Berapa Kenaikan Tiket KRL Ekonomi yang Ideal?  

Written By Unknown on Kamis, 28 Maret 2013 | 09.35

Kamis, 28 Maret 2013 | 08:25 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Pengguna kereta kelas ekonomi mengaku keberatan dengan rencana penghapusan kereta murah tersebut. Para pengguna KRL ekonomi lebih memilih kenaikan tarif KRL ketimbang penghapusan. Berapa kenaikan tiket KRL ekonomi ideal di mata mereka? (Baca: Alasan Kenapa Kereta Ekonomi Dihapus)

"Yang ideal bagi kami tarifnya jadi Rp 3.000 sampai Rp 3.500," kata Lestari, pengguna kereta ekonomi Bekasi-Jakarta Kota, di kantor LBH, Jakarta, Rabu, 27 Maret 2013.

Menurut Lestari, tarif tersebut sebenarnya juga cukup memberatkan masyarakat. Soalnya, kenaikan biaya transportasi itu bakal membuat beban transportasi meningkat 100 persen. Namun, kata dia, kenaikan menjadi Rp 3.500 masih bisa diterima oleh konsumen. "Kalau memang harus dinaikkan maksimal jadi segitu (Rp 3.500)," katanya.

Adapun menurut Anto, 35 tahun, pengguna kereta dari Bekasi, kenaikan tarif kereta yang paling memungkinkan mencapai Rp 3.000. Menurut dia, ambang batas kenaikan tarif maksimal adalah Rp 5.000 karena kemampuan pengguna kereta ekonomi hanya sampai di situ. "Tapi, kalau naik jadi Rp 5.000 saja akan sangat memberatkan," kata dia.

Adapun Anto sendiri mempertanyakan alasan PT KAI untuk menghapus kereta ekonomi. Soalnya, dia menilai alasan kereta yang kerap menimbulkan gangguan tidak bisa diterima secara logika. "Harusnya mereka bisa merawat keretanya agar tetap dalam kondisi baik," kata dia.

Dia juga mempertanyakan uang hasil tiket pengguna kereta ekonomi yang membuat perawatan terhadap kereta jadi tidak maksimal. Dia menilai, alasan PT KAI untuk mengoptimalkan pelayanan juga terlalu mengada-ada. "Kami selalu bayar Rp 1.500, mengapa uang itu tidak untuk perawatan kereta?" ujarnya.

Dia mencontohkan, PT KAI juga tidak pernah memperbaiki persinyalan kereta yang ada, mulai dari Stasiun Cakung hingga Stasiun Manggarai. Soalnya, kereta sering mengalami gangguan lantaran masalah sinyal yang tidak kunjung diperbaiki. Selain itu, perbaikan kereta ekonomi juga disebutnya tidak selesai hingga setahun masa perbaikan.

"Tahun lalu mereka bilang kereta ekonomi pukul 06.45 sementara ditiadakan karena dalam perbaikan, tapi mana realisasinya yang hingga kini tidak kunjung selesai?" ujarnya.

Namun Direktur LBH Jakarta, Febi Yonesta, menilai, kenaikan tarif KRL ekonomi justru bakal memberatkan kemampuan hidup masyarakat. Soalnya, kenaikan tarif itu tidak sebanding dengan meningkatnya pendapatan para pengguna kereta ekonomi. Menurut dia, penghapusan kereta ekonomi bakal membuat pengeluaran masyarakat meningkat dari Rp 72 ribu menjadi Rp 408 ribu. "Itu jelas akan berpengaruh pada tingkat perekonomian," ujarnya.

Sebelumnya, PT Kereta Api Indonesia berencana menghapuskan kereta kelas ekonomi per 1 April 2013. Penghapusan itu disebut sebagai salah satu cara untuk memberikan pelayanan maksimal kepada pengguna kereta secara keseluruhan. Apalagi, kereta ekonomi dinilai sudah tidak layak beroperasi lantaran kondisinya tua dan kerap menimbulkan gangguan perjalanan. Selengkapnya berita soal kontroversi penghapusan KRL ekonomi klik di sini.

DIMAS SIREGAR

Berita Lainnya:
Eyang Subur 'Diserbu' Mantan Pengikutnya
Penyerangan LP Sleman, 'Hidup Kopassus'
Ribuan Mahasiswa asal NTT Eksodus dari Yogya
Kisruh Eyang Subur, FPI Pun Turun Tangan
FPI Dukung Adi Laporkan Eyang Subur ke Polisi


Anda sedang membaca artikel tentang

Berapa Kenaikan Tiket KRL Ekonomi yang Ideal?  

Dengan url

http://kotabesarana.blogspot.com/2013/03/berapa-kenaikan-tiket-krl-ekonomi-yang.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Berapa Kenaikan Tiket KRL Ekonomi yang Ideal?  

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Berapa Kenaikan Tiket KRL Ekonomi yang Ideal?  

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger