Kesaksian Wartawan Tempo di Kereta Bintaro  

Written By Unknown on Rabu, 11 Desember 2013 | 09.35

TEMPO.CO, Jakarta - Wartawan Tempo, Muchamad Nafi, berada di kereta Commuter Line yang menabrak truk tangki di Bintaro, Jakarta Selatan, Senin lalu. Berikut ini kisahnya:

Jeduarr!! Sebuah benturan keras menghentikan laju kereta. Beberapa penumpang yang berdiri terjengkang. Dalam kekagetan, kami yang di gerbong keempat Kereta Commmuter Line rute Serpong-Tanah Abang hanya menduga-menduga bahwa aliran listrik moda transportasi ini bermasalah. Namun, jeda itu tak lama. Tiba-tiba ada yang menjerit, "Ada kebakaran!"
 
Seketika, rasa kaget berubah jadi cemas. Penumpang berhamburan menuju pintu. Malang, lawang-lawang tersebut tak bergeser satu senti pun. Usaha mendobrak tak berhasil. Seorang petugas yang mengungkit bagian bawah juga tak membuat pintu bergeser. Suara histeris menyeruak. Saya dan beberapa penumpang mencari palu atau kampak untuk memecah kaca. Nihil.

Seorang penumpang berhasil memaksa jendela terbuka. Lubang dua jengkal itu menjadi rebutan untuk keluar.  Sekitar satu setengah menit, pintu baru bisa dibuka. Karena dorongan, ada penumpang yang terjatuh dan luka.
 
Gumpalan asap hitam membubung dari depan kepala kereta yang roboh ke kanan. Dua-empat jepret, sisi kiri kereta kuabadikan dengan telepon genggam. Namun, Saya heran, suasana 'cukup' lengang, ke mana perginya penumpang di gerbong depan? Saya kembali naik kereta, meloncat ke sisi kanan. Rupanya penumpang sudah menyingkir ke arah Masjid At-Taqwa.
 
Tempat ibadah di Jalan Bintaro Permai, Jakarta Selatan ini mulai dipenuhi korban tumbukan kereta dengan tanki bahan bakar minyak itu. Semuanya perempuan. Seorang ibu merintih kepanasan. Jari tangan kirinya terkelupas. Luka bakar lebih parah menimpa kakinya. Celana hitam yang dipakai Bu Darmo itu mengkerut seperti pakaian gosong oleh setrikaan. Segelas air madu kusuapkan ke mulutnya yang mengeriput. "Sabar, Bu. Sebentar lagi dokter datang," saya berusaha menenangkannya.
   
Satu per satu korban lain berdatangan. Ada yang dibawa ke gedung sekolah dasar di seberang masjid.  Saya turun ke jalan, membantu menggotong korban bersama warga di sana. Seorang ibu yang telah banyak beruban terbakar separuh badan. Tak ada daging di tangan kanannya. Nafasnya tersengal-sengal. Satu menit dibaringkan di rumah Tuhan, jiwanya melayang. Kisah lainnya bisa dibaca di Tragedi Bintaro.

MUCHAMAD NAFI

Lihat juga:
Kisah Penjaga Palang Kereta 1: Mual Lihat Mayat  
Kisah Penjaga Palang Kereta 2: Meriang Masuk Angin 
Kisah Penjaga Palang Kereta 3: Pantangan Bertugas 
Kisah Penjaga Palang Kereta 4: Akrab Tragedi


Anda sedang membaca artikel tentang

Kesaksian Wartawan Tempo di Kereta Bintaro  

Dengan url

http://kotabesarana.blogspot.com/2013/12/kesaksian-wartawan-tempo-di-kereta.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Kesaksian Wartawan Tempo di Kereta Bintaro  

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Kesaksian Wartawan Tempo di Kereta Bintaro  

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger