Petugas mengevakuasi korban banjir diperumahan Ciledug Indah, Tangerang, Banten, Selasa (26/10). Hujan yang menguyur sejak Senin (25/10) sore, mengakibatkan ribuan rumah dikawasan tersebut tenggelam. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Sabtu, 19 Januari 2013 | 09:25 WIB
TEMPO.CO, Tangerang - Pengungsi di Masjid Faturahman, Kelurahan Dadap, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang memerlukan obat-obatan untuk penyakit darah tinggi, gatal, batuk dan pilek.Memasuki hari kelima Sabtu, 19 Januari 2013 ini, pengungsi di posko Masjid Faturahman diperkirakan ada 1.000 orang yang masih bertahan. Setiap hari rata-rata-rata setiap hari ada 60 korban banjir yang memeriksakan diri di pos kesehatan di lokasi pengungsian itu.
Data di pos kesehatan sampai Jumat malam, 18 Januari 2013 terdapat 300 orang mengalami sakit. Mereka terdiri; anak-anak, bayi dan orang dewasa. Menurut Direktur RS Mitra Usada Teluknaga, dr. Hendri Wijaya ditemui di lokasi pengungsian mengatakan keluhan korban banjir kebanyakan demam, batuk pilek dan gatal-gatal. "Paling banyak gatal-gatal, tapi kami kekurangan obat darah tinggi,"kata dr. Hendri.
Dokter Hendri menyebutkan obat-obatan dikirim oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang. Stok obat saat ini sangat terbatas, beberapa obat pun ada yang sudah habis. Di posko kesehatan itu siaga dua orang dokter, tiga bidan dan dua tenaga farmasi.
Seorang pengungsi, Anita, 27 tahun mengeluhkan dingin jika malam tiba. Dia membutuhkan selimut dan pampers untuk bayinya, Azriel Hakiki yang baru berusia dua minggu. "Pak kami butuh selimut, anak saya kedinginan kalau malam siangnya badannya panas,"kata Anita kepada Kepala Polsek Teluknaga Ajun Komisaris Endang Sukmawijaya yang kebetulan berkunjung memberikan bantuan logistik.Endang pun berjanji akan mengirim selimut dan pampers bayi yang dibutuhkan. Apalagi di lokasi pengungsi memang banyak bayi.
Lurah Dadap, Subur Jauhari ditemui di lokasi pengungsian Masjid Faturahman Kelurahan Dadap mengatakan banjir melanda kampung yang mayoritas warganya nelayan dan buruh pabrik itu sejak empat hari terakhir.
Ketinggian air mencapai satu meter. Di wilayah itu tercatat ada 13 RW dengan 13.300 jiwa menjadi korban banjir. Dari jumlah itu, hanya 3.000 yang mau mengungsi. Lainnya memilih menunggu rumahnya meski kondisi air merendam rumah mereka. Para pengungsi sementara berada di masjid, dan dua posko pengungsian lain dengan kondisi memprihatinkan.
AYU CIPTA
Anda sedang membaca artikel tentang
Banjir, Pengungsi Dadap Butuh Obat Gatal dan Pilek
Dengan url
http://kotabesarana.blogspot.com/2013/01/banjir-pengungsi-dadap-butuh-obat-gatal.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Banjir, Pengungsi Dadap Butuh Obat Gatal dan Pilek
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Banjir, Pengungsi Dadap Butuh Obat Gatal dan Pilek
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar