
Proyek Wawan di Kantor Airin: Trotoar Rp 17,8 M
Seks Oral di Kantin Sekolah, Dua Pelajar Dihukum  
Proyek Wawan di Kantor Airin: Rehab Sungai Rp 11 M
Cara Hindari Antrean Pemasangan BBM  
Pengacara Tak Tahu Suami Airin Punya Wanita Lain  
Suami Atut Stroke Tetap Nyaleg, Ini Kata Bawaslu  
Beda iPad Mini 2 dan Pendahulunya
Ruhut: Katanya Ormas Budaya, PPI Kok Ngomong Gosip  


09.35 | 0 komentar | Read More

Kasus Holly, Polisi Sudah Periksa Dua Staf Gatot  

Written By Unknown on Kamis, 24 Oktober 2013 | 09.35

Auditor Utama Keuangan Negara I Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Non akif, Gatot Supiartono usai diperiksa terkait kasus pembunuhan Holly Angela di Polda Metro Jaya, Jakata, (17/10). TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Penyidik Unit V Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya telah memeriksa dua staf Gatot Supiartono di BPK, yaitu M dan I, kemarin, Rabu, 23 Oktober 2013. "Diperiksa sekitar pukul 10.00-12.30 WIB," kata Kepala Bidang Hubungan Mayarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Rikwanto pada Rabu, 23 Oktober 2013.

Pemeriksaan tersebut berkisar mengenai komunikasi antara mereka dengan Gatot dan beberapa waktu sebelum terjadi pembunuhan. "Apa yang dilihat, didengar dan disaksikan," kata Rikwanto.

Sementara itu, pada hari ini, Kamis, 24 Oktober 2013, penyidik mengagendakan untuk memeriksa sopir dinas Gatot berinisial AS dan tiga staf Gatot lainnya di BPK. Fokus pemeriksaan atas keempat orang tersebut sama dengan fokus pemeriksaan M dan I.

Dua hari sebelumnya atau Selasa, 22 Oktober 2013, penyidik telah memeriksa ibu angkat Holly Angela, Kus Handani Murti Astuti alias Ani. Holly dianiaya di Apartemen Kalibata City hingga akhirnya tewas pada 30 September 2013. Pada saat insiden itu terjadi, ia tengah menelepon Ani. Ani pun mendengar jeritan Holly di saat-saat terakhirnya.(Baca: Menelepon Ibu Angkat, Holly Angela Menjerit 'Aaugh')

RIZKI PUSPITA SARI

Berita Lainnya:
Pengakuan Ibu Angkat Holly Angela kepada Polisi
Rooney: MU Harusnya Menang 5-0
Modus Menilep Duit di Kantor Airin; Jangan Ditiru!
Dua WNI Bebas dari Hukuman Mati di Malaysia
Hari Ini, SP3 untuk Warga di Tanah Adam Malik


09.35 | 0 komentar | Read More

Pengakuan Ibu Angkat Holly Angela kepada Polisi  

TEMPO.CO, Jakarta - Ibu asuh Holly Angela, Kus Handani Murti Astuti alias Ani, telah diperiksa penyidik Unit V Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya pada Selasa, 23 Oktober 2013. Berdasarkan pemeriksaan tersebut, Ani mengaku bahwa pertama kali bertemu Holly pada 2004. Pertemuan tersebut terjadi di Jalan Talang, Pegangsaan, Jakarta Pusat.

"Dalam acara bakti sosial bantuan untuk anak yatim piatu," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya di Mapolda Metro Jaya pada Rabu, 23 Oktober 2013. (Baca: Ibu Asuh Sempat Telepon Gatot Kabarkan Holly Tewas)

Ani bercerita bahwa sejak tahun 2006-lah, dia dan Holly menjadi akrab. "Karena sering berkomunikasi," kata Rikwanto. Holly memanggil Ani dengan sebutan "Mami" karena mengikuti anak-anak asuhnya.

Holly Angela dianiaya di Apartemen Kalibata City hingga akhirnya tewas. Pada saat insiden itu terjadi, ia tengah menelpon Ani. Ani pun mendengar jeritan Holly di saat-saat terakhirnya.(Baca: Menelepon Ibu Angkat, Holly Angela Menjerit 'Aaugh')

RIZKI PUSPITA SARI

Berita Lainnya:
Hari Ini, SP3 untuk Warga di Tanah Adam Malik
Hasil Pencocokan DNA Akil Mochtar Selesai
Konflik Lahan, Tanjung Uma Batam Rusuh
Mike Lewis Kerepotan Belajar Bahasa Indonesia
Inilah Kantor Wawan Sebagai Wali Kota Malam


09.35 | 0 komentar | Read More

Siswa Badung Jakarta, Jokowi Serahkan ke Kopassus  

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo akhirnya tak jadi menghadiri pelatihan untuk siswa bermasalah di Balai Komando Kopassus di Cijantung, Jakarta Timur, Rabu, 23 Oktober 2013 kemarin. Namun, acara tetap berlangsung. Jokowi juga mengaku sudah memberikan pesan kepada Dinas Pendidikan yang menyelenggarakan acara bersama Kopassus untuk seribu siswa badung tersebut.

"Kalau sudah diberi pelatihan, apalagi sama Kopassus begitu saya rasa bagus," kata Jokowi di Balai Kota, Rabu, 23 Oktober 2013.

Sebelumnya, Jokowi sudah dua kali berdialog dengan siswa-siswa yang bermasalah perilakunya. Kemarin Jokowi berhalangan hadir lantaran berdialog dengan pawang topeng monyet di Monas, mengecek pengerjaan Waduk Pluit, melihat pelayanan di RSUD Tarakan, serta menemui pedagang Pasar Tanah Abang Bukit, dan Blok G Tanah Abang

Wakil Kepala Dinas Pendidikan, Agus Suradika mengatakan anak-anak yang dikumpulkan di Cijantung adalah siswa yang memiliki catatan masalah perilaku di sekolah. Mereka dikumpulkan untuk mendapat pengarahan perilaku dan rohani.

Langkah tersebut diambil setelah melihat meningkatnya kenakalan remaja. Perilaku mereka bahkan sudah membahayakan. Dua kasus terakhir adalah siswa kelas XII SMK 1 Boedi Oetomo yang menyiram air keras di angkutan umum serta kekerasan seksual di SMP 4 Jakarta.

ANGGRITA DESYANI

Berita Lainnya:
Bayern Menang Telak, Guardiola Belum Puas
SBY Mengaku Di-bully Media Massa
Pendiri Apple Tak Terkesan dengan iPad Baru
Ujian Masuk Universitas Negeri Digratiskan
Pengakuan Ibu Angkat Holly Angela kepada Polisi


09.35 | 0 komentar | Read More

Wawancara Ibu Angkat Holly, Kus Handani

Written By Unknown on Selasa, 22 Oktober 2013 | 09.35

Petugas membawa dua orang tersangka kasus pembunuhan Holly Angela Wahyu saat gelar barang bukti di Poda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (16/10). TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Penyidik Polda Metro Jaya akan memeriksa Kus Handani, ibu angkat Holly Angela yang tewas akibat dianiya di apartemen Kalibata City, Jakarta Selatan, hari ini, Selasa 22 Oktober 2013. "Akan diperiksa sekitar pukul 09.00 WIB sesuai dengan jadwal yang ada di surat pemanggilan," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Rikwanto di Mapolda pada Senin, 21 Oktober 2013. Berikut wawancara dengan Kus:

Polisi bilang Holly yang banyak menuntut kepada suaminya melatarbelkangi pembunuhan. Apakah Anda dan keluarga yang lain tahu soal itu?
Maaf, saya tidak tahu. Saya juga meluruskan kalau saya hanya dianggap ibu bukan berarti saya tahu semua tentang kehidupan almarhumah karena yang bersangkutan masih mempunyai keluarga di Jawa Tengah.
Jadi bagaimana jelasnya hubungan Anda dengan Holly?
Maaf, hubungan saya dengan Holly hanya sebagai peran ibu di Jakarta. Kami sering bertemu di acara acara anak yatim piatu. Bukan berarti dia tinggal dengan saya juga. Hanya sewaktu-waktu di akhir pekan dia minta izin bermalam.
Lalu ibu mengenalnya seperti apa?
Yang kami bicarakan hanya umum dan sebatas pengetahuan Agama Islam, tentang surat-surat pendek untuk salat dan arti-arti yang kurang dipahami.
Tidak pernah ada konsultasi tentang suaminya?
Almarhumah sangat tertutup untuk hal-hal pribadinya baik keluarga yang di Jawa maupun yang di sini. Saya juga agak terkejut ternyata banyak hal yang disembunyikan almarhumah seperti hanya mengaku punya satu anak tapi kenyataannya dua.
Kalau tertutup kan tidak mungkin Holly kerap menginap?
Tiap ke sini akhir pekan anak-anak yang lain juga datang jadi kami tidak pernah khusus bicara berduaan. Kami selalu sharing tentang agama
Apa Anda pernah kontak dengan Gatot, suaminya?
Ya pastilah.Saya mencoba menghubungi yang bersangkutan untuk memberitahukan istrinya telah tidak ada. Juga untuk engurus jenazahnya. Dapatnya nomor Gatot dari satu anak asuh saya yang punya kios di Kalibata City, dulunya jual mie ayam yang bisa diantar. Nomor telpon tersebut pernah dipakai almarhum untuk pesan mie
Anda orang pertama yang tahu Holly mengalami penganiayaan. Apa yang sebenarnya Anda dengar pada malam itu?
(jerit) Aauugghhhhh sangat kesakitan
Bagaimana Anda menyimpulkan ada yang tidak beres?
Dia berteriak dan HP mati.....kalau anda punya hati nurani mendengar teriakan yang tidak wajar dari teman anda..apa anda anggap itu hal yg lumrah? Dan ketika dicoba dihubungi kembali berkali-kali tidak diangkat apa itu suatu yang biasa? Saya seorang ibu dari beberapa anak wajar punya naluri ada yang tdk benar
WURAGIL

Terpopuler:

SMS Pembunuh Holly: Gagal, Gatot: Kabur!
Airin Menyewa Hotel Selama di Harvard
Sel Dirazia, Nazaruddin: Ini Guantanamo Indonesia
Gatot Kenal Holly di Tempat Hiburan Malam
Erick Thohir Beli Inter Milan, Rothschild Berang
Ahok Minta Perbaikan Jalan Rampung Sehari
Atut Tak Gunakan Gelar Ratu di Paspor

 


09.35 | 0 komentar | Read More

Dua Bukti Ini Seret Gatot Dalam Kasus Holly  

Auditor Utama Keuangan Negara I Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Non akif, Gatot Supiartono digiring petugas usai diperiksa terkait kasus pembunuhan istri mudanya Holly Angela di Polda Metro Jaya, Jakata, (17/10). TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian Daerah Metro Jaya menetapkan auditor utama Badan Pemeriksa Keuangan, Gatot Supiartono, sebagai salah satu tersangka dalam kasus pembunuhan Holly Angela alias Niken Hayu Winanti.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro, Komisaris Besar Slamet Riyanto, mengaku memiliki dua alat bukti yang memberatkan Gatot. "Alat buktinya keterangan saksi dan surat," kata dia kepada Tempo, Senin malam, 21 Oktober 2013.

Ihwal keterangan saksi, Slamet mengatakan hal itu sah untuk dijadikan alat bukti. Penyidik, kata dia, bisa menggunakan keterangan saksi yang memberatkan Gatot. "Tidak harus berupa rekaman pembicaraan atau benda fisik," ujarnya tanpa memerinci keterangan apa yang dimaksud. Begitu juga dengan bukti berupa surat. Slamet enggan menjelaskan isi surat tersebut, pengirim maupun penerimanya. "Nanti disampaikan oleh penyidik," katanya.

Saat ini polisi belum memiliki rekaman percakapan antara Holly dan Gatot. Begitu juga dengan salinan pesan pendek antara Gatot dan salah seorang tersangka pembunuh Holly. "Jika sudah ada, nanti akan diberitahukan," ucap Slamet.

Sebelumnya, sumber Tempo mengatakan polisi memiliki bukti percakapan antara Gatot dan satu dari lima tersangka pembunuhan Holly. Setelah aksinya ketahuan, salah seorang tersangka mengirimkan pesan pendek kepada Gatot berisi kalimat singkat: "Gagal". "Pesan itu langsung dibalas Gatot dengan satu kata: "Kabur".

Sumber itu mengatakan pesan pendek ini menjadi salah satu bukti bagi polisi untuk menetapkan Gatot sebagai tersangka. Selain Gatot, polisi sudah menahan tiga tersangka pembunuh Holly, yakni Surya Hakim, Abdul Latif, dan Rusky. Pago, seorang anggota komplotan itu, masih buron. Sedangkan pelaku bernama Elrisky Yudisthira meninggal karena jatuh dari apartemen Holly.

RIZKI PUSPITA SARI

Terpopuler
SMS Pembunuh Holly: Gagal, Gatot: Kabur!
Airin Menyewa Hotel Selama di Harvard
Gatot Kenal Holly di Tempat Hiburan Malam
Gatot Diduga Giring Holly ke Apartemennya
Holly Dibunuh, Gatot Berbohong di Australia
Erick Thohir Beli Inter Milan, Rothschild Berang
Ahok Minta Perbaikan Jalan Rampung Sehari


09.35 | 0 komentar | Read More

Holly Angela Belajar Salat pada Ibu Angkat

Auditor BPK Non akif, Gatot Supiartono usai diperiksa terkait kasus pembunuhan istri mudanya Holly Angela di Polda Metro Jaya, Jakata, (17/10). Gatot Supiartono diperiksa selama 1x24 jam usai menjadi tersangka membunuh Holly pada 30 September 2013. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Kus Handani Murti Astuti, ibu angkat Holly Angela, mengatakan korban pembunuhan di  apartemen Kalibata City itu kerap membicarakan hal umum dan mengenai agama Islam. "Yang kami bicarakan hanya hal umum dan sebatas pengetahuan agama Islam, tentang surat-surat pendek untuk salat, dan arti yang kurang dipahami," kata Kus Handani kepada Tempo Senin, 22 Oktober 2013.

Holly Angela dekat dengan Kus Handani. Keduanya kerap bertemu dan bahkan Holly beberapa kali meningap di rumah Kus di Gunungputri, Bogor, Jawa Barat. Kus mengaku hubungannya dengan Holly hanya sebagai peran ibu di Jakarta. "Kami sering bertemu di acara anak yatim piatu," kata Kus. "Hanya sewaktu-waktu di akhir pekan dia minta izin bermalam."

Holly Angela istri siri Gatot Supiartono, Auditor Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) tewas dibunuh pada Senin malam, 31 September 2013. Dua orang diduga sebagai eksekutor. Aksi mereka tak rapi, Holly sempat berteriak minta tolong dan meminta bantuan keluarganya via telepon. Kerabat, penghuni, dan satuan pengamanan langsung datang ke lokasi.  

Polisi telah menetapkan Gatot sebagai tersangka bersama lima orang eksekutor lainnya. Menurut polisi, Gatot beralasan pembunuhan dilakukan karena Holly banyak menuntut.

Namun Kus Handani mengaku tak mengerti mengenai sikap Holly yang benyak menuntut itu. "Maaf, saya tidak tahu," kata dia. "Saya juga meluruskan, saya hanya dianggap ibu, bukan berarti saya tahu semua tentang kehidupan almarhumah."

RIZKI PUSPITA SARI

Berita Terkait
Buruh Kerja Dua Hari Bunuh Majikan
Motif Gatot Diduga Terkait Pemilihan Pimpinan BPK 
SMS Pembunuh Holly: Gagal, Gatot: Kabur! 
Gatot Kenal Holly di Tempat Hiburan Malam
Di Australia, Gatot Terlihat Gusar  

 


09.35 | 0 komentar | Read More

Taman Suropati, Tempat Muda-Mudi Memadu Kasih

Written By Unknown on Senin, 21 Oktober 2013 | 09.35

TEMPO.CO, Jakarta--Taman Suropati di Menteng Jakarta Pusat, Ahad, 20 Oktober 2013 sore, tampak ramai. Terlihat berbagai macam aktivitas warga seperti jogging, latihan musik, sekedar menghabiskan sore dengan ngobrol, serta beberapa pasang kekasih yang bermesraan di taman yang terletak di samping rumah dinas Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo.

Memang, taman yang dulunya bernama Boorgermeester Bisschopplein tersedia berbagai macam fasilitas seperti banyak bangku panjang, pepohonan yang rindang, air mancur di dua sisi kanan dan track untuk berlari. Serta terdapat ornamen-ornamen menyerupai tugu dan patung yang terbuat dari semen dan batu yang semakin memperindah tampilannya. Kalau ingin jajan, tak perlu khawatir, di sana juga terdapat penjual kudapan seperti tahu gejrot, siomay, mie ayam, dan minuman dalam kemasan.

Beranjak malam, taman yang telah berdiri sejak jaman belanda itu semakin menunjukkan sisi romantis. Lampu-lampu yang menyoroti tidak begitu terang. Pasangan muda-mudi semakin mendominasi taman yang berbentuk lingkaran seluas 16.322 m2 itu.

Stevie Doncy, 30 tahun, penjual minuman dalam kemasan ini mengamini bahwa Taman Suropati semakin malam semakin banyak muda-mudi yang berpacaran. "Pacarannya masih belum melampaui batas kalau yang dibangku, paling sekedar rangkulan, bermesraan," ujarnya. Namun, terdapat pula pasangan muda-mudi yang nekat berciuman di bawah salah satu tugu. "Posisinya paling gelap, penerangan kuran, tempatnya juga jauh dari kerumunan kan," kata dia.

Stevie mengungkapkan pernah ada yang kelewat batas dalam gaya berpacarannya. "Waktu itu 2 bulan lalu, di tugu ada yang mau berhubungan intim, kebetulan kondisi taman sepi. Kalau ada yang melampaui batas kita teriakin," kata pria yang sudah 6 tahun berjualan di Taman Suropati ini.

Hal senada diamini Ari, 41 tahun, penjual tahu gejrot mengatakan gaya berpacaran seperti ciuman di Taman Suropati bukan hal yang aneh lagi. "Di samping saya duduk kalau sudah pukul 22.00 WIB ya sering yang ciuman, malam minggu," tuturnya.

Berdasarkan pantauan Tempo, memang Taman Suropati sering digunakan pasangan yang tengah mabuk asmara untuk bermesraan. Saat waktu masih menunjukkan pukul 17.00 WIB, dengan kondisi langit yang masih terang, tak ragu sepasang kekasih dengan pria menggunakan kaos polo berwarna cokelat garis-garis putih berangkulan dengan perempuan yang mengenakan blus berwarna krem.

Selepas magrib, semakin banyak pasangan yang duduk dibangku taman yang bermesraan. Tak ada satupun dari puluhan bangku taman yang kosong. Bahkan yang tak kebagian bangku, duduk lesehan di atas paving dan bebatuan.

Alasan inilah yang membuat Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, yang hendak mengubah bentuk bangku taman yang ada saat ini. Ia ingin merubah bangku taman menjadi single, bukan memanjang. Karena menurutnya, bangku yang terbuat dari baja dan kayu jati yang dipasang di sejumlah trotoar dan taman di Jakarta itu digunakan untuk menunggu angkutan atau beristirahat setelah lelah berjalan kaki maupun bersepeda. Bukan untuk tiduran atau malah pacaran.

LINDA TRIANITA

Berita Terkait:
Jokowi, Taman Suropati, dan Twinkle Little Star
Menanti Angpao Jokowi di Taman Suropati
Jadwal Ahok Membahas Taman Suropati Hingga Walhi
PKL Taman Suropati Dukung Relokasi di Taman


09.35 | 0 komentar | Read More

Ini Motif Bentrok Anggota TNI Vs Brimob di Karaoke

TEMPO.CO, Depok--Kepolisian Resor Kota Depok menyimpulkan motif bentrokan antara anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI-AD) dan Brigadir Mobil (Brimob) Kelapa Dua di tempat hiburan Karaoke Venus pada Jumat malam lalu adalah karena salah paham ketika meminjam korek api. Hal itu didapat dari penyidikan dan pemeriksaan saksi mata dari oleh Polresta Depok yang dikaitkan dengan hasil penyidikan Denpom TNI AD dan Provost Mako Brimob.

"Ini dari hasil keterangan POM TNI dan Mako Brimob. Yang jelas ini hanyalah salah paham karena merasa tersinggung. Hasil ini juga kami dapat dari pemeriksaan CCTV Venus," kata Wakil Kepala Polresta Depok Ajun Komisaris Besar Irwan Anwar kepada wartawan, Ahad, 20 Oktober 2013. (Lihat: Anggota TNI yang Terlibat Bentrok Dibawa ke Denpom)

Irwan menjelaskan, kajadian bermula saat salah satu anggota TNI dengan nada tegas meminjam korek api kepada salah satu anggota Brimob yang disangka merupakan keamanan karoke itu. Tak terima dengan nada tegas itu anggota Brimob pun menegur sehingga keduanya terlibat cek-cok mulut yang berujung keributan. "Jadi semua persoalan ini berujung salah paham semata, tidak ada dendam pribadi," katanya.

Seperti dikethui, anggota TNI Angkatan Darat Detasemen Perhubungan Divif 1 Kostrad, Cimandala Raya Ciluar, Sukaraja - Bogor, Sersan Dua TNI-AD Cholil beserta 3 rekannya terlibat bentrok dengan anggota Brimob Kelapa Dua, Brigadir Dua Polisi Sugandi dan lima rekannya di ruang lobi Venus. Akibatnya, Sugandi menderita luka tusuk di perut sebelah kirinya dan dirujuk ke RS Polri Sukanto (Kramat Jati - Jakarta Timur) dan anggota Brimob Brigadir Dua Polisi William juga mengalami luka terkena benda tajam di jari tangan kiri dan sempat dirawat di RS Tugu Ibu Depok. Sementara, Cholil mengalami luka sobekan di kepala dan wajah sehingga dirujuk ke RSPAD Gatot Soebroto.

Irwan mengku, sampai saat ini mereka belum menetapkan tersangka dalam keributan tersebut. Soalnya, oknum yang terlibat pertikaian itu masih menjalani pemeriksaan dari masing-masing divisi. Saat ini, Polresta Depok hanya bisa menunggu dari hasil pemeriksaan dari Denpom TNI dan Brimob. "Tidak bisa kami lakukan penahanan serta penetapan tersangka kepada mereka. Semua masih menjalani proses pemeriksaan," katanya.

Guna meredam aksi serupa, Polresta Depok menggelar razia di pusat hiburan yang ada di Depok. Operasi itu melibatkan berbagai unsur dalam TNI dan Kepolisian. Hal itu untuk menertibkan keberadaan anggota TNI dan Polisi di tempat hiburan yang kerap menimbulkan pertikaian. Giat operasi itu akan terus digelar sampai kasus pertikaian tersebut selesai dilakukan.

Kepala Staff Komando Distrik Militer(Kasdim) 0508 Depok, Mayor Infantri Ariyo Windutomo mengatakan hasil pemeriksaan yang dilakukan Denpom TNI AD Jakarta menyebutkan kasus keributan bermula dari peminjaman korek api oleh salah satu rekan Sersan Dua TNI-AD Colil kepada salah satu anggota Brimob. Dirinya mengklaim, selain salah paham tidak ada pemicu lain dari aksi keributan tersebut.

"Itu kesalahpahaman. Awalnya salah satu mereka (TNI) pinjam korek api, enggak tahu bahwa itu adalah anggota Brimob. Jadi saling nyolok, mungkin karena anggota kostrad atau sebaliknya dari Brimob agak keras," katanya. Aryo memastikan, tidak ada dendam atau yang lain dalam kasus itu, hanya salah paham semata.

Menurut Aryo, malam itu sebenarnya ada 7 orang anggota TNI dari berbagai defisi yang sedang bernyanyi di salah satu ruangan di Venus. Empat orang dari mereka ke luar di tempat lobi hingga akhirnya terjadi peristiwa pinjam korek api yang berujung cek-cok mulut dan perkelahian."Ada 7 (TNI), yang berkelahi hanya 4 orang, 3 di dalam (ruangan)," katanya.

Aryo meminta masyarakat untuk tidak perlu khawatir dengan peristiwa itu. Karena pihaknya sudah bekerja sama dengan Polreta Depok menjaga keamanan wilayah. Dengan cara melakukan razia ke tempat hiburan yang ada. Dirinya berjanji kasus serupa tidak akan terulang kembali seperti yang terjadi pada Jumat malam lalu.
"Kami sudah siapkan personil untuk melaksanakan razia gabungan, bahkan sampai mengikutsertakan Denpom dan Brigif 17. Para anggota yang terlibat sedang diproses Denpom, nanti keputusannya ada di sana," kata dia.

ILHAM TIRTA

Berita terkait:
Polisi dan Tentara Bentrok di Karaoke Depok
Bentrok dengan TNI, Anggota Brimob Diperiksa
FOTO Polisi Bentrok dengan TNI di Depok, 3 Terluka


09.35 | 0 komentar | Read More

Gatot Sangkal Bunuh Holly, Polisi: Bukti Cukup

Auditor Utama Keuangan Negara I Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Non akif, Gatot Supiartono usai diperiksa terkait kasus pembunuhan Holly Angela di Polda Metro Jaya, Jakata, (17/10). TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.COJakarta - Polisi menyatakan merasa cukup dengan alat bukti dan keterangan saksi yang didapat terkait dengan peran Gatot Supiartono dalam kasus pembunuhan Holly Angela alias Niken Hayu Winanti, 37 tahun. Auditor utama di Badan Pemeriksa Keuangan itu telah ikut ditetapkan sebagai tersangka pada Rabu malam lalu atas kematian Holly, istri sirinya, di Apartemen Kalibata City, Jakarta Selatan, pada Senin malam, 30 September lalu.

"Polisi tidak mengejar pengakuan tersangka," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Komisaris Besar Slamet Riyanto kemarin. Menurut dia, hingga kemarin penyidik telah memeriksa 25 saksi. Polisi, kata dia, sama sekali tidak risau akan penyangkalan Gatot bahwa dirinya tidak terlibat dalam kasus pembunuhan, yang diduga dilakukan oleh lima orang. Di antara para pelaku itu, seorang bernama Elriski tewas terjatuh dari apartemen dan dua lainnya masih buron.

Keterlibatan Gatot diperoleh polisi dari pengakuan Surya Hakim, seorang sopir mobil sewaan yang menjadi tersangka perencana pembunuhan. Gatot, 54 tahun, disebutkan oleh Surya, sering "curhat" tentang Holly yang banyak menuntut, dari apartemen hingga mobil. Terakhir, Gatot didesak untuk menceraikan istrinya yang pertama.

Polisi juga telah menemukan sejumlah alat bukti di kamar E 06 BE yang disewa Surya, tiga lantai di bawah kamar apartemen Holly. Di kamar itu pula Surya dan komplotannya disebutkan merencanakan pembunuhan, di antaranya akan memasukkan mayat Holly dalam peti gitar, lalu membuangnya ke laut.

Polisi juga mengungkap adanya upah sebesar Rp 250 juta untuk pekerjaan Surya dan kelompoknya apabila berhasil menghabisi Holly. Gatot disebutkan membuka akses kepada para eksekutor masuk ke kamar Holly dengan menyediakan kartu dan kunci.

Gatot sendiri menyatakan sama sekali tidak menyangka bakal ditetapkan sebagai tersangka. Pada Rabu lalu dia memenuhi panggilan polisi setelah dipanggil pulang dari masa tugasnya mengaudit keuangan Perwakilan RI di Australia dan mengambil cuti. "Kondisinya langsung drop setelah dijadikan tersangka dan ditahan," ujar Afrian Bondjol, kuasa hukumnya.

Melalui pengacaranya, Gatot menyatakan mengajukan penangguhan penahanan. Namun, pemintaan ini belum disampaikan ke polisi hingga kemarin. "Suratnya belum sampai kepada saya," kata Slamet. 

RIZKI PUSPITA SARI

 


09.35 | 0 komentar | Read More

Bantaran Ciliwung Masih Akan Banjir Hingga 2015

Written By Unknown on Sabtu, 19 Oktober 2013 | 09.35

Warga berjalan dengan berpegangan pada tali untuk melakukan bersilaturahim lebaran ketika banjir merendam kawasan Kampung pulo pada Hari Raya Idul Fitri 1434 H di Jakarta, Kamis (8/8). TEMPO/Dian Triyuli Handoko

TEMPO.CO , Jakarta:Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane, Imam Santoso mengatakan, saat ini proyek sodetan Ciliwung masih dalam tahap penentuan pemenang tender. "Hasilnya belum keluar," ujar dia, Kamis 18 Oktober 2013.

Menurutnya, ada lima peserta tender yang bersaing memperebutkan proyek ini. Namun, ia belum bisa memastikan waktu pengumuman pemenang karena masih menunggu Daftar Isian Penggunaan Anggaran (DIPA) yang sedang diproses di Kementerian Keuangan. "Revisi DIPA belum terbit. Rencananya akhir bulan ini."

Imam menyebut, berdekatan dengan itulah pemenang tender ditentukan. Lalu, seminggu setelahnya kontrak dengan pemenang akan ditandatangani. Teknis pengerjaan proyek senilai Rp 500 miliar ini dijadwalkan mulai akhir 2013 dan baru kelar dalam 16 bulan.

Artinya, hingga tahun depan, wilayah langganan banjir seperti Kampung Pulo dan Kampung Melayu, Jakarta Timur masih harus bersabar menghadapi banjir. "Tunggu sampai 2015," katanya.

Imam menambahkan, menjelang proyek sodetan, pihaknya dibantu Pemerintah Provinsi DKI dalam pembebasan tanah di kawasan Bidaracina, Jatinegara, Jakarta Timur. "Pembebasannya kami serahkan ke pemprov."

Seperti diberitakan sebelumnya, Kementerian Pekerjaan Umum melalui BBWSCC berencana membuat sodetan untuk mengalirkan air Sungai Ciliwung ke Kanal Banjir Timur. Sodetan sepanjang 1,59 kilometer ini bakal mengurangi debit air 60 kubik per detik sehingga tidak meluap dan membanjiri rumah warga.

ATMI PERTIWI
Berita Terpopuler:
Sidak Kantor Wali Kota Jaktim, Jokowi Naik Pitam 
Foto Bersama Bunda Putri Muncul, Gita: Tidak Kenal
Cerita Lucu Jokowi Selama Setahun Pimpin Jakarta
Ranking FIFA, Indonesia Loncat Delapan Peringkat 
Sutarman Bantah Tahu Soal Pengepungan KPK  


09.35 | 0 komentar | Read More

Siswi SMP Diduga Diperkosa di Sekolah  

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang siswi kelas IX di sebuah sekolah menengah pertama di Sawah Besar, Jakarta Pusat, diduga menjadi korban pemerkosaan yang dilakukan teman sekolahnya. Kasus ini dilaporkan oleh ibu korban pada 13 Oktober lalu. "Sekarang masih proses penyelidikan," kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Jakarta Pusat Ajun Komisaris Besar Tatan Dirsa, melalui pesan pendek, kemarin, 18 Oktober 2013.

Berdasarkan laporan korban, peristiwa itu terjadi usai jam sekolah pada 13 September lalu. Saat itu, korban baru meninggalkan kelas untuk pulang. Namun seorang siswa berinisial A, 16 tahun, menariknya masuk ke ruang kelas VII di lantai empat. Di dalam kelas itu, sudah ada FP (15), CD (15), CN (16), DNA (15), IV (16), dan WW (16).

A, yang merupakan siswa kelas IX, memerintahkan FP, siswa kelas VIII, untuk mencium korban. Selanjutnya, korban dipaksa melakukan oral seks dan disetubuhi. Adegan itu direkam oleh CD menggunakan telepon seluler. Adapun CN, DNA, IV, dan WW diam saja menonton perbuatan bejat itu.

Kepala Seksi Bidang Manajemen SMP/SMA DKI Jakarta Tadjuddin Nur membenarkan adanya laporan tentang kasus pemerkosaan yang terjadi di lingkungan sekolahnya itu. Namun dia membantah informasi yang menyebutkan korban dipaksa melakukan oral seks dan disetubuhi. Kejadiannya itu disebutkan terjadi pada 27 September. "Hanya raba-raba dan cium-ciuman saja," katanya.

Menurut Nur, meski sebatas raba dan cium, peristiwa itu tetap dianggap sebagai aib besar. Karena itu, siswa-siswa yang terlibat harus mendapat sanksi jika terbukti bersalah. "Sehingga yang nanti diputuskan tetap menjadi yang terbaik buat anak-anak itu," ujarnya.

LINDA TRIANITA | SINGGIH SOARES

Terpopuler
Bahas Dinasti Atut, Mengapa ICW Tak Hadir di TVOne
Karni Ilyas: Jawara Boleh Hadir, Tapi Jadi Tamu
Siswa SMA Membuat Alat Pendeteksi Banjir
Dituding SBY Bohong, Luthfi Hasan Cuma Senyum
Andi Mallarangeng Ditahan KPK
Sultan Bakal Gunakan BMW X5 untuk Blusukan


09.35 | 0 komentar | Read More

Di Monas, Jokowi-Ahok Banjir Pertanyaan  

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan Wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama kebanjiran pertanyaan ketika menghadiri acara dialog setahun kepemimpinan mereka. Berbagai topik seperti pencegahan banjir, kemacetan, kesehatan, hingga kebersihan pun mengemuka.

Salah satu warga bernama Maria Siregar, Ketua RT 07/08 Kedaung Kaliangke, Jakarta Barat mengeluh sungai yang mengaliri wilayahnya sering tersumbat sampah. "Di sana ada pintu air jadi sampahnya terperangkap, Pak," katanya mengadu ke Jokowi dan Ahok pada Jumat, 18 Oktober 2013, malam.

Dia lalu meminta Jokowi atau Ahok mengunjungi kampung mereka. Mendengar hal itu Jokowi langsung berjanji akan mendatangkan alat berat untuk mengeruk sampah. "Besok alatnya akan langsung dikirim, nanti Senin atau Selasa saya ke sana," kata Jokowi.

Tetapi kemudian dia juga mengajukan syarat kepada warga. "Kalau sudah sekali dikeruk jangan minta lagi ya," kata dia. Dia meminta supaya RT serta RW juga berperan menyadarkan masyarakat supaya tidak membuang sampah ke sungai. "Sekarang saya tanya, siapa yang buang sampah ke sungai dan bikin sampah menumpuk?" ucap Jokowi dengan gayanya yang kalem.

Maria lalu tersenyum salah tingkah. Dia mengakui kalau menumpuknya sampah dan banjir juga disebabkan oleh perilaku warga yang suka buang sampah sembarangan.

Sebelumnya, baik Gubernur Jokowi maupun Wakil Gubernur Basuki memang sudah meminta warga ikut bertanggung jawab menjaga kebersihan. "Kalau saya blusukan, warga suka mengeluh soal selokan mampet. Masa gubernur ngurusi selokan?" katanya.

Jokowi memang sempat geleng-geleng kepala ketika ada sampah menumpuk di pintu air Manggarai. Dia meminta hanya sedikit ekskavator yang diturunkan. Tujuannya agar masyarakat sadar bahwa kebersihan merupakan tanggung jawab masyarakat.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga sudah menggandeng grup band Slank untuk kampanye kebersihan. Mereka ikut membersihkan Kali Ciliwung dan membuat jingle soal kebersihan.

ANGGRITA DESYANI

Terpopuler
Bahas Dinasti Atut, Mengapa ICW Tak Hadir di TVOne
Karni Ilyas: Jawara Boleh Hadir, Tapi Jadi Tamu
Siswa SMA Membuat Alat Pendeteksi Banjir
Dituding SBY Bohong, Luthfi Hasan Cuma Senyum
Andi Mallarangeng Ditahan KPK
Sultan Bakal Gunakan BMW X5 untuk Blusukan


09.35 | 0 komentar | Read More

Anggota Komplotan Freddy Budiman Divonis Mati

Written By Unknown on Jumat, 18 Oktober 2013 | 09.35

Menkumham Amir Syamsuddin (ketiga kanan) bersama Direktur Direktorat IV Tindak Pidana Narkoba Mabes Polri Brigjen Pol. Arman Depari (ketiga kiri) melihat barang bukti yang diamankan dalam sidak di Lapas Narkotika, LP Cipinang, Jakarta Timur, Selasa (6/8). Dari sidak tersebut ditemukan barang bukti berupa beberapa bungkus serbuk yang diduga bahan pembuatan narkoba jenis sabu-sabu, alat pencetak ekstasi dan sejumlah barang bukti lainnya yang ditemukan di bagian ruang bengkel kerja (workshop). TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO , Jakarta:Pengadilan Negeri Jakarta Barat  menjatuhkan vonis mati kepada terdakwa Chandra Halim alias Akiong   dalam perkara  kepemilikan 1,4 juta pil ekstasi.  Lelaki itu dinilai terbukti telah membeli jutaan ekstasi dari Freddy Budiman. "Akiong juga dikenakan denda sebesar Rp 10 miliar," kata  Ketua Majelis Hakim  Haswandi,  saat membacakan vonis, kemarin.

Selain Akiong, pengadilan juga menjatuhkan vonis untuk Hani Sapta Pribowo. Hakim menilai  Hani terbukti sebagai perantara dalam transaksi 1,4 juta pil ekstasi tersebut. Hani dikenakan hukuman seumur hidup dengan denda Rp 5 miliar.

Hadrawi Ilham, pengacara  Hani Sapta,  menilai hukuman terhadap kliennya tidak adil. Sebab Hani tidak tahu jika barang yang ditahan kepabeanan itu berisi ekstasi. "Klien kami diminta untuk   mengeluarkan barang milik Freddy Budiman, tapi dia tidak tahu apa isinya,"  kata Hadrawi.

Untuk  melawan keputusan hakim, Hadrawi menyatakan akan mengajukan banding. Dia segera membahas rencana itu dengan Hani.

Penyeludupan  1,4 juta pil ekstasi itu dibongkar oleh Badan Narkotika Nasional pada  8 Mei 2012. Belakangan diketahui barang haram itu adalah milik    Freddy Budiman, terpidana mati kasus narkotika yang mendekam di Lembaga Pemasyarakatan Cipinang.  Freddy mengendalikan transaksi narkotika dari dalam penjara.

MUHAMMAD MUHYIDDIN
Berita Terpopuler:
Ani Yudhoyono Marah di Instagram, Pakai Kata Bodoh 
Gatot Diduga Membunuh Holly karena Alasan Ini 
Detik-detik Pembunuhan Holly Angela Versi Polisi
Setahun Gubernur: Ini Kisah-kisah Lucu Jokowi
Gatot Supiartono, Karier Moncer Berakhir Tragis?


09.35 | 0 komentar | Read More

Setahun Jokowi-Ahok, Pendidikan Banyak Masalah

TEMPO.CO , Jakarta:Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan wakilnya, Basuki Tjahja Purnama, telah memimpin ibukota selama satu tahun. Dalam kurun waktu itu, ternyata masih banyak ditemukan masalah di bidang pendidikan.

Dalam diskusi yang digelar di Lembaga Bantuan Hukum (LBH Jakarta), Salemba Jakarta Pusat, Kamis 17 Oktober 2013, Forum Musyawarah Guru Jakarta (FMGJ) telah melakukan penelitian selama setahun terakhir pada bidang pendidikan di Jakarta. Hasilnya, terdapat tujuh penyimpangan. Ini tiga diantaranya.

Petama, kata Ketua Umum FGMJ, Heru Purnomo, adalah masalah di Program Kartu Jakarta Pintar (KJP). Berdasarkan data yang dihimpun pihaknya, pemberian KJP masih banyak yang salah sasaran. "Ada siswa SMA yang sudah lulus sekolah Juli lalu diberikan kartu ATM dan buku tabungan Bank DKI untuk ambil KJP," tutur Heru.

Kedua adalah penggunan Bantuan Operasional Pendidikan (BOP) dan Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Menurut Heru, penggunaan dana BOP dan BOS di berbagai sekolah tidak disertai dengan pembentukan Auditor Internal. "Sehingga, ada laporan SMA/SMK Negeri yang masih memungut uang sekolah," ujarnya.

Padahal, Heru melanjutkan, setiap sekolah mendapatkan uang Rp 400 ribu untuk satu siswa. Dalihnya adalah pungutan diperuntukkan untuk biaya kesiswaan dan uang pendingin udara. "Kisaran pungutan Rp 100 - Rp 500 ribu satu anak per bulan," ujarnya. "Sedangkan uang kesiswaan Rp 350 ribu per tahun," Heru menambahkan.

Ketiga, kata Heru, tidak adanya keterbukaan penggunaan dana BOS oleh manajemen sekolah ke para guru maupun orang tua siswa. "Paling banyak laporan dari jenjang SMP, padahal jenjang SD penggunaannya tidak transparan dan banyak keluhan," ucap Heru. Tetapi, dia menambahkan, sejauh ini hanya dua SD yang dilaporkan bermasalah.

SINGGIH SOARES
Berita Terpopuler:
Gatot Supiartono, Karier Moncer Berakhir Tragis?
Dimarahi Ani Yudhoyono, Erie: Sudahlah Tak Penting 
Potensi Kerugian Negara di Banten Rp 1,6 Triliun 
Daryono, Sopir Akil Mochtar, Sengaja Dihilangkan?
Baru Sekali Komentar, Erie Dimarahi Ani Yudhoyono 
Setahun Gubernur: Ini yang Khas dari Jokowi


09.35 | 0 komentar | Read More

Kualitas Air Aetra Tangerang Dipertanyakan  

TEMPO.CO, Tangerang - Pelanggan air Aetra Tangerang di Kecamatan Cikupa dan Sindang Jaya, Kabupaten Tangerang, mengeluhkan buruknya kualitas air bersih Aetra dalam beberapa hari terakhir ini. Air bersih yang sampai ke rumah warga kotor dan berwarna kuning. "Airnya kotor, keruh, dan berwarna kuning," ujar salah seorang pelanggan, Khusnu Iqbal, kepada Tempo, Jumat, 17 Oktober 2013.

Padahal, sebagian pelanggan berlangganan air bersih dari perusahaan pengolahan air bersih milik swasta itu karena slogan perusahaan air minum tersebut. Slogan Aerta adalah "Air bersih siap minum". "Bagaimana mau siap minum, kalau kualitasnya begini," kata Khusnu.

Keluhan yang sama juga disampaikan pelanggan air di perumahan Telaga Bestari, Tangerang, Sri Sulastri. "Airnya berwarna cokelat, jadi enggak berani pakai buat minum," katanya. Sri mengakui dirinya baru dua bulan terakhir ini menjadi pelanggan. "Saya kecewa juga, karena sejak berlangganan air sumur, saya tutup, dan praktis di rumah hanya menggunakan Aetra," ujar ibu satu anak ini. Di kompleks cluster Harmony, puluhan warga yang menjadi pelanggan mengakui bahwa air telah kotor dalam beberapa hari terakhir ini.

Pengamatan Tempo, air yang diterima warga memang berwarna kuning kecokelatan. Kotoran itu mengendap di dalam bak penampungan dan menjadi lumpur. Warga tidak berani menggunakan air tersebut untuk kepentingan makan dan minum. "Awalnya sih bagus, jernih, bisa dipakai buat minum, tapi ke sininya enggak berani buat masak karena kotor," kata Dewi Yanthi, pelanggan lainnya.

Warga Kabupaten Tangerang di Kecamatan Pasar Kemis, Rajeg, Cikupa, dan Sindang Jaya sudah hampir satu tahun ini menikmati air bersih Aetra yang diproduksi PT Aetra Air Tangerang. Proyek air bersih ini merupakan proyek kerja sama swasta dengan Pemerintah Kabupaten Tangerang, yang menargetkan mampu melayani sekitar 77 ribu pelanggan rumah tangga dan industri.

Pada awal peluncuran, Presiden Direktur PT Aetra Air Tangerang, Abdoelbar M. Mansoer, sesumbar bahwa air yang mereka produksi adalah air bersih siap minum. "Buka keran langsung bisa diminum," katanya. Untuk harga, Aetra sudah menetapkan Rp 4,5 per liter atau Rp 4.500 per meter kubik untuk pelanggan rumah tangga dan Rp 13,2 per liter untuk golongan industri.

Namun, ketika dikonfirmasi soal masalah air bersih itu, Abdoelbar hanya menjawab singkat, "Nanti ditindaklanjuti, ya."

JONIANSYAH


09.35 | 0 komentar | Read More

Curah Hujan Lebat, Bantaran Ciliwung Waspada

Written By Unknown on Rabu, 16 Oktober 2013 | 09.35

TEMPO.CO, Bogor -- Curah hujan di kawasan Puncak dan Bogor meningkat, sehingga warga bantaran sungai Ciliwung diminta waspada. Ketinggian air di bendungan Katulampa, Bogor pada Senin lalu mencapai 100 centimeter atau kategori siaga III, naik dari sehari sebelumnya, Ahad, yang hanya 80 cm. Akibatnya, permukiman warga di bantaran Kali Ciliwung, tepatnya di Kampung Pulo, Kampung Melayu, Jakarta Timur, terendam banjir saat merayakan Idul Adha, kemarin. Dari delapan Rukun Warga di Kampung Pulo, sebanyak tujuh RW terendam banjir hingga satu meter. "Memang Minggu dan Senin kondisi wilayah Bogor diguyur hujan deras," kata Koordinator Bogor SAR Comunity (BSC) Iwan Firdaus, Selasa 15 Oktober 2013.

Petugas bendungan Katulampa Andi Sulaiman menjelaskan seluruh kawasan Puncak diguyur hujan deras dan merata, sehingga ketinggian air di posisi 100 cm ini bertahan hingga Senin pukul 21.00. "Akibatnya beberapa daerah di Jakarta tergenang banjir, " kata Andi. Menurutnya, ketinggian air di Katulampa bisa meningkat pada 100 cm bahkan 210 cm mulai Desember hingga Februari 2013. "Biasanya Desember hingga Februari ketinggian air Bendungan Katulampa posisi siaga I."

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan banjir merendam permukiman Kampung Pulo pada pukul 09.00 kemarin. "Ketinggian air dari 30 sampai 100 cm yang menggenangi 15 meter dari bantaran Kali Ciliwung," kata Sutopo, kemarin. Sebanyak 952 Kepala Keluarga dengan 2.620 jiwa menjadi korban banjir. "Tak ada warga mengungsi, mereka bertahan menunggu air surut."

Ketua RT 04 RW 03 Kampung Pulo, Usep Tahrudin menjelaskan, air masuk ke rumah seusai salat Idul Adha. Permukiman RT 03 dan 04 RW 03 paling parah karena tepat di tepi Kali Ciliwung. "Yang satu meter di sini saja, sisanya hanya 30 cm sampai 50 cm," ujarnya. Toh, warga tetap merayakan Idul Adha. "Motong kambingnya banjir-banjiran."  (Baca: Rayakan Idul Adha, Kampung Melayu Kebanjiran)

SIDIK PERMANA | AFRILIA SURYANIS

Berita Lainnya:
VO2Max Tinggi, Evan Dimas Bagai Mobil Tangki Besar  
Kenapa Jokowi Kurban di Lenteng Agung?  
Ada Cacing Hati di Sapi Jokowi  
Gempa Filipina, Waspada Tsunami di Indonesia Timur  
Roy Suryo Larang Timnas U-19 Temui Politikus  
Mau Blusukan, Sultan HB X Minta Mobil Baru  


09.35 | 0 komentar | Read More

Dini Hari, Kebakaran Ramaikan Mangga Besar

Kebakaran kawasan padat penduduk di Kelurahan Mangga Besar, Taman Sari, Jakarta, Jumat (28/9). TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta -  Jakarta-Kebakaran melanda pemukiman di Jalan Mangga Besar 2, Taman Sari, Jakarta Barat dini hari tadi. Petugas piket Suku Dinas Pemadam Kebakaran Jakbar, Norman mengatakan, kebakaran mulai terjadi pukul 02.30 WIB.

"Api berhasil dipadamkan pukul 05.20 WIB," katanya ketika dihubungi, Rabu 16 Oktober 2013. Ia mengaku belum tahu jumlah rumah yang terbakar. Yang jelas, kebakaran terjadi di tiga RT, yaitu RT 07, 08, dan 09 di RW 02.

Total sebanyak 32 unit mobil pemadam dikerahkan untuk menjinakkan si jago merah. Tetapi, Norman belum tahu penyebab kebakaran. "Belum tahu," kata dia. Hingga berita ini ditulis, belum ada laporan korban luka maupun korban jiwa akibat kebakaran tersebut.

ATMI PERTIWI


09.35 | 0 komentar | Read More

Hari Ini, Jokowi Resmikan Groundbreaking Monorel

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo melihat kereta monorel yang dipamerkan di kawasan Monas, Jakarta, Rabu (26/6). Pameran tersebut digelar untuk memperkenalkan kepada masyarakat tentang proyek tranportasi yang rencananya akan dibangun dua rute, green line dan blue line. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Keinginan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memiliki moda transportasi massal segera terwujud. Rabu hari ini, 16 Oktober 2013, akan berlangsung groundbreaking monorel. "Insya Allah jadi di Setia Budi Utara, pengerjaan pondasi untuk boor pile, diresmikan pukul 09.00 oleh Pak Gubernur," kata Direktur Teknis PT Jakarta Monorail, Selasa, 15 Oktober 2013. Pengerjaan jalur monorel ini akan memakan waktu sekitar tiga tahun.

Pada tahap awal membangun rute green line sepanjang 11,5 km. Rute green line membentang dari Kuningan-Kuningan Sentral-Gatot Subroto-Senayan-Asia Afrika-Pejompongan-Karet-Dukuh Atas-kembali ke Kuningan. Pada proyek senilai US$ 1,5 Miliar atau sekitar Rp 15-16 triliun ini mulai besok akan dibangun banyak tiang baru. "Dari 11 km green line, per 24 meter ada tiang. Tiang lama baru 2 persen saja," kata Bovananto.

Pada proyek ini, PT Jakarta Monorail yang menggandeng BUMN Cina, China Communications Construction Company Ltd (CCCC) itu akan membangun sekitar 30 stasiun pada rute green line. Sehingga secara keseluruhan membutuhkan 1.200 tiang. "Kami juga akan menguji antara tiang baru dan lama, karena beda kriteria, harus ada kajian," ujar dia.

Monorel yang bernama Jakarta Eco Transportation (JET) itu juga bakal memiliki rute blue line dengan panjang sekitar 14-15 km. Rute blue line membentang dari Kampung Melayu-Tebet-Kuningan-Casablanca-Tanah Abang-Roxy-Taman Anggrek (Jakarta Barat) dengan extension ke timur dari Pondok Kelapa-Sentral Timur Jakarta dan ke Barat dari Puri Indah. Namun, sebelum memulai pengerjaan rute blue line, PT JM dan CCCC akan uji coba rute green line pada akhir 2016 atau awal 2017. (Baca: Jalur Monorel Blue Line Selesai dalam Tiga Tahun)

PT JM juga sudah berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan DKI Jakarta untuk mengantisipasi kemacetan selama proses pengerjaan proyek. Pekerjaan berlangsung malam hari antara pukul 21.00 hingga 05.00, saat lalu lintas sudah surut. (Baca:Ahok: Jakarta Pasti Macet 36 Bulan ke Depan)

LINDA TRIANITA

Berita Lainnya:
Supermodel Singapura Ditemukan Tewas di Pakistan
Transjakarta 'Korban' Eksekusi Buaran Beroperasi
Rupiah Akan Ikuti Penguatan IHSG
Habis Libur Panjang, Jakarta Diperkirakan Hujan


09.35 | 0 komentar | Read More

Banjir dan Kemacetan Masih Jadi PR Jokowi-Ahok

Written By Unknown on Selasa, 15 Oktober 2013 | 09.35

TEMPO.CO , Jakarta - Pengamat ekonomi pembangunan dari Institute for Development Economics and Finance (Indef), Ahmad Erani Yustika menilai Pemerintah Provinsi DKI Jakarta cukup berhasil mengeksekusi sejumlah program pembangunan.

Menurut dia, ada sejumlah program yang sudah terlihat berjalan, di antaranya penertiban pedagang kaki lima dan pengaturan lalu lintas di Tanah Abang dan Pasar Minggu, normalisasi sejumlah waduk, serta Kartu Jakarta Sehat dan Kartu Jakarta Pintar. "Dengan anggaran yang besar, pencapaiannya tidak fantastis, tetapi ada yang terlihat dilakukan," ujar Erani kepada Tempo, Sabtu, 12 Oktober 2013.

Sejumlah program yang menurutnya belum berjalan maksimal adalah mengatasi macet dan antisipasi banjir. Misalnya, belum datangnya bus-bus baru untuk sarana transportasi masal. Selain itu, meski sudah membenahi sejumlah waduk, usaha membersihkan kali dari sampah belum terlihat.

Erani menyarankan agar pemerintah lebih banyak melibatkan masyarakat dalam masalah kebersihan. "Partisipasi warga bisa ditingkatkan di tahun kedua, itu penting supaya sampai gang-gang kecil pun bisa rapi." katanya.

Dia membandingkan dengan urusan kebersihan dan lingkungan di Surabaya yang kini lebih tertata. Menurutnya, itu tejadi karena Pemerintah Kota Surabaya tak hanya mengandalkan "pasukan kuning" untuk bersih-bersih. "Setiap gang jadi tanggung jawab masyarakat," katanya.

Wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama juga mengakui rusan kemacetan dan kebersihan masih menjadi pekerjaan rumah. Kendalanya, lamanya proses pengadaan bus baru serta alat berat. Kuota penambahan bus, menurut dia masih sulit dipenuhi karena spesifikasi bus yang tak umum. "Jadi biarlah untuk bus masih ada yang pakai solar dulu," kata Ahok, sapaan akrabnya, di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat, 11 Oktober 2013.

Sementara itu, langkah mengantisipasi banjir juga sudah dilakukan. Caranya, dengan mengeruk sampah dan lumpur dari kali, saluran air, sera waduk. Ada juga program pembuatan sumur resapan di daerah yang sering tergenang air. "Tapi kan belum hujan, jadi belum kelihatan," kata dia.

ANGGRITA DESYANI


Terhangat:
Ketua MK Ditangkap | Dinasti Banten | Dolly Riwayatmu

Baca juga:
Jakarta Pawai 1000 Bedug, Sejumlah Jalan Ditutup
Libur Panjang Idul Adha, Jalur Puncak Macet
Hari Ini SBY Sumbang Sapi ke Masjid Istiqlal
Sapi Mal Kurban di Depok Ada 4 Kategori


09.35 | 0 komentar | Read More

Kejar Jokowi, Empat Wartawan Kecopetan

Ribuan umat muslim mengikuti pawai bertajuk "Jakarta Night Religious Festival" saat melintasi Protokol Thamrin Jakarta, (14/10). Pawai tersebut dimeriahkan dengan 1000 bedug dari Jalan MH Thamrin hingga Monas serta dimeriahkan 20 panggung hiburan. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

TEMPO.CO, Jakarta - Warga dan wartawan berdesakan ketika Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menghadiri Parade 1.000 Bedug . Mereka mengikuti Jokowi yang berjalan kaki dari Bundaran Hotel Indonesia ke Monumen Nasional mulai pukul 19.00 sebagai bagian dari acara bertajuk 'Jakarta Religious Night Festival itu.  

Namun momen ini dimanfaatkan pula oleh para pencopet. Rangga, seorang warga yang ingin mengabadikan gambar Jokowi yang mengenakan gamis terusan selutut dan sorban melilit kepalanya kehilangan telepon genggam. "Gak sadar tadi pas ambil foto kan penuh banget," kata warga Pademangan, Jakarta Utara ini. Dia mengaku dompetnya berisi duit Rp 100 ribu, kartu anjungan tunai mandiri dan surat kendaraan.

Di panggung utama Silang Timur Monas, empat wartawan tak luput menjadi korban copet. Seorang wartawan Tempo, Persada, 23 tahun, kehilangan dua ponselnya. "Saya taruh di tas pinggang dan di posisi di depan," kata dia.

Tak berselang lama nasib serupa dialami tiga wartawan Kompas.com, Ummi Hadyah, 24 tahun. Ponselnya raib saat mewawancarai Jokowi. Awalnya, dia tidak sadar ponselnya hilang. "Tadi ada warga kasih tahu tas terbuka, eh pas saya lihat sudah hilang teleponnya," ujarnya. Nasib serupa dialami wartawan KBR68H Jakarta, Danu dan wartawan Berita Satu.com, Sesar.

SYAILENDRA | SINGGIH SOARES


09.35 | 0 komentar | Read More
techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger