Warung Dadakan Pantura Mulai Bermunculan

Written By Unknown on Senin, 29 Juli 2013 | 09.35

TEMPO.CO, Subang -- Puluhan warga Desa Batangsari, Kecamatan Sukasari, Kabupaten Subang, Jawa Barat, beramai-ramai mendirikan warung dadakan di sepanjang jalur utama Pantai Utara (Pantura) arah Jakarta-Cirebon. Ini dilakukan memasuki 10 hari terkahir bulan Ramadan.

Insting bisnis mereka mengatakan bahwa sebentar lagi, keadaan bakal segera ramai karena akan memasuki periode arus mudik. Nah, pada saat itu pula, terbuka peluang berjualan aneka makanan dan minuman instan buat para musafir yang akan pulang kampung, terutama pemudik yang bersepeda motor.

Rusman, salah seorang warga Kampung Kedung Jaya, Desa Batang Sari, mengatakan bahwa dia sudah empat tahun berjualan di warung dadakan arus mudik di jalur Pantura yang menjadi jalur tersibuk sepanjang masa mudik lebaran di Indonesia itu.

"Alhamdulillah, hasil jualan sepanjang arus mudik cukup buat bekal Lebaran," kata dia. Dalam sepekan jualannya, ia berhasil memperoleh keuntungan Rp 3 juta.
Sementara modal yang dikeluarkan buat mendirikan warung dadakan berukuran 2X4 meter dengan bahan baku bambu cukup Rp 1,2 juta dan buat modal belanja barang jualanya hanya Rp 3,8 juta.

Endar, warga lainnya, mengaku hanya berjualan selama arus mudik saja yaitu selama sepekan. Dengan bermodal Rp 1 juta, dia berjualan minuman dan mie instan. Dari bisnis kecil-kecilan ini, ia mengaku bisa meraup keuntungan Rp 500 ribu per hari. "Tapi, yang ramainya hanya dua hari saja yakni saat puncak arus mudik," ujar perempuan berambut ikal itu.

Di ruas jalur Pantura Kedung Jaya, jumlah warga yang berjualan mendirikan warung dadakan mudik lebaranyang dibangun rata-rata diantara tubir sawah dan badan jalan itu, tercatat sekitar 18 orang.
Puluhan warung dadakan lainnya, berderet-deret di ruas jalur Warung Nangka. Dan ada ratusan lainnya yang mendidikan warung sama di sepanjang Pantura mulai dari Gamon, patokbeusi, Pamanukan-Pusakanagara. Tapi, yang paling banyak ada di ruas antara Sukamandi-Ciasem.

Di ruas tersebut, warung-warung dadakannya dibangun di atas lahan yang cukup luas. Tapi, ada juga pemilik warung pinggiran Pantura yang kemudian menyulapnya dengan tambahan fasilitas, misalnya WC, jasa pijat relaksasi dan karokean. "Peminatnya cukup banyak juga," ujar Endang.  

"Untungnya juga lumayan, sehari bisa sampai Rp 1 sampai Rp 2 jutaan." Makanya, dia mengaku berani mengeluarkan modal yang cukup besar untuk memanjakan para calon pengunjungnya saat puncak arus mudik berlangsung.

Kepala Polsek Patokbeusi, Komisaris Junaedi A.R, merespon positif bermunculannya warung dadakan menjelang puncak arus mudik loebaran di jalur Pantura ini. "Kehadiran mereka memang sangat dibutuhkan, terutama untuk berteduh dan berisitirahat bagi para pemudik setelah menempuh perjalanan jaraj jauh," kata dia.

Ia mengaku telah memberikan himbauan agar para pedagang tetap menjaga keamanan, ketertiban dan kebersihan Maklum, lokasi berjualan mereka persisi berada di bahu jalan.

Karenanya, buat jutaan calon pemudik terutama pemudik bersepeda motor asal Jakarta dan sekitarnya menuju Cirebon, Jawa Tengah dan Jawa Timur, mereka tidak perlu merasa khawatir dengan tempat peristirahatan dan persediaan makanan dan minuman saat mejelajah Pantura.

Pada saat arus balik pun, para pemudik tidak perlu merasa khawatir, kehadiran warung dadakan juga akan bisa dijumpai di mana saja di sepanjang Pantura Subang. Sebab, mereka yang semula berjualan di jalur Jakarta-Cirebon, pasca lebaran bakal langsung beringsut ke jalur jurusan Cirebon-Jakarta.

NANANG SUTISNA


Anda sedang membaca artikel tentang

Warung Dadakan Pantura Mulai Bermunculan

Dengan url

http://kotabesarana.blogspot.com/2013/07/warung-dadakan-pantura-mulai-bermunculan.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Warung Dadakan Pantura Mulai Bermunculan

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Warung Dadakan Pantura Mulai Bermunculan

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger