Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts Today

Pelecehan Anak TK, Sekolah Dinilai Kebobolan Terima Pegawai  

Written By Unknown on Selasa, 30 September 2014 | 09.35

Aktivis yang peduli terhadap kekerasan terhadap perempuan dan anak melakukan aksi di Bunderan Hotel Indonesia, Jakarta, Selasa (29/1). Mereka menuntut adanya perhatian lebih dari pemerintah dan elemen masyarakat terhadap kejahatan seksual pada anak dan perempuan. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak Indonesia, Arist Merdeka Sirait, menilai manajemen sekolah taman kanak-kanak internasional sudah kebobolan karena menerima pekerja yang memiliki kelainan seksual. "Seharusnya pengawasan terhadap pekerja dilakukan sangat ketat," ujar dia kepada Tempo, Senin, 14 April 2014. (Baca: Siswa TK Internasional Diduga Alami Pelecehan)

Seorang siswa di sebuah taman kanak-kanak sekolah internasional diduga menjadi korban kekerasan seksual di sekolahnya. Korban yang baru berusia 5 tahun itu saat ini menjalani perawatan karena terserang penyakit.

"Duburnya membusuk gara-gara terinfeksi bakteri dan virus herpes," ujar ibu korban saat memberi keterangan kepada wartawan di Restoran Sari Kuring, kawasan SCBD, Jakarta Selatan, kemarin. (Baca: Pelaku Sodomi Murid TK Internasional Berkomplot)

Ibu korban mengungkapkan buah hatinya itu menceritakan bahwa dia kerap disiksa di sekolah oleh orang yang dipanggilnya bapak dan mbak. Penyiksaan dilakukan pelaku di toilet sekolah. "Anak saya mengaku dipegangi seorang perempuan lalu setiap pria yang disebut 'bapak' itu memasukkan kemaluannya ke dubur anak saya," kata ibu korban. (Baca: Modus Pelecehan Seksual Murid TK Internasional)

Juru bicara Polda Metro Jaya Komisaris Rikwanto membenarkan adanya kasus kekerasan seksual ini. Penyidikan ditangani Direktorat Reserse Kriminal Polda Metro Jaya. "Ada dua orang yang sudah ditahan," katanya melalui pesan pendek. (Baca juga: Bocah Korban Pelecehan: Stop, Please Don't Do That)

SUSENO | PRAGA UTAMA

Topik terhangat:
Pemilu 2014 | Jokowi | Pesawat Kepresidenan | MH370 | Prabowo

Berita terpopuler:
Siswa TK Internasional Diduga Alami Pelecehan
Jokowi dalam Soal Ujian, Pemerintah: Tak Disengaja
Konvensi Demokrat Sudah Antiklimaks


09.35 | 0 komentar | Read More

Jokowi Harus Atur Jadwal Gubernur dan Capres  

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat politik dan kebijakan publik Andrinof Chaniago menilai Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo saat ini harus pandai-pandai mengatur jadwalnya. Alasannya, Jokowi sekarang punya dua tugas, yaitu tugas sebagai gubernur dan calon presiden yang harus rutin melakukan kunjungan politik.

"Jokowi sekarang kan terikat juga dengan tugas politik selain tugas sebagai gubernur. Dia harus bisa mengatur jadwal agar keduanya bisa berjalan seimbang," ujar Andrinof, Selasa, 15 April 2014.

Andrinof menyarankan Jokowi agar membagi waktu kerjanya menjadi dua bagian. Pagi hingga sore, kata Andrinof, difokuskan untuk tugasnya sebagai gubernur, sedangkan malam hari untuk tugasnya sebagai capres.

Menurut Andrinof, sejauh ini Jokowi sudah mengatur jadwalnya dengan cukup baik. Pertemuan dengan Dubes Malaysia Mahatir Mohamad kemarin, misalnya, kata Andrinof, sudah tepat karena berlangsung pada sore menjelang malam.

"Asal jadwal diatur dengan baik, saya rasa tidak akan ada masalah. Jokowi tak bisa fokus pada satu hal saja. Dia harus bisa mengangani kedua tugasnya itu,"ujar Andrinof.

Hal senada diungkapkan oleh pengamat politik Ari Dwipayanan. Ia berkata bahwa Jokowi harus bisa mengatur waktu karena baik tugas sebagai capres maupun sebagai gubernur sama pentingnya

"Dua-duanya harus jalan. Kalau bisa, yang tugas politik, kerjakan malam hari atau akhir pekan. Kalau mendesak, ya ambil cuti," ujarnya. Menurut Ari sendiri, Jokowi sudah cukup konsisten dalam menjalankan tugasnya sebagai capres maupun gubernur.

Kemarin sore, sejumlah wartawan menunggu Jokowi di depan pintu Balai Kota. Jokowi keluar untuk menuju mobilnya yang sudah terparkir di depan Balai Kota. Baru ditanya satu pernyataan terkait bangku besi di taman yang kerap dicuri, Jokowi menjawab sekenanya.

"Kalau itu kan sudah lama, sekarang kan.....," belum selesai Jokowi bicara, tiba-tiba dia kembali berbalik masuk ke ruang kerjanya. "Bapak mau ngapain dulu, Pak?" tanya sejumlah wartawan, tapi Jokowi tetap ngeloyor.

Sebelum berangkat ke Blok G Tanah Abang untuk meresmikan food court pun, Jokowi menunjukkan gelagat hampir serupa. Para awak media memberondongnya dengan sejumlah pertanyaan terkait Jakarta. Namun, dia hanya mendengarkan satu per satu pertanyaan tanpa menjawabnya.

Bahkan, Jokowi sempat sedikit menutupi mulutnya dengan jarinya. "Kamu apa? Kamu? Kamu?" kata dia sambil menunjuk satu per satu wartawan yang bertanya, seolah serius akan menjawab. Di antaranya, ada yang bertanya soal duplikasi anggaran Dinas Pendidikan, proyek monorel, pelaksanaan Ujian Nasional hari ini dan pencurian besi bangku taman.

Namun, Jokowi malah melangkah hendak ke mobil tanpa menjawab. Kembali diberondong pertanyaan, dia hanya mengusap wajahnya sambil tampak mengembuskan nafasnya. Dia kembali melangkah menuju mobilnya. Jokowi baru bisa ditanyai seusai meresmikan food court Blok G Tanah Abang.

ISTMAN MP | NINIS CHAIRUNNISA

Topik terhangat:
Pemilu 2014 | Jokowi | Pesawat Kepresidenan | MH370 | Prabowo

Berita terpopuler:
Siswa TK Internasional Diduga Alami Pelecehan
Jokowi dalam Soal Ujian, Pemerintah: Tak Disengaja
Konvensi Demokrat Sudah Antiklimaks


09.35 | 0 komentar | Read More

Ortu Korban Pelecehan Sekolah Internasional Belum Tuntut Sekolah

Aktivis yang peduli terhadap kekerasan terhadap perempuan dan anak melakukan aksi di Bunderan Hotel Indonesia, Jakarta, Selasa (29/1). Mereka menuntut adanya perhatian lebih dari pemerintah dan elemen masyarakat terhadap kejahatan seksual pada anak dan perempuan. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Orang tua korban pelecehan seksual di sekolah taman kanak-kanak internasional di Jakarta mengatakan, belum berpikir untuk menuntut pihak sekolah. "Saya mau fokus pada kasusnya dulu. Saya ingin semua pelakunya terungkap," kata dia kepada Tempo, Senin, 14 April 2014. (Baca: Pelaku Sodomi Murid TK Internasional Berkomplot)

Sebelumnya, pada 3 April lalu, tim Reserse dan Kriminal Khusus Kepolisian Daerah Metro Jaya telah menangkap tiga orang pelaku pelecehan, yakni Agung, 28 tahun, Awan, 27 tahun, dan Afriska, 28 tahun. Namun, polisi tidak bisa menemukan bukti kuat bahwa Afriska ikut terlibat, walaupun korban menyebutkan setiap kali dirinya disiksa, Afriska kerap memegangi tubuhnya dan memukulinya. (Baca: Modus Pelecehan Seksual Murid TK Internasional)

Agung dan Awan telah mengakui perbuatannya menyodomi M secara bergantian dalam kesempatan berbeda. Namun, kepada polisi, keduanya mengakui perbuatan bejat itu dilakukan di toilet sekolah. Setelah diperiksa di laboratorium pun, kedua pelaku diketahui terjangkit bakteri penyakit kelamin, yang identik dengan bakteri pada dubur korban. (Baca: Akhir 3 Kasus Pelecehan Seksual Di Sekolah)

Ibu korban yakin bahwa ada aktor utama atau pemimpin kelompok pedofil yang melecehkan anaknya itu. P menganggap aksi keji terhadap anaknya ini dilakukan dengan niat untuk kepuasan seksual dan memang direncanakan para pelaku. "Saya ingin semua pelakunya tertangkap dan kasus ini terungkap seluruhnya." Soal meminta pertanggungjawaban sekolah, ujarnya, baru akan ia pikirkan kalau kasus ini sudah selesai.

PRAGA UTAMA

Topik terhangat:
Pemilu 2014 | Jokowi | Pesawat Kepresidenan | MH370 | Prabowo

Berita terpopuler:
Siswa TK Internasional Diduga Alami Pelecehan
Jokowi dalam Soal Ujian, Pemerintah: Tak Disengaja
Konvensi Demokrat Sudah Antiklimaks


09.35 | 0 komentar | Read More

Pelecehan Anak TK, Sekolah Dinilai Kebobolan Terima Pegawai  

Written By Unknown on Senin, 29 September 2014 | 09.36

Aktivis yang peduli terhadap kekerasan terhadap perempuan dan anak melakukan aksi di Bunderan Hotel Indonesia, Jakarta, Selasa (29/1). Mereka menuntut adanya perhatian lebih dari pemerintah dan elemen masyarakat terhadap kejahatan seksual pada anak dan perempuan. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak Indonesia, Arist Merdeka Sirait, menilai manajemen sekolah taman kanak-kanak internasional sudah kebobolan karena menerima pekerja yang memiliki kelainan seksual. "Seharusnya pengawasan terhadap pekerja dilakukan sangat ketat," ujar dia kepada Tempo, Senin, 14 April 2014. (Baca: Siswa TK Internasional Diduga Alami Pelecehan)

Seorang siswa di sebuah taman kanak-kanak sekolah internasional diduga menjadi korban kekerasan seksual di sekolahnya. Korban yang baru berusia 5 tahun itu saat ini menjalani perawatan karena terserang penyakit.

"Duburnya membusuk gara-gara terinfeksi bakteri dan virus herpes," ujar ibu korban saat memberi keterangan kepada wartawan di Restoran Sari Kuring, kawasan SCBD, Jakarta Selatan, kemarin. (Baca: Pelaku Sodomi Murid TK Internasional Berkomplot)

Ibu korban mengungkapkan buah hatinya itu menceritakan bahwa dia kerap disiksa di sekolah oleh orang yang dipanggilnya bapak dan mbak. Penyiksaan dilakukan pelaku di toilet sekolah. "Anak saya mengaku dipegangi seorang perempuan lalu setiap pria yang disebut 'bapak' itu memasukkan kemaluannya ke dubur anak saya," kata ibu korban. (Baca: Modus Pelecehan Seksual Murid TK Internasional)

Juru bicara Polda Metro Jaya Komisaris Rikwanto membenarkan adanya kasus kekerasan seksual ini. Penyidikan ditangani Direktorat Reserse Kriminal Polda Metro Jaya. "Ada dua orang yang sudah ditahan," katanya melalui pesan pendek. (Baca juga: Bocah Korban Pelecehan: Stop, Please Don't Do That)

SUSENO | PRAGA UTAMA

Topik terhangat:
Pemilu 2014 | Jokowi | Pesawat Kepresidenan | MH370 | Prabowo

Berita terpopuler:
Siswa TK Internasional Diduga Alami Pelecehan
Jokowi dalam Soal Ujian, Pemerintah: Tak Disengaja
Konvensi Demokrat Sudah Antiklimaks


09.36 | 0 komentar | Read More

Jokowi Harus Atur Jadwal Gubernur dan Capres  

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat politik dan kebijakan publik Andrinof Chaniago menilai Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo saat ini harus pandai-pandai mengatur jadwalnya. Alasannya, Jokowi sekarang punya dua tugas, yaitu tugas sebagai gubernur dan calon presiden yang harus rutin melakukan kunjungan politik.

"Jokowi sekarang kan terikat juga dengan tugas politik selain tugas sebagai gubernur. Dia harus bisa mengatur jadwal agar keduanya bisa berjalan seimbang," ujar Andrinof, Selasa, 15 April 2014.

Andrinof menyarankan Jokowi agar membagi waktu kerjanya menjadi dua bagian. Pagi hingga sore, kata Andrinof, difokuskan untuk tugasnya sebagai gubernur, sedangkan malam hari untuk tugasnya sebagai capres.

Menurut Andrinof, sejauh ini Jokowi sudah mengatur jadwalnya dengan cukup baik. Pertemuan dengan Dubes Malaysia Mahatir Mohamad kemarin, misalnya, kata Andrinof, sudah tepat karena berlangsung pada sore menjelang malam.

"Asal jadwal diatur dengan baik, saya rasa tidak akan ada masalah. Jokowi tak bisa fokus pada satu hal saja. Dia harus bisa mengangani kedua tugasnya itu,"ujar Andrinof.

Hal senada diungkapkan oleh pengamat politik Ari Dwipayanan. Ia berkata bahwa Jokowi harus bisa mengatur waktu karena baik tugas sebagai capres maupun sebagai gubernur sama pentingnya

"Dua-duanya harus jalan. Kalau bisa, yang tugas politik, kerjakan malam hari atau akhir pekan. Kalau mendesak, ya ambil cuti," ujarnya. Menurut Ari sendiri, Jokowi sudah cukup konsisten dalam menjalankan tugasnya sebagai capres maupun gubernur.

Kemarin sore, sejumlah wartawan menunggu Jokowi di depan pintu Balai Kota. Jokowi keluar untuk menuju mobilnya yang sudah terparkir di depan Balai Kota. Baru ditanya satu pernyataan terkait bangku besi di taman yang kerap dicuri, Jokowi menjawab sekenanya.

"Kalau itu kan sudah lama, sekarang kan.....," belum selesai Jokowi bicara, tiba-tiba dia kembali berbalik masuk ke ruang kerjanya. "Bapak mau ngapain dulu, Pak?" tanya sejumlah wartawan, tapi Jokowi tetap ngeloyor.

Sebelum berangkat ke Blok G Tanah Abang untuk meresmikan food court pun, Jokowi menunjukkan gelagat hampir serupa. Para awak media memberondongnya dengan sejumlah pertanyaan terkait Jakarta. Namun, dia hanya mendengarkan satu per satu pertanyaan tanpa menjawabnya.

Bahkan, Jokowi sempat sedikit menutupi mulutnya dengan jarinya. "Kamu apa? Kamu? Kamu?" kata dia sambil menunjuk satu per satu wartawan yang bertanya, seolah serius akan menjawab. Di antaranya, ada yang bertanya soal duplikasi anggaran Dinas Pendidikan, proyek monorel, pelaksanaan Ujian Nasional hari ini dan pencurian besi bangku taman.

Namun, Jokowi malah melangkah hendak ke mobil tanpa menjawab. Kembali diberondong pertanyaan, dia hanya mengusap wajahnya sambil tampak mengembuskan nafasnya. Dia kembali melangkah menuju mobilnya. Jokowi baru bisa ditanyai seusai meresmikan food court Blok G Tanah Abang.

ISTMAN MP | NINIS CHAIRUNNISA

Topik terhangat:
Pemilu 2014 | Jokowi | Pesawat Kepresidenan | MH370 | Prabowo

Berita terpopuler:
Siswa TK Internasional Diduga Alami Pelecehan
Jokowi dalam Soal Ujian, Pemerintah: Tak Disengaja
Konvensi Demokrat Sudah Antiklimaks


09.36 | 0 komentar | Read More

Ortu Korban Pelecehan Sekolah Internasional Belum Tuntut Sekolah

Aktivis yang peduli terhadap kekerasan terhadap perempuan dan anak melakukan aksi di Bunderan Hotel Indonesia, Jakarta, Selasa (29/1). Mereka menuntut adanya perhatian lebih dari pemerintah dan elemen masyarakat terhadap kejahatan seksual pada anak dan perempuan. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Orang tua korban pelecehan seksual di sekolah taman kanak-kanak internasional di Jakarta mengatakan, belum berpikir untuk menuntut pihak sekolah. "Saya mau fokus pada kasusnya dulu. Saya ingin semua pelakunya terungkap," kata dia kepada Tempo, Senin, 14 April 2014. (Baca: Pelaku Sodomi Murid TK Internasional Berkomplot)

Sebelumnya, pada 3 April lalu, tim Reserse dan Kriminal Khusus Kepolisian Daerah Metro Jaya telah menangkap tiga orang pelaku pelecehan, yakni Agung, 28 tahun, Awan, 27 tahun, dan Afriska, 28 tahun. Namun, polisi tidak bisa menemukan bukti kuat bahwa Afriska ikut terlibat, walaupun korban menyebutkan setiap kali dirinya disiksa, Afriska kerap memegangi tubuhnya dan memukulinya. (Baca: Modus Pelecehan Seksual Murid TK Internasional)

Agung dan Awan telah mengakui perbuatannya menyodomi M secara bergantian dalam kesempatan berbeda. Namun, kepada polisi, keduanya mengakui perbuatan bejat itu dilakukan di toilet sekolah. Setelah diperiksa di laboratorium pun, kedua pelaku diketahui terjangkit bakteri penyakit kelamin, yang identik dengan bakteri pada dubur korban. (Baca: Akhir 3 Kasus Pelecehan Seksual Di Sekolah)

Ibu korban yakin bahwa ada aktor utama atau pemimpin kelompok pedofil yang melecehkan anaknya itu. P menganggap aksi keji terhadap anaknya ini dilakukan dengan niat untuk kepuasan seksual dan memang direncanakan para pelaku. "Saya ingin semua pelakunya tertangkap dan kasus ini terungkap seluruhnya." Soal meminta pertanggungjawaban sekolah, ujarnya, baru akan ia pikirkan kalau kasus ini sudah selesai.

PRAGA UTAMA

Topik terhangat:
Pemilu 2014 | Jokowi | Pesawat Kepresidenan | MH370 | Prabowo

Berita terpopuler:
Siswa TK Internasional Diduga Alami Pelecehan
Jokowi dalam Soal Ujian, Pemerintah: Tak Disengaja
Konvensi Demokrat Sudah Antiklimaks


09.36 | 0 komentar | Read More

Pelecehan Anak TK, Sekolah Dinilai Kebobolan Terima Pegawai  

Written By Unknown on Minggu, 28 September 2014 | 09.35

Aktivis yang peduli terhadap kekerasan terhadap perempuan dan anak melakukan aksi di Bunderan Hotel Indonesia, Jakarta, Selasa (29/1). Mereka menuntut adanya perhatian lebih dari pemerintah dan elemen masyarakat terhadap kejahatan seksual pada anak dan perempuan. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak Indonesia, Arist Merdeka Sirait, menilai manajemen sekolah taman kanak-kanak internasional sudah kebobolan karena menerima pekerja yang memiliki kelainan seksual. "Seharusnya pengawasan terhadap pekerja dilakukan sangat ketat," ujar dia kepada Tempo, Senin, 14 April 2014. (Baca: Siswa TK Internasional Diduga Alami Pelecehan)

Seorang siswa di sebuah taman kanak-kanak sekolah internasional diduga menjadi korban kekerasan seksual di sekolahnya. Korban yang baru berusia 5 tahun itu saat ini menjalani perawatan karena terserang penyakit.

"Duburnya membusuk gara-gara terinfeksi bakteri dan virus herpes," ujar ibu korban saat memberi keterangan kepada wartawan di Restoran Sari Kuring, kawasan SCBD, Jakarta Selatan, kemarin. (Baca: Pelaku Sodomi Murid TK Internasional Berkomplot)

Ibu korban mengungkapkan buah hatinya itu menceritakan bahwa dia kerap disiksa di sekolah oleh orang yang dipanggilnya bapak dan mbak. Penyiksaan dilakukan pelaku di toilet sekolah. "Anak saya mengaku dipegangi seorang perempuan lalu setiap pria yang disebut 'bapak' itu memasukkan kemaluannya ke dubur anak saya," kata ibu korban. (Baca: Modus Pelecehan Seksual Murid TK Internasional)

Juru bicara Polda Metro Jaya Komisaris Rikwanto membenarkan adanya kasus kekerasan seksual ini. Penyidikan ditangani Direktorat Reserse Kriminal Polda Metro Jaya. "Ada dua orang yang sudah ditahan," katanya melalui pesan pendek. (Baca juga: Bocah Korban Pelecehan: Stop, Please Don't Do That)

SUSENO | PRAGA UTAMA

Topik terhangat:
Pemilu 2014 | Jokowi | Pesawat Kepresidenan | MH370 | Prabowo

Berita terpopuler:
Siswa TK Internasional Diduga Alami Pelecehan
Jokowi dalam Soal Ujian, Pemerintah: Tak Disengaja
Konvensi Demokrat Sudah Antiklimaks


09.35 | 0 komentar | Read More

Jokowi Harus Atur Jadwal Gubernur dan Capres  

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat politik dan kebijakan publik Andrinof Chaniago menilai Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo saat ini harus pandai-pandai mengatur jadwalnya. Alasannya, Jokowi sekarang punya dua tugas, yaitu tugas sebagai gubernur dan calon presiden yang harus rutin melakukan kunjungan politik.

"Jokowi sekarang kan terikat juga dengan tugas politik selain tugas sebagai gubernur. Dia harus bisa mengatur jadwal agar keduanya bisa berjalan seimbang," ujar Andrinof, Selasa, 15 April 2014.

Andrinof menyarankan Jokowi agar membagi waktu kerjanya menjadi dua bagian. Pagi hingga sore, kata Andrinof, difokuskan untuk tugasnya sebagai gubernur, sedangkan malam hari untuk tugasnya sebagai capres.

Menurut Andrinof, sejauh ini Jokowi sudah mengatur jadwalnya dengan cukup baik. Pertemuan dengan Dubes Malaysia Mahatir Mohamad kemarin, misalnya, kata Andrinof, sudah tepat karena berlangsung pada sore menjelang malam.

"Asal jadwal diatur dengan baik, saya rasa tidak akan ada masalah. Jokowi tak bisa fokus pada satu hal saja. Dia harus bisa mengangani kedua tugasnya itu,"ujar Andrinof.

Hal senada diungkapkan oleh pengamat politik Ari Dwipayanan. Ia berkata bahwa Jokowi harus bisa mengatur waktu karena baik tugas sebagai capres maupun sebagai gubernur sama pentingnya

"Dua-duanya harus jalan. Kalau bisa, yang tugas politik, kerjakan malam hari atau akhir pekan. Kalau mendesak, ya ambil cuti," ujarnya. Menurut Ari sendiri, Jokowi sudah cukup konsisten dalam menjalankan tugasnya sebagai capres maupun gubernur.

Kemarin sore, sejumlah wartawan menunggu Jokowi di depan pintu Balai Kota. Jokowi keluar untuk menuju mobilnya yang sudah terparkir di depan Balai Kota. Baru ditanya satu pernyataan terkait bangku besi di taman yang kerap dicuri, Jokowi menjawab sekenanya.

"Kalau itu kan sudah lama, sekarang kan.....," belum selesai Jokowi bicara, tiba-tiba dia kembali berbalik masuk ke ruang kerjanya. "Bapak mau ngapain dulu, Pak?" tanya sejumlah wartawan, tapi Jokowi tetap ngeloyor.

Sebelum berangkat ke Blok G Tanah Abang untuk meresmikan food court pun, Jokowi menunjukkan gelagat hampir serupa. Para awak media memberondongnya dengan sejumlah pertanyaan terkait Jakarta. Namun, dia hanya mendengarkan satu per satu pertanyaan tanpa menjawabnya.

Bahkan, Jokowi sempat sedikit menutupi mulutnya dengan jarinya. "Kamu apa? Kamu? Kamu?" kata dia sambil menunjuk satu per satu wartawan yang bertanya, seolah serius akan menjawab. Di antaranya, ada yang bertanya soal duplikasi anggaran Dinas Pendidikan, proyek monorel, pelaksanaan Ujian Nasional hari ini dan pencurian besi bangku taman.

Namun, Jokowi malah melangkah hendak ke mobil tanpa menjawab. Kembali diberondong pertanyaan, dia hanya mengusap wajahnya sambil tampak mengembuskan nafasnya. Dia kembali melangkah menuju mobilnya. Jokowi baru bisa ditanyai seusai meresmikan food court Blok G Tanah Abang.

ISTMAN MP | NINIS CHAIRUNNISA

Topik terhangat:
Pemilu 2014 | Jokowi | Pesawat Kepresidenan | MH370 | Prabowo

Berita terpopuler:
Siswa TK Internasional Diduga Alami Pelecehan
Jokowi dalam Soal Ujian, Pemerintah: Tak Disengaja
Konvensi Demokrat Sudah Antiklimaks


09.35 | 0 komentar | Read More

Ortu Korban Pelecehan Sekolah Internasional Belum Tuntut Sekolah

Aktivis yang peduli terhadap kekerasan terhadap perempuan dan anak melakukan aksi di Bunderan Hotel Indonesia, Jakarta, Selasa (29/1). Mereka menuntut adanya perhatian lebih dari pemerintah dan elemen masyarakat terhadap kejahatan seksual pada anak dan perempuan. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Orang tua korban pelecehan seksual di sekolah taman kanak-kanak internasional di Jakarta mengatakan, belum berpikir untuk menuntut pihak sekolah. "Saya mau fokus pada kasusnya dulu. Saya ingin semua pelakunya terungkap," kata dia kepada Tempo, Senin, 14 April 2014. (Baca: Pelaku Sodomi Murid TK Internasional Berkomplot)

Sebelumnya, pada 3 April lalu, tim Reserse dan Kriminal Khusus Kepolisian Daerah Metro Jaya telah menangkap tiga orang pelaku pelecehan, yakni Agung, 28 tahun, Awan, 27 tahun, dan Afriska, 28 tahun. Namun, polisi tidak bisa menemukan bukti kuat bahwa Afriska ikut terlibat, walaupun korban menyebutkan setiap kali dirinya disiksa, Afriska kerap memegangi tubuhnya dan memukulinya. (Baca: Modus Pelecehan Seksual Murid TK Internasional)

Agung dan Awan telah mengakui perbuatannya menyodomi M secara bergantian dalam kesempatan berbeda. Namun, kepada polisi, keduanya mengakui perbuatan bejat itu dilakukan di toilet sekolah. Setelah diperiksa di laboratorium pun, kedua pelaku diketahui terjangkit bakteri penyakit kelamin, yang identik dengan bakteri pada dubur korban. (Baca: Akhir 3 Kasus Pelecehan Seksual Di Sekolah)

Ibu korban yakin bahwa ada aktor utama atau pemimpin kelompok pedofil yang melecehkan anaknya itu. P menganggap aksi keji terhadap anaknya ini dilakukan dengan niat untuk kepuasan seksual dan memang direncanakan para pelaku. "Saya ingin semua pelakunya tertangkap dan kasus ini terungkap seluruhnya." Soal meminta pertanggungjawaban sekolah, ujarnya, baru akan ia pikirkan kalau kasus ini sudah selesai.

PRAGA UTAMA

Topik terhangat:
Pemilu 2014 | Jokowi | Pesawat Kepresidenan | MH370 | Prabowo

Berita terpopuler:
Siswa TK Internasional Diduga Alami Pelecehan
Jokowi dalam Soal Ujian, Pemerintah: Tak Disengaja
Konvensi Demokrat Sudah Antiklimaks


09.35 | 0 komentar | Read More

Pelecehan Anak TK, Sekolah Dinilai Kebobolan Terima Pegawai  

Written By Unknown on Jumat, 26 September 2014 | 09.35

Aktivis yang peduli terhadap kekerasan terhadap perempuan dan anak melakukan aksi di Bunderan Hotel Indonesia, Jakarta, Selasa (29/1). Mereka menuntut adanya perhatian lebih dari pemerintah dan elemen masyarakat terhadap kejahatan seksual pada anak dan perempuan. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak Indonesia, Arist Merdeka Sirait, menilai manajemen sekolah taman kanak-kanak internasional sudah kebobolan karena menerima pekerja yang memiliki kelainan seksual. "Seharusnya pengawasan terhadap pekerja dilakukan sangat ketat," ujar dia kepada Tempo, Senin, 14 April 2014. (Baca: Siswa TK Internasional Diduga Alami Pelecehan)

Seorang siswa di sebuah taman kanak-kanak sekolah internasional diduga menjadi korban kekerasan seksual di sekolahnya. Korban yang baru berusia 5 tahun itu saat ini menjalani perawatan karena terserang penyakit.

"Duburnya membusuk gara-gara terinfeksi bakteri dan virus herpes," ujar ibu korban saat memberi keterangan kepada wartawan di Restoran Sari Kuring, kawasan SCBD, Jakarta Selatan, kemarin. (Baca: Pelaku Sodomi Murid TK Internasional Berkomplot)

Ibu korban mengungkapkan buah hatinya itu menceritakan bahwa dia kerap disiksa di sekolah oleh orang yang dipanggilnya bapak dan mbak. Penyiksaan dilakukan pelaku di toilet sekolah. "Anak saya mengaku dipegangi seorang perempuan lalu setiap pria yang disebut 'bapak' itu memasukkan kemaluannya ke dubur anak saya," kata ibu korban. (Baca: Modus Pelecehan Seksual Murid TK Internasional)

Juru bicara Polda Metro Jaya Komisaris Rikwanto membenarkan adanya kasus kekerasan seksual ini. Penyidikan ditangani Direktorat Reserse Kriminal Polda Metro Jaya. "Ada dua orang yang sudah ditahan," katanya melalui pesan pendek. (Baca juga: Bocah Korban Pelecehan: Stop, Please Don't Do That)

SUSENO | PRAGA UTAMA

Topik terhangat:
Pemilu 2014 | Jokowi | Pesawat Kepresidenan | MH370 | Prabowo

Berita terpopuler:
Siswa TK Internasional Diduga Alami Pelecehan
Jokowi dalam Soal Ujian, Pemerintah: Tak Disengaja
Konvensi Demokrat Sudah Antiklimaks


09.35 | 0 komentar | Read More

Jokowi Harus Atur Jadwal Gubernur dan Capres  

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat politik dan kebijakan publik Andrinof Chaniago menilai Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo saat ini harus pandai-pandai mengatur jadwalnya. Alasannya, Jokowi sekarang punya dua tugas, yaitu tugas sebagai gubernur dan calon presiden yang harus rutin melakukan kunjungan politik.

"Jokowi sekarang kan terikat juga dengan tugas politik selain tugas sebagai gubernur. Dia harus bisa mengatur jadwal agar keduanya bisa berjalan seimbang," ujar Andrinof, Selasa, 15 April 2014.

Andrinof menyarankan Jokowi agar membagi waktu kerjanya menjadi dua bagian. Pagi hingga sore, kata Andrinof, difokuskan untuk tugasnya sebagai gubernur, sedangkan malam hari untuk tugasnya sebagai capres.

Menurut Andrinof, sejauh ini Jokowi sudah mengatur jadwalnya dengan cukup baik. Pertemuan dengan Dubes Malaysia Mahatir Mohamad kemarin, misalnya, kata Andrinof, sudah tepat karena berlangsung pada sore menjelang malam.

"Asal jadwal diatur dengan baik, saya rasa tidak akan ada masalah. Jokowi tak bisa fokus pada satu hal saja. Dia harus bisa mengangani kedua tugasnya itu,"ujar Andrinof.

Hal senada diungkapkan oleh pengamat politik Ari Dwipayanan. Ia berkata bahwa Jokowi harus bisa mengatur waktu karena baik tugas sebagai capres maupun sebagai gubernur sama pentingnya

"Dua-duanya harus jalan. Kalau bisa, yang tugas politik, kerjakan malam hari atau akhir pekan. Kalau mendesak, ya ambil cuti," ujarnya. Menurut Ari sendiri, Jokowi sudah cukup konsisten dalam menjalankan tugasnya sebagai capres maupun gubernur.

Kemarin sore, sejumlah wartawan menunggu Jokowi di depan pintu Balai Kota. Jokowi keluar untuk menuju mobilnya yang sudah terparkir di depan Balai Kota. Baru ditanya satu pernyataan terkait bangku besi di taman yang kerap dicuri, Jokowi menjawab sekenanya.

"Kalau itu kan sudah lama, sekarang kan.....," belum selesai Jokowi bicara, tiba-tiba dia kembali berbalik masuk ke ruang kerjanya. "Bapak mau ngapain dulu, Pak?" tanya sejumlah wartawan, tapi Jokowi tetap ngeloyor.

Sebelum berangkat ke Blok G Tanah Abang untuk meresmikan food court pun, Jokowi menunjukkan gelagat hampir serupa. Para awak media memberondongnya dengan sejumlah pertanyaan terkait Jakarta. Namun, dia hanya mendengarkan satu per satu pertanyaan tanpa menjawabnya.

Bahkan, Jokowi sempat sedikit menutupi mulutnya dengan jarinya. "Kamu apa? Kamu? Kamu?" kata dia sambil menunjuk satu per satu wartawan yang bertanya, seolah serius akan menjawab. Di antaranya, ada yang bertanya soal duplikasi anggaran Dinas Pendidikan, proyek monorel, pelaksanaan Ujian Nasional hari ini dan pencurian besi bangku taman.

Namun, Jokowi malah melangkah hendak ke mobil tanpa menjawab. Kembali diberondong pertanyaan, dia hanya mengusap wajahnya sambil tampak mengembuskan nafasnya. Dia kembali melangkah menuju mobilnya. Jokowi baru bisa ditanyai seusai meresmikan food court Blok G Tanah Abang.

ISTMAN MP | NINIS CHAIRUNNISA

Topik terhangat:
Pemilu 2014 | Jokowi | Pesawat Kepresidenan | MH370 | Prabowo

Berita terpopuler:
Siswa TK Internasional Diduga Alami Pelecehan
Jokowi dalam Soal Ujian, Pemerintah: Tak Disengaja
Konvensi Demokrat Sudah Antiklimaks


09.35 | 0 komentar | Read More

Ortu Korban Pelecehan Sekolah Internasional Belum Tuntut Sekolah

Aktivis yang peduli terhadap kekerasan terhadap perempuan dan anak melakukan aksi di Bunderan Hotel Indonesia, Jakarta, Selasa (29/1). Mereka menuntut adanya perhatian lebih dari pemerintah dan elemen masyarakat terhadap kejahatan seksual pada anak dan perempuan. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Orang tua korban pelecehan seksual di sekolah taman kanak-kanak internasional di Jakarta mengatakan, belum berpikir untuk menuntut pihak sekolah. "Saya mau fokus pada kasusnya dulu. Saya ingin semua pelakunya terungkap," kata dia kepada Tempo, Senin, 14 April 2014. (Baca: Pelaku Sodomi Murid TK Internasional Berkomplot)

Sebelumnya, pada 3 April lalu, tim Reserse dan Kriminal Khusus Kepolisian Daerah Metro Jaya telah menangkap tiga orang pelaku pelecehan, yakni Agung, 28 tahun, Awan, 27 tahun, dan Afriska, 28 tahun. Namun, polisi tidak bisa menemukan bukti kuat bahwa Afriska ikut terlibat, walaupun korban menyebutkan setiap kali dirinya disiksa, Afriska kerap memegangi tubuhnya dan memukulinya. (Baca: Modus Pelecehan Seksual Murid TK Internasional)

Agung dan Awan telah mengakui perbuatannya menyodomi M secara bergantian dalam kesempatan berbeda. Namun, kepada polisi, keduanya mengakui perbuatan bejat itu dilakukan di toilet sekolah. Setelah diperiksa di laboratorium pun, kedua pelaku diketahui terjangkit bakteri penyakit kelamin, yang identik dengan bakteri pada dubur korban. (Baca: Akhir 3 Kasus Pelecehan Seksual Di Sekolah)

Ibu korban yakin bahwa ada aktor utama atau pemimpin kelompok pedofil yang melecehkan anaknya itu. P menganggap aksi keji terhadap anaknya ini dilakukan dengan niat untuk kepuasan seksual dan memang direncanakan para pelaku. "Saya ingin semua pelakunya tertangkap dan kasus ini terungkap seluruhnya." Soal meminta pertanggungjawaban sekolah, ujarnya, baru akan ia pikirkan kalau kasus ini sudah selesai.

PRAGA UTAMA

Topik terhangat:
Pemilu 2014 | Jokowi | Pesawat Kepresidenan | MH370 | Prabowo

Berita terpopuler:
Siswa TK Internasional Diduga Alami Pelecehan
Jokowi dalam Soal Ujian, Pemerintah: Tak Disengaja
Konvensi Demokrat Sudah Antiklimaks


09.35 | 0 komentar | Read More

Jokowi Harus Atur Jadwal Gubernur dan Capres  

Written By Unknown on Kamis, 25 September 2014 | 09.35

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat politik dan kebijakan publik Andrinof Chaniago menilai Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo saat ini harus pandai-pandai mengatur jadwalnya. Alasannya, Jokowi sekarang punya dua tugas, yaitu tugas sebagai gubernur dan calon presiden yang harus rutin melakukan kunjungan politik.

"Jokowi sekarang kan terikat juga dengan tugas politik selain tugas sebagai gubernur. Dia harus bisa mengatur jadwal agar keduanya bisa berjalan seimbang," ujar Andrinof, Selasa, 15 April 2014.

Andrinof menyarankan Jokowi agar membagi waktu kerjanya menjadi dua bagian. Pagi hingga sore, kata Andrinof, difokuskan untuk tugasnya sebagai gubernur, sedangkan malam hari untuk tugasnya sebagai capres.

Menurut Andrinof, sejauh ini Jokowi sudah mengatur jadwalnya dengan cukup baik. Pertemuan dengan Dubes Malaysia Mahatir Mohamad kemarin, misalnya, kata Andrinof, sudah tepat karena berlangsung pada sore menjelang malam.

"Asal jadwal diatur dengan baik, saya rasa tidak akan ada masalah. Jokowi tak bisa fokus pada satu hal saja. Dia harus bisa mengangani kedua tugasnya itu,"ujar Andrinof.

Hal senada diungkapkan oleh pengamat politik Ari Dwipayanan. Ia berkata bahwa Jokowi harus bisa mengatur waktu karena baik tugas sebagai capres maupun sebagai gubernur sama pentingnya

"Dua-duanya harus jalan. Kalau bisa, yang tugas politik, kerjakan malam hari atau akhir pekan. Kalau mendesak, ya ambil cuti," ujarnya. Menurut Ari sendiri, Jokowi sudah cukup konsisten dalam menjalankan tugasnya sebagai capres maupun gubernur.

Kemarin sore, sejumlah wartawan menunggu Jokowi di depan pintu Balai Kota. Jokowi keluar untuk menuju mobilnya yang sudah terparkir di depan Balai Kota. Baru ditanya satu pernyataan terkait bangku besi di taman yang kerap dicuri, Jokowi menjawab sekenanya.

"Kalau itu kan sudah lama, sekarang kan.....," belum selesai Jokowi bicara, tiba-tiba dia kembali berbalik masuk ke ruang kerjanya. "Bapak mau ngapain dulu, Pak?" tanya sejumlah wartawan, tapi Jokowi tetap ngeloyor.

Sebelum berangkat ke Blok G Tanah Abang untuk meresmikan food court pun, Jokowi menunjukkan gelagat hampir serupa. Para awak media memberondongnya dengan sejumlah pertanyaan terkait Jakarta. Namun, dia hanya mendengarkan satu per satu pertanyaan tanpa menjawabnya.

Bahkan, Jokowi sempat sedikit menutupi mulutnya dengan jarinya. "Kamu apa? Kamu? Kamu?" kata dia sambil menunjuk satu per satu wartawan yang bertanya, seolah serius akan menjawab. Di antaranya, ada yang bertanya soal duplikasi anggaran Dinas Pendidikan, proyek monorel, pelaksanaan Ujian Nasional hari ini dan pencurian besi bangku taman.

Namun, Jokowi malah melangkah hendak ke mobil tanpa menjawab. Kembali diberondong pertanyaan, dia hanya mengusap wajahnya sambil tampak mengembuskan nafasnya. Dia kembali melangkah menuju mobilnya. Jokowi baru bisa ditanyai seusai meresmikan food court Blok G Tanah Abang.

ISTMAN MP | NINIS CHAIRUNNISA

Topik terhangat:
Pemilu 2014 | Jokowi | Pesawat Kepresidenan | MH370 | Prabowo

Berita terpopuler:
Siswa TK Internasional Diduga Alami Pelecehan
Jokowi dalam Soal Ujian, Pemerintah: Tak Disengaja
Konvensi Demokrat Sudah Antiklimaks


09.35 | 0 komentar | Read More

Pelecehan Anak TK, Sekolah Dinilai Kebobolan Terima Pegawai  

Aktivis yang peduli terhadap kekerasan terhadap perempuan dan anak melakukan aksi di Bunderan Hotel Indonesia, Jakarta, Selasa (29/1). Mereka menuntut adanya perhatian lebih dari pemerintah dan elemen masyarakat terhadap kejahatan seksual pada anak dan perempuan. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak Indonesia, Arist Merdeka Sirait, menilai manajemen sekolah taman kanak-kanak internasional sudah kebobolan karena menerima pekerja yang memiliki kelainan seksual. "Seharusnya pengawasan terhadap pekerja dilakukan sangat ketat," ujar dia kepada Tempo, Senin, 14 April 2014. (Baca: Siswa TK Internasional Diduga Alami Pelecehan)

Seorang siswa di sebuah taman kanak-kanak sekolah internasional diduga menjadi korban kekerasan seksual di sekolahnya. Korban yang baru berusia 5 tahun itu saat ini menjalani perawatan karena terserang penyakit.

"Duburnya membusuk gara-gara terinfeksi bakteri dan virus herpes," ujar ibu korban saat memberi keterangan kepada wartawan di Restoran Sari Kuring, kawasan SCBD, Jakarta Selatan, kemarin. (Baca: Pelaku Sodomi Murid TK Internasional Berkomplot)

Ibu korban mengungkapkan buah hatinya itu menceritakan bahwa dia kerap disiksa di sekolah oleh orang yang dipanggilnya bapak dan mbak. Penyiksaan dilakukan pelaku di toilet sekolah. "Anak saya mengaku dipegangi seorang perempuan lalu setiap pria yang disebut 'bapak' itu memasukkan kemaluannya ke dubur anak saya," kata ibu korban. (Baca: Modus Pelecehan Seksual Murid TK Internasional)

Juru bicara Polda Metro Jaya Komisaris Rikwanto membenarkan adanya kasus kekerasan seksual ini. Penyidikan ditangani Direktorat Reserse Kriminal Polda Metro Jaya. "Ada dua orang yang sudah ditahan," katanya melalui pesan pendek. (Baca juga: Bocah Korban Pelecehan: Stop, Please Don't Do That)

SUSENO | PRAGA UTAMA

Topik terhangat:
Pemilu 2014 | Jokowi | Pesawat Kepresidenan | MH370 | Prabowo

Berita terpopuler:
Siswa TK Internasional Diduga Alami Pelecehan
Jokowi dalam Soal Ujian, Pemerintah: Tak Disengaja
Konvensi Demokrat Sudah Antiklimaks


09.35 | 0 komentar | Read More

Ortu Korban Pelecehan Sekolah Internasional Belum Tuntut Sekolah

Aktivis yang peduli terhadap kekerasan terhadap perempuan dan anak melakukan aksi di Bunderan Hotel Indonesia, Jakarta, Selasa (29/1). Mereka menuntut adanya perhatian lebih dari pemerintah dan elemen masyarakat terhadap kejahatan seksual pada anak dan perempuan. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Orang tua korban pelecehan seksual di sekolah taman kanak-kanak internasional di Jakarta mengatakan, belum berpikir untuk menuntut pihak sekolah. "Saya mau fokus pada kasusnya dulu. Saya ingin semua pelakunya terungkap," kata dia kepada Tempo, Senin, 14 April 2014. (Baca: Pelaku Sodomi Murid TK Internasional Berkomplot)

Sebelumnya, pada 3 April lalu, tim Reserse dan Kriminal Khusus Kepolisian Daerah Metro Jaya telah menangkap tiga orang pelaku pelecehan, yakni Agung, 28 tahun, Awan, 27 tahun, dan Afriska, 28 tahun. Namun, polisi tidak bisa menemukan bukti kuat bahwa Afriska ikut terlibat, walaupun korban menyebutkan setiap kali dirinya disiksa, Afriska kerap memegangi tubuhnya dan memukulinya. (Baca: Modus Pelecehan Seksual Murid TK Internasional)

Agung dan Awan telah mengakui perbuatannya menyodomi M secara bergantian dalam kesempatan berbeda. Namun, kepada polisi, keduanya mengakui perbuatan bejat itu dilakukan di toilet sekolah. Setelah diperiksa di laboratorium pun, kedua pelaku diketahui terjangkit bakteri penyakit kelamin, yang identik dengan bakteri pada dubur korban. (Baca: Akhir 3 Kasus Pelecehan Seksual Di Sekolah)

Ibu korban yakin bahwa ada aktor utama atau pemimpin kelompok pedofil yang melecehkan anaknya itu. P menganggap aksi keji terhadap anaknya ini dilakukan dengan niat untuk kepuasan seksual dan memang direncanakan para pelaku. "Saya ingin semua pelakunya tertangkap dan kasus ini terungkap seluruhnya." Soal meminta pertanggungjawaban sekolah, ujarnya, baru akan ia pikirkan kalau kasus ini sudah selesai.

PRAGA UTAMA

Topik terhangat:
Pemilu 2014 | Jokowi | Pesawat Kepresidenan | MH370 | Prabowo

Berita terpopuler:
Siswa TK Internasional Diduga Alami Pelecehan
Jokowi dalam Soal Ujian, Pemerintah: Tak Disengaja
Konvensi Demokrat Sudah Antiklimaks


09.35 | 0 komentar | Read More

Pelecehan Anak TK, Sekolah Dinilai Kebobolan Terima Pegawai  

Written By Unknown on Rabu, 24 September 2014 | 09.35

Aktivis yang peduli terhadap kekerasan terhadap perempuan dan anak melakukan aksi di Bunderan Hotel Indonesia, Jakarta, Selasa (29/1). Mereka menuntut adanya perhatian lebih dari pemerintah dan elemen masyarakat terhadap kejahatan seksual pada anak dan perempuan. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak Indonesia, Arist Merdeka Sirait, menilai manajemen sekolah taman kanak-kanak internasional sudah kebobolan karena menerima pekerja yang memiliki kelainan seksual. "Seharusnya pengawasan terhadap pekerja dilakukan sangat ketat," ujar dia kepada Tempo, Senin, 14 April 2014. (Baca: Siswa TK Internasional Diduga Alami Pelecehan)

Seorang siswa di sebuah taman kanak-kanak sekolah internasional diduga menjadi korban kekerasan seksual di sekolahnya. Korban yang baru berusia 5 tahun itu saat ini menjalani perawatan karena terserang penyakit.

"Duburnya membusuk gara-gara terinfeksi bakteri dan virus herpes," ujar ibu korban saat memberi keterangan kepada wartawan di Restoran Sari Kuring, kawasan SCBD, Jakarta Selatan, kemarin. (Baca: Pelaku Sodomi Murid TK Internasional Berkomplot)

Ibu korban mengungkapkan buah hatinya itu menceritakan bahwa dia kerap disiksa di sekolah oleh orang yang dipanggilnya bapak dan mbak. Penyiksaan dilakukan pelaku di toilet sekolah. "Anak saya mengaku dipegangi seorang perempuan lalu setiap pria yang disebut 'bapak' itu memasukkan kemaluannya ke dubur anak saya," kata ibu korban. (Baca: Modus Pelecehan Seksual Murid TK Internasional)

Juru bicara Polda Metro Jaya Komisaris Rikwanto membenarkan adanya kasus kekerasan seksual ini. Penyidikan ditangani Direktorat Reserse Kriminal Polda Metro Jaya. "Ada dua orang yang sudah ditahan," katanya melalui pesan pendek. (Baca juga: Bocah Korban Pelecehan: Stop, Please Don't Do That)

SUSENO | PRAGA UTAMA

Topik terhangat:
Pemilu 2014 | Jokowi | Pesawat Kepresidenan | MH370 | Prabowo

Berita terpopuler:
Siswa TK Internasional Diduga Alami Pelecehan
Jokowi dalam Soal Ujian, Pemerintah: Tak Disengaja
Konvensi Demokrat Sudah Antiklimaks


09.35 | 0 komentar | Read More

Jokowi Harus Atur Jadwal Gubernur dan Capres  

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat politik dan kebijakan publik Andrinof Chaniago menilai Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo saat ini harus pandai-pandai mengatur jadwalnya. Alasannya, Jokowi sekarang punya dua tugas, yaitu tugas sebagai gubernur dan calon presiden yang harus rutin melakukan kunjungan politik.

"Jokowi sekarang kan terikat juga dengan tugas politik selain tugas sebagai gubernur. Dia harus bisa mengatur jadwal agar keduanya bisa berjalan seimbang," ujar Andrinof, Selasa, 15 April 2014.

Andrinof menyarankan Jokowi agar membagi waktu kerjanya menjadi dua bagian. Pagi hingga sore, kata Andrinof, difokuskan untuk tugasnya sebagai gubernur, sedangkan malam hari untuk tugasnya sebagai capres.

Menurut Andrinof, sejauh ini Jokowi sudah mengatur jadwalnya dengan cukup baik. Pertemuan dengan Dubes Malaysia Mahatir Mohamad kemarin, misalnya, kata Andrinof, sudah tepat karena berlangsung pada sore menjelang malam.

"Asal jadwal diatur dengan baik, saya rasa tidak akan ada masalah. Jokowi tak bisa fokus pada satu hal saja. Dia harus bisa mengangani kedua tugasnya itu,"ujar Andrinof.

Hal senada diungkapkan oleh pengamat politik Ari Dwipayanan. Ia berkata bahwa Jokowi harus bisa mengatur waktu karena baik tugas sebagai capres maupun sebagai gubernur sama pentingnya

"Dua-duanya harus jalan. Kalau bisa, yang tugas politik, kerjakan malam hari atau akhir pekan. Kalau mendesak, ya ambil cuti," ujarnya. Menurut Ari sendiri, Jokowi sudah cukup konsisten dalam menjalankan tugasnya sebagai capres maupun gubernur.

Kemarin sore, sejumlah wartawan menunggu Jokowi di depan pintu Balai Kota. Jokowi keluar untuk menuju mobilnya yang sudah terparkir di depan Balai Kota. Baru ditanya satu pernyataan terkait bangku besi di taman yang kerap dicuri, Jokowi menjawab sekenanya.

"Kalau itu kan sudah lama, sekarang kan.....," belum selesai Jokowi bicara, tiba-tiba dia kembali berbalik masuk ke ruang kerjanya. "Bapak mau ngapain dulu, Pak?" tanya sejumlah wartawan, tapi Jokowi tetap ngeloyor.

Sebelum berangkat ke Blok G Tanah Abang untuk meresmikan food court pun, Jokowi menunjukkan gelagat hampir serupa. Para awak media memberondongnya dengan sejumlah pertanyaan terkait Jakarta. Namun, dia hanya mendengarkan satu per satu pertanyaan tanpa menjawabnya.

Bahkan, Jokowi sempat sedikit menutupi mulutnya dengan jarinya. "Kamu apa? Kamu? Kamu?" kata dia sambil menunjuk satu per satu wartawan yang bertanya, seolah serius akan menjawab. Di antaranya, ada yang bertanya soal duplikasi anggaran Dinas Pendidikan, proyek monorel, pelaksanaan Ujian Nasional hari ini dan pencurian besi bangku taman.

Namun, Jokowi malah melangkah hendak ke mobil tanpa menjawab. Kembali diberondong pertanyaan, dia hanya mengusap wajahnya sambil tampak mengembuskan nafasnya. Dia kembali melangkah menuju mobilnya. Jokowi baru bisa ditanyai seusai meresmikan food court Blok G Tanah Abang.

ISTMAN MP | NINIS CHAIRUNNISA

Topik terhangat:
Pemilu 2014 | Jokowi | Pesawat Kepresidenan | MH370 | Prabowo

Berita terpopuler:
Siswa TK Internasional Diduga Alami Pelecehan
Jokowi dalam Soal Ujian, Pemerintah: Tak Disengaja
Konvensi Demokrat Sudah Antiklimaks


09.35 | 0 komentar | Read More

Ortu Korban Pelecehan Sekolah Internasional Belum Tuntut Sekolah

Aktivis yang peduli terhadap kekerasan terhadap perempuan dan anak melakukan aksi di Bunderan Hotel Indonesia, Jakarta, Selasa (29/1). Mereka menuntut adanya perhatian lebih dari pemerintah dan elemen masyarakat terhadap kejahatan seksual pada anak dan perempuan. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Orang tua korban pelecehan seksual di sekolah taman kanak-kanak internasional di Jakarta mengatakan, belum berpikir untuk menuntut pihak sekolah. "Saya mau fokus pada kasusnya dulu. Saya ingin semua pelakunya terungkap," kata dia kepada Tempo, Senin, 14 April 2014. (Baca: Pelaku Sodomi Murid TK Internasional Berkomplot)

Sebelumnya, pada 3 April lalu, tim Reserse dan Kriminal Khusus Kepolisian Daerah Metro Jaya telah menangkap tiga orang pelaku pelecehan, yakni Agung, 28 tahun, Awan, 27 tahun, dan Afriska, 28 tahun. Namun, polisi tidak bisa menemukan bukti kuat bahwa Afriska ikut terlibat, walaupun korban menyebutkan setiap kali dirinya disiksa, Afriska kerap memegangi tubuhnya dan memukulinya. (Baca: Modus Pelecehan Seksual Murid TK Internasional)

Agung dan Awan telah mengakui perbuatannya menyodomi M secara bergantian dalam kesempatan berbeda. Namun, kepada polisi, keduanya mengakui perbuatan bejat itu dilakukan di toilet sekolah. Setelah diperiksa di laboratorium pun, kedua pelaku diketahui terjangkit bakteri penyakit kelamin, yang identik dengan bakteri pada dubur korban. (Baca: Akhir 3 Kasus Pelecehan Seksual Di Sekolah)

Ibu korban yakin bahwa ada aktor utama atau pemimpin kelompok pedofil yang melecehkan anaknya itu. P menganggap aksi keji terhadap anaknya ini dilakukan dengan niat untuk kepuasan seksual dan memang direncanakan para pelaku. "Saya ingin semua pelakunya tertangkap dan kasus ini terungkap seluruhnya." Soal meminta pertanggungjawaban sekolah, ujarnya, baru akan ia pikirkan kalau kasus ini sudah selesai.

PRAGA UTAMA

Topik terhangat:
Pemilu 2014 | Jokowi | Pesawat Kepresidenan | MH370 | Prabowo

Berita terpopuler:
Siswa TK Internasional Diduga Alami Pelecehan
Jokowi dalam Soal Ujian, Pemerintah: Tak Disengaja
Konvensi Demokrat Sudah Antiklimaks


09.35 | 0 komentar | Read More

Jokowi Harus Atur Jadwal Gubernur dan Capres  

Written By Unknown on Selasa, 23 September 2014 | 09.35

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat politik dan kebijakan publik Andrinof Chaniago menilai Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo saat ini harus pandai-pandai mengatur jadwalnya. Alasannya, Jokowi sekarang punya dua tugas, yaitu tugas sebagai gubernur dan calon presiden yang harus rutin melakukan kunjungan politik.

"Jokowi sekarang kan terikat juga dengan tugas politik selain tugas sebagai gubernur. Dia harus bisa mengatur jadwal agar keduanya bisa berjalan seimbang," ujar Andrinof, Selasa, 15 April 2014.

Andrinof menyarankan Jokowi agar membagi waktu kerjanya menjadi dua bagian. Pagi hingga sore, kata Andrinof, difokuskan untuk tugasnya sebagai gubernur, sedangkan malam hari untuk tugasnya sebagai capres.

Menurut Andrinof, sejauh ini Jokowi sudah mengatur jadwalnya dengan cukup baik. Pertemuan dengan Dubes Malaysia Mahatir Mohamad kemarin, misalnya, kata Andrinof, sudah tepat karena berlangsung pada sore menjelang malam.

"Asal jadwal diatur dengan baik, saya rasa tidak akan ada masalah. Jokowi tak bisa fokus pada satu hal saja. Dia harus bisa mengangani kedua tugasnya itu,"ujar Andrinof.

Hal senada diungkapkan oleh pengamat politik Ari Dwipayanan. Ia berkata bahwa Jokowi harus bisa mengatur waktu karena baik tugas sebagai capres maupun sebagai gubernur sama pentingnya

"Dua-duanya harus jalan. Kalau bisa, yang tugas politik, kerjakan malam hari atau akhir pekan. Kalau mendesak, ya ambil cuti," ujarnya. Menurut Ari sendiri, Jokowi sudah cukup konsisten dalam menjalankan tugasnya sebagai capres maupun gubernur.

Kemarin sore, sejumlah wartawan menunggu Jokowi di depan pintu Balai Kota. Jokowi keluar untuk menuju mobilnya yang sudah terparkir di depan Balai Kota. Baru ditanya satu pernyataan terkait bangku besi di taman yang kerap dicuri, Jokowi menjawab sekenanya.

"Kalau itu kan sudah lama, sekarang kan.....," belum selesai Jokowi bicara, tiba-tiba dia kembali berbalik masuk ke ruang kerjanya. "Bapak mau ngapain dulu, Pak?" tanya sejumlah wartawan, tapi Jokowi tetap ngeloyor.

Sebelum berangkat ke Blok G Tanah Abang untuk meresmikan food court pun, Jokowi menunjukkan gelagat hampir serupa. Para awak media memberondongnya dengan sejumlah pertanyaan terkait Jakarta. Namun, dia hanya mendengarkan satu per satu pertanyaan tanpa menjawabnya.

Bahkan, Jokowi sempat sedikit menutupi mulutnya dengan jarinya. "Kamu apa? Kamu? Kamu?" kata dia sambil menunjuk satu per satu wartawan yang bertanya, seolah serius akan menjawab. Di antaranya, ada yang bertanya soal duplikasi anggaran Dinas Pendidikan, proyek monorel, pelaksanaan Ujian Nasional hari ini dan pencurian besi bangku taman.

Namun, Jokowi malah melangkah hendak ke mobil tanpa menjawab. Kembali diberondong pertanyaan, dia hanya mengusap wajahnya sambil tampak mengembuskan nafasnya. Dia kembali melangkah menuju mobilnya. Jokowi baru bisa ditanyai seusai meresmikan food court Blok G Tanah Abang.

ISTMAN MP | NINIS CHAIRUNNISA

Topik terhangat:
Pemilu 2014 | Jokowi | Pesawat Kepresidenan | MH370 | Prabowo

Berita terpopuler:
Siswa TK Internasional Diduga Alami Pelecehan
Jokowi dalam Soal Ujian, Pemerintah: Tak Disengaja
Konvensi Demokrat Sudah Antiklimaks


09.35 | 0 komentar | Read More

Pelecehan Anak TK, Sekolah Dinilai Kebobolan Terima Pegawai  

Aktivis yang peduli terhadap kekerasan terhadap perempuan dan anak melakukan aksi di Bunderan Hotel Indonesia, Jakarta, Selasa (29/1). Mereka menuntut adanya perhatian lebih dari pemerintah dan elemen masyarakat terhadap kejahatan seksual pada anak dan perempuan. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak Indonesia, Arist Merdeka Sirait, menilai manajemen sekolah taman kanak-kanak internasional sudah kebobolan karena menerima pekerja yang memiliki kelainan seksual. "Seharusnya pengawasan terhadap pekerja dilakukan sangat ketat," ujar dia kepada Tempo, Senin, 14 April 2014. (Baca: Siswa TK Internasional Diduga Alami Pelecehan)

Seorang siswa di sebuah taman kanak-kanak sekolah internasional diduga menjadi korban kekerasan seksual di sekolahnya. Korban yang baru berusia 5 tahun itu saat ini menjalani perawatan karena terserang penyakit.

"Duburnya membusuk gara-gara terinfeksi bakteri dan virus herpes," ujar ibu korban saat memberi keterangan kepada wartawan di Restoran Sari Kuring, kawasan SCBD, Jakarta Selatan, kemarin. (Baca: Pelaku Sodomi Murid TK Internasional Berkomplot)

Ibu korban mengungkapkan buah hatinya itu menceritakan bahwa dia kerap disiksa di sekolah oleh orang yang dipanggilnya bapak dan mbak. Penyiksaan dilakukan pelaku di toilet sekolah. "Anak saya mengaku dipegangi seorang perempuan lalu setiap pria yang disebut 'bapak' itu memasukkan kemaluannya ke dubur anak saya," kata ibu korban. (Baca: Modus Pelecehan Seksual Murid TK Internasional)

Juru bicara Polda Metro Jaya Komisaris Rikwanto membenarkan adanya kasus kekerasan seksual ini. Penyidikan ditangani Direktorat Reserse Kriminal Polda Metro Jaya. "Ada dua orang yang sudah ditahan," katanya melalui pesan pendek. (Baca juga: Bocah Korban Pelecehan: Stop, Please Don't Do That)

SUSENO | PRAGA UTAMA

Topik terhangat:
Pemilu 2014 | Jokowi | Pesawat Kepresidenan | MH370 | Prabowo

Berita terpopuler:
Siswa TK Internasional Diduga Alami Pelecehan
Jokowi dalam Soal Ujian, Pemerintah: Tak Disengaja
Konvensi Demokrat Sudah Antiklimaks


09.35 | 0 komentar | Read More

Ortu Korban Pelecehan Sekolah Internasional Belum Tuntut Sekolah

Aktivis yang peduli terhadap kekerasan terhadap perempuan dan anak melakukan aksi di Bunderan Hotel Indonesia, Jakarta, Selasa (29/1). Mereka menuntut adanya perhatian lebih dari pemerintah dan elemen masyarakat terhadap kejahatan seksual pada anak dan perempuan. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Orang tua korban pelecehan seksual di sekolah taman kanak-kanak internasional di Jakarta mengatakan, belum berpikir untuk menuntut pihak sekolah. "Saya mau fokus pada kasusnya dulu. Saya ingin semua pelakunya terungkap," kata dia kepada Tempo, Senin, 14 April 2014. (Baca: Pelaku Sodomi Murid TK Internasional Berkomplot)

Sebelumnya, pada 3 April lalu, tim Reserse dan Kriminal Khusus Kepolisian Daerah Metro Jaya telah menangkap tiga orang pelaku pelecehan, yakni Agung, 28 tahun, Awan, 27 tahun, dan Afriska, 28 tahun. Namun, polisi tidak bisa menemukan bukti kuat bahwa Afriska ikut terlibat, walaupun korban menyebutkan setiap kali dirinya disiksa, Afriska kerap memegangi tubuhnya dan memukulinya. (Baca: Modus Pelecehan Seksual Murid TK Internasional)

Agung dan Awan telah mengakui perbuatannya menyodomi M secara bergantian dalam kesempatan berbeda. Namun, kepada polisi, keduanya mengakui perbuatan bejat itu dilakukan di toilet sekolah. Setelah diperiksa di laboratorium pun, kedua pelaku diketahui terjangkit bakteri penyakit kelamin, yang identik dengan bakteri pada dubur korban. (Baca: Akhir 3 Kasus Pelecehan Seksual Di Sekolah)

Ibu korban yakin bahwa ada aktor utama atau pemimpin kelompok pedofil yang melecehkan anaknya itu. P menganggap aksi keji terhadap anaknya ini dilakukan dengan niat untuk kepuasan seksual dan memang direncanakan para pelaku. "Saya ingin semua pelakunya tertangkap dan kasus ini terungkap seluruhnya." Soal meminta pertanggungjawaban sekolah, ujarnya, baru akan ia pikirkan kalau kasus ini sudah selesai.

PRAGA UTAMA

Topik terhangat:
Pemilu 2014 | Jokowi | Pesawat Kepresidenan | MH370 | Prabowo

Berita terpopuler:
Siswa TK Internasional Diduga Alami Pelecehan
Jokowi dalam Soal Ujian, Pemerintah: Tak Disengaja
Konvensi Demokrat Sudah Antiklimaks


09.35 | 0 komentar | Read More

Pelecehan Anak TK, Sekolah Dinilai Kebobolan Terima Pegawai  

Written By Unknown on Senin, 22 September 2014 | 09.35

Aktivis yang peduli terhadap kekerasan terhadap perempuan dan anak melakukan aksi di Bunderan Hotel Indonesia, Jakarta, Selasa (29/1). Mereka menuntut adanya perhatian lebih dari pemerintah dan elemen masyarakat terhadap kejahatan seksual pada anak dan perempuan. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak Indonesia, Arist Merdeka Sirait, menilai manajemen sekolah taman kanak-kanak internasional sudah kebobolan karena menerima pekerja yang memiliki kelainan seksual. "Seharusnya pengawasan terhadap pekerja dilakukan sangat ketat," ujar dia kepada Tempo, Senin, 14 April 2014. (Baca: Siswa TK Internasional Diduga Alami Pelecehan)

Seorang siswa di sebuah taman kanak-kanak sekolah internasional diduga menjadi korban kekerasan seksual di sekolahnya. Korban yang baru berusia 5 tahun itu saat ini menjalani perawatan karena terserang penyakit.

"Duburnya membusuk gara-gara terinfeksi bakteri dan virus herpes," ujar ibu korban saat memberi keterangan kepada wartawan di Restoran Sari Kuring, kawasan SCBD, Jakarta Selatan, kemarin. (Baca: Pelaku Sodomi Murid TK Internasional Berkomplot)

Ibu korban mengungkapkan buah hatinya itu menceritakan bahwa dia kerap disiksa di sekolah oleh orang yang dipanggilnya bapak dan mbak. Penyiksaan dilakukan pelaku di toilet sekolah. "Anak saya mengaku dipegangi seorang perempuan lalu setiap pria yang disebut 'bapak' itu memasukkan kemaluannya ke dubur anak saya," kata ibu korban. (Baca: Modus Pelecehan Seksual Murid TK Internasional)

Juru bicara Polda Metro Jaya Komisaris Rikwanto membenarkan adanya kasus kekerasan seksual ini. Penyidikan ditangani Direktorat Reserse Kriminal Polda Metro Jaya. "Ada dua orang yang sudah ditahan," katanya melalui pesan pendek. (Baca juga: Bocah Korban Pelecehan: Stop, Please Don't Do That)

SUSENO | PRAGA UTAMA

Topik terhangat:
Pemilu 2014 | Jokowi | Pesawat Kepresidenan | MH370 | Prabowo

Berita terpopuler:
Siswa TK Internasional Diduga Alami Pelecehan
Jokowi dalam Soal Ujian, Pemerintah: Tak Disengaja
Konvensi Demokrat Sudah Antiklimaks


09.35 | 0 komentar | Read More

Jokowi Harus Atur Jadwal Gubernur dan Capres  

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat politik dan kebijakan publik Andrinof Chaniago menilai Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo saat ini harus pandai-pandai mengatur jadwalnya. Alasannya, Jokowi sekarang punya dua tugas, yaitu tugas sebagai gubernur dan calon presiden yang harus rutin melakukan kunjungan politik.

"Jokowi sekarang kan terikat juga dengan tugas politik selain tugas sebagai gubernur. Dia harus bisa mengatur jadwal agar keduanya bisa berjalan seimbang," ujar Andrinof, Selasa, 15 April 2014.

Andrinof menyarankan Jokowi agar membagi waktu kerjanya menjadi dua bagian. Pagi hingga sore, kata Andrinof, difokuskan untuk tugasnya sebagai gubernur, sedangkan malam hari untuk tugasnya sebagai capres.

Menurut Andrinof, sejauh ini Jokowi sudah mengatur jadwalnya dengan cukup baik. Pertemuan dengan Dubes Malaysia Mahatir Mohamad kemarin, misalnya, kata Andrinof, sudah tepat karena berlangsung pada sore menjelang malam.

"Asal jadwal diatur dengan baik, saya rasa tidak akan ada masalah. Jokowi tak bisa fokus pada satu hal saja. Dia harus bisa mengangani kedua tugasnya itu,"ujar Andrinof.

Hal senada diungkapkan oleh pengamat politik Ari Dwipayanan. Ia berkata bahwa Jokowi harus bisa mengatur waktu karena baik tugas sebagai capres maupun sebagai gubernur sama pentingnya

"Dua-duanya harus jalan. Kalau bisa, yang tugas politik, kerjakan malam hari atau akhir pekan. Kalau mendesak, ya ambil cuti," ujarnya. Menurut Ari sendiri, Jokowi sudah cukup konsisten dalam menjalankan tugasnya sebagai capres maupun gubernur.

Kemarin sore, sejumlah wartawan menunggu Jokowi di depan pintu Balai Kota. Jokowi keluar untuk menuju mobilnya yang sudah terparkir di depan Balai Kota. Baru ditanya satu pernyataan terkait bangku besi di taman yang kerap dicuri, Jokowi menjawab sekenanya.

"Kalau itu kan sudah lama, sekarang kan.....," belum selesai Jokowi bicara, tiba-tiba dia kembali berbalik masuk ke ruang kerjanya. "Bapak mau ngapain dulu, Pak?" tanya sejumlah wartawan, tapi Jokowi tetap ngeloyor.

Sebelum berangkat ke Blok G Tanah Abang untuk meresmikan food court pun, Jokowi menunjukkan gelagat hampir serupa. Para awak media memberondongnya dengan sejumlah pertanyaan terkait Jakarta. Namun, dia hanya mendengarkan satu per satu pertanyaan tanpa menjawabnya.

Bahkan, Jokowi sempat sedikit menutupi mulutnya dengan jarinya. "Kamu apa? Kamu? Kamu?" kata dia sambil menunjuk satu per satu wartawan yang bertanya, seolah serius akan menjawab. Di antaranya, ada yang bertanya soal duplikasi anggaran Dinas Pendidikan, proyek monorel, pelaksanaan Ujian Nasional hari ini dan pencurian besi bangku taman.

Namun, Jokowi malah melangkah hendak ke mobil tanpa menjawab. Kembali diberondong pertanyaan, dia hanya mengusap wajahnya sambil tampak mengembuskan nafasnya. Dia kembali melangkah menuju mobilnya. Jokowi baru bisa ditanyai seusai meresmikan food court Blok G Tanah Abang.

ISTMAN MP | NINIS CHAIRUNNISA

Topik terhangat:
Pemilu 2014 | Jokowi | Pesawat Kepresidenan | MH370 | Prabowo

Berita terpopuler:
Siswa TK Internasional Diduga Alami Pelecehan
Jokowi dalam Soal Ujian, Pemerintah: Tak Disengaja
Konvensi Demokrat Sudah Antiklimaks


09.35 | 0 komentar | Read More

Ortu Korban Pelecehan Sekolah Internasional Belum Tuntut Sekolah

Aktivis yang peduli terhadap kekerasan terhadap perempuan dan anak melakukan aksi di Bunderan Hotel Indonesia, Jakarta, Selasa (29/1). Mereka menuntut adanya perhatian lebih dari pemerintah dan elemen masyarakat terhadap kejahatan seksual pada anak dan perempuan. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Orang tua korban pelecehan seksual di sekolah taman kanak-kanak internasional di Jakarta mengatakan, belum berpikir untuk menuntut pihak sekolah. "Saya mau fokus pada kasusnya dulu. Saya ingin semua pelakunya terungkap," kata dia kepada Tempo, Senin, 14 April 2014. (Baca: Pelaku Sodomi Murid TK Internasional Berkomplot)

Sebelumnya, pada 3 April lalu, tim Reserse dan Kriminal Khusus Kepolisian Daerah Metro Jaya telah menangkap tiga orang pelaku pelecehan, yakni Agung, 28 tahun, Awan, 27 tahun, dan Afriska, 28 tahun. Namun, polisi tidak bisa menemukan bukti kuat bahwa Afriska ikut terlibat, walaupun korban menyebutkan setiap kali dirinya disiksa, Afriska kerap memegangi tubuhnya dan memukulinya. (Baca: Modus Pelecehan Seksual Murid TK Internasional)

Agung dan Awan telah mengakui perbuatannya menyodomi M secara bergantian dalam kesempatan berbeda. Namun, kepada polisi, keduanya mengakui perbuatan bejat itu dilakukan di toilet sekolah. Setelah diperiksa di laboratorium pun, kedua pelaku diketahui terjangkit bakteri penyakit kelamin, yang identik dengan bakteri pada dubur korban. (Baca: Akhir 3 Kasus Pelecehan Seksual Di Sekolah)

Ibu korban yakin bahwa ada aktor utama atau pemimpin kelompok pedofil yang melecehkan anaknya itu. P menganggap aksi keji terhadap anaknya ini dilakukan dengan niat untuk kepuasan seksual dan memang direncanakan para pelaku. "Saya ingin semua pelakunya tertangkap dan kasus ini terungkap seluruhnya." Soal meminta pertanggungjawaban sekolah, ujarnya, baru akan ia pikirkan kalau kasus ini sudah selesai.

PRAGA UTAMA

Topik terhangat:
Pemilu 2014 | Jokowi | Pesawat Kepresidenan | MH370 | Prabowo

Berita terpopuler:
Siswa TK Internasional Diduga Alami Pelecehan
Jokowi dalam Soal Ujian, Pemerintah: Tak Disengaja
Konvensi Demokrat Sudah Antiklimaks


09.35 | 0 komentar | Read More

Jokowi Harus Atur Jadwal Gubernur dan Capres  

Written By Unknown on Minggu, 21 September 2014 | 09.35

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat politik dan kebijakan publik Andrinof Chaniago menilai Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo saat ini harus pandai-pandai mengatur jadwalnya. Alasannya, Jokowi sekarang punya dua tugas, yaitu tugas sebagai gubernur dan calon presiden yang harus rutin melakukan kunjungan politik.

"Jokowi sekarang kan terikat juga dengan tugas politik selain tugas sebagai gubernur. Dia harus bisa mengatur jadwal agar keduanya bisa berjalan seimbang," ujar Andrinof, Selasa, 15 April 2014.

Andrinof menyarankan Jokowi agar membagi waktu kerjanya menjadi dua bagian. Pagi hingga sore, kata Andrinof, difokuskan untuk tugasnya sebagai gubernur, sedangkan malam hari untuk tugasnya sebagai capres.

Menurut Andrinof, sejauh ini Jokowi sudah mengatur jadwalnya dengan cukup baik. Pertemuan dengan Dubes Malaysia Mahatir Mohamad kemarin, misalnya, kata Andrinof, sudah tepat karena berlangsung pada sore menjelang malam.

"Asal jadwal diatur dengan baik, saya rasa tidak akan ada masalah. Jokowi tak bisa fokus pada satu hal saja. Dia harus bisa mengangani kedua tugasnya itu,"ujar Andrinof.

Hal senada diungkapkan oleh pengamat politik Ari Dwipayanan. Ia berkata bahwa Jokowi harus bisa mengatur waktu karena baik tugas sebagai capres maupun sebagai gubernur sama pentingnya

"Dua-duanya harus jalan. Kalau bisa, yang tugas politik, kerjakan malam hari atau akhir pekan. Kalau mendesak, ya ambil cuti," ujarnya. Menurut Ari sendiri, Jokowi sudah cukup konsisten dalam menjalankan tugasnya sebagai capres maupun gubernur.

Kemarin sore, sejumlah wartawan menunggu Jokowi di depan pintu Balai Kota. Jokowi keluar untuk menuju mobilnya yang sudah terparkir di depan Balai Kota. Baru ditanya satu pernyataan terkait bangku besi di taman yang kerap dicuri, Jokowi menjawab sekenanya.

"Kalau itu kan sudah lama, sekarang kan.....," belum selesai Jokowi bicara, tiba-tiba dia kembali berbalik masuk ke ruang kerjanya. "Bapak mau ngapain dulu, Pak?" tanya sejumlah wartawan, tapi Jokowi tetap ngeloyor.

Sebelum berangkat ke Blok G Tanah Abang untuk meresmikan food court pun, Jokowi menunjukkan gelagat hampir serupa. Para awak media memberondongnya dengan sejumlah pertanyaan terkait Jakarta. Namun, dia hanya mendengarkan satu per satu pertanyaan tanpa menjawabnya.

Bahkan, Jokowi sempat sedikit menutupi mulutnya dengan jarinya. "Kamu apa? Kamu? Kamu?" kata dia sambil menunjuk satu per satu wartawan yang bertanya, seolah serius akan menjawab. Di antaranya, ada yang bertanya soal duplikasi anggaran Dinas Pendidikan, proyek monorel, pelaksanaan Ujian Nasional hari ini dan pencurian besi bangku taman.

Namun, Jokowi malah melangkah hendak ke mobil tanpa menjawab. Kembali diberondong pertanyaan, dia hanya mengusap wajahnya sambil tampak mengembuskan nafasnya. Dia kembali melangkah menuju mobilnya. Jokowi baru bisa ditanyai seusai meresmikan food court Blok G Tanah Abang.

ISTMAN MP | NINIS CHAIRUNNISA

Topik terhangat:
Pemilu 2014 | Jokowi | Pesawat Kepresidenan | MH370 | Prabowo

Berita terpopuler:
Siswa TK Internasional Diduga Alami Pelecehan
Jokowi dalam Soal Ujian, Pemerintah: Tak Disengaja
Konvensi Demokrat Sudah Antiklimaks


09.35 | 0 komentar | Read More

Pelecehan Anak TK, Sekolah Dinilai Kebobolan Terima Pegawai  

Aktivis yang peduli terhadap kekerasan terhadap perempuan dan anak melakukan aksi di Bunderan Hotel Indonesia, Jakarta, Selasa (29/1). Mereka menuntut adanya perhatian lebih dari pemerintah dan elemen masyarakat terhadap kejahatan seksual pada anak dan perempuan. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak Indonesia, Arist Merdeka Sirait, menilai manajemen sekolah taman kanak-kanak internasional sudah kebobolan karena menerima pekerja yang memiliki kelainan seksual. "Seharusnya pengawasan terhadap pekerja dilakukan sangat ketat," ujar dia kepada Tempo, Senin, 14 April 2014. (Baca: Siswa TK Internasional Diduga Alami Pelecehan)

Seorang siswa di sebuah taman kanak-kanak sekolah internasional diduga menjadi korban kekerasan seksual di sekolahnya. Korban yang baru berusia 5 tahun itu saat ini menjalani perawatan karena terserang penyakit.

"Duburnya membusuk gara-gara terinfeksi bakteri dan virus herpes," ujar ibu korban saat memberi keterangan kepada wartawan di Restoran Sari Kuring, kawasan SCBD, Jakarta Selatan, kemarin. (Baca: Pelaku Sodomi Murid TK Internasional Berkomplot)

Ibu korban mengungkapkan buah hatinya itu menceritakan bahwa dia kerap disiksa di sekolah oleh orang yang dipanggilnya bapak dan mbak. Penyiksaan dilakukan pelaku di toilet sekolah. "Anak saya mengaku dipegangi seorang perempuan lalu setiap pria yang disebut 'bapak' itu memasukkan kemaluannya ke dubur anak saya," kata ibu korban. (Baca: Modus Pelecehan Seksual Murid TK Internasional)

Juru bicara Polda Metro Jaya Komisaris Rikwanto membenarkan adanya kasus kekerasan seksual ini. Penyidikan ditangani Direktorat Reserse Kriminal Polda Metro Jaya. "Ada dua orang yang sudah ditahan," katanya melalui pesan pendek. (Baca juga: Bocah Korban Pelecehan: Stop, Please Don't Do That)

SUSENO | PRAGA UTAMA

Topik terhangat:
Pemilu 2014 | Jokowi | Pesawat Kepresidenan | MH370 | Prabowo

Berita terpopuler:
Siswa TK Internasional Diduga Alami Pelecehan
Jokowi dalam Soal Ujian, Pemerintah: Tak Disengaja
Konvensi Demokrat Sudah Antiklimaks


09.35 | 0 komentar | Read More

Ortu Korban Pelecehan Sekolah Internasional Belum Tuntut Sekolah

Aktivis yang peduli terhadap kekerasan terhadap perempuan dan anak melakukan aksi di Bunderan Hotel Indonesia, Jakarta, Selasa (29/1). Mereka menuntut adanya perhatian lebih dari pemerintah dan elemen masyarakat terhadap kejahatan seksual pada anak dan perempuan. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Orang tua korban pelecehan seksual di sekolah taman kanak-kanak internasional di Jakarta mengatakan, belum berpikir untuk menuntut pihak sekolah. "Saya mau fokus pada kasusnya dulu. Saya ingin semua pelakunya terungkap," kata dia kepada Tempo, Senin, 14 April 2014. (Baca: Pelaku Sodomi Murid TK Internasional Berkomplot)

Sebelumnya, pada 3 April lalu, tim Reserse dan Kriminal Khusus Kepolisian Daerah Metro Jaya telah menangkap tiga orang pelaku pelecehan, yakni Agung, 28 tahun, Awan, 27 tahun, dan Afriska, 28 tahun. Namun, polisi tidak bisa menemukan bukti kuat bahwa Afriska ikut terlibat, walaupun korban menyebutkan setiap kali dirinya disiksa, Afriska kerap memegangi tubuhnya dan memukulinya. (Baca: Modus Pelecehan Seksual Murid TK Internasional)

Agung dan Awan telah mengakui perbuatannya menyodomi M secara bergantian dalam kesempatan berbeda. Namun, kepada polisi, keduanya mengakui perbuatan bejat itu dilakukan di toilet sekolah. Setelah diperiksa di laboratorium pun, kedua pelaku diketahui terjangkit bakteri penyakit kelamin, yang identik dengan bakteri pada dubur korban. (Baca: Akhir 3 Kasus Pelecehan Seksual Di Sekolah)

Ibu korban yakin bahwa ada aktor utama atau pemimpin kelompok pedofil yang melecehkan anaknya itu. P menganggap aksi keji terhadap anaknya ini dilakukan dengan niat untuk kepuasan seksual dan memang direncanakan para pelaku. "Saya ingin semua pelakunya tertangkap dan kasus ini terungkap seluruhnya." Soal meminta pertanggungjawaban sekolah, ujarnya, baru akan ia pikirkan kalau kasus ini sudah selesai.

PRAGA UTAMA

Topik terhangat:
Pemilu 2014 | Jokowi | Pesawat Kepresidenan | MH370 | Prabowo

Berita terpopuler:
Siswa TK Internasional Diduga Alami Pelecehan
Jokowi dalam Soal Ujian, Pemerintah: Tak Disengaja
Konvensi Demokrat Sudah Antiklimaks


09.35 | 0 komentar | Read More

Pelecehan Anak TK, Sekolah Dinilai Kebobolan Terima Pegawai  

Written By Unknown on Sabtu, 20 September 2014 | 09.35

Aktivis yang peduli terhadap kekerasan terhadap perempuan dan anak melakukan aksi di Bunderan Hotel Indonesia, Jakarta, Selasa (29/1). Mereka menuntut adanya perhatian lebih dari pemerintah dan elemen masyarakat terhadap kejahatan seksual pada anak dan perempuan. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak Indonesia, Arist Merdeka Sirait, menilai manajemen sekolah taman kanak-kanak internasional sudah kebobolan karena menerima pekerja yang memiliki kelainan seksual. "Seharusnya pengawasan terhadap pekerja dilakukan sangat ketat," ujar dia kepada Tempo, Senin, 14 April 2014. (Baca: Siswa TK Internasional Diduga Alami Pelecehan)

Seorang siswa di sebuah taman kanak-kanak sekolah internasional diduga menjadi korban kekerasan seksual di sekolahnya. Korban yang baru berusia 5 tahun itu saat ini menjalani perawatan karena terserang penyakit.

"Duburnya membusuk gara-gara terinfeksi bakteri dan virus herpes," ujar ibu korban saat memberi keterangan kepada wartawan di Restoran Sari Kuring, kawasan SCBD, Jakarta Selatan, kemarin. (Baca: Pelaku Sodomi Murid TK Internasional Berkomplot)

Ibu korban mengungkapkan buah hatinya itu menceritakan bahwa dia kerap disiksa di sekolah oleh orang yang dipanggilnya bapak dan mbak. Penyiksaan dilakukan pelaku di toilet sekolah. "Anak saya mengaku dipegangi seorang perempuan lalu setiap pria yang disebut 'bapak' itu memasukkan kemaluannya ke dubur anak saya," kata ibu korban. (Baca: Modus Pelecehan Seksual Murid TK Internasional)

Juru bicara Polda Metro Jaya Komisaris Rikwanto membenarkan adanya kasus kekerasan seksual ini. Penyidikan ditangani Direktorat Reserse Kriminal Polda Metro Jaya. "Ada dua orang yang sudah ditahan," katanya melalui pesan pendek. (Baca juga: Bocah Korban Pelecehan: Stop, Please Don't Do That)

SUSENO | PRAGA UTAMA

Topik terhangat:
Pemilu 2014 | Jokowi | Pesawat Kepresidenan | MH370 | Prabowo

Berita terpopuler:
Siswa TK Internasional Diduga Alami Pelecehan
Jokowi dalam Soal Ujian, Pemerintah: Tak Disengaja
Konvensi Demokrat Sudah Antiklimaks


09.35 | 0 komentar | Read More

Jokowi Harus Atur Jadwal Gubernur dan Capres  

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat politik dan kebijakan publik Andrinof Chaniago menilai Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo saat ini harus pandai-pandai mengatur jadwalnya. Alasannya, Jokowi sekarang punya dua tugas, yaitu tugas sebagai gubernur dan calon presiden yang harus rutin melakukan kunjungan politik.

"Jokowi sekarang kan terikat juga dengan tugas politik selain tugas sebagai gubernur. Dia harus bisa mengatur jadwal agar keduanya bisa berjalan seimbang," ujar Andrinof, Selasa, 15 April 2014.

Andrinof menyarankan Jokowi agar membagi waktu kerjanya menjadi dua bagian. Pagi hingga sore, kata Andrinof, difokuskan untuk tugasnya sebagai gubernur, sedangkan malam hari untuk tugasnya sebagai capres.

Menurut Andrinof, sejauh ini Jokowi sudah mengatur jadwalnya dengan cukup baik. Pertemuan dengan Dubes Malaysia Mahatir Mohamad kemarin, misalnya, kata Andrinof, sudah tepat karena berlangsung pada sore menjelang malam.

"Asal jadwal diatur dengan baik, saya rasa tidak akan ada masalah. Jokowi tak bisa fokus pada satu hal saja. Dia harus bisa mengangani kedua tugasnya itu,"ujar Andrinof.

Hal senada diungkapkan oleh pengamat politik Ari Dwipayanan. Ia berkata bahwa Jokowi harus bisa mengatur waktu karena baik tugas sebagai capres maupun sebagai gubernur sama pentingnya

"Dua-duanya harus jalan. Kalau bisa, yang tugas politik, kerjakan malam hari atau akhir pekan. Kalau mendesak, ya ambil cuti," ujarnya. Menurut Ari sendiri, Jokowi sudah cukup konsisten dalam menjalankan tugasnya sebagai capres maupun gubernur.

Kemarin sore, sejumlah wartawan menunggu Jokowi di depan pintu Balai Kota. Jokowi keluar untuk menuju mobilnya yang sudah terparkir di depan Balai Kota. Baru ditanya satu pernyataan terkait bangku besi di taman yang kerap dicuri, Jokowi menjawab sekenanya.

"Kalau itu kan sudah lama, sekarang kan.....," belum selesai Jokowi bicara, tiba-tiba dia kembali berbalik masuk ke ruang kerjanya. "Bapak mau ngapain dulu, Pak?" tanya sejumlah wartawan, tapi Jokowi tetap ngeloyor.

Sebelum berangkat ke Blok G Tanah Abang untuk meresmikan food court pun, Jokowi menunjukkan gelagat hampir serupa. Para awak media memberondongnya dengan sejumlah pertanyaan terkait Jakarta. Namun, dia hanya mendengarkan satu per satu pertanyaan tanpa menjawabnya.

Bahkan, Jokowi sempat sedikit menutupi mulutnya dengan jarinya. "Kamu apa? Kamu? Kamu?" kata dia sambil menunjuk satu per satu wartawan yang bertanya, seolah serius akan menjawab. Di antaranya, ada yang bertanya soal duplikasi anggaran Dinas Pendidikan, proyek monorel, pelaksanaan Ujian Nasional hari ini dan pencurian besi bangku taman.

Namun, Jokowi malah melangkah hendak ke mobil tanpa menjawab. Kembali diberondong pertanyaan, dia hanya mengusap wajahnya sambil tampak mengembuskan nafasnya. Dia kembali melangkah menuju mobilnya. Jokowi baru bisa ditanyai seusai meresmikan food court Blok G Tanah Abang.

ISTMAN MP | NINIS CHAIRUNNISA

Topik terhangat:
Pemilu 2014 | Jokowi | Pesawat Kepresidenan | MH370 | Prabowo

Berita terpopuler:
Siswa TK Internasional Diduga Alami Pelecehan
Jokowi dalam Soal Ujian, Pemerintah: Tak Disengaja
Konvensi Demokrat Sudah Antiklimaks


09.35 | 0 komentar | Read More

Ortu Korban Pelecehan Sekolah Internasional Belum Tuntut Sekolah

Aktivis yang peduli terhadap kekerasan terhadap perempuan dan anak melakukan aksi di Bunderan Hotel Indonesia, Jakarta, Selasa (29/1). Mereka menuntut adanya perhatian lebih dari pemerintah dan elemen masyarakat terhadap kejahatan seksual pada anak dan perempuan. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Orang tua korban pelecehan seksual di sekolah taman kanak-kanak internasional di Jakarta mengatakan, belum berpikir untuk menuntut pihak sekolah. "Saya mau fokus pada kasusnya dulu. Saya ingin semua pelakunya terungkap," kata dia kepada Tempo, Senin, 14 April 2014. (Baca: Pelaku Sodomi Murid TK Internasional Berkomplot)

Sebelumnya, pada 3 April lalu, tim Reserse dan Kriminal Khusus Kepolisian Daerah Metro Jaya telah menangkap tiga orang pelaku pelecehan, yakni Agung, 28 tahun, Awan, 27 tahun, dan Afriska, 28 tahun. Namun, polisi tidak bisa menemukan bukti kuat bahwa Afriska ikut terlibat, walaupun korban menyebutkan setiap kali dirinya disiksa, Afriska kerap memegangi tubuhnya dan memukulinya. (Baca: Modus Pelecehan Seksual Murid TK Internasional)

Agung dan Awan telah mengakui perbuatannya menyodomi M secara bergantian dalam kesempatan berbeda. Namun, kepada polisi, keduanya mengakui perbuatan bejat itu dilakukan di toilet sekolah. Setelah diperiksa di laboratorium pun, kedua pelaku diketahui terjangkit bakteri penyakit kelamin, yang identik dengan bakteri pada dubur korban. (Baca: Akhir 3 Kasus Pelecehan Seksual Di Sekolah)

Ibu korban yakin bahwa ada aktor utama atau pemimpin kelompok pedofil yang melecehkan anaknya itu. P menganggap aksi keji terhadap anaknya ini dilakukan dengan niat untuk kepuasan seksual dan memang direncanakan para pelaku. "Saya ingin semua pelakunya tertangkap dan kasus ini terungkap seluruhnya." Soal meminta pertanggungjawaban sekolah, ujarnya, baru akan ia pikirkan kalau kasus ini sudah selesai.

PRAGA UTAMA

Topik terhangat:
Pemilu 2014 | Jokowi | Pesawat Kepresidenan | MH370 | Prabowo

Berita terpopuler:
Siswa TK Internasional Diduga Alami Pelecehan
Jokowi dalam Soal Ujian, Pemerintah: Tak Disengaja
Konvensi Demokrat Sudah Antiklimaks


09.35 | 0 komentar | Read More

Pelecehan Anak TK, Sekolah Dinilai Kebobolan Terima Pegawai  

Written By Unknown on Jumat, 19 September 2014 | 09.35

Aktivis yang peduli terhadap kekerasan terhadap perempuan dan anak melakukan aksi di Bunderan Hotel Indonesia, Jakarta, Selasa (29/1). Mereka menuntut adanya perhatian lebih dari pemerintah dan elemen masyarakat terhadap kejahatan seksual pada anak dan perempuan. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak Indonesia, Arist Merdeka Sirait, menilai manajemen sekolah taman kanak-kanak internasional sudah kebobolan karena menerima pekerja yang memiliki kelainan seksual. "Seharusnya pengawasan terhadap pekerja dilakukan sangat ketat," ujar dia kepada Tempo, Senin, 14 April 2014. (Baca: Siswa TK Internasional Diduga Alami Pelecehan)

Seorang siswa di sebuah taman kanak-kanak sekolah internasional diduga menjadi korban kekerasan seksual di sekolahnya. Korban yang baru berusia 5 tahun itu saat ini menjalani perawatan karena terserang penyakit.

"Duburnya membusuk gara-gara terinfeksi bakteri dan virus herpes," ujar ibu korban saat memberi keterangan kepada wartawan di Restoran Sari Kuring, kawasan SCBD, Jakarta Selatan, kemarin. (Baca: Pelaku Sodomi Murid TK Internasional Berkomplot)

Ibu korban mengungkapkan buah hatinya itu menceritakan bahwa dia kerap disiksa di sekolah oleh orang yang dipanggilnya bapak dan mbak. Penyiksaan dilakukan pelaku di toilet sekolah. "Anak saya mengaku dipegangi seorang perempuan lalu setiap pria yang disebut 'bapak' itu memasukkan kemaluannya ke dubur anak saya," kata ibu korban. (Baca: Modus Pelecehan Seksual Murid TK Internasional)

Juru bicara Polda Metro Jaya Komisaris Rikwanto membenarkan adanya kasus kekerasan seksual ini. Penyidikan ditangani Direktorat Reserse Kriminal Polda Metro Jaya. "Ada dua orang yang sudah ditahan," katanya melalui pesan pendek. (Baca juga: Bocah Korban Pelecehan: Stop, Please Don't Do That)

SUSENO | PRAGA UTAMA

Topik terhangat:
Pemilu 2014 | Jokowi | Pesawat Kepresidenan | MH370 | Prabowo

Berita terpopuler:
Siswa TK Internasional Diduga Alami Pelecehan
Jokowi dalam Soal Ujian, Pemerintah: Tak Disengaja
Konvensi Demokrat Sudah Antiklimaks


09.35 | 0 komentar | Read More

Jokowi Harus Atur Jadwal Gubernur dan Capres  

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat politik dan kebijakan publik Andrinof Chaniago menilai Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo saat ini harus pandai-pandai mengatur jadwalnya. Alasannya, Jokowi sekarang punya dua tugas, yaitu tugas sebagai gubernur dan calon presiden yang harus rutin melakukan kunjungan politik.

"Jokowi sekarang kan terikat juga dengan tugas politik selain tugas sebagai gubernur. Dia harus bisa mengatur jadwal agar keduanya bisa berjalan seimbang," ujar Andrinof, Selasa, 15 April 2014.

Andrinof menyarankan Jokowi agar membagi waktu kerjanya menjadi dua bagian. Pagi hingga sore, kata Andrinof, difokuskan untuk tugasnya sebagai gubernur, sedangkan malam hari untuk tugasnya sebagai capres.

Menurut Andrinof, sejauh ini Jokowi sudah mengatur jadwalnya dengan cukup baik. Pertemuan dengan Dubes Malaysia Mahatir Mohamad kemarin, misalnya, kata Andrinof, sudah tepat karena berlangsung pada sore menjelang malam.

"Asal jadwal diatur dengan baik, saya rasa tidak akan ada masalah. Jokowi tak bisa fokus pada satu hal saja. Dia harus bisa mengangani kedua tugasnya itu,"ujar Andrinof.

Hal senada diungkapkan oleh pengamat politik Ari Dwipayanan. Ia berkata bahwa Jokowi harus bisa mengatur waktu karena baik tugas sebagai capres maupun sebagai gubernur sama pentingnya

"Dua-duanya harus jalan. Kalau bisa, yang tugas politik, kerjakan malam hari atau akhir pekan. Kalau mendesak, ya ambil cuti," ujarnya. Menurut Ari sendiri, Jokowi sudah cukup konsisten dalam menjalankan tugasnya sebagai capres maupun gubernur.

Kemarin sore, sejumlah wartawan menunggu Jokowi di depan pintu Balai Kota. Jokowi keluar untuk menuju mobilnya yang sudah terparkir di depan Balai Kota. Baru ditanya satu pernyataan terkait bangku besi di taman yang kerap dicuri, Jokowi menjawab sekenanya.

"Kalau itu kan sudah lama, sekarang kan.....," belum selesai Jokowi bicara, tiba-tiba dia kembali berbalik masuk ke ruang kerjanya. "Bapak mau ngapain dulu, Pak?" tanya sejumlah wartawan, tapi Jokowi tetap ngeloyor.

Sebelum berangkat ke Blok G Tanah Abang untuk meresmikan food court pun, Jokowi menunjukkan gelagat hampir serupa. Para awak media memberondongnya dengan sejumlah pertanyaan terkait Jakarta. Namun, dia hanya mendengarkan satu per satu pertanyaan tanpa menjawabnya.

Bahkan, Jokowi sempat sedikit menutupi mulutnya dengan jarinya. "Kamu apa? Kamu? Kamu?" kata dia sambil menunjuk satu per satu wartawan yang bertanya, seolah serius akan menjawab. Di antaranya, ada yang bertanya soal duplikasi anggaran Dinas Pendidikan, proyek monorel, pelaksanaan Ujian Nasional hari ini dan pencurian besi bangku taman.

Namun, Jokowi malah melangkah hendak ke mobil tanpa menjawab. Kembali diberondong pertanyaan, dia hanya mengusap wajahnya sambil tampak mengembuskan nafasnya. Dia kembali melangkah menuju mobilnya. Jokowi baru bisa ditanyai seusai meresmikan food court Blok G Tanah Abang.

ISTMAN MP | NINIS CHAIRUNNISA

Topik terhangat:
Pemilu 2014 | Jokowi | Pesawat Kepresidenan | MH370 | Prabowo

Berita terpopuler:
Siswa TK Internasional Diduga Alami Pelecehan
Jokowi dalam Soal Ujian, Pemerintah: Tak Disengaja
Konvensi Demokrat Sudah Antiklimaks


09.35 | 0 komentar | Read More

Ortu Korban Pelecehan Sekolah Internasional Belum Tuntut Sekolah

Aktivis yang peduli terhadap kekerasan terhadap perempuan dan anak melakukan aksi di Bunderan Hotel Indonesia, Jakarta, Selasa (29/1). Mereka menuntut adanya perhatian lebih dari pemerintah dan elemen masyarakat terhadap kejahatan seksual pada anak dan perempuan. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Orang tua korban pelecehan seksual di sekolah taman kanak-kanak internasional di Jakarta mengatakan, belum berpikir untuk menuntut pihak sekolah. "Saya mau fokus pada kasusnya dulu. Saya ingin semua pelakunya terungkap," kata dia kepada Tempo, Senin, 14 April 2014. (Baca: Pelaku Sodomi Murid TK Internasional Berkomplot)

Sebelumnya, pada 3 April lalu, tim Reserse dan Kriminal Khusus Kepolisian Daerah Metro Jaya telah menangkap tiga orang pelaku pelecehan, yakni Agung, 28 tahun, Awan, 27 tahun, dan Afriska, 28 tahun. Namun, polisi tidak bisa menemukan bukti kuat bahwa Afriska ikut terlibat, walaupun korban menyebutkan setiap kali dirinya disiksa, Afriska kerap memegangi tubuhnya dan memukulinya. (Baca: Modus Pelecehan Seksual Murid TK Internasional)

Agung dan Awan telah mengakui perbuatannya menyodomi M secara bergantian dalam kesempatan berbeda. Namun, kepada polisi, keduanya mengakui perbuatan bejat itu dilakukan di toilet sekolah. Setelah diperiksa di laboratorium pun, kedua pelaku diketahui terjangkit bakteri penyakit kelamin, yang identik dengan bakteri pada dubur korban. (Baca: Akhir 3 Kasus Pelecehan Seksual Di Sekolah)

Ibu korban yakin bahwa ada aktor utama atau pemimpin kelompok pedofil yang melecehkan anaknya itu. P menganggap aksi keji terhadap anaknya ini dilakukan dengan niat untuk kepuasan seksual dan memang direncanakan para pelaku. "Saya ingin semua pelakunya tertangkap dan kasus ini terungkap seluruhnya." Soal meminta pertanggungjawaban sekolah, ujarnya, baru akan ia pikirkan kalau kasus ini sudah selesai.

PRAGA UTAMA

Topik terhangat:
Pemilu 2014 | Jokowi | Pesawat Kepresidenan | MH370 | Prabowo

Berita terpopuler:
Siswa TK Internasional Diduga Alami Pelecehan
Jokowi dalam Soal Ujian, Pemerintah: Tak Disengaja
Konvensi Demokrat Sudah Antiklimaks


09.35 | 0 komentar | Read More

Jokowi Harus Atur Jadwal Gubernur dan Capres  

Written By Unknown on Kamis, 18 September 2014 | 09.35

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat politik dan kebijakan publik Andrinof Chaniago menilai Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo saat ini harus pandai-pandai mengatur jadwalnya. Alasannya, Jokowi sekarang punya dua tugas, yaitu tugas sebagai gubernur dan calon presiden yang harus rutin melakukan kunjungan politik.

"Jokowi sekarang kan terikat juga dengan tugas politik selain tugas sebagai gubernur. Dia harus bisa mengatur jadwal agar keduanya bisa berjalan seimbang," ujar Andrinof, Selasa, 15 April 2014.

Andrinof menyarankan Jokowi agar membagi waktu kerjanya menjadi dua bagian. Pagi hingga sore, kata Andrinof, difokuskan untuk tugasnya sebagai gubernur, sedangkan malam hari untuk tugasnya sebagai capres.

Menurut Andrinof, sejauh ini Jokowi sudah mengatur jadwalnya dengan cukup baik. Pertemuan dengan Dubes Malaysia Mahatir Mohamad kemarin, misalnya, kata Andrinof, sudah tepat karena berlangsung pada sore menjelang malam.

"Asal jadwal diatur dengan baik, saya rasa tidak akan ada masalah. Jokowi tak bisa fokus pada satu hal saja. Dia harus bisa mengangani kedua tugasnya itu,"ujar Andrinof.

Hal senada diungkapkan oleh pengamat politik Ari Dwipayanan. Ia berkata bahwa Jokowi harus bisa mengatur waktu karena baik tugas sebagai capres maupun sebagai gubernur sama pentingnya

"Dua-duanya harus jalan. Kalau bisa, yang tugas politik, kerjakan malam hari atau akhir pekan. Kalau mendesak, ya ambil cuti," ujarnya. Menurut Ari sendiri, Jokowi sudah cukup konsisten dalam menjalankan tugasnya sebagai capres maupun gubernur.

Kemarin sore, sejumlah wartawan menunggu Jokowi di depan pintu Balai Kota. Jokowi keluar untuk menuju mobilnya yang sudah terparkir di depan Balai Kota. Baru ditanya satu pernyataan terkait bangku besi di taman yang kerap dicuri, Jokowi menjawab sekenanya.

"Kalau itu kan sudah lama, sekarang kan.....," belum selesai Jokowi bicara, tiba-tiba dia kembali berbalik masuk ke ruang kerjanya. "Bapak mau ngapain dulu, Pak?" tanya sejumlah wartawan, tapi Jokowi tetap ngeloyor.

Sebelum berangkat ke Blok G Tanah Abang untuk meresmikan food court pun, Jokowi menunjukkan gelagat hampir serupa. Para awak media memberondongnya dengan sejumlah pertanyaan terkait Jakarta. Namun, dia hanya mendengarkan satu per satu pertanyaan tanpa menjawabnya.

Bahkan, Jokowi sempat sedikit menutupi mulutnya dengan jarinya. "Kamu apa? Kamu? Kamu?" kata dia sambil menunjuk satu per satu wartawan yang bertanya, seolah serius akan menjawab. Di antaranya, ada yang bertanya soal duplikasi anggaran Dinas Pendidikan, proyek monorel, pelaksanaan Ujian Nasional hari ini dan pencurian besi bangku taman.

Namun, Jokowi malah melangkah hendak ke mobil tanpa menjawab. Kembali diberondong pertanyaan, dia hanya mengusap wajahnya sambil tampak mengembuskan nafasnya. Dia kembali melangkah menuju mobilnya. Jokowi baru bisa ditanyai seusai meresmikan food court Blok G Tanah Abang.

ISTMAN MP | NINIS CHAIRUNNISA

Topik terhangat:
Pemilu 2014 | Jokowi | Pesawat Kepresidenan | MH370 | Prabowo

Berita terpopuler:
Siswa TK Internasional Diduga Alami Pelecehan
Jokowi dalam Soal Ujian, Pemerintah: Tak Disengaja
Konvensi Demokrat Sudah Antiklimaks


09.35 | 0 komentar | Read More

Pelecehan Anak TK, Sekolah Dinilai Kebobolan Terima Pegawai  

Aktivis yang peduli terhadap kekerasan terhadap perempuan dan anak melakukan aksi di Bunderan Hotel Indonesia, Jakarta, Selasa (29/1). Mereka menuntut adanya perhatian lebih dari pemerintah dan elemen masyarakat terhadap kejahatan seksual pada anak dan perempuan. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak Indonesia, Arist Merdeka Sirait, menilai manajemen sekolah taman kanak-kanak internasional sudah kebobolan karena menerima pekerja yang memiliki kelainan seksual. "Seharusnya pengawasan terhadap pekerja dilakukan sangat ketat," ujar dia kepada Tempo, Senin, 14 April 2014. (Baca: Siswa TK Internasional Diduga Alami Pelecehan)

Seorang siswa di sebuah taman kanak-kanak sekolah internasional diduga menjadi korban kekerasan seksual di sekolahnya. Korban yang baru berusia 5 tahun itu saat ini menjalani perawatan karena terserang penyakit.

"Duburnya membusuk gara-gara terinfeksi bakteri dan virus herpes," ujar ibu korban saat memberi keterangan kepada wartawan di Restoran Sari Kuring, kawasan SCBD, Jakarta Selatan, kemarin. (Baca: Pelaku Sodomi Murid TK Internasional Berkomplot)

Ibu korban mengungkapkan buah hatinya itu menceritakan bahwa dia kerap disiksa di sekolah oleh orang yang dipanggilnya bapak dan mbak. Penyiksaan dilakukan pelaku di toilet sekolah. "Anak saya mengaku dipegangi seorang perempuan lalu setiap pria yang disebut 'bapak' itu memasukkan kemaluannya ke dubur anak saya," kata ibu korban. (Baca: Modus Pelecehan Seksual Murid TK Internasional)

Juru bicara Polda Metro Jaya Komisaris Rikwanto membenarkan adanya kasus kekerasan seksual ini. Penyidikan ditangani Direktorat Reserse Kriminal Polda Metro Jaya. "Ada dua orang yang sudah ditahan," katanya melalui pesan pendek. (Baca juga: Bocah Korban Pelecehan: Stop, Please Don't Do That)

SUSENO | PRAGA UTAMA

Topik terhangat:
Pemilu 2014 | Jokowi | Pesawat Kepresidenan | MH370 | Prabowo

Berita terpopuler:
Siswa TK Internasional Diduga Alami Pelecehan
Jokowi dalam Soal Ujian, Pemerintah: Tak Disengaja
Konvensi Demokrat Sudah Antiklimaks


09.35 | 0 komentar | Read More

Ortu Korban Pelecehan Sekolah Internasional Belum Tuntut Sekolah

Aktivis yang peduli terhadap kekerasan terhadap perempuan dan anak melakukan aksi di Bunderan Hotel Indonesia, Jakarta, Selasa (29/1). Mereka menuntut adanya perhatian lebih dari pemerintah dan elemen masyarakat terhadap kejahatan seksual pada anak dan perempuan. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Orang tua korban pelecehan seksual di sekolah taman kanak-kanak internasional di Jakarta mengatakan, belum berpikir untuk menuntut pihak sekolah. "Saya mau fokus pada kasusnya dulu. Saya ingin semua pelakunya terungkap," kata dia kepada Tempo, Senin, 14 April 2014. (Baca: Pelaku Sodomi Murid TK Internasional Berkomplot)

Sebelumnya, pada 3 April lalu, tim Reserse dan Kriminal Khusus Kepolisian Daerah Metro Jaya telah menangkap tiga orang pelaku pelecehan, yakni Agung, 28 tahun, Awan, 27 tahun, dan Afriska, 28 tahun. Namun, polisi tidak bisa menemukan bukti kuat bahwa Afriska ikut terlibat, walaupun korban menyebutkan setiap kali dirinya disiksa, Afriska kerap memegangi tubuhnya dan memukulinya. (Baca: Modus Pelecehan Seksual Murid TK Internasional)

Agung dan Awan telah mengakui perbuatannya menyodomi M secara bergantian dalam kesempatan berbeda. Namun, kepada polisi, keduanya mengakui perbuatan bejat itu dilakukan di toilet sekolah. Setelah diperiksa di laboratorium pun, kedua pelaku diketahui terjangkit bakteri penyakit kelamin, yang identik dengan bakteri pada dubur korban. (Baca: Akhir 3 Kasus Pelecehan Seksual Di Sekolah)

Ibu korban yakin bahwa ada aktor utama atau pemimpin kelompok pedofil yang melecehkan anaknya itu. P menganggap aksi keji terhadap anaknya ini dilakukan dengan niat untuk kepuasan seksual dan memang direncanakan para pelaku. "Saya ingin semua pelakunya tertangkap dan kasus ini terungkap seluruhnya." Soal meminta pertanggungjawaban sekolah, ujarnya, baru akan ia pikirkan kalau kasus ini sudah selesai.

PRAGA UTAMA

Topik terhangat:
Pemilu 2014 | Jokowi | Pesawat Kepresidenan | MH370 | Prabowo

Berita terpopuler:
Siswa TK Internasional Diduga Alami Pelecehan
Jokowi dalam Soal Ujian, Pemerintah: Tak Disengaja
Konvensi Demokrat Sudah Antiklimaks


09.35 | 0 komentar | Read More

Jokowi Harus Atur Jadwal Gubernur dan Capres  

Written By Unknown on Rabu, 17 September 2014 | 09.35

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat politik dan kebijakan publik Andrinof Chaniago menilai Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo saat ini harus pandai-pandai mengatur jadwalnya. Alasannya, Jokowi sekarang punya dua tugas, yaitu tugas sebagai gubernur dan calon presiden yang harus rutin melakukan kunjungan politik.

"Jokowi sekarang kan terikat juga dengan tugas politik selain tugas sebagai gubernur. Dia harus bisa mengatur jadwal agar keduanya bisa berjalan seimbang," ujar Andrinof, Selasa, 15 April 2014.

Andrinof menyarankan Jokowi agar membagi waktu kerjanya menjadi dua bagian. Pagi hingga sore, kata Andrinof, difokuskan untuk tugasnya sebagai gubernur, sedangkan malam hari untuk tugasnya sebagai capres.

Menurut Andrinof, sejauh ini Jokowi sudah mengatur jadwalnya dengan cukup baik. Pertemuan dengan Dubes Malaysia Mahatir Mohamad kemarin, misalnya, kata Andrinof, sudah tepat karena berlangsung pada sore menjelang malam.

"Asal jadwal diatur dengan baik, saya rasa tidak akan ada masalah. Jokowi tak bisa fokus pada satu hal saja. Dia harus bisa mengangani kedua tugasnya itu,"ujar Andrinof.

Hal senada diungkapkan oleh pengamat politik Ari Dwipayanan. Ia berkata bahwa Jokowi harus bisa mengatur waktu karena baik tugas sebagai capres maupun sebagai gubernur sama pentingnya

"Dua-duanya harus jalan. Kalau bisa, yang tugas politik, kerjakan malam hari atau akhir pekan. Kalau mendesak, ya ambil cuti," ujarnya. Menurut Ari sendiri, Jokowi sudah cukup konsisten dalam menjalankan tugasnya sebagai capres maupun gubernur.

Kemarin sore, sejumlah wartawan menunggu Jokowi di depan pintu Balai Kota. Jokowi keluar untuk menuju mobilnya yang sudah terparkir di depan Balai Kota. Baru ditanya satu pernyataan terkait bangku besi di taman yang kerap dicuri, Jokowi menjawab sekenanya.

"Kalau itu kan sudah lama, sekarang kan.....," belum selesai Jokowi bicara, tiba-tiba dia kembali berbalik masuk ke ruang kerjanya. "Bapak mau ngapain dulu, Pak?" tanya sejumlah wartawan, tapi Jokowi tetap ngeloyor.

Sebelum berangkat ke Blok G Tanah Abang untuk meresmikan food court pun, Jokowi menunjukkan gelagat hampir serupa. Para awak media memberondongnya dengan sejumlah pertanyaan terkait Jakarta. Namun, dia hanya mendengarkan satu per satu pertanyaan tanpa menjawabnya.

Bahkan, Jokowi sempat sedikit menutupi mulutnya dengan jarinya. "Kamu apa? Kamu? Kamu?" kata dia sambil menunjuk satu per satu wartawan yang bertanya, seolah serius akan menjawab. Di antaranya, ada yang bertanya soal duplikasi anggaran Dinas Pendidikan, proyek monorel, pelaksanaan Ujian Nasional hari ini dan pencurian besi bangku taman.

Namun, Jokowi malah melangkah hendak ke mobil tanpa menjawab. Kembali diberondong pertanyaan, dia hanya mengusap wajahnya sambil tampak mengembuskan nafasnya. Dia kembali melangkah menuju mobilnya. Jokowi baru bisa ditanyai seusai meresmikan food court Blok G Tanah Abang.

ISTMAN MP | NINIS CHAIRUNNISA

Topik terhangat:
Pemilu 2014 | Jokowi | Pesawat Kepresidenan | MH370 | Prabowo

Berita terpopuler:
Siswa TK Internasional Diduga Alami Pelecehan
Jokowi dalam Soal Ujian, Pemerintah: Tak Disengaja
Konvensi Demokrat Sudah Antiklimaks


09.35 | 0 komentar | Read More
techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger